NovelToon NovelToon
The Phoenix Jade

The Phoenix Jade

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:12.9k
Nilai: 5
Nama Author: Zhuzhu

Setelah dikhianati dan mati di tangan suaminya sendiri, Ruan Shu Yue dibangkitkan kembali sebagai putri keempat Keluarga Shu yang diasingkan di pedesaan karena dianggap pembawa sial.

Mengetahui bahwa dirinya terlahir kembali, Ruan Shu Yue bertekad menulis ulang takdir dan membalas pengkhianatan yang dia terima dari Ling Baichen. Selangkah demi selangkah, Ruan Shu Yue mengambil kembali semua miliknya yang telah dirampas menggunakan identitas barunya.

Anehnya, Pangeran Xuan - Pangeran Pemangku yang menjadi wali Kaisar justru muncul seperti variabel baru dalam hidupnya.

Dalam perjalanan itu, dia menyadari bahwa ada seseorang yang selalu merindukannya dan diam-diam membalaskan dendam untuknya.
***
"A Yue, aku sudah menunggumu bertahun-tahun. Kali ini, aku tidak akan mengalah dan melewatkanmu lagi."

Ruan Shu Yue menatap pemuda sehalus giok yang berdiri penuh ketulusan padanya.

"Aku bukan Shu Yue."

Pemuda itu tersenyum.

"Ya. Kau bukan Shu Yue. Kau adalah Ruan Shu Yu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 16: Menghancurkan Aliansi Keluarga

“Xiao Yue, kau terus keluar dari kediamanmu dan berkeliaran sepanjang hari di sini. Apakah orang tuamu tidak keberatan?”

Lin Muyang menggigit apel yang baru dikirim oleh para pelayan sambil bertanya dengan serius. Sejak mengenal dan tahu bahwa Shu Yue juga teman Ruan Shu Yue, Lin Muyang jadi tidak sungkan.

Begitu pula dengan gadis itu. Hampir setiap hari datang ke Restoran Jiluo untuk menanyakan soal toko-toko yang dikelola olehnya.

“Kau gadis yang belum menikah. Kalau orang lain mendengarnya, kau mungkin akan dicemooh sebagai gadis yang tidak tahu aturan. Reputasimu akan rusak,” tambahnya lagi.

“Aku tidak peduli pada reputasi yang diperjuangkan orang. Selama aku senang, aku bisa melakukan apapun.”

Shu Yue mengangkat bahunya dan menjawab dengan ringan. Mungkin karena dia hidup sekali lagi, dia lebih ingin membebaskan dirinya sendiri.

Dulu dia begitu membatasi diri agar Ling Baichen tidak malu, sepenuh hati menjaga martabat keluarganya. Pada akhirnya, pembalasan yang ia dapat adalah pengkhianatan. Sekarang dia tidak mau lagi mementingkan reputasi yang tidak penting itu.

“Reputasi kosong tidak akan membuatmu hidup dengan baik. Kau lihat para gadis itu, begitu kaku dan malu-malu. Membosankan,” ucapnya.

Lagi pula, Tuan Shu dan Nyonya Shu tidak melarangnya keluar. Keduanya ingin menebus rasa bersalah mereka yang telah mengabaikan Shu Yue bertahun-tahun dengan memberinya kebebasan. Tidak menyuruhnya belajar aturan, juga tidak menyuruhnya menjadi patuh seperti Shu Mengli.

“Ucapanmu ini benar-benar tidak pantas. Bagaimanapun kau adalah keturunan bangsawan. Ayahmu menjabat sebagai kepala sensor kerajaan, mengawasi perilaku para pejabat. Tapi kau malah berkeliaran tanpa aturan. Jangan sampai Tuan Kepala Sensor Kerajaan marah.”

“Ayahku sedang sibuk menegur si gendut dan keluarganya. Tidak ada waktu mengurusiku.”

“… Andai saja dulu Ruan Shu Yue juga lugas sepertimu, hidupnya mungkin tidak akan berakhir begitu saja.”

Shu Yue hanya menyunggingkan seulas senyum tipis yang sangat samar. Shu Yue pernah kehilangan dirinya sendiri, ia tak ingin lagi mengalaminya.

Ling Baichen dan Shen Jia harus hancur bersama. Kedua orang itu harus mendapatkan ganjaran atas dosa-dosa mereka terhadap dirinya di masa lalu.

“Mau bagaimana lagi, orangnya sudah meninggal. Kita hanya perlu membantunya membalas dendam saja.”

“Apa rencanamu selanjutnya?”

“Aku ingin menghancurkan aliansi pernikahan Keluarga Shen dan Keluarga Ling.”

Lin Muyang tersedak dan buru-buru meminum secangkir air. Matanya yang jahil menatap serius gadis berpakaian putih tulang itu.

Sudahlah jika hanya mengambil kembali semua toko mas kawin Ruan Shu Yue, gadis ini juga ingin mengacaukan rumah tangga mereka?

“Pepatah berkata lebih baik menghancurkan sebuah pagoda daripada menghancurkan sebuah pernikahan. Kau tidak takut mendapatkan karma?”

“Karma? Balasan untuk pengkhianat yang tidak tahu malu adalah kehancuran. Mereka yang mengkhianati Ruan Shu Yue lebih dulu. Aku hanya ingin membalas dendamnya.”

Keluarga Shen, meski adalah kerabat dari Janda Permaisuri yang beraliansi dengan Keluarga Ling, sekarang tidak terlalu dipandang.

Di pengadilan, Pangeran Xuan membersihkan sisa faksi politik yang menentang Kaisar Muda. Ada banyak pejabat rekomendasi Keluarga Shen dipecat dan dihukum. Selain itu, keluarga itu sedang sekarat karena krisis keturunan.

Shen Jia adalah anak perempuan mereka, namun bukan putri sah. Dulu mungkin sangat terpandang. Namun setelah masuk Kediaman Ling dan menjadi selir, statusnya jelas turun derajatnya.

Keluarga Shen mengandalkan Ling Baichen, berharap agar keturunannya bisa memiliki jabatan di pemerintahan. Sedangkan Ling Baichen, karena dia sangat mencintai Shen Jia, dia suka diam-diam mengatur orang untuk menempatkan orang dari Keluarga Shen di pengadilan.

Shu Yue ingin menghancurkan aliansi pernikahan kedua keluarga itu. Jika Keluarga Shen dan Keluarga Ling tidak harmonis, maka hubungan antara Ling Baichen dan Shen Jia juga akan retak. Wanita penggoda yang murahan seperti Shen Jia tidak akan tahan melihat langitnya runtuh dan bangkrut.

Lin Muyang menghela napasnya. Dibandingkan dia, Shu Yue terlihat punya dendam yang paling besar terhadap Adipati Muda Ling. Bahkan sampai membuatnya ingin menghancurkan pernikahan.

Apakah perasaan antar wanita selalu sedalam itu? Meski bukan saudari yang dilahirkan dari rahim yang sama, tapi begitu setia kawan? Dalam hal ini, Lin Muyang kalah. Dia kalah tegas dan kalah pintar.

“Lalu bagaimana caramu menghancurkannya?”

“Caraku tak akan kau pahami. Kau urus saja semua toko yang tersisa. Jangan biarkan Ling Baichen mendapat keuntungan apapun.”

Setelah berbicara, Shu Yue keluar dari ruangan itu. Restoran ini semakin siang semakin ramai. Bau masakan bercampur dengan parfum para pengunjung.

Terasa sangat hidup. Seorang pemuda berpakaian hitam dan membawa pedang tiba-tiba menghampirinya.

“Nona, Tuan kami mengundang Nona minum teh bersamanya,” ucapnya.

Shu Yue mengernyit. Dia pernah melihat pemuda ini. Pemuda itu pastilah bawahan dari pria bertopeng yang datang bersama Xiao Yan.

“Pimpin jalannya.”

Dugu Cheng mempersilakan Shu Yue masuk ke dalam ruang kelas pertama Restoran Jiluo. Ruang itu berada di lantai tiga, merupakan ruang dengan biaya sewa paling mahal.

Di sana lebih tenang karena tidak semua orang bisa memasukinya. Hanya orang-orang kaya dan berkuasa yang mampu menyewa ruang pribadi seperti itu.

Pria bertopeng itu sedang duduk menyeduh teh. Ada hidangan yang masih panas tertata di meja. Seperti biasa, dia memakai topeng separuh wajah yang terlihat pas dengan fitur wajahnya.

Rambutnya yang sehitam tinta terurai dengan rapi, menampilkan sisi luar biasa yang mengesankan.

“Nona Keempat, silakan duduk,” ucap Pei Yuanjing. “Tenang saja, ini ruang pribadi. Tidak ada yang akan mengenalimu.”

Shu Yue kemudian duduk di hadapan Pei Yuanjing. Pertemuan mereka berawal dari ketidaksengajaan. Namun anehnya, Shu Yue justru merasa sangat tidak asing dengannya. Seolah-olah, dia adalah teman lama yang sudah sangat lama tidak berjumpa.

Ia menatapnya. Shu Yue langsung teringat pada ucapan Xiaohe saat gadis pelayan itu sudah bisa bicara dengan normal.

Shu Yue bertanya pada Xiaohe tentang apa yang terjadi setelah dirinya meninggal. Namun, jawaban dari Xiaohe justru sangat mengejutkan dan di luar dugaannya.

“Saat Nyonya Ruan meninggal, aku dikunci di gudang kayu. Aku baru dibebaskan saat hari hampir fajar. Namun, aku sama sekali tidak bisa melihat jasad Nyonya Ruan. Hanya ada peti mati kosong di aula duka.”

Saat mendengar itu, Shu Yue tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Namun, ia masih ingin mendengar lebih jelas detailnya.

“Keesokan harinya, aku mendengar para pelayan di kediaman berbisik soal kematian Nyonya Ruan. Mereka bilang pada malam itu setelah Nyonya Ruan meninggal, Pangeran Xuan datang dan memarahi Tuan Adipati. Kemungkinan, jasad Nyonya Ruan dibawa pergi olehnya.”

“Jadi maksudmu, Ling Baichen melakukan pemakaman kosong?”

“Kemungkinan besar seperti itu, Nona. Namun, Tuan Adipati tidak mungkin menceritakan hal yang sebenarnya karena yang dia hadapi adalah Pangeran Xuan.”

“Lalu bagaimana dengan Putri Zhaoning? Aku pernah melihatnya ribut di depan kediaman Adipati Muda Ling saat aku kembali ke ibu kota.”

“Ini… Xiaohe juga tidak tahu. Karena ditegur dan dimarahi oleh Pangeran Xuan, Tuan Adipati tidak dipersilakan pergi ke pengadilan selama sebulan.”

Shu Yue menahan semua perasaan aneh tersebut. Hatinya bertanya-tanya, mengapa Pangeran Xuan datang ke kediaman Ling Baichen dan membawa pergi jasadnya?

Pemuda bertopeng di depannya ini, jelas adalah Pangeran Xuan – Pei Yuanjing, sang Pangeran Pemangku. Shu Yue tidaklah bodoh.

Sejak hari itu, dia sudah bisa menebak identitas pemuda bertopeng ini, juga bisa menebak identitas Xiao Yan. Hanya mereka yang memenuhi kualifikasi memasuki kediaman orang dengan santai bahkan membuat pemilik kediaman tidak berdaya.

Namun, Shu Yue lebih penasaran akan alasan mengapa Pei Yuanjing membawa pergi jasadnya dari tangan Ling Baichen, juga mengapa Putri Zhaoning membelanya. Para orang mulia dari istana Kerajaan Dongyu ini satu per satu melibatkan dirinya ke dalam hidupnya.

“Sungguh suatu kehormatan bagiku diundang minum teh bersamamu, Yang Mulia.”

Pei Yuanjing berhenti mengaduk tehnya sejenak, lalu tersenyum. Mustahil jika terus menyembunyikan identitas tanpa ketahuan.

Shu Yue yang berbeda dengan rumor ini nyatanya adalah gadis berpenglihatan jeli dan tajam. Matanya itu bukan sekadar penghias wajah saja.

“Nona Keempat memang luar biasa,” ucap Pei Yuanjing sambil menaruh secangkir teh racikannya di depan Shu Yue. “Nona Keempat, silakan diminum.”

Alih-alih meminumnya, Shu Yue malah menatap teh tersebut dalam diam. Kelopak matanya naik, menatap lurus Pei Yuanjing yang masih terlihat tenang meski sudah ketahuan.

Pengendalian dirinya yang luar biasa ini membuat Shu Yue kagum. Memang pantas menjadi Pangeran Pemangku yang berkuasa.

“Tehnya tidak enak? Apakah keterampilanku yang kurang ini membuat Nona takut?”

“Tidak juga. Teh yang diseduh oleh Yang Mulia pastinya punya rasa luar biasa. Hanya saja aku belum pantas meminumnya.”

“Keponakanku nakal. Aku mewakilinya meminta maaf padamu jika dia sudah membuatmu tidak nyaman.”

“Yang Mulia tidak perlu meminta maaf. Kau membawa Kaisar Muda keluar istana karena tidak mau membuatnya menangis. Naluri anak kecil selalu seperti itu.”

“Kalau begitu, kenapa kau tidak meminum tehnya?”

“Jika Yang Mulia berkenan menjawab pertanyaanku, aku akan meminum teh Yang Mulia.”

“Oh? Tawar menawar denganku?”

Ucapannya dingin, tapi jelas bukan sebuah penolakan. Shu Yue entah mendapat keberanian dari mana berbicara begitu lancang pada orang mulia ini.

Mereka bilang Pangeran Xuan tidak mudah dihadapi. Tapi menurutnya, dia orang yang cukup mudah diajak bicara.

“Yang Mulia bisa menghukumku jika merasa ucapan dan tindakanku sudah lancang.”

Sudut bibir Pei Yuanjing terangkat. “Aku yang mengundangmu, maka aku tidak keberatan. Katakan saja jika ada sesuatu yang ingin kau tanyakan.”

“Yang Mulia, apakah Yang Mulia mengenal Ruan Shu Yue?”

1
A
simple aja prtanyaannya thor, kapan pelakor ini jadi ubi?
Sun Flower: kapan yaa?
total 1 replies
Biyan Narendra
Belum tau aja Shen Jia,kalo karma sedang berjalan ke arah nya dan Ling Baichen.
Sun Flower: biar senang dulu nanti susah
total 1 replies
Biyan Narendra
Rasaiiiiiin
Emang enak di tampar kenyataan
Dwi Agustina
Definisi tak tau diri tingkat dewa, sdh rebut suaminya, kedudukannya, membunuhnya masih pula ambil hartanya msh sombong bhw bisa hidup kaya tanpa harta peninggalan ny. Ruan eh skrg mau memfitnahnya😡😡😡😡
Sun Flower: nanti dapet balasan
total 1 replies
sahabat pena
knapa ya makhluk yg selalu berpikir pakai logika klo sdh jatuh cinta jd orang yg bodoh? udah gitu jatuh pd pasangan yg salah dan mengorbankan seseorang yg tulus. bikin greget aja 🤣🤣🤣🤣 rasanya pingin di ketok palu itu Kepala nya🤣🤣🤣ayo shu yue balas sakit hati mu💪💪💪💪balikkan kembali nama baik ruan🤣🤣🤣up nya kurang byk kakak ku tersayang 🤣🤣🤣✌✌✌💪💪💪
sahabat pena: wkwkwk🤣🤣
total 4 replies
A
kaisar keciiil aku mendukungmu🥰
Sun Flower: mau jadi makcomblang xiao yan tuh keknya
total 1 replies
A
lagi2 ftonya gamau kebuka thor
Biyan Narendra
Keponakan lucknut
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Sun Flower: makcomblang versi mini
total 1 replies
Biyan Narendra
Ada yg tidak terkendali
Biyan Narendra: perasaan
😁😁😁
total 2 replies
sahabat pena
mereka klo jadi pasangan bener2 cocok lah sama sama misterius 🤣🤣🤣🤣 hrs di satukan... biar bisa mengulik rahasia masing-masing. punya ponakan yg mulut nya ember hrs di sumpel pke permen 🤣🤣🤣🤣🤣.
sahabat pena: wkwkwk 🤣🤣🤣
total 2 replies
Dwi Agustina
Dia suka semua nona shu tp yg lenih disukainya y km 🤭
Sun Flower: belum belumm confess
total 1 replies
Tracy Kay Gabriela
mampir thor
Machsunatul Istianah
tambah seru nih👍
Andi Ilma Apriani
crazy up thoorr
Biyan Narendra
MAMPUS
A
belum selesai tontonan nya thorr. lanjuuutt😇
Fransiska Husun
keren banget thor
Dwi Agustina
Dibayar tunaaaaaaai😍👍👍👍
Andi Ilma Apriani
lanjuuuttt thoorrr
Sun Flower: meluncurr
total 1 replies
A
sejauh ini bagus thor. lanjutkan yaaa semangaattt
Sun Flower: selalu semangat otor mah
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!