NovelToon NovelToon
BERTUKAR NASIB

BERTUKAR NASIB

Status: sedang berlangsung
Genre:Matabatin / Mengubah Takdir / Si Mujur
Popularitas:38.5k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

Kisah ini bercerita tantang dua orang gadis yang memiliki kehidupan jauh berbeda sekali satu sama lainnya.

Valeria dan Gisela yang merupakan anggota academy musik di Soleram Internasional dan sama-sama menimba ilmu sebagai seorang murid disana untuk menjadi penyanyi terkenal.

Sayangnya nasib mujur bukan berpihak pada Gisela namun pada Valeria karena karya lagunya menjadi viral dan hits hingga mancanegara dan mengantarkannya sebagai penyanyi populer.

Penasaran mengikuti kelanjutan serial dua gadis yang berseteru itu !

Mari ikuti setiap serialnya, ya... 😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16 SESUATU YANG MENARIK GISELA

Gisela berjalan di sebuah lorong panjang nan gelap diantara riak-riak air menggenang, dia terus melangkahkan kakinya.

Tatapannya berkabut terhalang oleh bayangan halus yang menutupi jalan dilorong sepi itu.

Tiba-tiba angin menerpa kuat ke arah dirinya sehingga Gisela terpaksa menolehkan pandangannya.

Suara bisikan lembut sayup-sayup terdengar di telinganya.

"Gisela... Gisela... Gisela...", panggil suara asing itu.

Gisela mencari-cari suara yang memanggil namanya namun dia tidak melihat siapa-siapa disekitarnya.

"Siapa ?" tanyanya penasaran sembari mengedarkan pandangannya ke arah sekitar area lorong yang sepi.

Gisela terlihat bingung sebab dia tidak menemukan siapapun di lorong gelap ini.

"Amur..., apakah itu kamu ?" tanyanya langsung teringat pada harimau Serbia itu.

Kilatan sinar meluncur cepat ke arah Gisela, sesaat menyentakkan tubuh berisi itu hingga terlempar jauh.

"Uhk... ?!" sentaknya terkejut ketika dirinya berada di suatu tempat lain.

Gisela mengedarkan pandangannya ke sekitar tempat ini kemudian beranjak berdiri sembari menatap asing.

"Dimana aku sekarang ???" tanyanya keheranan ketika melihat tempat asing ini.

Gisela berjalan terhuyung-huyung melewati semak-semak di depannya.

Pada saat dia menyentuh tempat lainnya, Gisela telah berada di puncak gedung yang tinggi.

Seketika Gisela terhenyak kaget, melihat dirinya di atas bangunan setinggi ini, dialihkannya pandangannya ke arah bawah gedung.

"Aku di atas gedung, bagaimana bisa aku ada disini sekarang ???" tanyanya semakin kebingungan.

Gisela segera berjalan mundur dengan wajah kebingungan sedangkan tubuhnya gemetaran cemas.

"Apa yang terjadi padaku, dimana Amur sekarang, aku tidak melihatnya ???" tanyanya.

Terdengar suara berisik dari arah bawah gedung itu, Gisela segera memalingkan mukanya.

Suara itu seperti suara orang bercakap-cakap dari balik pintu yang ada di puncak gedung ini.

"Ada orang...", ucap Gisela tertegun.

Gisela segera melangkahkan kakinya ke arah suara itu berasal.

"Siapa disana ?" tanyanya seraya terus berjalan cepat.

Tampak langkah kakinya tergesa-gesa saat dia berjalan menuju pintu di gedung ini.

"Ada orang disana ?" sapa Gisela dengan hati-hati.

Gisela mengulurkan tangannya ke arah pintu di depannya.

Diputarnya pegangan pintu agar terbuka sebab Gisela penasaran ingin melihat siapa orang yang ada di balik pintu gedung ini.

"Klek... !"

Pintu kokoh itu lalu terdorong ke dalam bangunan bertingkat seiring langkah kaki Gisela ketika dia masuk.

"Hallo... !" sapanya keras.

Namun tak seorangpun berada di dekat pintu ketika dia masuk ke gedung itu, tampak gadis bertubuh tambun itu terus berjalan ke dalam gedung.

"Hallo... !" sapanya lagi.

Tak seorangpun menjawab sapaannya, hanya terdengar gema suara disekitar gedung sunyi itu.

"Tidak ada orang disini lalu siapa tadi yang berbicara, suaranya sampai menggema keras", kata Gisela termenung diam.

Tap... Tap... Tap...

Ada suara orang berlari menuruni tangga, Gisela tertarik untuk melihatnya.

"Rupanya ada orang barusan, dan aku tidak salah dengar", kata Gisela.

Gisela mulai mengikuti asal suara yang baru saja didengar olehnya.

"Siapa ?" panggilnya dari arah atas tangga.

Suasana dibawah tangga tampak sunyi, hanya ada kegelapan disana.

Gisela ragu-ragu untuk melihatnya namun rasa penasaran dalam hatinya menariknya untuk memeriksa situasi di bawah sana.

Pelan-pelan Gisela melangkahkan kakinya turun, sembari berpegangan erat pada pagar tangga.

Gisela turun dengan langkah hati-hati, tetap waspada terhadap sesuatu yang datangnya tak terduga nanti.

Tap... Tap... Tap...

"Aku akan melihat ke bawah, mungkin aku dapat menemukan orang lain dibawah sana", kata Gisela.

Gisela terus menuruni tangga di gedung bertingkat itu seraya memperhatikan letak langkah kakinya saat turun ke lantai bawah.

"Hallo...", panggilnya.

"BLAM !"

Ada suara pintu terhempas keras dari arah depan tangga.

Bergegas Gisela segera menghampiri asal suara tadi, memang betul terdapat sebuah pintu berukuran besar berada tepat di depan sana.

"Aku menemukan pintu lagi, mungkin pintu ini terhubung pada jalan luar dari gedung ini", kata Gisela.

Gisela mendorong pintu itu, didorongnya dengan cepat agar dia dapat masuk.

"PLASHHH... !!!"

Secercah cahaya terang langsung menerpa wajah Gisela yang berjerawat sehingga dia terpaksa meletakkan lengannya ke arah wajahnya.

"PLASH... PLASH... PLASH... !!!"

Kilatan-kilatan cahaya terang menghujani Gisela ketika dia berjalan masuk, melewati pintu di depannya.

"Aduh, silau !" keluhnya tak terbiasa.

Seseorang menarik tangan Gisela hingga masuk ke dalam ruangan yang penuh kilatan-kilatan cahaya terang.

Tampak tubuh Gisela terdorong cepat sampai masuk ke gedung itu.

"Cepat ganti pakaiannya dengan gaun tadi !!!" teriak seseorang dari arah belakang Gisela.

"Jangan lupa rias dia karena waktu kita tak banyak, pementasan berikutnya akan segera dimulai !!!" teriak orang lainnya.

Gisela hanya bisa mengalihkan perhatiannya ke arah mereka secara bergantian tanpa mampu berkata-kata sedangkan seseorang berupaya mengganti pakaiannya.

"Hai, apa yang kau lakukan ini, hentikan ?!" pekiknya panik.

Sayangnya, Gisela hanya bisa menerima pasrah ketika seluruh pakaiannya dilepas dan diganti dengan sebuah gaun seseorang yang tak dikenalnya.

Tiba-tiba seseorang mendorongnya keras hingga dia terhuyung-huyung maju ke depan, dan hampir saja Gisela jatuh terjengkang.

"Hati-hati, perhatikan langkahmu !" ucap seorang perempuan sembari menuntun Gisela.

Belum sempat Gisela menjawab ucapan perempuan itu, kembali serangan sinar terang menghujani wajahnya.

"Menyanyilah dengan baik, kau mengerti, ini siaran langsung di televisi, walaupun level lokal, berusahalah tampil sebaik mungkin !" ucap perempuan itu sembari memberikan mikrofon kepada Gisela.

"Apa, menyanyi ???" sahut Gisela tercengang tak percaya, dengan yang didengarkannya itu.

"Ya, menyanyi, mana mungkin berdansa karena ini adalah pentas menyanyi, jadi tampillah semaksimal mungkin", kata perempuan itu.

"Ta-tapi, aku tidak tahu harus menyanyi lagu apa sekarang, dan bagaimana aku akan tampil, kau salah orang", kata Gisela panik.

"Tidak usah banyak bicara, lakukan saja sesuai permintaan stasiun televisi karena mereka yang membayar kita semua", kata perempuan itu sambil mendorong keras tubuh Gisela yang gemuk ke depan panggung.

"Tu-tunggu dulu !" pekik Gisela semakin panik.

Terdengar suara sorak sorai dari arah penonton yang bertepuk tangan dengan meriahnya.

Gisela tertegun sesaat lalu menoleh ke arah samping kanan dan kiri dengan kikuknya, dia mencoba tersenyum namun hal itu terasa sulit sekali baginya.

"A-pa yang harus aku lakukan sekarang ???" tanyanya pada dirinya sendiri sedangkan kedua tangannya mulai gemetaran saat dia memegang mikrofon.

Gema alunan musik mengalun merdu ke arah panggung dimana Gisela berada sekarang ini.

Gisela berusaha tersenyum meski itu terpaksa, hanya untuk membalas antusias penonton yang menyambut penampilannya di atas panggung ini.

"Secara siaran langsung di televisi ???" gumamnya gelisah.

Gisela hendak melarikan diri dari atas panggung tersebut namun lagu mulai mengalun masuk sehingga terpaksa dia harus menyambungnya dengan nyanyian.

Suara indah milik Gisela mengalun merdu, mengiringi suara musik yang menggema lembut.

Bait demi bait lagu dinyanyikan oleh Gisela dengan sangat baik. Nyaris sempurna didengarkan oleh seluruh penonton yang hadir di ruangan gedung ini.

Para penonton tercengang diam ketika mereka mendengarkan suara merdu milik Gisela.

Bahkan perempuan tadi yang memaksa Gisela tampil, dia ikut terpukau kagum, saat perempuan itu mendengarkan suara indah milik Gisela di atas panggung.

"Menakjubkan...", gumamnya.

"Siapa gadis itu, kau mengenalnya, Martha ?" tanya seorang perempuan yang sedang mengunyah permen karet.

"Tidak, aku tidak kenal dia", sahut perempuan bernama Martha itu sambil menggelengkan kepalanya.

"Lalu, kenapa dia ada di atas panggung sekarang ???" tanya perempuan beralis gothik itu terheran-heran.

"Aku hanya asal menariknya tadi", kata Martha kalem.

"Apa ???" sahut perempuan beralis gothik terkaget-kaget.

"Ya, aku hanya melihat dia saja, ketika gadis gemuk itu melewati pintu masuk tadi, jadi, aku terpaksa menariknya agar dia menyanyi", kata Martha.

"Hah, apa ???" sahut teman perempuannya terkaget-kaget.

"Ya, kenapa ?" tanya Martha kalem.

"Gila kau ini, bagaimana kau bisa menyuruh orang asing tampil disana, ini adalah acara siaran langsung di televisi", sahut perempuan itu semakin keheranan.

"Yah, bagaimana lagi, aku kehabisan akal, kau tahu kalau artis itu menolak hadir saat ini padahal pihak televisi sudah mewanti-wanti sebelumnya pada kita semua, bakal ada pertunjukkan yang disiarkan secara langsung di televisi hari ini", kata Martha sembari menaikkan kedua bahunya ke atas.

"Kau nekat sekali, Martha ?!" ucap perempuan itu semakin tercengang.

"Ya, bagaimana lagi, hanya ini yang bisa aku lakukan sedangkan hanya ada gadis itu yang datang kemari jadi aku terpaksa menyuruhnya menyanyi", ucap Martha datar.

1
Reny Rizky Aryati, SE.
💞💞💞
Tina Andara
hadir...
Anonymous
lanjut thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!