NovelToon NovelToon
Berenkarnasi Menyelematkan Kahancuran Keluarga

Berenkarnasi Menyelematkan Kahancuran Keluarga

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Reinkarnasi / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Light Novel
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Michon 95

Hidup terkadang membawa kita ke persimpangan yang penuh duka dan kesulitan yang tak terduga. Keluarga yang dulu harmonis dan penuh tawa bisa saja terhempas oleh badai kesialan dan kehancuran. Dalam novel ringan ini kisah ralfa,seorang pemuda yang mendapatkan kesempatan luar biasa untuk memperbaiki masa lalu dan menyelamatkan keluarganya dari jurang kehancuran.

Berenkarnasi ke masa lalu bukanlah perkara mudah. Dengan segudang ingatan dari kehidupan sebelumnya, Arka bertekad mengubah jalannya takdir, menghadapi berbagai tantangan, dan membuka jalan baru demi keluarga yang dicintainya. Kisah ini menyentuh hati, penuh dengan perjuangan, pengorbanan, keberanian, dan harapan yang tak pernah padam.

Mari kita mulai perjalanan yang penuh inspirasi ini – sebuah cerita tentang kesempatan kedua, keajaiban keluarga, dan kekuatan untuk bangkit dari kehancuran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Michon 95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 : Festival Budaya

Festival budaya sekolah semakin dekat, dan latihan untuk drama "Romeo dan Juliet" semakin bersungguh-sungguh. Ralfa berdiri di tengah kelas, mengucapkan dialognya dengan penuh perasaan.

"Oh Juliet, hanya kaulah satu-satunya cahaya di dalam mataku dan hatiku," kata Ralfa, berusaha mengekspresikan perasaannya.

"A-Aku sangat senang, aku ingin cepat menikah denganmu," kata Adelia gugup, berusaha mengingat dialognya.

"Stop, stop!" kata Dika.

 "Adelia, bukan itu dialognya!" kata Ralfa.

"Maaf, aku belum bisa menghafal dialognya," jawab Adelia, wajahnya memerah.

Teman-teman sudah berusaha keras untuk mempersiapkan pertunjukan yang akan diadakan besok. Ralfa merasa perlu sedikit lebih keras pada Adelia agar dia cepat hafal.

"Adelia, tolong berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menghafal dialognya," kata Ralfa sedikit membentak.

Adelia yang mendengar itu tiba-tiba menangis dan berkata, "Maaf," lalu pergi melarikan diri dari dalam kelas.

Ralfa yang merasa tidak enak hati ingin mengejar, tapi dihalangi oleh Cindy. "Biarkan dia sendirian dulu," kata Cindy.

Tiba-tiba, Ralfa merasakan perasaan aneh. Dia merasa tidak ingin kehilangan Adelia, tetapi dia tidak memikirkan itu dan fokus pada latihan. Untuk sementara, latihan Julietnya diganti dengan orang lain. Sementara itu, Adelia pergi ke perpustakaan untuk membaca buku dan menenangkan diri. Tanpa Ralfa sadari, kejadian tadi dilihat oleh Daigo yang mengawasi dari jauh menggunakan teropong.

Ralfa berlatih lagi bersama yang lainnya, dan di saat yang bersamaan, Adelia juga berlatih di atap sekolah sendirian.

Saat istirahat latihan, Ralfa melihat kostum Juliet dan teringat Adelia. Dia langsung mengambil kostum itu, membawanya, dan berlari mencari Adelia. Dia mencari ke mana-mana, tapi tetap tidak ketemu. Lalu Ralfa pergi ke atap sekolah. Saat tiba di sana, dia melihat Adelia berdiri menatap langit.

"Adelia, maaf soal yang tadi," kata Ralfa.

Adelia yang mendengar itu menjawab, "Nggak apa-apa, aku juga yang salah karena belum hafal," tanpa menoleh ke arah Ralfa.

"Adelia, maukah kamu kembali dan menjadi Julietku?"

Adelia berbalik ke arah Ralfa dan menjawab, "Ya, aku mau," sambil tersenyum.

Ralfa memberikan kostum Juliet pada Adelia, dan mereka pun kembali ke kelas dan berlatih. Kali ini, latihan mereka berjalan lancar.

Hari ini adalah hari festival budaya sekolah! Ralfa dan timnya sedang bersiap di belakang panggung.

"Setelah ini adalah pertunjukan menyanyi dari kelas sebelas IPA dua, lalu kita kan," kata seorang siswa sambil melihat daftar susunan acara.

"Aku sangat gugup," kata siswa lainnya.

"Kita pasti akan berhasil," kata para siswa pembuat kostum.

Sementara itu, Ralfa dan Adelia sudah mengenakan kostum Romeo dan Juliet.

"Adelia, apa kau baik-baik saja? Kau tahu, seperti gugup atau mencemaskan dialognya," kata Ralfa.

"Aku sudah mengingat dialognya, setidaknya bagian yang penting," jawab Adelia.

"Ayo Ralfa, sebentar lagi akan dimulai."

"Ya."

Lalu terdengar suara Dika dari speaker, "Terima kasih sudah menunggu. Selanjutnya adalah sebuah drama yang akan dimainkan oleh kelas sebelas IPA dua. Romeo dan Juliet."

"Akan kami tunjukan sebuah kisah cinta yang mengharukan."

"Romeo dan Juliet yang berada di dalam keluarga yang saling bermusuhan."

"Dan kisah cinta yang dipenuhi dengan tragedi."

Dengan begitu, dimulailah pertunjukan "Romeo dan Juliet."

"Ohh, kenapa keluarga kita saling membenci dan bertengkar, Romeo?"

"Aku yakin mereka masih bisa akur dan saling bekerja sama seperti kita."

"Andai saja mereka mengerti apa yang aku rasakan kepadamu, Romeo, aku yakin..."

Wow, dia benar-benar tampil bagus. Bahkan para penonton berbisik, "Yang jadi Juliet cantik sekali ya."

"Tuan Romeo, apa ya dialog selanjutnya?" kata Adelia gugup yang lupa dialog selanjutnya.

Ralfa menghampiri Adelia dan menggenggam tangannya. "Juliet, aku tahu kau gugup, tapi ayo kita mulai lanjutkan lagi, oke?"

"Ba-Baik, ayo lakukan," kata Adelia gugup.

Romeo mencoba menyelinap masuk ke istana menyusul Juliet dan mengabaikan pelayannya.

"Apa yang sedang Anda lakukan?" kata pelayan yang diperankan Cindy. "Yang mulia menginginkan hidup Anda."

"Sebahaya apapun, aku harus pergi menemuinya. Dia sudah menungguku!" kata Ralfa penuh tekad.

Tiba-tiba terdengar suara, "Berhenti, Romeo!" dan seseorang turun dari atas menggunakan tali.

"Aku tidak akan membiarkanmu mendekati Juliet."

"Aku adalah kakaknya Juliet, Frederick," dan orang itu ternyata adalah Daigo.

Ralfa, Adelia, dan Cindy yang melihat itu hanya ternganga karena kaget.

"Apa yang kau lakukan?" teriak Ralfa.

"Kau adalah orang yang sudah membuat seorang wanita menangis, dan kau tetap bersikap seolah tidak terjadi apa-apa," kata Daigo sambil menunjuk Ralfa dan memegangi foil.

"Kau salah paham dan kau juga berlebihan," teriak Ralfa.

"Aku tidak akan membiarkanmu memiliki adikku. Kalau kau memang ingin memilikinya..."

"Kau harus mengalahkanku," kata Daigo sambil mengayunkan foilnya pada Ralfa yang langsung mundur.

Penghalangnya masih ada, akankah Romeo mampu menjemput Juliet dengan selamat?

Sementara itu, Daigo masih mengayunkan foilnya pada Ralfa dan mereka beradu foil.

"Tunggu, tunggu, tunggu," kata Ralfa panik.

"Tunggu kakak, apa yang kau lakukan? Itu bahaya!" kata Adelia panik.

"Juliet, kau diam saja di sana," kata Daigo.

Entah bagaimana caranya, Ralfa menang melawan Daigo dan Daigo mengakui kekalahan.

"Romeo berhasil menang!"

Semua penonton bersorak gembira.

"Aku datang, Juliet," kata Ralfa sambil berjalan terengah-engah.

"Oh Romeo, kenapa engkau melakukan ini, Romeo?" kata Adelia.

Sementara itu, Ralfa terus berusaha memanjat ke atas ke tempat Adelia menggunakan tali.

"Menentang ayah dan keluarga, jika engkau memang ingin bersumpah mencintaiku, aku tidak akan menjadi seorang putri lagi."

Di saat itulah Ralfa sampai ke tempat Adelia dan berkata, "Aku akan membawamu, aku tidak peduli engkau seorang putri atau bukan. Sebagai gantinya, aku minta satu hal, jadilah Julietku," sambil menggenggam tangan Adelia.

"Ya, aku mencintaimu, Romeo," jawab Adelia.

Jawaban Adelia bukanlah sekadar dialog; dia memang mencintai Ralfa. Dengan begitu, pertunjukan berakhir dan semua orang bertepuk tangan dan bersorak gembira.

Saat ini, Ralfa sedang duduk beristirahat di dekat tangga, dan Adelia menghampirinya membawakan minuman Coca-Cola dingin.

"Good job, ini Coca-Cola dingin aku yang traktir," kata Adelia.

"Makasih," kata Ralfa sambil menerima Coca-Cola dingin dari Adelia.

"Kau juga sudah berusaha keras, Adelia," kata Ralfa memuji.

"Ya."

"Hey, bukankah kehidupan kita juga mirip Romeo dan Juliet?"

"Ya, kedua penerus mereka memiliki hubungan."

"Perbedaannya, keluarga kita saling berteman dekat," kata Ralfa sambil menatap Adelia, dan mereka berdua tertawa.

"Adelia, nanti tolong jelaskan kesalahpahaman kita kemarin pada Daigo."

"Iya, nanti akan aku jelaskan."

Mereka kembali ke kelas, dan saat di lorong, mereka bertemu banyak siswa yang memuji penampilan mereka. Saat mereka sampai di kelas, semua orang di kelas melakukan perayaan atas kesuksesan drama tadi.

"Untuk merayakan keberhasilan kita, semua dapat jus gratis dan kita punya banyak jajanan," kata Dika semangat pada semua orang di kelas.

Di kelas juga mereka mendapatkan banyak pujian.

Saat ini, Ralfa sedang piket bersih-bersih di kelas setelah acara festival budaya. Saat dia hendak pulang, dia melihat setumpuk lembar kertas yang sudah tidak terpakai di bawah meja guru. Dia ingat berkas itu disuruh ditaruh di gudang kemarin, tapi tidak ada yang menaruhnya karena semua sibuk menyiapkan pertunjukan. Dia ingin meminta siswa lain untuk membawa berkas itu ke gudang, tapi cuma tinggal dia seorang di kelas.

Akhirnya, Ralfa memutuskan untuk membawa berkas itu ke gudang, tapi dia tidak tahu akan menemukan sesuatu yang mengejutkan di sana.

1
Mbak Inama
bagus banget ceritanya,dari segi alur sangat menarik
Matsuri :v
Gak akan bosan baca cerita ini berkali-kali, bagus banget 👌
Hachi Gōsha: makasih/Smile/
total 1 replies
Star Kesha
Ceritanya sangat menghibur, thor. Ayo terus berkarya!
Hachi Gōsha: terima kasih
total 1 replies
Raquel Leal Sánchez
Bikin adem hati.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!