Naya harus menerima sebuah kenyataan bahwa sang kekasih menjalin hubungan dengan orang terdekatnya
Naya yang bertekad ingin menikmati hidupnya harus terjebak dan menghabiskan malam dengan seorang pria yang selalu bersikap dingin kepada para wanita
Bagaimana bila pria tersebut ingin memiliki Naya untuk selamanya?
Apakah Naya dapat meraih kebahagiaan bersama pria tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triana mutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagaimana Dengan Nasib Anak Kalian?
Ardi pun membuka pintu apartemen tersebut karena terdengar bunyi bel di apartemen tersebut, saat itu Irvan datang untuk mengantarkan barang-barang milik Naya
"Tunggu di bawah"
"Baik tuan muda"
"Ini barang-barang kamu," ucap Ardi sambil menyerahkan tas Naya
"Terima kasih"
"Saya harus pergi sekarang dan untuk beberapa hari ke depan mungkin saya ga bisa datang untuk menemui kamu, saya harus pergi luar kota karena ada sesuatu yang mengharuskan saya berada di sana." jelas Ardi
Saat itu Naya hanya terdiam sambil menganggukkan sedikit kepalanya
"Kenapa juga dia harus menjelaskan sampai sejauh itu sama aku?" batin Naya
Ardi juga memberikan salep yang dia gunakan untuk mengobati luka di tangan Naya
"Terima kasih," ucap Naya dengan tulus
Ardi mulai mengeluarkan kartu yang tadi sempat tertunda untuk dia berikan, sedangkan Naya langsung memasang kurang suka melihat kartu tersebut
"Untuk apa anda memberikan saya kartu anda seperti ini?" tanya Naya dengan tegas
"Apa salahnya kalau saya memberikan salah satu kartu saya kepada kamu?" tanya Ardi dengan wajah datarnya
Ingin sekali rasanya Naya berteriak dan mengatakan secara lantang bahwa dia tidak ingin menerima hal tersebut, dengan dia menerima hal tersebut sama saja dengan dia telah menjatuhkan harga dirinya. Tapi Naya juga tidak memiliki keberanian sebesar itu mengingat apa yang baru saja dia dapatkan dari laki-laki tersebut, Ardi pun menghembuskan nafasnya dengan kasar
"Jangan ada pemikiran kalau saya merendahkan kamu dengan saya memberikan salah satu kartu saya ke tangan kamu, saya juga tidak akan memaksa kamu untuk menggunakan kartu itu kalau kamu memang tidak ingin menggunakan kartu itu." ucap Ardi dengan serius
Naya hanya bisa memarahi dirinya sendiri di dalam hati karena tak berani memberikan perlawanan terhadap laki-laki di hadapannya tersebut
"Tapi saya harap kamu tetap menerima kartu itu, anggap saja untuk berjaga-jaga bila ada sesuatu yang mendesak saat saya tidak ada di samping kamu." lanjut Ardi
Tidak ingin memperpanjang masalah Naya pun memilih untuk menerima kartu tersebut, tetapi tiba-tiba saja Ardi mendaratkan ciuman lembutnya di ujung kepala Naya dan membuat Naya terdiam membeku. Ardi pun mulai menatap kedua bola mata Naya dengan cara yang lembut
"Mungkin saya termasuk salah satu orang yang kurang pintar untuk memanjakan perempuan, tapi saya minta kamu untuk memberi saya waktu sedikit lebih lama. Saya akan berusaha untuk membuka hati kamu," ucap Ardi
Saat itu Naya memilih untuk menutup rapat mulutnya karena tidak ingin terjebak lebih jauh di dalam permainan itu, apalagi mendapatkan hukuman gila yang baru saja dia terima
"Bisa-bisanya dia bilang kalau dia kurang pintar memanjakan perempuan, lalu apa dengan ini semua? kalau aku adalah perempuan yang tergila-gila dengan uang, aku pasti akan melakukan apapun asalkan bisa ada di samping kamu." batin Naya
Ardi segera meninggalkan tempat itu karena urusan yang sedang menanti dirinya tak bisa di tunda lagi, sedangkan Naya menyapu bersih apartemen mewah tersebut dengan seksama
"Apa dia ga takut aku mencuri barang-barang berharga yang ada di tempat ini?" gumam Naya sambil tersenyum sinis
Papa Tomi adalah papa dari Laura dan saat itu dia baru saja tiba di kediaman mereka, papa Tomi memutuskan untuk segera kembali ke kota itu setelah mendapatkan kabar tentang sang buah hati dari mama Airin
Kedua orang tua Laura mulai berkompromi untuk memutuskan langkah apa yang sebaiknya mereka lakukan demi kebaikan sang buah hati, jauh di lubuk hati papa Tomi terselip perasaan kecewa dengan semua yang terjadi. Tetapi sebagai seorang ayah papa Tomi juga tidak mungkin menutup mata sedangkan keadaannya sudah seperti itu
Kedua orang tua Laura pun akhirnya memutuskan untuk meminta Farhan datang ke kediaman mereka, tanpa tau apa yang sudah terjadi Farhan pun mendatangi rumah tersebut
Begitu Farhan tiba di rumah itu dia langsung di arahkan oleh mama Airin menuju ke ruang tamu, sedangkan mama Airin langsung memanggil sang suami di dalam kamarnya. Papa Tomi langsung menuju ke ruang tamu dan menatap ke arah Farhan dengan wajah yang tidak bersahabat seperti biasanya
"Kenapa aku merasa suasananya jadi agak aneh ya? kenapa juga om Tomi melihat aku dengan cara seperti itu?" batin Farhan
Tak selang berapa lama kemudian mama Airin dan Laura sudah bergabung bersama mereka, Farhan pun merasa semakin aneh karena Naya tak ada di antara mereka semua
"Om minta kamu untuk bertanggung jawab dan menikahi anak kami Laura," ucap papa Tomi dengan tegas
Secara spontan Farhan langsung mengeraskan rahangnya sambil menatap tajam ke arah Laura
"Apa-apaan ini semua? apa yang sebenarnya sedang kamu rencanakan Ra? kenapa orang tua kamu jadi meminta aku untuk menikahi kamu?" batin Farhan
Laura sendiri memilih untuk menundukkan kepalanya dengan eskpresi wajah tertekan, seolah-olah dia tidak tau apapun dan hanya korban dalam kejadian tersebut
"Om rasa kamu sendiri sudah paham dan ga perlu lagi om jelaskan secara detail alasan om meminta hal itu dari kamu"
Farhan pun membuang nafasnya dengan kasar dan mulai menatap ke arah kedua orang tua Laura dengan serius
"Saya tau kalau saya dan Laura sudah melakukan sesuatu yang di luar batas, tapi saya harus meminta maaf yang sebesar-besarnya karena saya tidak bisa menikahi Laura om." ucap Farhan dengan tegas
Laura pun langsung mengangkat wajahnya dan menatap wajah tampan Farhan hati yang teramat sakit mendengar hal tersebut
"Apa maksud kamu Farhan?!!" tanya papa Tomi dengan wajah menahan amarah
"Saya rasa om dan tante juga pasti sudah tau, satu-satunya perempuan yang ingin saya nikahi di dalam hidup saya adalah Naya." jawab Farhan dengan yakin
Mendengar hal tersebut sontak saja papa Tomi pun langsung menampilkan sebuah senyuman yang terlihat dingin
"Apa kamu ga merasa malu saat mengatakan hal itu Farhan?"
Farhan pun hanya bisa terdiam karena dia menyadari kesalahan yang telah dia lakukan selama ini
"Kalau kamu memang serius ingin menikahi Naya, kenapa kamu melakukan sesuatu yang di luar batas bersama Laura?"
Farhan mencondongkan tubuhnya ke arah bawah hingga tubuhnya hampir menyentuh pahanya
"Dengan segenap hati saya memohon maaf atas kesalahan yang telah saya lakukan selama ini," ucap Farhan dengan tulus
Lagi-lagi papa Tomi menampilkan sebuah senyuman yang terlihat dingin
"Apa dengan permintaan maaf bisa menyelesaikan permasalahan yang ada?"
Farhan pun mulai mengangkat wajahnya
"Saya akan menjelaskan semuanya kepada Naya om, saya akan berusaha sebaik mungkin untuk menebus semua kesalahan yang telah saya lakukan kepada Naya"
"Apa cuma Naya yang ada di dalam pikiran kamu Farhan? lalu bagaimana dengan nasib anak kalian berdua?" tanya papa Tomi dengan penuh penekanan
Padahal Ardi sudah belajar berubah untuk lebih baik.
Ardi lebih mengutamakan Kamu.
Hubungan yang langgeng harus ada timbal balik nya.