NovelToon NovelToon
Celeste & Para Dewa

Celeste & Para Dewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Romansa Fantasi / Epik Petualangan / Perperangan / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:848
Nilai: 5
Nama Author: kirlsahoshii

Di dunia yang diatur oleh kekuatan enam Dewa elemen: air, angin, api, tanah, es, dan petir, manusia terpilih tertentu yang dikenal sebagai Host dipercaya berfungsi sebagai wadah bagi para Dewa untuk menjaga keseimbangan antara kekuatan ilahi dan kesejahteraan Bumi. Dengan ajaran baru dan lebih tercerahkan telah muncul: para Dewa sekarang meminjamkan kekuatan mereka melalui kristal, artefak suci yang jatuh dari langit.

Caela, seorang perempuan muda yang tak pernah ingat akan asal-usulnya, memilih untuk menjadi Host setelah merasakan adanya panggilan ilahi. Namun semakin dalam ia menyelami peran sebagai Host, ia mulai mempertanyakan ajaran ‘tercerahkan’ ini. Terjebak antara keyakinan dan keraguan, Caela harus menghadapi kebenaran identitasnya dan beban kekuatan yang tidak pernah ia minta.

Ini cerita tentang petualangan, kekuatan ilahi, sihir, pengetahuan, kepercayaan, juga cinta.

**

Halo, ini karya pertamaku, mohon dukungannya ya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kirlsahoshii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebuah Tim

Caela dan Fae melakukan perjalanan, kali ini mereka akan ke Moriad, kota yang penuh dengan teknologi tinggi dan Kuil Dewa Angin, Shuen berada. Caela cukup penasaran, seperti apa Moriad tapi kini dia rasanya ingin sekali bertemu Rieva di Tevira untuk bertanya banyak hal yang tidak ia mengerti.

Kesunyian ini membuat Fae sedikit merasa tidak nyaman, tapi dia tahu pasti semua itu karena pembicaraan semalam. Fae pun melirik ke arah Caela dan kembali melihat ke arah depan dan berkata, “Perjalanan ini akan sangat membosankan kalau kita diam saja.”

Caela melirik ke arah Fae dan menghela napas, “Kau mau aku bicara apa?”

“Hmm, mungkin mulai mengakui kalau kau juga merasakan hal yang sama denganku,” katanya.

Caela terdiam lagi dan memutar matanya, seperti kembali merasa terpojokan dia pun kembali diam dan hanya melihat lurus ke depan ke arah jalan. Fae yang mengamati segala gerak-gerik Caela dan raut wajah yang lelah tiba-tiba menyentuhnya kembali, kali ini cukup lama. Mereka berdua kembali terkejut karena kembali mendengar suara Dewa dan vision yang cukup dalam.

Caela terkesiap, nafasnya kembali terengah-engah, dia melihat Fae juga merasakan hal yang sama, namun dia tersenyum ke arah Caela.

“Jadi semakin yakin kalau kau lihat hal yang sama,” kata Fae menyeringai.

“... Kalau iya kenapa?” tanya Caela berusaha mengembalikan napasnya agar stabil.

“... Kenapa ya? Mungkin kita sedang digiring ke aliran sesat…” kata Fae dengan santai.

“Yang benar saja…” Caela bergumam, tapi jadi ikut berpikir akan hal tersebut.

“Apakah mungkin kita bisa saling percaya pada masing-masing?”

Caela hanya terdiam.

“Lalu kita menjadi sebuah tim.”

Caela masih terdiam.

“Kita jadikan ini rahasia kita berdua, lalu kita cari tahu apa arti semua ini,”

Caela terdiam lagi dan lagi, namun kali ini dia berpikir, apakah dia bisa percaya dengan Fae? Mungkin dia bisa percaya sedikit hal, tapi Caela tetap merasa harus berhati-hati dengan banyak rahasia dalam dirinya.

“… Terserah…” kata Caela.

Fae tersenyum puas, seperti mendapat seseorang yang memiliki kesamaan dan menjadi satu tim dengan Caela. Walau wajah Caela tak memperlihatkan hal yang sama pada Fae.

“Bagus. Begitu, dong,” Fae tersenyum.

Caela memasang wajah terganggu dan bertanya, “Lalu, apa rencanamu untuk mencari tahu semua ini?” tanyanya.

“Belum tahu, tapi yang pasti, karena hal ini aku jadi mempertanyakan keimananku pada ajaran Dewa, kau mengerti kan maksudku?”

Caela terdiam sejenak, tentu saja dia merasakan hal yang sama tentang hal itu sejak awal dia menjadi Host dan dia tak bisa membantah pertanyaan akan hal itu.

“Ya…” Caela setuju.

“Menurutku, kita harus saling mulai jujur dengan banyak tanda yang kita rasakan, sekecil apa pun itu.” lanjut Fae.

Caela terdiam lagi.

“Jadi kau percaya denganku sekarang?” tanya Fae melihat ke arah Caela dengan senyum kecilnya.

Caela terdiam sejenak melihat Fae. ‘Kau percaya padaku?’ tanya Fae, pertanyaan dan juga mata merahnya itu mengingatkan dia kembali dengan Rieva. Caela jadi ingat dengan pernyataan Rieva ketika mereka berpisah.

“Ada hal yang belum aku siap ceritakan, yang pasti, kamu harus siap dengan kenyataan yang ada. Ikuti apa suara Dewa…” itu kata terakhir yang diucapkan Rieva sebelum berpisah dengan Caela.

Caela tersentak sedikit, dia mengabaikan pertanyaan Fae saat mengingat hal itu lalu dia tiba-tiba menjawab, “Mungkin… Bibi Rieva bisa membantu…” katanya.

“Bibi Rie…va?” Fae mengangkat alisnya kebingungan.

Caela mengangguk ke arah Fae, “Ya… Dia bibiku yang tinggal di Tevira, dia menjadi Guardian-ku saat aku menjalani ritual… Aku rasa mungkin dia punya petunjuk tentang apa yang kita rasakan…” katanya.

Fae mengangguk mengerti, “Oke, ayo kita ke Tevira setelah dari Moriad. Aku penasaran juga dengan bibimu,” kata Fae seperti antusias.

Caela hanya terdiam dan menghela napas, Fae tampak seperti menikmati semua teka-teki dan perjalanan ini sedangkan kepala Caela dihujani banyak puzzle tersebar yang belum sanggup ia susun.

***

1
Firenia
bukannya harusnya yg rambut putih yg khawatir /Sweat/
menderita karena kmu
Aku jadi bisa melupakan masalah sehari-hari setelah baca cerita ini, terima kasih author!
kirlsahoshii: Makasih ya udah mampir 😊🤍
total 1 replies
0-Lui-0
Ngakak sampai sakit perut 😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!