Aether

Arsen sekarang sudah duduk di samping Axel yang juga menonton dari tribun.

Mereka akan menonton pertandingan Aska melawan Zareth yang merupakan dua keturunan mulia yang memiliki dua elemen sekaligus.

Pertarungan ini merupakan pertarungan terakhir yang dimana setelahnya akan ada penghargaan kepada para juara.

Zareth dan Aska bersalaman dan menuju sudut masing masing.

“Steady!! Fight!!”

Arsen menatap pertarungan itu dengan sangat fokus.

Aska langsung memulai dengan menggunakan kecepatan petirnya dan mengelilingi Zareth sedangkan Zareth hanya diam tanpa melakukan apapun.

Secara tiba tiba Aska langsung menyerang Zareth dari belakang dengan tangan yang memegang gumpalan petir.

Petir yang berada di tangannya itu juga merusak lantai arena karena petir itu bercabang.

Namun ketika Aska berada di belakangnya Zareth hanya bergerak sedikit dan menarik tangan itu dan menendang perut Aska dengan sangat keras.

Tendangan itu dilapisi petir yang membuatnya sangat keras ketika mengenai Aska.

Aska yang terkena serangan langsung mundur dan menjaga jarak.

Ia memperikirakan serangan selanjutnya.

Ia langsung bergerak secepat kilat dan menyerangnya dari samping.

Sedangkan Zareth meladeninya dan juga menyerangnya dengan kecepatan kilat.

Terjadilah pertarungan itu.

Yang seperti dua cahaya yang saling mengejar dan menabrak satu sama lain.

Mereka terus melakukan itu sampai beberapa saat sampai akhirnya Aska terlempar ke lantai arena sampai membekas.

Zareth kembali menyerang dengan menyambarkan petir ke Aska.

Aska yang terkena sambaran tersebut terseret ke belakang sampai membekas seretan tersebut di lantai arena.

Zareth kembali menyerang dengan petir yang ia pegang di tangannya.

Petir ini berbeda dengan petir yang tadi dipegang oleh Aska.

Petir yang sebelumnya adalah petir yang digumpalkan di tangannya sedangkan petir yang kini ia pegang adalah lightning bolt yang mirip seperti tombak.

Ia melemparkannya ke arah Aska yang membuat Aska harus menghindar.

Aska melompat ke depan tepat waktu. Namun ledakannya membuatnya terlempar.

Zareth menggunakan bebatuan dari lantai arena dan menggerakkannya untuk menabrak Aska dengan teknik telekinesisnya.

Aska terhuyung ke sana kemari.

Sampai akhirnya Zareth menggerakan dua batu besar sekaligus untuk menjepit Aska dari kanan dan kiri.

Kemudian disusul dari depan dan belakang.

Ia kini terhimpit dari dua sisi.

Zareth langsung melayangkan tubuhnya dan mengumpulkan petir di kedua tangannya.

Sedangkan Aska masih mencoba mengeluarkan tubuhnya dari himpitan kedua batu ini.

Aska mulai menggunakan teknik apinya untuk membuat ledakan dan melepaskan diri dari batu ini.

Boom!!

Ia berhasil melepaskan diri dan langsung menerjang menuju Zareth.

Namun itu adalah kesalahan fatal.

Zareth sudah menyelesaikan petir yang dikumpulkan di tangannya.

Ia langsung menembaknya ke arah Aska yang sedang menerjang ke arahnya.

BOOMMM!!

Ledakan besar terjadi.

Terlihat dari balik asap debu yang tebal ada satu orang yang masih berdiri.

Ketika asap itu memudar barulah terlihat.

Zareth Aleanzo lah yang menjadi pemenangnya.

“Pemenang Zareth Aleanzo, Medis masuk” ucap sang wasit dan memberikan perintah kepada medis.

Luka bakar muncul di dada Aska.

Luka tidak akan berbekas jika memenuhi dua syarat yaitu jika ditangani sebelum 24 jam dan jika sang korban masih memiliki Kodra di dalam tubuhnya.

Jika salah satu syarat itu tidak terpenuhi maka luka itu akan membekas.

Karena jika 24 jam maka kodra yang ada di dalam tubuhnya akan menganggapnya sebagai perubahan tubuh. Bukan sebagai luka yang harus disembuhkan, dan Kodra yang mengira itu perubahan tubuh akan menetapkan itu sebagai bentuk tubuh yang baru.

Namun sang korban juga harus memiliki Kodra yang tersisa di tubuhnya.

Karena Kodra nya lah yang akan menahan perubahan sebelum 24 jam itu.

Tapi kalau memang sudah 24 jam namun tidak ditangani padahal dia memiliki Kodra maka Kodra itu lah yang akan berbalik menjadikan luka itu sebagi permanen.

Tapi jika dia tidak memiliki Kodra tapi tidak ditangani langsung maka luka itu akan menjadi permanen.

Karena Kodra yang baru terkumpul menganggap itu tubuh yang asli dan langsung menyembuhkan tapi juga menjadikan luka itu permanen.

Mereka langsung membawanya ke ruang perawatan dan mengurusnya.

Pasti sangat sakit menjadi Aska karna harus kalah dihadapan orang ibunya sendiri.

Yah tapi lebih kasian Arsen lah.

Ia menang namun tak punya orang tua untuk merayakannya.

“Sekarang waktunya pembagian penghargaan kepada para pemenang”

Ucap sang pembawa acara mengumumkan bahwa sekarang sudah waktunya untuk memberi penghargaan kepada para pemenang.

“Elemen Tanah dimenangkan oleh Jack Groll dari kelas 3-B”

“Elemen Cahaya dimenangkan oleh Kailee Stars

dari kelas 3-A”

“Elemen Kegelapan dimenangkan oleh Blake Void dari kelas 2-E”

“Elemen Angin dimenangkan oleh Herald sylph dari kelas 3-E”

“Elemen Air dimenangkan oleh Arsen dari kelas 1-A”

“Elemen Api dimenangkan oleh Axel von seravia dari kelas 1-A”

“Dan terakhir Elemen petir dimenangkan oleh Zareth Aleanzo.

Dimohon kepada Nyonya Vera Aleanzo untuk memberikan penghargaan kepada pemenang yang telah memenangkan pertandingan.”

Nyonya Vera memang jarang jarang ikut menonton turnamen tahunan dari Akademi Aetheris.

Orang berspekulasi sepertinya karena tahun ini ada Aska yang mengikuti turnamen ini juga.

Seluruh pemenang pun langsung menuju tengah arena untuk dibagikan penghargaannya.

Arena yang tadinya hancur hancuran pun sudah bersih kembali karena mereka memiliki teknologi pembersihan sendiri.

Mereka berbaris memanjang sesuai urutan yang tadi disebutkan.

Axel yang berada di sebelahnya membisik.

“Kutagih jatahku nanti malam”

Arsen pun teringat dengan janjinya kepada Axel yang membuat wajahnya langsung memerah seperti tomat.

Sedangkan Nyonya Vera kini sudah berada di hadapan Zareth dan memasangkan medali di lehernya.

Terus begitu sampai akhirnya giliran Arsen.

“Selamat Arsen.

Kau begitu hebat hari ini, aku berharap kita bisa bekerja sama kedepannya” ucap Vera dan berlalu menuju Axel.

Arsen pun terkejut dengan ucapan Nyonya Vera yang menyebut namanya.

Nyonya Vera mengingat namanya yang baru sekali disebutkan tadi?.

Dan juga katanya ia menantikan kerja sama dengannya yang berarti ia berharap ia menjadi salah satu anggota Neoptolemus. Atau bahkan menjadi salah satu Permata Dewa.

Mereka pun selesai dengan pembagian hadiah mereka.

Arsen masih menatap ke Medali yang baru saja ia dapatkan.

Ia mendapatkan ini hasil dari keringatnya sendiri selama beberapa tahun.

Axel langsung merangkulkan tangannya ke Arsen.

“Aku tidak sabar untuk menikmati hidangan di depanku ini malam nanti” ucap Axel sambil menggoda Arsen.

Arsen pun langsung malu malu.

Ia berharap ia tidak membuat kesepakatan itu kemarin, ataupun ia berharap Axel tidak sekuat itu sampai bisa memenangkan pertandingan ini.

Telinganya memerah dan terasa hangat.

Ia juga berharap bahwa ia bisa selamat malam ini dan Axel tidak terlalu rakus dan ganas.

“Arsen!” Panggil seseorang dari belakangnya.

Ia sangat berterima kasih bagi siapapun yang memanggilnya saat ini dan menyelamatkannya dari Axel ini.

Namun saat ia berbalik ke belakang ia malah semakin terkejut dengan orang yang baru saja memanggil dan menyelamatkannya.