Rosa Casario, meninggalkan semua kemewahan dari keluarganya demi menikahi pria yang sangat dia cintai, Andre. Namun Lima tahun berlalu tanpa ada masalah berarti, Rosa mendapatkan pesan dari seseorang, memintanya datang ke sebuah hotel bahkan memberikan kartu kamar hotel.
Ternyata, dia memergoki suaminya Andre sedang bercumbu dengan Sandra. Teman baiknya dan juga anak ibu asrama tempat dia tinggal saat kuliah dulu.
Bak disambar petir. Hati Rosa sungguh hancur. Namun dia berusaha memberi suaminya kesempatan, hanya saja ternyata sang suami benar-benar menyembunyikan perselingkuhan itu. Rosa pun memutuskan untuk pergi, dan merencanakan sesuatu yang akan membuat suaminya menyesal sepanjang waktu, dengan bantuan seseorang yang pernah menyatakan cinta padanya saat mereka kuliah dulu. Meski sempat menghilang beberapa tahun, pria itu kembali datang membantunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16. Steven yang Terus Terang
Rosa masih duduk sambil melihat bagaimana telatennya Steven membacakan dongeng untuk Violet, bahkan tertidur juga di samping Violet.
Begitu melihat keduanya tak bergerak lagi untuk waktu yang lama. Rosa beranjak dari sofa, dan mendekati keduanya.
Senyum merekah di bibir Rosa. Bagaimanapun, melihat pemandangan di depannya itu membuatnya merasa sedikit terhibur, setelah beberapa masalah yang datang padanya belakangan ini. Masalah yang sebelumnya tak pernah ada, sekalinya ada, masalah itu begitu besar dan menghancurkan hatinya bahkan rumah tangganya selama lima tahun ini dengan Andre.
Melihat buku cerita yang ada di dada Steven. Rosa berpikir, mungkin buku itu sedikit berat. Meski hanya sekitar 70 halaman saja, tapi itu cukup tebal. Mungkin Steven kurang nyaman.
Rosa pun mengarahkan tangannya ke arah buku itu, dengan sangat hati-hati menyentuh ujung nya. Niatnya hanya ingin menariknya dan menyingkirkan buku itu dari atas dada Steven. Tapi tangannya malah tidak sengaja menyentuh Steven.
Grepp
Brukk
Steven meraih tangan Rosa dan menariknya. Hingga Rosa terjatuh di atas tubuh Steven.
"Maafkan aku, aku...."
"Ssssttttt!" Steven meletakkan jari telunjuknya di depan bibir Rosa.
Dan itu membuat Rosa langsung menutup rapat mulutnya. Gerakan kedua bibir Rosa yang mengatup itu membuat benda kenyal dan lembut itu tidak sengaja menyentuh jari telunjuk Steven.
Glekk
Dengan susah payah, pria itu menelan salivanya.
Rosa yang merasa posisi mereka tidak etis pun segera berusaha untuk bangun, tapi malah usahanya itu membuatnya harus menjadikan dada Steven sebagai tumpuan kedua tangannya.
Deg
Deg
Semakin kencang pula debaran jantung pria itu. Yang bahkan terasa di kedua telapak tangan Rosa.
Rosa yang merasa sangat canggung segera bangkit dan menjauh dari tempat tidur itu.
"Aku tidak sengaja" katanya lagi yang masih tidak enak hati.
Steven bangun, dan membenarkan selimut Violet.
"Biarkan dia tidur, bagaimana kalau kita tunggu dia bangun sambil mengobrol di balkon?" tanya Steven yang di angguki canggung oleh Rosa.
Begitu mereka berada di balkon, untuk beberapa saat suasana kembali hening.
"Violet anak yang sangat lucu" kata Steven memulai pembicaraan.
"Kamu sendiri, apa sudah menikah? atau sudah punya..."
"Aku masih menunggumu!" sela Steven yang langsung membuat Rosa terdiam.
Rosa mengalihkan pandangannya ke arah depan. Rasanya dia tidak ingin percaya pada ucapan Steven. Tapi pria itu memang pernah menyatakan cinta padanya dulu, sayangnya sebelum Rosa memberikan jawaban. Pria itu sudah pergi, ayahnya meninggal. Dan dia harus meneruskan bisnis keluarga di luar negeri.
"Sudah semakin sore, mungkin sebaiknya aku membawa Violet pulang saja" kata Rosa yang sungguh tak ingin melanjutkan percakapan mereka yang sudah mulai sangat canggung itu.
"Jangan lakukan itu, Rosa! dia baru tidur. Nanti bisa sakit kepala. Dan dia akan badmood sampai malam, mungkin akan membuatnya sulit tidur di malam hari!" kata Steven yang membuat Rosa tertegun.
Kenapa Steven bisa tahu banyak hal tentang anak-anak.
"Kamu tahu banyak tentang anak-anak..."
"Begitu aku tahu kamu sudah punya anak. Aku mempelajari banyak hal tentang anak-anak. Aku ingin menjerat ibunya lewat anaknya" kata Steven jujur.
Rosa kehabisan kata-kata. Kenapa pria di sampingnya itu terus saja membuatnya merasa canggung.
"Bisa kita bicarakan hal yang lain saja?" tanya Rosa.
Steven mengangguk paham.
"Di kota S, tempat dimana aku berencana membawamu dan Violet. Disana ada beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang design dan produksi perhiasan custom. Kamu bisa mulai karirmu disana. Aku yang akan menjaga Violet di rumah!" kata Steven yang lagi-lagi membuat Rosa kehabisan kata-kata.
"Hentikan candaan itu Steven! aku masih punya cukup tabungan, mungkin kalau untuk menyewa rumah atau..."
"Lalu suamimu akan tahu dimana kamu berada, karena dia melacak kartu kredit itu, atau akun bankmu itu?" sela Steven.
Rosa terdiam.
"Tidak membawa apapun, bahkan pakaian ganti untuk Violet saat pergi. Itu akan memberikan pukulan yang besar dan sakit pada Andre. Percayalah padaku, aku pria. Aku bisa merasakan rasa sakit akibat kehilangan seseorang yang sangat aku cintai"
Rosa kembali terdiam.
"Baiklah, tapi setelah aku pinya pekerjaan..."
"Setelah kamu punya pekerjaan, lakukan apa yang kamu suka. Lakukan apa yang kamu inginkan!" kata Steven lagi.
Rosa mengangguk setuju.
"Oh ya, lima hari lagi. Nenek Nesia ulang tahun, ayah dan ibumu mungkin akan ada disana. Tidak ingin kesana?" tanya Steven.
Rosa sebenarnya sangat ingin. Tapi sungguh, dia tidak punya keberanian itu. Dia tidak memiliki keberanian untuk mengangkat kepalanya dan menatap ayah dan ibunya lagi. Setelah lima tahun lalu, dia dengan sadar meninggalkan kedua orang tuanya itu. Demi Andre.
"Aku, tidak... aku rasa tidak perlu. Jika kamu bertemu dengan mereka. Tolong foto mereka...." air mata Rosa jatuh, "aku ingin lihat bagaimana mereka setelah lima tahun" lanjutnya sambil menyeka air matanya.
Steven mengangkat tangannya. Dia sungguh ingin mengusap punggung Rosa. Tapi dia mengurungkan niatnya itu. Dia kembali menarik tangannya. Karena dia tahu, Rosa bukan wanita yang mudah menerima simpati dari orang lain.
Jika bukan Nesia yang membujuknya demi Violet. Rosa bahkan tidak mungkin menerima bantuan dari Steven. Dia sungguh ingin melihat Andre menyesal, tapi tidak ingin anaknya terlantar juga. Dan Steven menawarkan tempat yang baik. Dan Rosa yakin, dengan kekuasaan Steven sekarang. Akan butuh waktu, bahkan butuh ijin dari Steven untuk Andre bisa menemukan jejak mereka nanti setelah pergi.
"Baiklah, aku akan berfoto dengan mereka. Ini demi kamu. Kamu tahu kan, aku tidak suka di foto. Tapi demi satu-satunya wanita yang ada di hatiku. Baiklah, lupakan itu prinsip dan arogansi" ujarnya sambil mendongak melihat ke arah langit biru itu.
Rosa menoleh, pria di sampingnya itu sungguh tidak pernah berubah sama sekali. Tetap bicara dengan sangat arogan, meski sebenarnya sedang mengalah darinya. Seandainya dulu pria itu tidak pergi, mungkin pilihan Rosa memang bukan Andre.
***
Bersambung...
blmagi yg godain, ngerasa g mau cape. mau enaknya aja. bege. pea
emang ga terngiang ngiang desahan dan teriak. mereka pas lagi bercinta
OMG