Mengandung benih kekasih sahabatnya sendiri, sungguh bukanlah hal yang pernah terbayangkan oleh Meisya. Akibat obat perangsang yang tanpa sengaja ia minum di acara party membuatnya terjebak melewatkan malam panas bersama Kenzo. Teman sekaligus kekasih dari sahabat baiknya.
Niat hati ingin melupakan kejadian malam panas bersama Kenzo, Meisya justru mendapatkan kenyataan pelik karena ia dinyatakan hamil tepat sebulan setelah kejadian malam kelam itu.
“Menikahlah denganku demi anak kita, setelah anak kita lahir, kita akan berpisah.” Kata Kenzo ingin bertanggung jawab.
Tak punya pilihan, Meisya menerima tawaran Kenzo. Dengan syarat menutupi pernikahan mereka dari Bianca karena Meisya tidak ingin menyakiti hati Bianca bila dia mengetahuinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MBKS 16 - Demi Anakku
Kenzo sudah pergi dari apartemen Meisya sambil tersenyum sendiri saat berjalan. Entah mengapa dia senang sekali melihat kekesalan di wajah Meisya tadi. “Setidaknya aku udah mastiin dia dan anak kami baik-baik aja. Bukan hanya itu aja, aku juga udah mastiin kalau mereka udah kenyang dan gak kelaparan malam ini.” Gumam Kenzo dalam hati.
Di dalam apartemen, Meisya mengusap dada mengingat sikap Kenzo tadi pada dirinya. Sikap Kenzo cukup berhasil menguji dirinya. Meski begitu, Meisya kagum pada pria itu karena bisa memasak makanan dengan rasa yang enak untuk dirinya.
“Sejak awal aku mengenalnya, dia memang suka sekali perhatian pada siapa aja termasuk aku. Sikapnya yang seperti itulah yang suka membuat banyak teman wanita kami salah paham dengan sikapnya.” Gumam Meisya. Mengingat sikap Kenzo yang seperti itu, rasanya Meisya harus bisa mengontrol dirinya dengan baik agar tidak terbawa perasaan dengan Kenzo.
“Sekarang ini, dia hanya baik dan perhatian kepadaku karena anak kami. Bukan karena diriku.” Gumam Meisya. Setidaknya dia harus sadar diri dengan hal yang satu itu. Jangan sampai dia terbawa perasaan dengan kebaikan Kenzo pada dirinya.
Beberapa hari berlalu, Kenzo masih saja datang ke apartemen Meisya untuk memastikan Meisya dan janinnya baik-baik saja. Bahkan Kenzo juga selalu memasakkan makanan yang diinginkan Meisya setiap kali ia datang ke sana. Karena sudah terbiasa menikmati masakan Kenzo, membuat Meisya jadi ketagihan untuk memakan masakan Kenzo setiap malamnya.
Namun sayang, untuk malam itu Meisya tak dapat menikmati masakan buatan Kenzo seperti sebelumnya karena hari itu Kenzo mendapatkan job di luar kota bersama dengan Bianca. Karena tidak mungkin bisa merasakan masakan Kenzo malam itu, Meisya hanya bisa menahan keinginannya.
“Kita makan makanan buatan mama aja buat malam ini, ya.” Kata Meisya sambil mengunyah masakan yang baru saja ia buat. Seolah menolak masakan buatannya sendiri, perut Meisya terasa bergejolak saat makanan tersebut baru saja masuk ke dalam perutnya.
Hoek
Tak tahan, Meisya memuntahkan isi perutnya di dalam kamar mandi. Setelah beberap malam tak pernah lagi merasakan mual, kini Meisya kembali merasakannya karena ia tidak makan masakan buatan Kenzo.
“Apa aku sudah tergantung masakan buatannya?” Lirih Meisya. Rasanya dia malu sekali jika faktanya memang seperti itu.
Karena sudah mengeluarkan seluruh makanan yang baru saja masuk ke dalam perutnya, membuat perut Meisya terasa lapar kembali. Ingin memakan makanan buatannya sendiri, rasanya Meisya tak berselera.
“Anak mama, kamu jangan rewel dong. Mama kan lapar banget ini.” Pinta Meisya dengan mata berkaca-kaca. Sungguh rasanya berat sekali harus menahan lapar tapi ia tidak bisa makan untuk mengisi perutnya.
Waktu terus bergulir, Meisya merasa makin lapar saja. Sekali ia mencoba memakan makanannya kembali, tapi hasilnya tetap sama. Perutnya terasa mual dan berujung makanan yang baru saja masuk ke dalam perutnya ia muntahkan kembali di dalam kamar mandi.
“Bagaimana ini?” Meisya merasa tak berdaya. Tak tahan terus membiarkan perutnya kelaparan, Meisya akhirnya memberanikan diri menelefon Kenzo. Berharap Kenzo tidak sedang bersama Bianca saat ini.
Tak menunggu lama, panggilan telefon Meisya pun terhubung dengan Kenzo. “Ada apa, Mei. Tumben sekali kamu telfon aku malam-malam begini?” Tanya Kenzo. Wajahnya kelihatan khawatir meski Meisya tak dapat melihatnya.
Bukannya menjawab, Meisya justru bingung mau menjawab apa. Membuat Kenzo kembali mengeluarkan suara meminta Meisya untuk menjawab.
“Perutku rasanya mual banget. Semua makanan yang masuk ke dalam perutku selalu aku muntahin. Sekarang aku lapar banget tapi gak bisa makan.” Cerita Meisya.
Perasaan Kenzo terasa makin khawatir saja mendengarnya. “Bagaimana bisa. Apa kamu gak minum obat mual dari dokter?”
“Aku udah meminumnya. Tapi tetap saja perutku rasanya mual banget.”
“Lalu aku harus bagaimana? Apa kamu mau aku telefonim dokter buat periksa kondisi kamu ke apartemen?” Tawar Kenzo.
“Jangan!” Meisya cepat menyahut. Jangan sampai Kenzo melakukannya. Karena bisa jadi masalah nantinya.
“Kok jangan? Lalu kamu minta aku biarin kamu kelaparan begitu?” Tanya Kenzo cepat. Merasa tidak habis pikir.
“Emh…” Meisya ragu untuk menjawab. Apa dia harus jujur dengan apa yang dia inginkan saat ini? Rasanya malu sekali jika ia harus melakukannya.
“Meisya?” Tak mendapatkan jawaban dari Meisya, membuat Kenzo kembali bersuara. Rasanya dia sangat tidak sabar menunggu jawaban dari Meisya.
“Emh, ya. Bagaimana kalau seperti ini saja. Aku makan sambil ditemani sama kamu. Karena mendengar suara kamu seperti ini, cukup membuat rasa mual di perutku sedikit berkurang.” pinta Meisya. Rasanya dia sangat malu sekali setelah mengungkapkan isi hatinya. Tapi Meisya juga tak bisa membohongi hati kalau dia sangat nyaman mendengar suara Kenzo. Bahkan rasa mual yang tadi sempat dia rasakan, lenyap begitu saja.
Kenzo tak menjawab. Tapi dia sudah merubah mode panggilan telefon ke panggilan video. Meisya yang melihatnya dibuat kaget. Kemudian menerima pengalingan panggilan dari Kenzo hingga akhirnya memperlihatkan wajah Kenzo di sana.
“Sekarang sudah, kan?” Tanya Kenzo. Meisya pun mengangguk dengan wajah malu-malu. Rasanya dia malu sekali karena meminta hal aneh seperti itu pada Kenzo. Meski pria itu berstatus sebagai suaminya, tapi Meisya tetap sadar diri jika Kenzo juga adalah kekasih dari sahabatnya.
“Makanlah. Aku temani kamu makan sampai habis.” Kata Kenzo. Suaranya terdengar sangat lembut sekali. Membuat Meisya terhipnotis dan mengangguk mengiyakan perkataannya.
Tanpa membuang waktu lama, Meisya kembali mencoba untuk menyuapkan makanan ke dalam mulutnya. Rasanya untuk kali ini perjuangannya untuk makan berhasil. Karena rasa mual yang tadi ia rasakan saat makan terasa lenyap begitu saja. Bahkan selera makan Meisya terasa bertambah saat ini.
“Astaga, kenapa bisa seperti ini. Apa jangan-jangan anakku mulai ketergantungan hanya bisa makan jika ditemani oleh ayahnya?” Gumam Meisya dalam hati. Bila benar seperti itu, Meisya sungguh malu sekali.
Di saat Meisya tengah sibuk dengan pikirannya sendiri, Kenzo justru tersenyum melihat pergerakan Meisya yang sedang makan dengan lahapnya. Setiap kali dia menemani Meisya makan seperti saat ini, Kenzo dapat melihat jika naf-su makan Meisya makin bertambah.
“Sepertinya aku gak bisa terlalu lama meninggalkan Meisya seperti ini. Karena anak kami gak bisa jauh-jauh dari aku. Aku harus segera pulang supaya besok pagi Meisya bisa makan dengan lahap lagi seperti ini.” Gumam Kenzo dalam hati. Karena tidak ingin anaknya sampai kelaparan di dalam perut Meisya jika ia tak kunjung kembali nantinya, Kenzo pun memutuskan untuk mempercepat jadwal kepulangannya. Dari yang awalnya besok sore, menjadi besok pagi. Kenzo tidak peduli jika ia harus membeli tiket sendiri dan merogoh cukup banyak uang dari dompetnya sendiri.
***
Jika teman-teman suka dengan cerita Meisya dan Kenzo, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya.
Untuk seputar info karya, teman-teman bisa follos akun instaggram @shy1210 yaaa
Terima kasih🌺
lanjut..
tambah seru
Bianca mendapati Kenzo sedang bersama Meisya.