Chelsea bahagia saat orangtuanya menjodohkan dirinya dengan Reno, putra sahabat mereka.
Berbanding terbalik dengan Reno yang terpaksa menerima perjodohan itu karena ancaman papanya.
Segala usaha dilakukan Reno untuk membuat Chelsea membatalkan perjodohan mereka. Mulai dari memperkenalkan Sherly, teman SMA-nya sebagai kekasih sampai membuat Chelsea melihatnya tidur dengan Sherly di kamar hotel, namun semua itu tidak menggoyahkan Chelsea untuk meneruskan perjodohan mereka.
Chelsea akhirnya menyerah setelah Sherly datang dan menunjukkan bukti kalau wanita itu sedsng hamil dari benih Reno.
Chelsea pun pergi menjauh dan memutuskan kembali setelah 4 tahun berlalu dan tampil sebagai Chelsea yang berbeda
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku yang Terakhir Tahu
Waktu terus berlalu, tanpa terasa Reno hanya punya waktu 2 minggu lagi untuk mencari bukti-bukti yang menyangkal semua omongan Sherly.
Pagi ini Edo dan Tomi sudah memaksanya pergi ke kampus padahal hari ini tidak ada jadwal Reno untuk menemui dosen pembimbingnya.
“Niat banget sih kalian ngeliat ospek. Kayak kurang cewek cakep aja di kampus,” gerutu Reno yang masih mengantuk karena baru tidur jam 3 subuh.
Pikirannya masih terbagi-bagi, antara urusan Sherly, kesibukan di perusahaan papa yang mulai bertambah dan masalah skripsi yang harus tertunda 2 minggu karena dosen pembimbingnya sedang ijin pulang kampung mengurus keluarga yang sakit.
“Dio nggak ikut ?”
“Dia udah duluan nongki di sana, biasa lewat jalur khusus.”
“Niat banget, sih.”
“Harus dong, Ren, Dio itu kan mau jagain pacarnya,” ujar Tomi sambil tertawa.
“Dio pacaran sama mabar ?”
“Lebih tepatnya sama sahabat mantan tunangan elo,” sahut Tomi.
“Eh serius ? Sejak kapan ? Kok bisa ?”
“Belum tahu detailnya, Bro,” Edo yang menyahut dan melirik Reno yang duduk di kursi belakang.
“Asem tuh anak, diam-diam ternyata pacaran sama bocah,”
“Nggak mau kalah sama elo,Ren.”
Reno hanya geleng-geleng kepala dan menyandarkan kepalanya ke jendela.
“Keluarganya Chelsea belum pindah tuh, Ren, tadi gue ke sana dan kata penjaganya tuan dan nyonyanya lagi keluar kota dan belum pindah.”
“Kayaknya begitu soalnya belum ada laporan dari bokap nyokap gue.”
“Tenang, Bro, sebentar lagi elo juga bisa ketemu sama pujaan hati,” ledek Tomi sambil menepuk bahu Edo.
Reno terdiam dengan mata terpejam. Mendengar ucapan Tomi, Reno baru sadar kalau sudah hampir 1,5 bulan Reno tidak bertemu dengan Chelsea bahkan melihatnya pun berjalan di sekitar komplek juga tidak.
Entah bagaimana kabarnya burung beo itu. Mama Siska juga sudah tidak sering mengeluh soal rasa sepinya. Sepertinya kedua orangtua Reno sudah bisa menerima permintaan papi Agam supaya Chelsea menjauhi rumah keluarga Juanda dan Reno secara pribadi.
Ketiganya langsung turun saat mobil Edo sudah terparkir di area parkiran kampus. Sebetulnya tidak semua mahasiswa boleh masuk selama masa ospek tapi kedua temannya ini bisa masuk tanpa kesulitan.
Dengan memakai jaket almamater, mereka bergabung dengan panitia resmi.Dio terlihat sudah duduk di area yang dibatasi papan, supaya tidak terlihat kalau dia hanyalah pengjunjung gelap yang tidak masuk hitungan panitia.
“Yang udah jadian sama mabar nggak bilang-bilang nih,” sindir Reno sambil duduk di sebelah Dio.
“Dih memangnya apaan perlu diumumin segala,” sahut Dio sambil terkekeh
“Udah berapa lama, Bro ?” tanya Tomi menepuk bahu sahabatnya.
“Dua bulan, masih seumur jagung,” sahut Dio sambil terkekeh.
“An**rit, bisa-bisanya elo nutupin dari kita kalau udah punya pacar sejak 2 bulan lalu.”
“Males ngomong sama cowok-cowok kepo, bisa-bisa gue gagal lagi pacaran hanya demi setia kawan. Belajar dari pengalaman Reno, Bro. Melepas berlian dapatnya batu kali,” ledek Dio sambil tergelak.
“Si**lan lo !” omel Reno sambil memukul bahu Dio.
Edo dan Tomi langsung mengikuti kenalan mereka untuk bergabung dengan panitia melakukan ospek pada mabar sekalian cuci mata.
“Katanya mau dekati Chelsea, belum juga usaha udah cari yang lain,” ejek Reno sambil geleng-geleng kepala.
“Edo elo dengerin. Mendingan ikut gue aja, Ren. Gue mau ke kelompok fakultas ekonomi, biar bisa lihat Nia. Siapa tahu aja ada mabar yang bisa menggugah perasaan cinta elo.”
“Geli banget omongan elo, Di.” Reno bergidik namun ikut beranjak juga dan mengikuti langkah Dio.
Terlihat para mabar sedang melakukan aktivitas yang aneh-aneh di bawah pengawasan panitia yang merupakan para senior. Dio senyum-senyum melihat Nia sedang dikerjai oleh kenalan Dio.
Tanpa sadar, Reno mengedarkan pandangannya mencari sosok yang baru mengisi pikirannya saat di mobil tadi. Matanya menyipit, mencoba mencari wajah yang sudah terekam baik di otak Reno, tapi tidak terlihat tanda-tanda gadis itu ada di sana.
Reno menghela nafas, kenapa hatinya tiba-tiba mencelos saat tidak bisa menemukan sosok Chelsea di antara para mabar yang terbagi-bagi dalam beberapa kelompok.
“Cari siapa ?” bisik Dio saat melihat Reno memutar kepalanya kesana kemari seperti mencari sesuatu.
“Eh nggak…” Reno buru-buru menggeleng.
“Kalau elo cari Chelsea, sampai empat tahun ke depan nggak bakal ketemu, Chelsea batal kuliah di sini, dia mundur.”
“Batal ? Kenapa ?”
“Kok malah nanya gue ? Biarpun kalian udah bukan tunangan lagi, kedua orangtua kan masih bersahabat, masa elo nggak ada dengar-dengar gosip sedikit juga ? Chelsea memutuskan pergi keluar negeri setelah pertunangannya batal sama elo.”
“Serius Bro ?” Mata Reno langsung membelalak. “Gue beneran nggak tahu.”
“Elo kapan tahu dan peduli soal Chelsea sih, Ren ? Lagian nggak masalah kan Chelsea mau kuliah di sini, di Bandung , di Surabaya atau luar negeri sekalian.”
“Iya, nggak masalah,” gumam Reno pelan lalu menghela nafas.
Dio hanya tersenyum tipis berpikir kalau keputusan Chelsea sudah tepat untuk pergi ke luar negeri atau kemanapun asal jauh dari Reno.
“Gue pamit dulu, Bro. Tolong bilangain Edo dan Tomi gue jalan dulu, mau ke kantor bokap.”
Tiba-tiba Reno pamitan meninggalkan area ospek. Cowok itu tersenyum dan menepuk bahu Dio lalu berbalik hendak keluar meninggalkan kampus.
Dio menautkan alisnya, tidak mengerti kenapa Reno harus ke kantor papa Robert tiba-tiba padahal tidak ada panggilan telepon atau bunyi pesan masuk.
Reno bergegas menghentikan ojek yang melintas tanpa menggunakan aplikasi. Tujuannya adalah kantor papa Robert karena Reno ingin memastikan soal Chelsea.
Sepuluh menit kemudian, Reno sudah sampai di depan pos satpam yang langsung mengenalinya sebagai anak pemilik perusahaan.
Reno hanya mengangkat tangan dan bergegas naik ke lantai 3, menuju ruangan papa Robert. Untung saja Reno datang tepat waktu karena terlihat papa Robert sudah bersiap-siap hendak keluar.
“Ada kerjaan mendadak, Ren ?” papa Robert menautkan alisnya, bingung dengan kedatangan putranya karena setelah makan malam kemarin, Reno sudah minta ijin untuk tidak masuk kantor hari ini.
“Aku mau tanya soal Chelsea, Pa.”
“Jangan cari masalah lagi, Reno. Suasana hati Om Agam sudah membaik dan jangan kamu usik lagi dengan masalah Chelsea.”
“Aku hanya ingiin memastikan kalau Chelsea melanjutkan studinya ke luar negeri. Benar begitu, Pa ? Kemana ?”
“Kenapa mendadak kamu ingin tahu soal kabar Chelsea dan kehidupannya , Ren ? Saat dia berada di depan matamu, begitu dekat, kamu tidak peduli. Sekarang untuk apa kamu tahu juga ? Kamu sendiri yang bilang sama mama, kan kalau sekeras apapun mama dan papa memaksamu untuk belajar menerima Chelsea, kamu tetap tidak bisa. Bagi kamu dia hanya sekedar anak Om Agam, sahabat papa.”
“Hanya tidak biasa saja, Pa. Selama ini Chelsea selalu bilang kemanapun dia pergi meskipun terkadang hanya mengirimkan pesan. Dan sekarang sepertinya di rumah hanya aku sendiri yang tidak tahu kalau Chelsea sudah pergi dan tidak melanjutkan kuliahnya di Indonesia.”
“Kalau memang kamu merasa kalau Chelsea bukanlah orang yang penting untuk diingat apalagi pantas untuk menjadi bagian hidupmu , tidak usah kamu pusing masalah dia ada dimana.
Papa dan mama menyesal telah memaksakan keinginan kami kepadamu. Kami pikir dengan rasa cinta yang Chelsea miliki, kamu pun akan memiliki perasaan yang sama secara perlahan-lahan, tapi kami malah membuatmu menderita dan tanpa sadar kamu melampiaskan penolakanmu itu pada Chelsea.
Dia sudah hidup bahagia di dunianya yang baru, jangan diganggu lagi.Chelsea melanjutkan kuliah di Amerika.”
Reno terdiam sambil duduk di sofa, bingung harus bicara apa.
“Papa harus rapat di lokasi proyek dulu, Ren sekalian makan siang. Kamu istirahat dulu di rumah biar besok lebih efektif beraktivitasnya.”
“Aku di ruangan papa dulu, boleh ?”
“Istirahatlah di dalam, ada tempat tidur yang bisa kamu gunakan untuk memejamkan mata sebentar.”
“Terima kasih, Pa.” Reno pun berjalan menuju ruangan pribadi milik papa Robert.
Reno yg menolak perjodohan sehingga dia membuat rekayasa pacaran sama Serly,
Revan yg hanya pura pura mencintai mu padahal dia sudah punya anak dari Dita
Bastian yg mencintai mu tapi dia punya masa lalu yang kelam sehingga dia punya anak dari perempuan lain 🤭🤭🤦♀️