Cinta adalah satu kata yang tidak pernah ada dalam hidup Ruby. Hati dan kehidupannya hanya ada rasa sakit, derita, amarah, kebencian dan dendam yang membara.
Sedangkan Kevin adalah satu nama yang tidak pernah masuk dalam daftar hidupnya.
Sayangnya kehadiran Kevin yang tanpa sengaja mampu menghidupkan rasa cinta dalam hati Ruby. Sekeras apapun Ruby menolak cinta itu, tapi hatinya berkata lain yang membuatnya semakin marah.
Cinta yang seharusnya indah namun membuat hidup Ruby semakin tersiksa. Ruby merasa telah mengkhianati Ibu dan prinsipnya untuk tidak akan jatuh cinta.
Akankah Ruby mengakui dan menerima cinta itu? Atau pergi dan menghilang membawa cinta yang semakin menyiksa hidupnnya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Starry Light, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 05
Kevin dan teman-temannya tengah berlatih band di sebuah studio, tapi bukannya berjalan lancar malah berantakan karena Kevin sebagai vokalis tidak fokus. Sepertinya pikiran Kevin berada di tempat lain.
"Lo kenapa sih, Vin? Akhir-akhir ini lo aneh banget. Nge-Band gak fokus, basket juga berantakan. Lo lagi ada masalah?" tanya Gio meletakkan stik drum nya.
"Gue lagi capek aja," sahut Kevin duduk di sofa yang ada diruangan itu.
"Kalau lo perlu waktu buat istirahat, mending kita break beberapa hari. Tapi setelah itu, lo harus fokus latihan," kata Steve memberi solusi.
"Tapi acara pensi itu tinggal seminggu lagi! Masa iya kita break latihan?" protes Dino tidak setuju dengan usul Steve.
"Dari pada latihan tiap hari tapi kayak gini, mending latihan cuma dua hari tapi hasilnya maksimal," kata Steve. Gio mengangguk setuju, sedangkan Kevin hanya diam saja.
"Apa yang dikatakan Steve ada bener nya, kita semua tahu kemampuan Kevin. Gue sih setuju kalau kita break," ujar Gio.
Dengan berat hati akhirnya Dino setuju, dan kini mereka berpisah karena mempunyai kesibukan masing-masing. Gio pergi ke salah satu restoran keluarganya, dia belajar tentang management resto dengan supervisor restoran nya.
Dino pergi ke bengkel orang tuanya, jika kalian pikir Dino akan bekerja, itu salah besar. Karena Dino hanya akan memodifikasi motor kesayangannya dengan berbagai eksperimen. Sedangkan Steve, pria itu berada di sasana tinju untuk berlatih kick boxing yang menjadi hobinya.
Kevin masih berada dalam studio yang kosong, hatinya bingung tak tahu harus bagaimana. Pikirannya penuh dengan Ruby, tapi dirinya tidak bisa berkomunikasi dengan Ruby. Bahkan Kevin tidak tahu nomer ponsel kekasih rahasianya.
"Gue gak pernah nyangka kalau cewek itu akan sangat mempengaruhi kehidupan gue," ucap Kevin pelan sambil menggelengkan kepalanya. "Dan sialnya kehadiran gue gak berpengaruh apapun dalam hidupnya," sambung Kevin tak percaya melihat dunianya jungkir balik, sedangkan kehidupan Ruby berjalan seperti biasanya.
"Ini gak boleh di diemin!" tekat Kevin ingin membuat kehidupan Ruby terpengaruh karenanya.
***
Disekolah, Ruby terlihat sedang berjalan bersama Alika. Alika yang terlihat bicara tanpa henti, sedangkan Ruby hanya menjadi pendengar yang baik. Dari kejauhan, Kevin memperhatikan keduanya. Bukan hanya hari ini, tapi sejak beberapa hari yang lalu Kevin diam-diam mengamati kedekatan Alika dan Ruby.
"By, lo lebih suka Snow White atau Cinderella?" tanya Alika.
"Mereka siapa?" tanya Ruby membuat Alika menganga. Bagaimana mungkin Ruby tidak tahu Snow White dan Cinderella?.
"Lo gak tahu mereka siapa?" tanya Alika. Bahkan Alika menghentikan langkahnya dan memegang kedua bahu Ruby.
"Kenapa gue harus tahu?" Ruby melepaskan kedua tangan Alika dan kembali berjalan dengan wajah datarnya.
"By!!!" teriak Alika setengah berlari mengejar Ruby. "Tontonan masa kecil lo apa sih, By? Masa iya gak tahu kisah legendaris itu? Gue rasa semua anak perempuan didunia ini pernah nonton film itu kecuali, lo." kata Alika berjalan di samping Ruby.
"Gue gak suka nonton," ujar Ruby masuk kelasnya, meninggalkan Alika didepan pintu.
"Ckckck, pantes aja mukanya datar. Hidup Ruby pasti juga datar," gumam Alika melihat Ruby yang sudah duduk di bangkunya, kemudian Alika pergi ke kelasnya.
"Woy!! Liatin apa sih?" teriak Gio yang tiba-tiba datang merangkul pundak Kevin.
"Ckk, resek lo!" kata Kevin. Dengan kesal menghempaskan tangan Gio yang ada di pundaknya, lalu menuju kelasnya.
"Kesambet apa tuh bocah?" kata Gio pelan.
"Vin! Tungguin gue!" Gio berlari menyusul Kevin yang sudah sampai ambang pintu.
"Vin, lo kenapa sih? Akhir-akhir ini, lo aneh banget," Gio masih penasaran dengan apa yang terjadi pada Kevin, hingga membuat sahabat berubah.
"Biasa aja kali, aneh apanya?" sahut Kevin merasa tidak ada yang berubah. Gio menggelengkan kepalanya.
"Lo aneh, lo jadi pendiam, jarang ngomong, banyak ngelamun, gak fokus dan yang paling aneh lagi adalah. Lo gak pernah ngecengin cewek-cewek di sekolah hampir satu bulan, lo gak lagi patah hati 'kan?" Tanya Gio penuh selidik. Mendengar kata 'patah hati' membuat Kevin melongo tidak percaya, apa lagi kata-kata itu keluar dari mulut sahabatnya.
"Gue patah hati?" ulang Kevin sambil menunjuk dirinya sendiri, Gio mengangguk.
"Terus kapan gue jatuh cintanya?" Kevin menggelengkan kepala sambil tertawa. Seorang Kevin patah hati? Hal itu adalah sesuatu yang tidak mungkin ada dalam kamus hidupnya, karena Kevin belum pernah jatuh cinta.
"Iya juga sih," kata Gio pelan. Meskipun selama ini Kevin sering gonta-ganti pacar, tapi tidak satupun dari sekian banyak kekasihnya yang mampu membuat Kevin jatuh cinta.
Tak lama seorang guru datang dan merekapun memulai kegiatan belajar mengajar. Poin plus Kevin adalah, selain populer, tampan dan kaya, dia juga termasuk salah satu siswa yang pintar. Tak heran jika Kevin menjadi idola di kalangan siswi di sekolah, kecuali pacar rahasianya, Ruby.
"Eh, lo mau kemana?" heran Gio melihat Kevin bergegas meninggalkan kelas setelah pelajaran selesai.
"Basket!" sahut Kevin. Wajahnya berseri-seri seolah baru memenangkan lotre, Gio melihat itu malah terbengong. Mereka baru saja menyelesaikan mapel matematika yang cukup menguras isi kepala, lalu bagaimana bisa Kevin bersikap sebahagia itu?.
"Gue tahu dia pinter, tapi ...." Gio menghela nafas kasar lalu berlari menyusul Kevin.
***
Seperti biasa, Kevin berjalan riang dan sesekali tebar pesona pada para gadis yang melihatnya penuh puja. Beberapa kali Kevin memberikan flying kiss seolah dirinya benar-benar bintang besar.
"Gue bilang juga apa? Gak mungkinlah Kevin patah hati."
"Ya, Kevin sudah kembali."
"Ayo kita ke lapangan,"
Begitulah bisik-bisik beberapa gadis yang terpesona oleh Kevin. Perubahan Kevin beberapa waktu lalu bukan hanya dirasakan oleh sahabat dekatnya, tapi juga para penggemar setia Kevin yang mengira idola mereka patah hati.
Dengan masih mengenakan seragam, Kevin mulai mendribble bola dan melemparkannya dalam ring basket. Bahkan beberapa kali Kevin berhasil melakukan 3-point. Hal itu semakin membuat penonton bersorak menyerukan nama Kevin.
"Nahh ... Ini baru Kevin yang gue kenal," Dino tersenyum lebar sambil merangkul pundak Kevin.
"Gue kemarin lagi suntuk aja," kata Kevin berjalan kepinggir lapangan.
"Mau minum?" suara lembut seorang gadis memberikan botol minum. Kevin mengambilnya sambil tersenyum, membuat wajah gadis itu memerah dan berlari pergi.
"Thanks!" teriak Kevin. Namun gadis itu tetap berlari.
"Cieee ... Udah dapat gebetan aja nih," ledek Gio melihat Kevin menerima botol minum itu, Kevin tersenyum menggelengkan kepalanya dan membuka minuman itu.
"Eh, dia Alika 'kan? Cewek di Mall sama Ruby yang waktu itu?" kata Dino setelah mengingat wajah Alika.
"Kenapa lo? Naksir?" tanya Gio. Dino meninju pundak Gio pelan.
"Ya gak lah, lagian tuh cewek pasti lebih milih Kevin dari pada gue," tentu saja Dino pesimis bisa mendapatkan Alika. Apalagi Alika terlihat sangat menyukai Kevin.
"Kapan kita latihan lagi?" tanya Steve mengalihkan pembicaraan. Pria itu memang tidak suka membicarakan hal-hal yang tidak penting baginya.
"Besok deh. Hari ini gue ada janji sama nyokap," sahut Kevin.
"Oke, gue balik ke kelas dulu," kata Steve meninggal lapangan basket.
"Lo beneran ada janji sama Tante Vina atau alesan aja?" selidik Gio, curiga.
"Lo gak percaya?" tanya Kevin menatap Gio dan Dino yang langsung mengangguk.
"Biarpun kita bukan buaya, tapi kita gak bisa lo kadalin!" ucap Dino random.
"Aneh kalian," Kevin meninggalkan dua sahabatnya tanpa menjelaskan apapun.
*
*
*
*
*
TBC
Happy reading 🤗🤗🤗
Author gak bosan-bosan mengingatkan kalian untuk meninggalkan jejak di kolom komentar, like, subscribe, dan vote 😉
Jangan lupa sajennya bunga mawar dan kopi hitam 🫰🏻