Penculikan yang terjadi membuatnya merasa bersalah dan bertekad untuk pergi dan menjadi lebih kuat agar bisa melindungi seorang gadis kecil yang sangat ia sayangi yaitu cucu dari Boss ayahnya. Tanpa ia sadari rasa sayangnya terhadap gadis kecil itu berubah menjadi rasa cinta yang sangat mendalam saat mereka tumbuh besar namun menyadari statusnya yang merupakan seorang bawahan, ia tidak berani mengungkapkan hati kepada sang gadis.
Namun siapa sangka saat mereka bertemu kembali, ternyata menjadi kuat saja tidak cukup untuk melindungi gadis itu. Nasib buruk menimpa gadis itu yang membuatnya hidup dalam bahaya yang lebih dari sebelumnya. perebutan kekayaan yang bahkan mengancam nyawa.
Apakah pria tersebut dapat melindungi gadis yang disayanginya itu? dan apakah mereka bisa bersama pada akhirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skyla18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Di pagi hari, di gedung pusat perusahaan Hartono. Sudah 2 minggu sejak Azka meninggalkan Alya dan ia tidak pernah mendengar suara Azka lagi. Alya merasa sangat merindukan Azka, meskipun pesan terakhir Azka terus terbayang di pikirannya. Alya tidak pernah tau dimana lokasi Azka dan ia tau bahwa ia tidak boleh mencari keberadaan Azka. Tapi rasa kehilangan sosok yang amat penting baginya itu seperti kabut dingin yang tidak pernah pergi dan selalu menyelimuti isi kepalanya.
Hari ini, Alya berdiri sendiri di ruang konferensi utama. Ia mengenakan setelan formal berwarna hitam dengan aksen emas di beberapa bagian, rambutnya tersanggul rapi. Sekilas, kini auranya terlihat seperti CEO hebat yang berpengalaman. Tapi di balik layar, napasnya cepat dan telapak tangannya sangat dingin. Ia merasa sangat gugup dan takut.
Di hadapannya kini duduk lima orang dewan direksi, termasuk dua orang dewan yang masih setia pada Yudi Hartono, pamannya.
"Agenda hari ini adalah perubahan struktur investasi luar negeri," ucap Alya memulai pertemuan dengan nada stabil
"Saya masih belum menemukan alasan kenapa kamu ingin memotong cabang Singapura dan Tokyo. Bisa kamu jelaskan alasannya?" tanya seorang dewan direksi
"Karena dua cabang itu di gunakan untuk mencuci uang dari perusahaan fiktif milik jaringan Regan. Saya punya dokumen legal dan audit dari investigator independen," jelas Alya dengan tatapan yang meyakinkan.
Seketika semua orang di meja pun terdiam sesaat lalu ketegangan mulai muncul saat salah satu anggota yang merupakan bawahan pamannya langsung berdiri.
"Kau bermain terlalu agresif, Alya. Jangan terlalu berani. Ini bukan permainan anak kecil yang bisa kamu anggap enteng," ucap orang itu
"Lalu apakah menurutmu lebih baik saya jadi boneka? Sama seperti ayah saya dulu? Tentu saja tidak, saya akan ubah semuanya. Dengan atau tanpa dukungan kalian," ucap Alya dengan pasti dan pantang mundur
Dari sudut ruangan, Kakek Alya, Tuan Hengky, tersenyum tipis. ia tidak ikut campur dengan apa yang di katakan cucunya karena ia tau apa yang di pilih oleh Alya adalah benar dan ia hanya akan memberikan dukungan. Ia bangga dengan Alya yang berani namun sekaligus juga khawatir dengan keadaan Alya.
___________
Di sisi lain kota, di lokasi operasi rahasia Azka, Azka mengenakan hoodie gelap dan membawa tas kerja kecil. Saat ini ia sedang menyamar dengan identitas palsu sebagai 'Dedi Sanjaya' yang merupakan seorang konsultan sistem keamanan digital. Lewat koneksi Pak Riki, ia berhasil mendapatkan akses ke perusahaan IT yang dikenal sebagai partner perusahaan Hartono, namun nyatanya perusahaan IT ini adalah topeng untuk transaksi Regan.
Setiap hari, Azka berpura-pura mengerjakan sistem internal di perusahaan itu. Namun sebenarnya ia diam-diam menyusup ke dalam sistem perusahaan, merekam, menelusuri IP, dan mengurai sinyal perintah.
Di suatu malam, saat semua pegawai telah pulang. Azka masuk ke ruang server utama.
Dengan alat pendeteksi gelombang, ia menemukan jalur komunikasi rahasia yang di samarkan sebagai file pembaruan sistem biasa. Azka pun membuka file itu. Di file itu tertulis nama pengirim adalah Y.H. dan nama penerima adalah Kepala unit Regan selatan. Ada sebuah pesan di dalamnya yang berisi
"Pastikan anak itu tak kembali ke markas utama. Pengawalnya sudah kita singkirkan. Sekarang kita hanya butuh satu gerakan untuk menghancurkan gadis lemah, sang pewaris itu"
Azka mengepalkan tangannya saat membaca isi pesan itu. Mereka sedang menunggu Alya untuk jatuh dan mengira Azka sudah tidak ikut campur lagi, namun semua itu salah. Walapun topan menghadanh Azka akan selalu melindungj Alya.
Azka segera menyalin semua data, lalu menghapus jejak. Setelah selesai menyalin semuanya, ia pun segera pergi. Namun sayangnya lampu ruangan tiba-tiba menyala. Seorang pria berdiri tegap di ambang pintu, ia mengenakan jaket kulit dan di bibirnya menunjukkan senyum yang tidak ramah sama sekali.
"Kau pikir kau bisa masuk kesini tanpa kami sadari, Azka?"ucap pria itu
Azka tidak menjawab, dengan perlahan ia merogoh saku celananya dan siap menarik pisau kecil yang ia sembunyikan.
"Kami tau siapa kamu dan kami tahu bahwa saat ini kamu sedang terluka di perut. Tapi kami sangat berani untuk menyusup kesini walaupun sedang terluka,"ucap pria itu sambil berjalan maju mendekati Azka
Azka menyerang lebih dulu dengan gerakan yang cepat. Ia menghantam pria itu ke dinding dan mereka terlibat perkelahian sengit dalam diam, hanya terdengar suara napas yang tidak teratur, denting logam dan benturan keras.
Hingga akhirnya Azka berhasil menjatuhkan lawannya dengan menyuntikkan obat penenang ke lengan pria itu sebelum ia berhasil kabur dari gedung perusahaan IT itu lewat jalur darurat.
Tapi luka tusuk di perutnya kembali terbuka lagi dan darahnya mulai merembes dari baju dalamnya. Azka segera berusaha kabur dengan cepat, ia tidak boleh berhenti dan tertangkap.
______________
Keesokan harinya, Alya duduk di ruang kerjanya di perusahaan Hartono. Mejanya penuh dengan dokumen legal dan laporan keuangan.
Saat ia membaca dokumen-dokumen itu, jam tangan digital kecil di tangannya berkedip. Satu pesan masuk dari ponsel khusus milik Azka.
"Aku masih di sekitarmu, tidak terlihat namun tetap menjaga dalam diam. Aku tau mereka akan menyerangmu dari dalam. Hati-hati dengan pengacara barumu. Dia adalah bagian dari Yudi. Aku melihatnya bertemu dengan Yudi secara diam-diam. Jaga dirimu baik-baik."
Alya pun terdiam sejenak setelah membaca pesan dari Azka, ia melirik ke arah pria berjas biru yang baru bekerja tiga hati terakhir sebagai pengacaranya yang baru yang disarankan oleh salah satu dewan.
_______________
Malam harinya, di lokasi persembunyiannya yang aman, Azka membalut lukanya yang terbuka dengan cepat. Kemudian ia duduk di lantai dengan napas berat dan mulai membuka laptop di pangkuannya.
Layar laptopnya menampilkan nama pengacara yang dimaksudnya tadi pada Alya yaitu Alexander Noelya, seorang lulusan luar negeri, namun tidak memiliki latar belakang yang jelas selama dua tahun terakhir. Pria itu terhubung dengan firma yang pernah di pakai oleh Regan.
Azka akan masuk ke markas utama Regan pada besok hari. Ia pun menekan tombol rekam yang ada di laptopnya. Ia tau Alya tak akan bisa mendengar perasaannya ini. Namun ia ingin meninggalkan pesan sebelum masuk ke markas musuh yang berbahaya besok.
"Alya... posisi kamu saat ini sedang di kepung dari luar dan dalam perusahaan. Tapi aku tau kamu bisa menghadapinya. Kamu lebih kuat dari apa yang kamu kira. Aku pergi sekarang dan tidak kembali bukan karena aku ingin tapi karena aku tau, jika aku di dekatmu sekarang, maka kamu akan terluka."
"Kalau semua ini berakhir dengan baik dan kita masih hidup... aku akan mengucapkan semua yang tak pernah bisa aku ucapkan padamu."
Bersambung