Penculikan yang terjadi membuatnya merasa bersalah dan bertekad untuk pergi dan menjadi lebih kuat agar bisa melindungi seorang gadis kecil yang sangat ia sayangi yaitu cucu dari Boss ayahnya. Tanpa ia sadari rasa sayangnya terhadap gadis kecil itu berubah menjadi rasa cinta yang sangat mendalam saat mereka tumbuh besar namun menyadari statusnya yang merupakan seorang bawahan, ia tidak berani mengungkapkan hati kepada sang gadis.
Namun siapa sangka saat mereka bertemu kembali, ternyata menjadi kuat saja tidak cukup untuk melindungi gadis itu. Nasib buruk menimpa gadis itu yang membuatnya hidup dalam bahaya yang lebih dari sebelumnya. perebutan kekayaan yang bahkan mengancam nyawa.
Apakah pria tersebut dapat melindungi gadis yang disayanginya itu? dan apakah mereka bisa bersama pada akhirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skyla18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Penculik itu membawa Alya masuk ke dalam mobilnya dan Alya sama sekali tidak tau kemana ia di bawa pergi. Namun ia bisa merasakan bahwa tempat itu tidak jauh karena mereka hanya sebentar saja di dalam mobil. Setalah sampai di suatu tempat yang tidak di ketahui oleh Alya, penculik itu kembali menggendong Alya untuk keluar dari mobil dan kemudian menurunkan Alya.
"Siapa kamu? Lepaskan aku. Kenapa kamu menculikku?" ucap Alya saat kain di mulutnya di lepas oleh penculik itu
Penculik itu tidak menjawab sedikit pun.
"Cepat lepaskan aku atau pengawalku, Azka akan datang dan memukulmu. kamu tau? Azka sangat kuat, dia bisa membuatmu masuk rumah sakit hanya dalam sekali pukulan. Jadi jika kamu mau selamat, lebih baik kamu bebaskan aku sekarang. Aku akan memaafkanmu dan meminta Azka untuk tidak memukulmu,"ucap Alya yang lagi-lagi tidak di jawab oleh penculik itu
Alya yang merasa kesal pun segera menendangkan kakinya secara brutal, berusaha mencari di mana lokasi penculik itu dan hendak menendangnya.
"Jangan macam-macam denganku. Jika masih kecil aku mungkin menangis saat ada yg menculikku. Namun sekarang aku lebih kuat, aku akan menendangmu. Jangan lari sini, hadapi tendanganku," ucap Ayla
"Ayla"
Ayla terdiam mendengar namanya di panggil oleh suara yang sangat tidak asing untuknya.
"Azka?"ucap Ayla saat menyadari itu adalah suara Azka
Azka pun membuka ikatan di tangan Ayla dan membuka penutup mata Ayla.
"Azka, kenapa kamu melakukan ini? aku takut tau," ucap Ayla sambil memukul dada Azka ketika ikatan tangannya sudah di lepas.
"Iya, maafkan aku. Aku hanya ingin membawamu kesitu,"ucap Azka sambil satu tangan menahan pukulan Ayla dan tangan lain menunjuk sebuah rumah pohon yang ada di tengah kebun.
Ayla pun baru menyadari bahwa saat ini mereka ada di kebun pribadi keluarga Hartono dan rumah pohon yang di tunjuk Azka adalah rumah pohon yang dulu mereka bangun bersama saat masih kecil bersama ayah Ayla. Rumah pohon itu masih berdiri kokoh walaupun cat kayunya mulai memudar dan ada beberapa bagiannya yang berderit ketika di injak.
Ayla dan Azka pun berjalan mendekat ke rumah pohon itu, tempat di mana ribuan kenangan kecil tertinggal, tempat mereka tertawa bersama, bertengkar karena hal sepele, dan menyusun rencana masa kecil. Pohon itu sudah seperti dunia milik mereka berdua.
Dari luar pohon itu di hiasi dengan lampu-lampu yang sangat indah membuat pemandangan kebun malam ini terlihat sangat menakjubkan.
"Naiklah," ucap Azka
Ayla pun mengangguk kemudian menaiki tangga dengan perlahan. Saat tiba di atas, matanya membelalak terkejut. Lilin lampu kecil menghiasi sekeliling rumah pohon itu, tulisan selamat ulang tahun tergantung di sana bersama foto-foto kenangan keluarga Alya, dan ada kue coklat kesukaannya di atas meja di dalam rumah pohon itu.
"Selamat ulang tahun, Alya!" ucap Azka
"Kamu ingat? Selamat ulang tahun juga, Azka! Kapan kamu menyiapkan semua ini?" tanya Ayla dengan ekspresi yang senang
"Tentu saja, aku mengingatnya. Hari ulang tahun adalah hari yang selalu kamu nantikan setiap tahun dan kamu selalu mengadakan pesta untuk itu. Aku menyiapkannya dengan sederhana, semoga kamu menyukainya,"ucap Azka
"Aku sangat menyukainya, terima kasih banyak. Karena semua masalah di keluarga, aku kira aku tidak akan merayakan ulang tahunku hari ini. Apalagi tidak ada ayah dan ibu yang menemaniku untuk merayakannya lagi, jadi aku tidak berharap ada acara ulang tahun,"ucap Ayla
"Maaf karena aku hanya bisa membuatkan acara kecil untukmu"ucap Azka
"Jangan minta maaf, aku sudah bersyukur kita berdua bisa merayakannya bersama. kamu tahu? aku pikir kita udah terlalu jauh dan tidak akan bisa merayakan ulang tahun bersama lagi seperti dulu," ucap Alya
Azka terdiam sesaat mendengarnya. Di dadanya perasaan yang selama ini ia pendam mulai terusik.
"Aku cuma pengawal sekarang, Alya. Waktu itu... kita masih anak-anak. Dunia kita kecil dan hanya dunia imajinasi kita. Sekarang, kita sudah besar dan punya dunia yang nyata. Dan sekarang aku bertugas melindungimu di dunia nyata ini, bukan memilikimu,"ucap Azka
Alya menoleh ke Azka dan menatapnya dengan tajam
"Dan kamu pikir aku cuma butuh perlindunganmu? Aku butuh lebih dari itu,Azka," ucap Alya
Azka tidak menjawab. ia hanya berdiri dan membiarkan keheningan di antara mereka berdua. Hingga akhirnya Alya melangkah mundur, senyum tipis muncul di wajahnya.
"Terima kasih, Azka. Ini... ulang tahun terbaikku setelah ayah dan ibu tidak menemaniku lagi,"ucap Alya
Ia duduk di lantai kayu rumah pohon, mencabut lilin kue yang belum sempat di nyalakan kemudian memotong seiris kue dan menyodorkannya ke Azka.
"Selamat ulang tahun, Azka. Aku tidak ingin meniup lilin karena kita sama-sama tau harapan kita tidak akan bisa menjadi nyata di dunia yang nyata ini." ucap Alya sambil tersenyum
Tanpa berkata apa-apa, mereka duduk berdua dalam diam, menikmati kue dan memandangi langit yang di hiaskan banyak bintang dan cahaya rembulan yang menerobos melalui sela-sela dedaunan.
"Apakah kamu pernah berharap hidupmu berbeda, Azka?"tanya Alya pelan
"Setiap malam," ucap Azka sambil menatap langit malam
"Kamu pernah membenci batas yang memisahkan kita sekarang?" tanya Alya kembali sambil menoleh ke arah Azka
Azka pun menoleh, mereka saling bertatapan. Azka tidak memberikan jawaban namun jawaban yang tidak pernah terucapkan itu justru terasa lebih dalam dari semua yang pernah di katakan.
Dalam diam , mereka sama-sama tau mereka memiliki perasaan yang sama. Namun ada batas status yang membuat mereka tidak bisa bersama.
Azka masih mengingat jelas apa yang di katakan Kakek Alya saat pertama kali ia kembali di sisi Alya. Ia sadar bahwa walaupun jarak mereka sangat dekat sekarang, ia tetap tidak bisa memiliki Alya. Ia hanya bisa menjadi bayangan yang melindungi alya, bukan mencintai Alya.
Ayla pun tau batas yang tidak bisa mereka langgar, ia memang mencintai Azka tapi ia tidak bisa melanggar aturan Kakeknya. Untuknya Restu dari orang tua dalam keluarga lebih penting dari apapun dan saat ini orang tuanya adalah kakeknya.
Namun apakah mereka akan bahagia jika tidak bisa bersama? Apakah ada orang lain yg mampu mengubah perasaan mereka? Tidak ada yang tau, bahkan Azka dan Ayla hanya bisa terdiam menerima garis takdir mereka.
Hanya keajaiban yang dapat membuat mereka bisa bersama. Perasaan sayang dari kecil yang tumbuh menjadi cinta yang begitu dalam walaupun telah melewati waktu yang lama dan jarak yang jauh.
_____________
Malam semakin larut, kini Azka dan Ayla sudah kembali ke rumah dan beristirahat setelah merayakan ulang tahun bersama di rumah pohon.
Tanpa mereka sadari, di luar rumah ada 2 mobil yang sedang berhenti di seberang jalan. Di dalam mobil itu, ada seseorang yang sedang memantau aktivitas mereka lewat kamera malam
"Kita tunggu saat yang tepat" ucap orang itu
"Kalau Alya selalu bersama Azka?" tanya yang lainnya
"Maka kita buat mereka berpisah. Azka terlalu berbahaya. Singkirkan dia dulu," ucap orang itu
Bersambung