Apa jadinya jika kakak beradik saling jatuh cinta. Seluruh dunia bahkan menentang hubungan mereka.
Dan tanpa mereka sadari, mereka telah melakukan sumpah untuk sehidup semati bersama.
Hingga sebuah kecelakaan mengakhiri salah satu hidup dari mereka.
Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Apakah mereka memang ditakdirkan untuk hidup bersama?
Ikuti jalan ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 Sakit
Hari ini Nabil dan Nabila kedatangan tamu di rumah mereka. Surya dan Bulan gantian datang bertamu ke rumah mereka. Nabil dan Nabila mengenalkan mereka kepada Hakim dan Amina.
"Oh jadi ini yang namanya Surya dan Bulan," Amina membalas uluran tangan mereka.
"Waktu kalian berkunjung ke rumah Oma dan Opa, kami masih berada di luar kota," ujar Hakim.
"Om, Tante, boleh kah kami mengajak Nabil dan Nabila jalan? Kami baru pindah dan ingin keliling kota bersama Nabil dan Nabila," dengan sopan Surya meminta izin.
Setelah mendapatkan izin keluar rumah, Nabil, Nabila, Surya dan Bulan jalan-jalan menggunakan mobil Surya. Surya meminta Nabil membawa mereka makan siang ke tempat yang enak buat santai.
Nabila mengusulkan tempat makan yang berada di pinggir sungai tidak begitu jauh dari Kota A. Nabil menuju ke sana. Suasana di dalam mobil sangat akrab. Mereka tertawa bersama.
Tibalah mereka di tempat makan yang di maksud. Mereka semua turun dari mobil. Baru pertama kali Surya dan Bulan ke tempat makan pinggir sungai. Mereka memilih saung yang tepat berada di pinggir sungai.
Surya dan Bulan sangat suka dengan pemandangan alam di seberang mereka. Pohon-pohon hijau yang berbaris rapi di pinggir sungai. Udaranya juga sangat nyaman. Mereka juga kegirangan saat melihat sekawanan monyet bergelantungan di pohon seberang sungai.
Mereka memesan menu makanan yang menjadi andalan rumah makan itu yaitu ikan sungai bakar dengan berbagai macam sayur dan cemilan.
Sungai di sana sangat bersih. Mereka bahkan bisa melihat ikan-ikan yang berenang di dalam sungai. Bulan dan Nabila duduk di titian sambil memasukkan kaki mereka ke dalam sungai.
Mereka mengabadikan moment dengan berfoto bersama. Surya sepertinya ingin melakukan pendekatan kepada Nabila. Sejak pertemuan pertama mereka, Surya sudah jatuh hati pada Nabila. Begitu juga dengan Bulan yang secara diam-diam menyukai Nabil. Tapi Bulan bisa menyembunyikan rasa sukanya.
Akhirnya pesanan mereka datang. Mereka kembali masuk ke dalam saung. Aroma khas ikan bakar sungguh menggugah selera. Mereka dengan lahapnya menikmati setiap hidangan yang ada di atas meja.
Nabil melihat ada seseorang yang melambai-lambaikan tangannya ke arah mereka. Ternyata di seberang saung mereka ada oma Laila, opa Hadi dan kedua orang tua Surya dan Bulan juga makan di sana.
Nabil dan Bulan menghampiri mereka. Oma bilang nanti semua tagihan biar oma yang bayar.
Bulan kembali ke saung tanpa Nabil yang ingin ke kamar kecil. Tanpa sengaja Nabil mendengar pembicaraan oma Laila dan mamanya Bulan. Mereka ingin mempererat hubungan dengan menjodohkan anak-anak mereka dengan Nabil atau Nabila.
Nabil kembali mengingat saat bu Amel bilang mereka akan dihukum. Salah satu dari mereka akan dinikahkan. Nabil juga melihat Nabila sangat akrab dengan Surya. Dan ternyata Surya mengungkapkan perasaannya kepada Nabila.
"Hmmm, kita berteman aja dulu," jawab Nabila.
"Oke, siap," jawab Surya.
Bulan duduk di samping Nabil. Bulan memperhatikan wajah Nabil yang tidak biasa. Wajahnya memerah seperti menahan amarah.
"Kak Nabil sakit?" tanya Bulan.
"Agak sedikit pusing," Nabil memegang keningnya.
Nabila memandangi Nabil. Nabila mengajak Bulan ke depan untuk membeli sesuatu. Tinggallah Nabil dan Surya. Surya mendekati Nabil. Surya meminta izin kepada Nabil untuk PDKT kepada Nabila. Surya bilang sejak pertemuan pertama dia sudah menyukai Nabila.
Kemudian Nabil bertanya apakah benar oma Laila dan kedua orang tua Surya ada niat untuk menjodohkan mereka.
"Gue tidak sengaja dengar Papa ngomong dengan Opa Hadi di telepon. Papa tidak mau memaksa. Tapi seandainya di antara kita ada yang jatuh cinta, Papa sepenuhnya mendukung. Itu yang gue denger."
"Lu sudah nembak Nabila?" tanya Nabil.
"Barusan. Dia bilang kami berteman aja dulu. Gue digantung, he, he," jawab Surya.
Setelah beberapa menit, Nabila dan Bunga kembali. Nabila membawakan air mineral dan obat sakit kepala untuk Nabil. Dan akhirnya mereka memutuskan pulang karena Nabil tidak enak badan.
Surya mengantar Nabil dan Nabila pulang ke rumah. Nabil benar-benar sakit. Tubuhnya banyak mengeluarkan keringat dingin dan menggigil. Nabil juga merasakan sakit kepala yang hebat dan lelah yang amat sangat.
Hakim yang kebetulan ada di rumah menghubungi dokter keluarga mereka. Nabil diperiksa oleh dokter. Nabil demam dan harus banyak beristirahat. Dokter juga memberikan obat untuk Nabil.
"Bagaimana keadaan Nabil, Dok?" Hakim sedikit cemas.
"Nabil banyak pikiran, dia tertekan. Mungkin ada masalah berat saat ini," kata Dokter Ari.
"Apa harus ke rumah sakit Dok?" Amina juga cemas.
"Cukup istirahat yang banyak. Dan untuk sementara jangan terlalu banyak pikiran. Obat jangan lupa selalu diminum sesuai dosis yang saya berikan."
"Terima kasih Dok," Hakim dan Amina mengantar Dokter Ari sampai pintu depan.
Ternyata Nabila juga merasakan hal yang sama. Nabila tiba-tiba demam dan pingsan di ruang tamu. Hakim mengangkat Nabila dan memindahkannya ke dalam kamarnya. Dokter juga memeriksa dan memberikan obat kepada Nabila.
Beberapa hari berlalu. Nabil masih beristirahat di dalam kamarnya. Selama Nabil sakit, Nabila tidak pernah menjenguknya. Hanya Amina dan Hakim yang bergantian merawatnya.
"Ma, Pa, Nabila mana?"
"Nabila masuk rumah sakit. Dia kekurangan cairan dan terpaksa harus di opname," jawab Amina.
"Kok Mama Papa ada di sini? Siapa yang jaga Nabila?" Nabil memaksakan dirinya untuk bangun tapi kepalanya masih terasa berat.
"Surya yang jaga. Tadi malam, Mama yang jaga Nabila. Dan pagi-pagi Surya datang menggantikan Mama," jawab Amina.
Hakim membantu Nabil duduk dan menaruh bantal di belakang Nabil. Hakim dengan perlahan memberitahu Nabil tentang rencana perjodohan antara Nabila dan Surya. Nabil membulatkan matanya.
"Sepertinya Surya menyukai Nabila. Surya cerita kepada orang tuanya. Tapi Nabila masih belum memberikan jawaban," kata Hakim.
Amina juga secara perlahan mengingatkan Nabil bahwa dia dan Nabila adalah saudara kandung. Nabil dan Nabila pasti akan mempunyai pasangan hidup dan berumah tangga kemudian memiliki keturunan.
Hakim juga dengan kata-kata bijaknya kembali mengingatkan kepada Nabil, di dalam hukum agama mereka tidak diperbolehkan menjalin hubungan dengan saudara kandung.
Sebagai orang tua, betapa terpukulnya mereka ketika mengetahui bahwa Nabil dan Nabila menjalin kisah kasih asmara. Dengan berlinang air mata, Hakim dan Amina meminta Nabil memutuskan percintaannya dengan Nabila.
"Nabil, sayangi Nabila sebagai saudaramu. Kalian memang ditakdirkan untuk menjadi saudara. Apa Nabil mau melihat Mama dan Papa menderita? Seluruh keluarga juga pasti akan menentang hubungan kalian berdua," Amina menangis menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
"Papa dan Mama juga minta maaf karena sudah menentang hubungan kalian. Kalian berdua anak Mama dan Papa. kami sangat menyayangi kalian," Hakim terisak sembari menyeka air matanya.
"Mama mohon, putuskan hubungan kalian. Ma ... mama mo ... hon."
Tiba-tiba saja Amina memegang dadanya. Jantungnya berdegup sangat kencang. Napasnya cepat, pandangannya berkunang-kunang.
"Mama!" teriak Hakim dan Nabil.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...