Rahim Bayaran Mr. M

Marcell pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, Ia nampak selalu tersenyum membayangkan apa yang terjadi di malam itu.

Setelah selesai, Marcell keluar dan terlihat pakaian sudah bertengger di atas ranjang yang sudah di siapkan Amelia.

Marcell yang membuka topengnya sedari tadi saat mandi. Ia menatap wajahnya di dalam pantulan cermin.

"Wajahku seperti iritasi karena mengunakan topeng ini!" Ucapnya sambil melihat wajah yang penuh dengan bintik merah.

Setelah selesai, Marcell menggunakan topengnya kembali. Ia menggunakan pakaian yang di siapkan Amelia dan setelah selesai Ia turun ke bawah untuk sarapan.

Marcell nampak tersenyum, melihat nasi goreng kesukaannya.

"Kalau begini terus, aku jadi betah di rumah!" Batinnya.

Marcell memakan makanannya dengan lahap dan setelah selesai, Ia menyalakan televisi sambil duduk di sofa. Amelia yang melihat itu, langsung datang menghampiri dengan wajah heran.

"Maaf...! Kenapa anda belum berangkat?" Tanyanya.

"Aku lagi malas, aku mau tinggal di sini untuk hari ini!" Jawab Marcell dengan santai.

"Apa tinggal, tapi..." Ucap Amelia terhenti saat melihat tangan Marcell berisyarat.

"Tidak ada tapi, ini rumahku!"

Amelia tak berani berkata lagi dan membiarkan Marcell duduk sendiri. Marcell nampak merasa tenang tinggal di rumah, Ia tak tahu apa yang terjadi. Tapi mungkin semua ini, karena perhatian yang di berikan Amelia yang tak pernah dia dapatkan dari Indira.

Kediaman Marcell...

Indira nampak tak tenang, Ia melihat jam yang ada di tangannya menunjukkan pukul 09:00 pagi. Ia heran, kenapa Marcell belum pulang.

Dan di saat itu juga, Anita sang mertua datang menghampiri.

"Kamu kenapa? Dan kemana Marcell dari semalam Mama tidak melihatnya?" Tanya Anita yang bertubi-tubi.

"Eemm, mas Marcell sedang ada meeting di luar kota. Mungkin terkena macet!" Jawabnya.

"Ooohhh...!" Tutur Anita sambil menyunggingkan senyumnya.

Indira nampak heran melihat senyum sang mertua seperti mengejek.

"Apa maksud dari kata Ooohh Mama?"

"Enggak, hanya saja kami jangan terlalu diam. Dan jangan terlalu percaya dengan ucapan lelaki. Meskipun Marcell anak Mama, tapi firasat seorang wanita itu sama!" Jawab Anita.

"Aku percaya kok, sama Mas Marcell. Semua yang dilakukannya demi kebaikanku!" Ucap Indira sambil melenggang pergi.

Indira pergi ke kamarnya, dan hatinya mulai tak tenang memikirkan ucapan dari sang mertua.

"Memang benar apa yang di katakan Mama, tapi masa iya sih Marcell jadi betah di rumah Amelia!" Cibirnya.

Akhirnya untuk mengurangi rasa penasarannya, Indira pergi di antar oleh Pak Ardi. Ia ingin mengecek, jika Marcell tidak ada di rumah Amelia.

Indira yakin, jika Marcell langsung pergi ke kantor. Dan Marcell juga tidak bisa di telpon.

...

Akhirnya mereka sampai, setelah menghabiskan waktu yang lama. Indira keluar dan langsung masuk ke dalam gerbang. Ia nampak mengintip dari kaca jendela dan benar ternyata Marcell malah sedang bersantai sambil memakan cemilan.

Entah kenapa, hati Indira terasa sakit melihatnya. Dia tidak ingin kehilangan Marcell dan Indira langsung mengetuk pintu.

Tok...tok...

Pintu di ketuk oleh Indira dan tak lama Amelia membuka pintunya. Amelia nampak heran, kenapa Indira tahu rumahnya.

"Hai...!" Sapa Indira.

"Indira, dari mana kamu tahu rumahku?" Tanya Amelia yang nampak riang.

"Kemarin kamu kan cerita, jadi setelah dekat rumah aku tanya-tanya sana tetangga!"

"Oooh!"

Amelia mengajak Indira untuk masuk dan menuju ke sofa. Di saat santai, Marcell nam keselek melihat Kedatangan Indira.

"Kamu duduk dulu sebentar, saya akan buatin minum dulu!" Ucap Amelia.

Indira duduk dan nampak tersenyum kesal melihat Marcell.

"Jadi anda disini, betah sekali sama istri muda!" Tuturnya.

Marcell langsung mendekat dan menggenggam tangan Indira dan mencoba meyakinkannya.

"Sayang, kenapa kamu disini? Aku melakukan semua ini demi kamu, demi kebahagiaan kita!" Jawab Marcell.

"Kebahagiaan kita atau kebahagiaan kamu?" Tanyanya dengan nada kesal.

"Sayang!" Ucap Marcell dengan tatapan melas.