Sejak kecil, Eyliana terbiasa dengan kesepian. Rumahnya bukan tempat bernaung, melainkan medan perang tanpa henti antara kedua orang tuanya. Kematian mereka tidak meninggalkan duka, justru tawa ironis yang melegakan. Berbekal warisan, ia merintis karier sebagai aktris, tetapi popularitas membawa tantangan baru—pengkhianatan, fitnah, dan obsesi gelap dari penggemar.
Saat sebuah tragedi merenggut nyawanya, Eyliana terbangun kembali. Bukan di dunianya, melainkan di dalam komik 'To Be Queen', sebagai Erika, si putri sempurna yang hidupnya penuh kebahagiaan. Ironisnya, kehidupan impian ini justru membuatnya cemas. Semua pencapaiannya sebagai Eyliana—kekayaan, koleksi, dan orang-orang terpercaya—kini lenyap tak berbekas. Eyliana harus beradaptasi di dunia yang serba sempurna ini, sambil bertanya-tanya, apakah kebahagiaan sejati benar-benar ada?
"Haruskah aku mengikuti alur cerita komik sebenarnya?" Pikir Eyliana yang berubah menjadi Erika Serriot
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moonbellss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 Kekhawatiran Saudara
Kepulangan Erika dan Sir Richard di kediaman membuat semua orang khawatir, terutama kedua kakaknya. Apalagi kedatangan Erika dalam bentuk berantakan seperti pakaian lusuh, kotor, dan rambut yang kusut. Tentu saja Richard sebagai pengawal pribadi akan bertanggung jawab atas ulahnya yang membawa Erika keluar tanpa izin dan mendapatkan hukuman lebih berat dari Andreas. Asha dan Rasha yang terkejut dengan penampilan Erika, langsung menyiapkan air hangat untuk nonanya mandi. Sedangkan anak yang dibawa Erika langsung ditangani oleh Robert. Setelah Erika membersihkan diri, ia harus menemui kedua kakaknya di ruang kerja Robert.
“Egh.. aku jadi merasa bersalah menyeret Sir Richard atas kesalahanku. Lalu apa yang harus aku katakan kepada kedua kakakku,” kata Erika yang mondar-mandir di depan pintu ruang kerja Robert.
Sepertinya dia ragu untuk menemui kedua kakaknya karena terlihat jelas wajah marah terlukis di muka mereka, terutama kakak pertamanya. Erika menarik napas lalu mengembuskannya perlahan. Dia mengetuk pintu perlahan.
“Masuk, Erika,” perintah Robert yang langsung menyadari bahwa di balik pintunya adalah Erika.
Kini Erika membuka pintu perlahan dan mengintip sedikit lalu bersembunyi di balik pintu. Ada kedua kakaknya, Sir Mill, dan anak pencuri yang Erika bawa pulang. Mereka semua menatap kedatangan Erika yang mulai melangkah masuk dan menundukkan kepalanya.
“Eri…” panggil Andreas tapi berhenti karena terkejut melihat Erika yang tiba-tiba berlutut dengan kedua kakinya dan mengangkat kedua tangannya seolah-olah sedang menerima hukuman.
“Maafkan saya, Kak Andreas dan Kak Robert. Saya tidak akan mengulanginya lagi. Saya.. saya hanya lelah karena persiapan pesta saya. Saya hanya istirahat sejenak. Lalu…” jelas Erika dengan cepat lalu terpotong oleh Robert.
“Kenapa kau tiba-tiba berlutut seperti itu? Berdirilah, Erika. Kami tidak menghukummu,” perintah Robert yang juga terkejut dengan kelakuan Erika.
“Bagaimana bisa kalian tidak menghukumku? Sir Richard saja dia mendapatkan penangguhan masa kerja selama 1 minggu. Sedangkan saya yang mengajak Sir Richard untuk pergi, tidak mendapatkan hukuman apa pun,” kata Erika dengan cepat dengan posisi yang tidak berubah.
Anak pencuri yang melihat Erika pun berdiri mendekati Erika lalu mengikuti postur badan Erika. Sepertinya dia juga merasa bersalah seperti Erika sehingga dia juga ingin dihukum atas tindakannya.
“Sepertinya kamu paham apa yang terjadi,” tatap Erika ke anak itu. Andreas melihat tingkah aneh adik perempuannya semakin menghela napas berat.
“Eri.. kami akan menghukummu juga, tapi tidak dengan berlutut di depan pintu. Sebaiknya kau duduk di sofa dan dengarkan penjelasan kami,” kata Andreas tegas. Tanpa membantah, Erika dan anak pencuri itu langsung berdiri dan duduk di sofa dengan patuh.
“Erika, kami sudah menyelidiki anak tersebut,” kata Robert sambil duduk di depan Erika.
“Secepat.. itu??” kata Erika yang merasa kagum kepada kakaknya. Ia juga melirik Sir Mill yang berdiri di sebelah Robert. Sir Mill adalah pengawal Robert sekaligus informan seperti pada komik. Tapi kemunculan dirinya di komik juga tidak banyak.
“Dan kami juga tahu hal apa yang terjadi tadi. Termasuk kau terpisah dengan Sir Richard,” kata Andreas dengan tegas membuat Erika terkejut seperti ada fakta yang dia sembunyikan menusuk jantungnya.
“Lalu kau masuk ke gang sempit untuk mengejar dia,” kata Andreas sambil melirik anak 8 tahun itu. “E…” gumam Erika yang merasakan fakta kedua yang menusuk dirinya lagi.
“Lalu kau hampir dibawa segerombolan pria tidak tahu adab,” kata Andreas yang sudah mengatakan fakta ketiga. Erika tidak bisa mengelak lagi karena itu adalah kenyataannya.
“Maaf…” kata Erika menundukkan kepalanya.
“Kami tahu. Kau bosan dan lelah, tapi seharusnya kau bilang pada kami. Aku dan Kak Andreas itu keluargamu. Kami juga walimu selama ayah dan ibu di istana membantu kaisar yang sedang sakit. Jika terjadi sesuatu tanpa sepengetahuan kami berdua akan…” Robert tidak melanjutkan kalimatnya dan menghela napas berat.
“Saya tidak akan mengulanginya lagi,” kata Erika.
“Untuk hukumannya. Kau akan belajar berpedang denganku,” kata Andreas yang berhasil membuat Erika dan Robert terkejut.
“APA??! Kau serius, Kak? Berpedang bukan hal mudah. Selain itu membawa pedang juga butuh surat izin kaisar,” tanya Robert memastikan bahwa Andreas tidak bercanda.
“Yah. Itu benar juga sih,” kata Andreas memegang dagunya sambil berpikir.
“Kalau begitu.. Aku akan mengajarkanmu bela diri tanpa senjata selama aku di sini, sebelum aku kembali ke perbatasan lagi. Lalu ini…” kata Andreas lalu memberikan cincin yang dipakai sebelumnya. Erika melihat cincin itu dengan bingung.
“Apa ini?” Sambil mengambil cincin itu dan melihatnya dengan dekat.
“Pakai itu ke mana pun. Itu adalah senjata rahasia yang aku dapatkan di negara sebelah setelah membereskan pemberontak yang bersembunyi. Kau bisa menggunakannya di jari tengahmu,” kata Andreas sambil menunjuk cincin yang dipegang Erika.
“Senjata? Bagaimana menggunakannya? Tapi ini terlalu besar di jariku,” kata Erika menunjukkan cincin yang terpasang di jari tengahnya. Tak lama kemudian, 'Syuut!' Cincin itu mengecil dan menyesuaikan jari Erika.
“Ha?! Mustahil. Apa ini genre fantasi juga?” kata Erika dengan terkejut sambil melihat cincin itu dan membuat keduanya bingung.
“Apa yang kau bicarakan? Itu adalah sihir. Negara Kerou adalah negara yang menggunakan sihir di kehidupannya,” jelas Andreas menatap Erika yang masih tidak percaya.
Dalam pikiran Erika, di komik tidak menjelaskan negara sebelah apalagi tentang sihir, atau mungkin dijelaskan tapi karena dia belum selesai membaca, makanya dirinya tidak tahu. Menurut Erika, sihir adalah hal aneh yang dia dengar. Tapi dia mulai memahami keadaannya karena dia masuk ke dunia komik saja juga hal aneh menurutnya.
“Ekh.. baiklah. Lalu? Aku harus bagaimana dengan cincin ini?” kata Erika khawatir dengan benda yang baru saja diberikan oleh kakaknya.
“Kau hanya menggosok sekali bagian belakang cincin. Senjata itu cocok untuk melindungi diri jika ada keadaan darurat. Walaupun kuharap kau tidak menggunakannya,” jelas Andreas sambil mempraktikkan cara menggunakannya dengan tangannya sendiri.
Erika meniru gerakan kakaknya, mengusap perlahan cincin yang dia gunakan di bagian telapak tangannya. Setelah itu keluar jarum sepanjang 2 cm di sisi cincin lainnya. Erika yang terkejut melihat cincin itu tidak bisa berhenti menatap.
“Ingat, Erika. Kau akan menggunakan cincin itu di keadaan darurat. Jangan sampai kamu lepas kapan pun. Lalu, aku akan mengajarimu untuk menggunakannya serta pertarungan kecil untuk melarikan diri dari seseorang. Ingat. Untuk melarikan diri, BUKAN MELAWAN,” kata Andreas dengan tegas.
“Dan aku harap kamu juga menggunakannya dengan BIJAK,” kata Robert dengan tegas.
Erika memahami apa yang dimaksud kedua kakaknya. Bijak. Mungkin Robert masih khawatir jika ia menggunakan jarum itu untuk menyakiti diri sendiri atau mengakhiri hidupnya.
“Baiklah. Aku akan menggunakannya dengan bijak dan untuk melarikan diri jika terjadi sesuatu. Tapi bukankah ini berlebihan? Kan ada pengawal yang selalu bersamaku…” kata Erika yang tiba-tiba terdiam karena tatapan kedua mata kakaknya.
Erika merasakan beberapa kilasan di kepala yang menggambarkan kelakuan dirinya selama di sini. Sepertinya dia memahami maksud tatapan tajam kakaknya. Bukan pengawal yang salah tapi dirinya sendiri yang suka melarikan diri dari pengawal hingga membuat seluruh pekerja heboh.
“Ah.. Ekhm.. baiklah. Kali ini aku akan menurut,” kata Erika sambil tersenyum terpaksa.
Di kehidupan sebelumnya dia hanya melindungi dirinya sendiri dan berjuang sendiri. Tapi kehidupan kali ini dia benar-benar dilindungi dan dikhawatirkan oleh keluarganya. Walaupun Erika belum terbiasa tapi dia tersenyum senang sekarang.
“Terima kasih. Aku senang memiliki kakak seperti kalian,” kata Erika menatap kedua kakaknya dengan wajah cerianya. Kehidupan kali ini Erika merasa beruntung.
Setelah pembicaraan di ruang kerja Robert, anak pencuri itu akan dididik dan dibesarkan oleh Robert. Robert akan membawa anak itu ke akademi di bawah pengawasannya. Yah, informasi bahwa orang tua anak itu meninggal saat imigrasi negara karena penyakit dan anak tersebut terpisah dengan saudara kandungnya yang entah dimana sekarang. Anak itu juga tidak bisa membaca ataupun menulis tapi dia sedikit memahami pergerakan manusia dari raut wajah ataupun postur tubuh. Robert mengatakan anak tersebut sebenarnya pintar. Dan akhirnya anak tersebut diberi nama oleh Erika. Ethan. Ya namanya adalah Ethan. Erika terinspirasi nama tersebut karena kehidupan sebelumnya dia membaca komik dan ia jatuh cinta pada Ethan. Karakter Kesatria sekaligus pengawal dari tokoh utama dengan karakteristik tampan, rambut cream, bermata biru dan kuat seperti Sir Richard. Sepertinya Erika sering jatuh cinta kepada karakter pengawal tokoh utama.
“Aku ingin masuk ke komik itu dan menemani Ethan selama hidupnya,” gumam Eyliana dulu saat membaca komik tersebut.
Bersambung...