Alea, wanita tangguh berusia 25 tahun, dikenal sebagai bos mafia paling ditakuti di Itali. Dingin, kejam, dan cerdas—tak ada yang bisa menyentuhnya. Namun, sebuah kecelakaan tragis mengubah segalanya. Saat terbangun, Alea menemukan dirinya terjebak dalam tubuh seorang gadis SMA berusia 16 tahun bernama Jasmine—gadis cupu, pendiam, dan selalu menjadi korban perundungan di sekolah.
Jasmine sendiri mengalami kecelakaan yang sama... namun jiwanya menghilang entah ke mana. Kini, tubuh rapuh Jasmine dihuni oleh jiwa Alea sang bos mafia.
Dihadapkan pada dunia remaja yang asing dan penuh drama sekolah, Alea harus belajar menjadi "lemah"—sementara sisi kelam dan insting mematikan dalam dirinya tak bisa begitu saja dikubur. Satu per satu rahasia kelam tentang kehidupan Jasmine mulai terkuak—dan sepertinya, kecelakaan mereka bukanlah sebuah kebetulan.
Apakah Alea bisa bertahan di tubuh yang tak lagi kuat seperti dulu? Atau justru Jasmine akan mendapatkan kekuatan kedua untuk membalas semua lu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hinata Ochie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 – Markas Bayangan dan Pasukan Pemberontak
Keesokan paginya di saat matahari belum muncul dan bumi masih dalam keadaan gelap, bahkan belum ada satu makhluk pun yang terbangun dari mimpi panjang nya. Alea, Raka dan Tasya mulai bergerak. Mereka meninggalkan gua tempat persembunyian pada saat pagi buta. Tujuan mereka adalah markas lama Dragon, mereka pergi menyusuri jalan sempit pegunungan menggunakan motor tua yang mereka pinjam dari salah satu warga desa. agar pergerakan mereka tak terdeteksi oleh sigma.
"Markasnya jauh di timur. Dulu tempat persembunyian Queen saat polisi dan mafia sama-sama memburunya. Tapi sekarang mungkin sudah jadi reruntuhan." ucap Tasya sebelum pergi.
""Tak apa, selagi masih ada tembok dan atap untuk berlindung masih bisa kita manfaatkan" Sahut Raka. Mereka memulai perjalanan panjang itu, Tasya mengatakan jarak menuju markas lama Dragon memakan waktu dua hari lama nya. Sehingga mereka harus menjaga stamina selamat dalam perjalanan. pada malam pertama mereka bermalam di sebuah lumbung tua dan menyamar sebagai pengungsi, karena mereka bergerak pada waktu malam. Alea mencoba membiasakan diri dengan situasi seperti ini, ia yang terbiasa hidup mewah dan tidur di ranjang empuk dan megah, kini harus tidur beralaskan jerami bersatu dengan hewan ternak. Untungnya para petani berbaik hati memberikan mereka makanan dan minuman untuk di perjalanan.
Memasuki hari ketiga mereka sampai di sebuah hutan industri yang terbengkalai, jalannya di penuhi oleh semak liar dan berduri, tembok bangunan pun sudah banyak yang rusak kerena susah sangat lama di tinggalkan. Tasya mengajak Alea dan Raka ke sebuah kontainer tua yang sudah berkarat, ia menekan sebuah tombol pada pintu besi kontainer tersebut. Terdengar bunyi klik dan pintu pun terbuka.
"Selamat datang di markas bayangan Queen Alea" Tasya membungkukkan badannya dan mempersilahkan Alea untuk masuk.
Mereka menuruni anak tangga yang menuju ruang bawah tanah markas, Alea melangkah dengan perlahan, ia menempelkan tangannya pada dinding besi yang sedikit berkarat, terlintas pda benak Alea kenangan masa lalunya saat ia menjadi Queen mafia. Dinding itu penuh dengan lubang bekas tembakan dan juga kaca yang sudah tak utuh lagi. Kenangan itu berlarian di dalam pikiran Alea.
"Tempat ini saksi bisu siapa diriku yang sebenarnya" batin Alea. Pada saat memasuki suatu ruangan, Alea tertegun dengan lemari yang ada di ruangan itu. Ia membuka kemari itu secara perlahan, di dalamnya terdapat beberapa pakaian lama Alea, jaket kulit hitam, kacamata hitam favorit nya, sarung tangan karet tanpa jari, dan juga sepatu bot tempur yang sudah usang. Alea melihat ke sekeliling ruangan itu, dan matanya terpaku pada sebuah bingkai photo lama yang agak memudar namun masih terlihat jelas siapa yang ada di dalam photo itu. Alea memegangnya dan melihat dirinya bersama Tasya dan Cecilia pada photo itu. Mereka bertiga saling merangkul dan tersenyum.
Ada rasa sakit dalam dada Alea saat melihat photo itu.
"Mengapa semua harus berakhir seperti ini" entah mengapa Alea sedikit melankolis saat memandangi photo itu. Ia pun tersadar dan meletakkan kembali bingkai photo pada tempatnya, lalu ia keluar dari ruangan itu.
Alea bergabung dengan Tasya dan Raka, mereka berdua sedang memastikan jika markas itu masih bisa di gunakan. Tasya mencoba untuk mengirimkan sinyal pada pasukan bayangan yang masih setia pada Alea. Ia mengirimkan pesan rahasia itu menggunakan pemancar rahasia yang hanya bisa di identifikasi oleh kelompok bawah tanah Dragon. Dengan kode tertentu Tasya mulai mengirimkan pesan itu untuk mengetahui siapa saja anggota bawah tanah yang masih setia pada pemimpin mereka.
Alea hanya perlu menunggu beberapa hari sampai pesan itu terbalaskan dengan kehadiran mereka di tempat itu. Setelah beberapa hari menunggu satu persatu anggota yang di rekrut Tasya berdatangan.
Mereka adalah....
Zora – hacker yang dulu dikenal sebagai Ratu Gelap, kini buron kelas A.
Leo – mantan tentara bayangan, ahli senjata berat dan taktik.
Naya – ahli biokimia dan eks-subjek eksperimen Sigma yang melarikan diri dengan luka permanen.
Rico – si penggoda, ahli menyamar, dulu anak buah Alea yang paling licin.
Mereka berkumpul dan berhadapan langsung dengan Alea, pemimpin mereka yang tiba-tiba menghilang dari rumah sakit setelah kecelakaan.
"Waaah, Queen kau seperti anak kecil, imut dan lucu" Leo terkekeh melihat wujud Alea yang sekarang.
"Aku mungkin terlihat imut dan lucu, tapi aku lebih mematikan dari yang dulu" tubuh Leo bergetar saat Alea menatap tajam ke arah nya.
"Maaf Queen" ucapnya.
Setelah basa basi sebentar dan menyesuaikan diri dengan wujud Alea sekarang ini, mereka pun berdiskusi itu menyusun rencana melawan sigma. Rencana awal mereka adalah menculik teknisi sigma untuk membongkar cara kerja menara resonan dan juga memutus sinyal kendali. Diskusi yang mereka lakukan memakan waktu cukup lama, tak terasa malam pun mulia menjelang, Alea meminta semua anak buahnya untuk beristirahat, agar stamina mereka tetap terjaga.
Disaat semua sedang beristirahat, Alea melakukan meditasi untuk menenangkan pikirannya, dan disaat itu pula ia dapat bertemu muka dengan Jasmine dengan sosok sebenarnya bukan hanya suara yang bergema di kepalanya.
"Lea, ternyata kau bukan hanya seorang pemimpin yang kejam dan menakutkan, namun kau juga seorang yang manusiawi" Jasmine duduk bersila di hadapan Alea.
"Dan kau juga bukan gadis cupu yang lemah, kau membuatku berpikir sebelum bertindak, Jasmine kita seimbang, kita bisa bersatu dan kita pasti akan menang" Mereka berdua tersenyum bersama untuk pertama kalinya, tubuh ini bukan lagi tubuh Jasmine dengan jiwa Alea, ini adalah mereka berdua, satu entitas baru yang kini menyatu.
...****************...
Keesokan harinya Tasya mendapatkan pesan rahasia melalui emailnya, pesan itu di kirim oleh mata mata yang ada di dalam sigma, Tasya melihat inisial pengirim pesan itu.
V dan pesan itu sangat penting untuk mereka.
"Cecilia tidak sadar penuh. Mereka mengendalikan pikirannya melalui alat penstabil di tulang belakang. Anda hanya punya waktu 30 hari sebelum dia diluncurkan sebagai Prototipe Final.” Alea mengerutkan dahinya,
" Dalam waktu 30 hari Cecilia akan jadi senjata yang sangat mematikan dan itu akan sangat berbahaya " batin Alea.
...****************...
Alea mengumpulkan semua pasukan nya, ia berdiri di depan mereka, semua yang berdiri di sana dengan wajah penuh bekas luka akibat sigma, dan sakit yang mereka derita, Alea dapat merasakan itu semua, ia pun mulai tersenyum dan dengan lantang Alea berbicara di hadapan mereka.
"Jika ereka mengira aku mati. Mereka salah."
"Mereka pikir tubuh ini milik mereka. Mereka salah."
"Mereka ingin mengendalikan kita semua. Tapi kita bukan boneka. Kita pemilik jiwa. Pemilik takdir."
"Mulai malam ini... kita tidak hanya bertahan. Kita menyerang." Teriak Alea, dan di sambut dengan kepalan tangan pasukan Alea sambil menyerukan namanya.
"Queen Alea, Queen Alea.. " suara mereka bergema di seluruh ruang pertemuan bawah tanah.