NovelToon NovelToon
Malam Petaka Berakhir Di Pelaminan

Malam Petaka Berakhir Di Pelaminan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / One Night Stand / Hamil di luar nikah
Popularitas:9.2k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Tidak ada tanggal sial di kalender tetapi yang namanya ujian pasti akan dialami oleh setiap manusia.

Begitupun juga dengan yang dialami oleh Rara,gadis berusia 21 tahun itu harus menerima kenyataan dihari dimana kekasihnya ketahuan berselingkuh dengan sahabatnya sendiri dan di malam itu pula kesucian dan kehormatannya harus terenggut paksa oleh pria yang sama sekali tidak dikenalnya. Kehidupan Rara dalam sehari berubah 180 derajat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 16. Trauma

Menjelang magrib barulah rumah Pak Rijal Syarif Usman Daeng Naba terlihat sedikit sepi, meski masih ada beberapa sanak keluarga dan tetangga yang bercengkrama di depan rumah.

Rara dan Bara sudah berada di dalam kamar pengantin mereka. Bara dan Rara sudah sepakat menjalani kehidupan rumah tangga meskipun tidak ada rasa cinta. Mereka melakukannya atas dasar bakti dan hormatnya kepada kedua orang tua mereka.

“Mas, kalau mau mandi silahkan duluan saja. Aku mau siapkan pakaiannya Mas dulu,” ucapnya Rara sambil membersihkan makeup di wajahnya.

“Pakaian, seingat aku belum bawa pakaian apapun ke sini. Fokus sama hafalan ijab kabul soalnya,” ujarnya Bara sambil tersenyum tipis.

“Kayak anak TK saja yang harus menghafal padahal nggak perlu juga sampai segitunya.” Rara terkekeh mendengar perkataannya sendiri, “kakak Fathimah yang mengantarkan pakaian untuk Mas pakai.”

“Kamu itu enak, cuma duduk manis di dalam kamar. Aku yang berhadapan langsung dengan bapak sama pak penghulu dan ditatap ratusan orang mana mungkin nggak grogi, nervous iya tentu saja,” balasnya Bara sembari mengambil paper bag tersebut dari hadapan Rara.

Bara hendak berjalan ke arah dalam kamar mandi tapi teringat sesuatu yang meski disampaikan kepada istrinya itu.

“Ra, KTP kamu sudah kasih Mbak Aminah nggak? Kebetulan Mbak Aminah itu kerja di catatan sipil jadi bisa bantuin kita urus untuk buat KTP baru sama kartu keluarga,” tanyanya Bara yang menatap istrinya.

“Iye, sudah aku kasih Mbak Aminah pagi tadi. Katanya insha Allah, hari senin sudah selesai. Ngomong-ngomong apa kita akan menempati rumah barunya Mas atau tinggal di sini saja?” Tanyanya balik Rara sambil menatap suaminya.

Bara terdiam sejenak sebelum menjawab pertanyaan dari istrinya, dia malah teringat dengan masalah perutnya Rara yang sedikit membuncit dipandangnya.

“Kayaknya kapan-kapan saja aku pertanyakan. Kalaupun nanti ada yang bertanya apa hamil duluan atau nggak, aku cukup jawab itu anakku sendiri. Hanya mama Ratu yang tahu kalau Rara bukan perawan lagi,” batinnya Bara.

Kening Rara bertautan melihat Bara yang tiba-tiba tak bergeming sedikitpun, hanya bola matanya yang terlihat bergerak.

“Kalau belum bisa pindah ke sana nggak apa-apa kita numpang di sini saja dulu,” seru Rara kemudian.

Bara terkesiap mendengar perkataan Rara, “Iye, rencananya minggu sore kita akan pindah ke sana makanya kakak yang aku buat itu berdasarkan alamat disana saja. Surat pindahmu di kelurahan juga Mbak Aminah yang urus segalanya jadi kamu nggak perlu repot-repot memikirkannya ataupun mengurusnya di rumah pak RT,” jawabnya Bara.

Bara kembali berjalan ke arah dalam kamar mandi yang sempat terhenti, Rara meyelesaikan membersihkan wajahmu yang make-upnya cukup tebal.

Berselang beberapa menit kemudian…

Bara sudah berpakaian dan juga melaksanakan shalat magrib sekaligus shalat isya barusan.

“Ra, besok kita belanja perlengkapan dapur dan perabot rumah sekalian. Karena rumah kita belum ada furniture apapun yang aku beli. Nggak apa-apa kan kalau kamu temani aku belanja?” Tanyanya Bara.

Rara cukup senang mendengar Bara berbicara mengatakan rumah kita, berarti Bara sudah menerimanya sebagai pemilik rumah itu.

“Alhamdulillah ngga masalah sih bagiku malahan itu lebih bagus agar kita bisa mengatur dan menyesuaikan furniture apa-apa saja yang cocok dengan rumah kita,” balasnya Rara.

Bara masih memainkan ponselnya dan mengecek aplikasi berwarna hijaunya. Dia sedikit kecewa karena sahabat dimaynya sudah dua hari tidak memberikan kabar apapun.

“Apa suaminya melarangnya chatingan dengan Pria lain yah?” Gumam Bara.

Rara pun melakukan hal yang sama mengecek beberapa pesan chat yang masuk ke dalam hpnya dan sedikit kecewa karena temannya tidak mengabari kabar apapun padahal setiap hari selalu bertanya kabar meskipun hanya sekedar memberi salam saja.

“Nggak baik chat suami perempuan lain takutnya gua dikira pelakor lagi,” cicitnya Rara.

Hingga pukul menunjukkan sepuluh malam barulah mereka menyudahi berselancar di dunia maya dan tidak turun ke lantai dasar rumahnya semenjak sudah makan malam.

Bara mengambil dua buah bantal dan berjalan ke arah sofa yang kebetulan terletak di sudut kamarnya Rara.

Rara yang melihat suaminya berjalan sambil menenteng dua buah bantal lantas bertanya kepada suaminya.

“Mas kok bawa bantal segala! Memang mau tidur di mana?” Tanyanya Rara yang keheranan.

Bara melirik ke arah Rara,” mau tidur, masa mau mancing ikan?”

Rara cekikan mendengar jawaban suaminya,” haha! Maksudnya kenapa bawa bantal segala. Di sini tempat tidur bukan di sofa. Sofa itu tempat duduk, lagian mana buat tubuhnya Mas Bara yang kayak tiang listrik tidur di sofa yang pendek.”

Rara cekikan ketika mengatakan tubuh suaminya bagaikan tiang listrik.

“Nggak apa-apa tinggi jangkung gini lagian bagus loh kan anak-anakmu nanti nggak stanting dan cebol,” balasnya Bara dengan bercanda pula.

Keduanya cukup cepat akrab karena sudah terbiasa bertemu dan berinteraksi malah hampir setiap hari mereka berbincang-bincang.

Bara berjalan ke arah Rara sambil membawa bantalnya kembali,” apa kamu nggak keberatan tidurnya bareng denganku? Takutnya trauma kamu kambuh, gimana kalau aku gerayangi kamu? soalnya tanganku takutnya nggak terkontrol lagi.”

“Kalau nggak sama-sama tidur, gimana caranya aku mengatasi traumaku itu dan nggak bakalan ketahuan apakah akan lebih parah atau malah akan sembuh kalau tidur bareng sama Mas. Lagian Mas itu suamiku kita sah-sah saja melakukan apapun.” Rara menepuk-nepuk kasur di sebelah kanannya, “aku berharap rasa trauma itu akan sembuh dan aku pasti akan berusaha untuk melawan rasa takut itu.”

“Amin ya rabbal alamin, itu harus diatasi secepatnya. Masa si Joni harus berpuasa terus sih kan kasihan takutnya pusing kepala atas bawah kalau nggak dapat jatah,” candanya Bara.

“Bismillahirrahmanirrahim dan berharap yang baik-baik saja Mas semoga penyakit trauma itu cepat hilang. Kalau nggak cepat-cepat diobati masa harus seperti ini terus,” imbuhnya Rara yang bertekad ingin keluar dari kenangan pahit yang selalu menghantui dan menyiksanya.

Bara tersenyum nakal,” itu ide bagus juga. Kasihan banget si Joni kalau harus nganggur takutnya karatan gara-gara nggak dikasih jatah.”

Rara melempar bantal ke arah suaminya yang tersenyum genit ke arahnya,” ish ish mentang-mentang sudah pro jadinya itu otak mikir ke sana mulu.”

Bara terkekeh melihat reaksinya Rara yang cukup menghibur. Bara cukup bahagia malam ini, dia tidak menyangka jika guru cantik yang sering diganggu dan diolok-oloknya mampu membuatnya happy padahal ekspetasi dan dugaannya kehidupan rumah tangganya bakalan terkesan kaku dan bosan bahkan akan jenuh dalam menjalaninya.

Bara naik ke atas ranjang untuk bersiap tidur, Rara mulai deg-degan dan jantungnya berdetak kencang dag dig dug der.

“Bismillahirrahmanirrahim, bantu aku ya Allah semoga kenangan pahit itu pergi dari dalam otak, pikiran dan jiwa ragaku. Aku ingin hidup lebih tenang,” batinnya Rara.

Bara sedikit menjaga jarak dari Rara yang juga sudah berbaring telentang. Keduanya melihat ke arah langit-langit kamar yang bernuansa pink itu.

“Rara, apa kamu sudah ngecek kondisimu?” Tanyanya Bara sambil menumpukan tangannya ke atas dahinya.

Kedua alisnya saling bertautan mendengar pertanyaan suaminya, “Mengecek kondisi tubuh maksudnya?”

Bara masih betah menatap ke atas,” tes kehamilan kan sudah tiga bulan lebih dari saat kamu itu. Maaf bukannya maksudnya aku membuat kamu mengingat kenangan kelam itu hanya saja aku perhatiin perut kamu sedikit buncit setelah kita menikah. Alangkah baiknya kalau dicek agar kita tau apa yang terjadi padamu.”

Bara sangat berhati-hati ketika mengatakan seperti itu karena dia tidak ingin Rara tersinggung dan berfikir lain-lain mengenai maksudnya.

Rara terdiam sejenak memikirkan apa yang disampaikan oleh suaminya itu, hatinya sesak membayangkan bagaimana kalau dia hamil karena sudah tiga bulan juga belum datang bulan. Ia pernah berniat untuk mengecek langsung tapi karena kesibukannya hingga sampai detik ini belum melakukannya.

Rara menghela nafasnya,” aku sudah pernah beli alatnya, tapi aku selalu lupa untuk melakukannya, aku juga terlalu takut gimana kalau sampai aku hamil anaknya,” suaranya Rara terdengar parau dan sumbang.

“Kalau kamu hamil yah bilang saja sama orang lain kalau kita itu memang pacaran sedari dulu bilang saja sudah setahun, tapi kita merahasiakan dari orang-orang agar tidak ketahuan apa yang sebenarnya terjadi kepadamu. Gampang kan? Nggak usah banyak berfikir macam-macam dan jangan pernah dipusingkan tanggapan orang lain,” Bara melirik ke arah Rara yang nampak terlihat sedih.

Bara melirik sekilas ke arah Rara, sedangkan yang dilirik air matanya tertahan di ujung pelupuk matanya menahan rasa gejolak yang ada di dadanya.

Tangannya Bara maju mundur untuk mengusap puncak kepalanya Rara yang tidak tertutup hijab.

Bara memberanikan diri untuk mengusap rambutnya Rara dengan perlahan-lahan agar Rara bisa lebih tenang dan nyaman.

“Apakah perempuan yang gue renggut kesuciannya mengalami hal yang sama dengan Rara? Pasti dia juga sangat terluka dan tersiksa karena perbuatanku. Astaghfirullah aladzim maafkan gue nggak sengaja dan nggak berniat melakukannya, gua waktu itu karena mabok sehingga lepas kontrol,” Bara membatin.

Dia memikirkan dan membayangkan kehidupan dan nasib malang gadis yang dirudapaksanya setelah insiden malam penuh derita itu.

“Dimana pun kamu berada maafkan diriku. Gue sudah berusaha untuk mencari dan menemukanmu, tapi sampai detik ini pencarianku belum membuahkan hasil apapun. Kamu seperti menghilang di telan bumi saja. Tapi, gua berjanji kalau akan terus mencari mu hingga ke ujung dunia sekalipun dan sampai akhir waktuku,” monolognya Bara.

Air matanya Rara menetes membasahi pipinya, sesekali terdengar suara sesegukan dari bibir merah merona milik Rara yang terkadang membuat Bara kelimpungan tidak berani melihat langsung bibirnya Rara dari jarak dekat karena bibir mungil dan seksi itu seolah memanggilnya untuk dicicipi manisnya.

Hingga tidak ada lagi suara isakan tangisannya Rara yang terdengar dan ranjang pun lebih tenang dari sebelumnya. Tanpa terasa terdengar dengkuran halus dari bibirnya Rara.

Bara memperhatikan dengan seksama wajah cantiknya Rara dalam tidurnya yang begitu nyaman dan tenang.

Bara menyeka sisa-sisa air matanya Rara yang masih terlihat ada menetes di ujung kelopak mata berbulu lentik dan lebat itu.

“Aku akan berusaha untuk membantumu mengobati dan menghilangkan rasa trauma kamu,” cicitnya Bara.

1
Salsa Billa
dewa kakak iparnya bara thor bukan adik ipar , karena lairnya duluan dewa, pak rijal sebelum dijodohkan udah hamilin ibuknya dewa kan, baru ningah sama istri yg sekarang,, banyak kata" yg perlu dibaca ulang thor biar gk bingung yg baca
Salsa Billa
othor nya orng mana , banyak bahasa yg gk q mengerti, Coto apa ya thor , soto kah didalam ada kuah butek ada toping bibun kecambah parutan kelapa kasar digoreng irisan daging kambing / ayam bawang goreng itu kah , itu bukanya SOTO
Salsa Billa
typo thor , jalan koten enak bgt apalagi isi nya telur,, sebernya mau nulis aoa thor
Salsa Billa
thor apa artinya kenapaji , udah 2bab ada kata kata itu , artinya apa ya thor
Salsa Billa
maaf thor ini posisi masih di mobil tempat kecelakaan kan?? kok di cowok bisa berbuat gitu disitu , sampai pakaian ceweknya lepas semua
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
sunshine wings
😯😯😯😯😯
sunshine wings
jangan sesali apa yg sudah ditakdirkan untukmu Rara.. Setiap orang itu sudah ditakdirkan dengan porsi masing².. kita cuman dapat redho dan ikhlaskan.. Siapa kita untuk melawan takdir Allah ya kan .
sunshine wings
🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️😍😍😍😍😍
sunshine wings
👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
Sabar ya Rara.. ikhlaskan.. kalaupun kamu tau kisah sebenarnya maafkanlah suamimu ya karna dia juga sudah berusaha mencarimu.
sunshine wings
Insha Allah Aamiin.. 💪💪💪💪💪🤲🤲🤲🤲🤲
sunshine wings
plong rasanya tp blom selesei.. masih ada Rara dengan traumanya.. 😔😔😔😔😔
sunshine wings
🥺🥺🥺🥺🥺
sunshine wings
nah.. nah.. nah..
sunshine wings
🤭🤭🤭🤭🤭
sunshine wings
iyaakan sebagai idola pada yg muda ♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰🤲🤲🤲🤲🤲
sunshine wings
Aamiin yra 🤲🤲🤲🤲🤲
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!