Seorang gadis yang berusia 18 tahun harus menjalani betapa pahit nya kehidupan yang harus ia jalani
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vnltwins, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Pagi hari yang indah di cahaya matahari memasuki celah-celah jendela kamar VVIP rumah sakit, dan membangunkan Nadine dengan kondisi yang mulai membaik.
Ceklek...
"Pagi Steven" Ucap Monic.
Hem...
"Nona bagaimana keadaan mu?" Tanya Monic.
"Aku baik dok" Jawab Nadine.
"Aku akan memeriksa kondisi mu dulu nona" Ucap dokter Monic.
"Lakukan lah dok" Jawab Nadine.
Setelah selesai di periksa Steven langsung bertanya mengenai kondisi nya gadis nya tersebut.
"Bagaimana kondisi nya monic?" Tanya Steven.
"Kondisi nya sudah mulai membaik, besok nona Nadine sudah bisa pulang" Jawab Monic.
Hem baiklah...
"Kalau begitu saya permisi dulu" Dokter berpamitan kepada Steven.
"Kau mau kemana baby?" Tanya Steven yang melihat Nadine hendak ingin turun dari ranjang nya.
"Saya ingin ke toilet tuan" Jawab Nadine.
"Saya akan mengantarkan mu ke toilet" Ucap Steven.
"Ti-tidak usah tuan saya bisa sendiri" Kata Nadine.
"Tidak ada penolakan, saya tidak ingin kamu kenapa-kenapa di toilet sana" Kata Steven lagi.
"Huh baiklah.." Ucap Nadine pasrah.
Terlihat Steven sangat telaten merawat Nadine, Nadine yang mendapat perlakuan itu merasa beruntung.
"Tuan apa kau tidak bekerja?" Tanya Nadine.
"Tidak baby pekerjaan ku asisten ku lah yang akan menghandle nya semua aku disini akan merawat mu" Jawab Steven.
Hemm baiklah...
Di sekolah Mikala merasa sepi sebab sahabat nya Nadine sampai saat ini belum bisa masuk ke sekolah lantaran masih sakit.
"Hey Mik" Sapa salah satu murid laki-laki.
"O-oh hey" Sapa Mikala kembali.
"Nadine dimana kenapa aku tak melihat nya sudah beberapa hari ini" Tanya murid laki-laki tersebut.
"O-ouh aku kurang tau, ponsel dia juga tidak bisa di hubungi" Jawab Mikala bohong.
"Iya kah aneh juga tidak biasa nya Nadine seperti ini" Ucap anak lelaki itu lagi.
"Ntah lah, aku pamit ke kelas dulu" Ucap Mikala berpamitan.
Iya...
Tidak terasa malam pun tiba Nadine terlihat sangat tertidur pulas, Steven trus mengecup kening nya dia merasa gemes melihat Nadine begitu pulas tidur nya hingga tidak terusik sama sekali.
"Baby kamu tenang saja takkan ku biarkan mereka melukai mu lagi seperti ini" Gumam Steven......
Pagi hari yang indah Nadine sudah bersiap-siap untuk pulang karena pihak rumah sakit sudah memperbolehkan Nadine pulang.
"Tu-tuan sebaik nya aku cari tempat saja" Ucap Nadine.
"Tidak baby tenang lah wanita itu tidak akan mengganggu mu lagi" Jawab Steven.
"Tapi tu-" Ucapan Nadine terpotong.
Stttttt....
"Sudah tidak ada penolakan ayo kita berangkat sekarang" Ucap Steven kembali.
Tidak terasa 30 menit berlalu akhir nya mereka tiba di mansion..
Steven menggendong Nadine ala bridal menuju kamar nya awal nya Nadine menolak tapi dia tau Steven akan tetap memaksa nya dah akhir nya dia hanya bisa pasrah saja.
"Baby istirahat lah para maid akan membantu mu, aku kekantor dulu" Ucap Steven dan mengecup kening Nadine.
Iya tuan....
Baru saja Steven tiba di kursi tiba-tiba terdengar suara teriakan dari seorang wanita.
Sayang.... Teriak Sindi dengan manja nya.
"Suara mu ini bukan hutan dan satu lagi kita tidak memiliki hubungan apa-apa lagi" Ucap Steven.
"Tidak Steven kita masih memiliki hubungan aku tidak terima pembatalan yang di katakan orang tua mu" Kata Sindi.
"*Cihhh dasar jala*g aku tau kau dan orang tua mu hanya menginginkan harta ku saja, pergi kau dari kantor, jangan pernah lagi kau menginjakkan kaki mu di sini dan di mansion ku*" Tegas Steven.
Steven melepaskan diri dari Sindi dan berjalan menjauh meninggalkan Sindi tanpa menoleh sedikit pun dan tidak mendengarkan ocehan Sindi.
"Lihat saja Steven kamu akan kembali ke pelukan kan ku tidak ada yang bisa merebut mu dari ku" Batin Sindi.
Sindi melangkahkan kaki nya pergi dari kantor Steven dalam keadaan marah.
Di mansion Nadine tengah bersantai di taman belakang mansion dengan di temani oleh maid Mira dan Mora.
"Kak cuaca hari sangat bagus iya" Ucap Nadine.
"Iya nona, nona betul sekali tidak biasa nya cuaca bagus seperti ini" Jawab Mora.
"Kak aku boleh minta sesuatu tidak? Tanya Nadine.
"Tentu saja boleh nona, katakan saja apa yang ingin kau minta" Jawab Mira.
"Aku ingin sekali membuat nasi goreng, apakah boleh" Kata Nadine.
"Duh nona sebaik nya kami saja yang membuat nya" Sambung mora lagi.
"Tapi kak aku ingin memasak nya sendiri boleh iya plisssss" Ucap Nadine memohon.
"Iya sudah deh nona, tapi kami bantu iya" Ucap Mira lagi.
Oke.....
Di dapur Nadine terlihat sangat bahagia dengan celemek dan bahan-bahan yang sudah di sediakan.
Para maid memperhatikan Nadine begitu telaten membuat nasi goreng hingga mereka bisa mencium bau nya yang sangat enak.
Setelah selesai memasak nasi goreng yang di inginkan Nadine, Nadine menawarkan kepada para maid.
"Kak apa kalian mau?" Tanya Nadine.
"Tidak nona kami sudah kenyang nona makan saja lah" Jawab maid bersama.
"Iya sudah kalau begitu aku saja yang makan, aku akan makan di taman belakang" Ucap Nadine pergi meninggalkan dapur.
Para maid membersihkan sisa-sisa masakan Nadine padahal Nadine sudah ingin membersihkan nya tapi para maid melarang Nadine takut Nadine kecapean karena baru sembuh.
Di kantor Steven terlihat sangat sibuk sebab tugas nya yang sangat menumpuk.
"Iya tuhan ini kapan selesai nya astaga, aku sudah mulai lelah" Gumam Steven.
Sore hari nya tiba Nadine melirik ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 17:30 sore iya segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya.
Steven sudah dalam perjalanan pulang kembali ke mansion di tengah perjalanan ia sibuk tengah memikirkan gadis nya dia saat ini sangat ingin tau apa yang di lakukan gadis nya tersebut.
Setiba nya di mansion dia langsung menanyakan keberadaan gadis nya itu.
"Bi gadis ku dimana?" Tanya Steven.
"Dia sedang mandi tuan" Jawab salah satu maid.
"Baik lah jika sudah selesai suruh dia menunggu ku di meja makan" Ucap Steven.
Baik tuan....