Shanum namanya.. wanita periang nan cantik.
Tanpa sebuah rencana, tanpa sebuah aba-aba. Seorang pria tampan dan sukses memintanya untuk menjadi pacarnya. Ya.. "Sebatas Pacar Sewaan" demi menutupi kepergian kekasihnya.
"Satu tahun, hanya satu tahun, berpura-puralah menjadi pacarku." Pinta Pria itu.
"Kenapa mesti aku?" Tanya Sha dengan wajah yang penuh dengan pertanyaan.
Hari demi hari mereka jalani bersama. Cinta hadir tanpa mereka sadari. Tawa dan air mata menghampiri keduanya. Menjadi sebuah kenangan menuju masa depan.
"Aku hanya sebatas pacar sewaan saja. Harusnya aku siap jika saat perpisahan itu tiba, kenapa aku tak rela sekarang."
Mampukah Sha menjalankan hari-harinya? Mari tertawa dan menangis bersama ya.. Yuk, kita kepoin kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kurniasih Paturahman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bergosip
Mimpikan ini..
Kenapa dia dengan mudah memujiku. Aku cantik menurutnya, entah kenapa aku merasa bergetar mendengar pujian itu.
-Shanum-
🍁🍁🍁
Shanum tengah menatap dirinya di sebuah cermin, bahkan ia menarik napas panjang saat itu. Sebuah gaun yang tadi dikenakannya sudah berada di genggamannya sekarang Shanumpun keluar perlahan dari sebuah ruang berbentuk kotak tempat ia mengganti pakaian tadi.
Sosok wanita yang tengah menunggunya di luar, langsung menghampiri Shanum dan meminta Shanum untuk menyerahkan gaun itu padanya. Setelah menyerahkan gaun itu kembali ke pemiliknya, Keenan meminta Shanum untuk menunggu di sebuah sofa yang pertama kali Shanum jumpai ketika masuk ke dalam butik ini.
Tak berapa lama kemudian, Keenan muncul dengan beberapa kantong belanjaan berwarna putih yang sudah melekat di jemarinya.
"Keenan sudah membayarnya?" Batin Sha bertanya.
"Yuk Sha." Ajak Keenan kemudian. Shapun bangkit dari duduknya menghampiri Keenan dan melangkah bersama.
"Mau kemana lagi sekarang?"
"Kamu akan tau setelah sampai."
"Ya itu sudah pasti.." Jawab Sha dan tampak kesal dengan jawaban Keenan.
Keenan selalu saja tak menjawab, membuat Shanum selalu bertanya dan bertanya.
"Kamu harus tampil cantik malam ini."
"Aku sudah cantik sejak dulu." Ucap Sha asal dan ucapannya itu malah menjadi bom atom buat dirinya.
"Ya.. kau memang cantik." Jawab Keenan dan langsung pergi begitu saja setelah mengatakannya.
Shanum yang tak siap dengan ucapan itu, menjadi diam membisu. Ia tak mampu berkata-kata. Mengucapkan terima kasih saja ia tak sanggup. Pujian itu datang langsung dari mulut Keenan.
"Itu serius." Bisik Sha tiba-tiba dan langsung mencubit kecil pergelangan tangannya dan kemudian berteriak setelah itu.
"Au.." Teriak Sha dan berhasil membuat Keenan menghentikan langkahnya dan membalikan tubuhnya menatap Shanum.
"Kenapa?" Tanya Keenan dan disambut dengan gelengan kepala Shanum menyatakan dirinya baik-baik saja.
"Ayo Sha, waktu kita tak banyak." Ajak Keenan lagi dan kali ini Shanum berlari menghampiri Keenan.
.
.
.
.
Shanum tengah menatap dirinya di sebuah cermin besar. Seorang Pria tampak lemah gemulai berdiri tersenyum memandang dirinya.
"Sempurna." Ucap Pria itu.
Pria itu bernama Gerry, ya.. Keenan memanggilnya seperti itu tadi. Wajahnya tampan, badan tinggi besar, namun terlihat begitu feminim.
"Keenan memang selalu pintar memilih pasangan." Ucap Gerry sambil merapikan sedikit tatanan rambut milik Sha.
"Selalu?" Ulang Sha bertanya.
"Ya.. pacarnya dulu sangat cantik, dan kamu lebih cantik menurutku." Ucap Gerry dan kata-kata itu berhasil membuat Shanum bangga mendengarnya.
"Aku lebih cantik dari Yuna." Bisik Shanum dan terkekeh kemudian.
"Aku bukan pacarnya Keenan." Ucap Sha jujur.
"Seriussss..."
"Ya.." Jawab Sha penuh keyakinan.
"Aku engga percaya."
"Kenapa enggak percaya?"
"Jelas Keenan bilang kamu pacarnya."
"Dia bercanda."
"Ayolah Sha, sepanjang ku mengenal Keenan, ia tak pernah bercanda dengan kata-katanya."
"Oke, berarti dia sedang mengigau saat itu." Ucap Sha dan membuat Gerry tertawa mendengarnya.
"Aku tau kenapa Keenan menyukaimu."
"Apa? Tanya Sha yang tiba-tiba menjadi begitu penasaran mendengarnya.
"Kau cantik."
"Ya sejak dulu aku cantik." Jawab Sha cepat memuji dirinya sendiri.
"Kau baik, tulus, menyenangkan dan kau begitu polos."
"Polos." Ulang Sha dan berpikir maksud dari perkataan Gerry padanya.
"Sudahlah jangan dipikirkan." Pinta Gerry kemudian dan kali ini mengelus lembut pipi mungil Sha dengan perona pipi yang begitu soft saat itu.
"Bagaimana dengan pacarnya Keenan?" Tanya Sha yang tiba-tiba begitu penasaran dengan sosok Yuna.
"Dia wanita menyebalkan." Ucap Gerry dan ekspresinya begitu tak suka saat Shanum membahasnya.
"Menyebalkan bagaimana?"
"Dia angkuh dan egois."
"Egois."
"Keenan tak pernah cerita tentang sosok Yuna padamu Sha?" Tanya Gerry dan Sha hanya menggeleng.
Siapa memang dirinya, Kenapa Keenan harus menceritakan sosok Yuna padanya. Ia Inget betul saat Keenan bercerita tentang Yuna pertama kali. Ia dengan jujur mengatakan bahwa Yuna adalah pacarnya, tapi telah pergi. Shanum hingga sekarang masih tak paham dengan kata telah pergi itu.
"Demi masa depannya, Yuna meninggalkan Keenan. Keenan begitu bodoh, masih saja mau menunggu Yuna kembali. Yah Yuna berjanji akan kembali, tapi itu entah kapan."
Sedikit paham, namun masih tak terlalu paham. Bisa dibilang mereka masih memiliki hubungan. Shanum tak menyangka Keenan pria yang begitu setia.
"Yuna cantik, tapi begitu angkuh. Aku masih bingung apa yang membuat Keenan jatuh cinta padanya."
"Kamu perlu mengenal lebih dalam, sebelum kamu menilainya." Ucap Sha namun Gerry tampak tak menerima pernyataan itu.
"No.. penilaianku benar. Kamu pasti akan memberi nilai yang sama setelah bertemu dengannya."
"Hemm.. aku harap aku tak bertemu dengannya." Bisik Sha sendiri.
"Hem.. riasanmu sudah sempurna. Pasti Keenan suka dan ganti pakaianmu. Tadi Keenan menyuruhmu untuk mengganti pakaian segera setelah berhias."
"Thank you Gerry." Ucap Sha dan kemudian bangkit dari duduknya menuju ruang ganti.
Kini Shanum sudah berada di dalam ruang ganti, ia mencoba mengenakan gaun yang tadi sempat ia coba di butik. Ia tatap dirinya berkali-kali, ia sangat terkejut dengan penampilannya saat ini. Sangat cantik.. sepertinya benar yang dikatakan Gerry, dirinya lebih cantik dibandingkan Yuna.
"Sudah belum Sha.." Teriak Gerry di luar ruang ganti dan berhasil menghapus lamunan Shanum saat itu.
"Iya sudah." Jawab Sha dan ikut berteriak.
Shapun bersiap untuk membuka tirai ruang ganti itu, mencoba melangkah ke luar. Namun Tiba-tiba tirai itu terbuka sebelum dirinya berhasil membukanya.
Ada Keenan di sana. Berdiri terdiam terpaku menatap Shanum. ia terus menatap begitu pun Shanum yang begitu terkejut dengan kehadirannya.
"Kau sudah siap?" Tanya Keenan yang masih saja terus menatapnya.
Keenan terpukau, terpesona atau entah apa namanya. Rasanya ia ingin terus menatap Shanum saat itu. Bahkan ada rasa ingin mencium bibir Shanum yang begitu menggoda. Shanum sangat cantik, begitu cantik.
Shanumpun begitu terkejut menatap sosok Keenan, tampilannya saat ini sungguh berbeda. Begitu tampan, walau setiap hari dia selalu terlihat tampan. Tubuhnya yang besar dan tinggi dengan Jas yang berwarna senada dengan gaunnya saat ini, membuat dirinya begitu sempurna. Aroma tubuh Keenan bahkan begitu tercium, karena jarak mereka yang begitu dekat.
"Harum.." Bisik Sha.
"Ehem.." Gerry berdehem menghentikan aksi saling tatap menatap itu. Shanum dan Keenan tampak malu akhirnya.
"Bagaimana Keen, Shanum cantik kan?" Tanya Gerry pada Keenan.
"Ya.. Cantik.." Jawab Keenan dan kembali menatap Shanum yang masih berada di sampingnya.
.
.
.
.
lanjutttttt Keenan🤭
Selamat membaca, yuk ikuti kisahnya dan Mohon dukungannya.
Like, favorite, vote dan ratenya ya kakak semua.
Jika berkenan memberikan Gift, author ucapkan terika kasih😚
Semoga betah disini dan tetap setia menanti UPnya🙏
baru sadar kamu sekarang, tapi Uda terlambat 😅😂🤪