Diora, seorang wanita yang hidup mandiri. Kehidupannya cukup senang, tentram, nyaman, dan damai dengan cinta serta kasih sayang yang diberikan oleh kekasih dan sahabatnya.
Namun, ketentraman itu musnah seketika setelah Davis, pria kaya yang arogan masuk ke dalam kehidupan Diora. Hanya karena kebaikan Diora menolong pria itu ketika badai salju membuat Davis begitu menginginkan Diora menjadi miliknya.
Berbagai cara Davis lakukan untuk mendapatkan wanita itu, hingga akhirnya Diora terpaksa harus menikah dengan Davis atas jebakan yang dibuat oleh pria itu.
Kehidupan pernikahan yang mereka jalani tanpa cinta, karena Davis hanya terobsesi dengan Diora. Akankah pernikahan itu membawa kebahagiaan untuk Diora? Atau sebaliknya?
Follow instagram Author yuk : heynukha
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NuKha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 15
“Tuan ... bukankah itu nona Diora?” ujar Steve asisten Danzel. Mereka baru saja memasuki mall.
Danzel menatap ke arah gerombolan wanita yang menjadi pusat perhatian pengunjung mall. “Ayo kita kesana.”
Danzel langsung merangkul pundak Diora setelah sampai, lalu bertanya dengan penuh kasih sayang. “Kenapa masih di sini? Kenapa tak menungguku di Ravintola saja?”
Diora yang awalnya kaget karena ada tangan kekar yang merangkulnya langsung tersadar setelah mendengar suara yang sudah ia rindukan selama satu bulan lebih. “Sedang menyapa temanku.” Senyuman manis memabukkan Diora perlihatkan kepada sang kekasih.
“Jangan tersenyum di tempat umum, kau bisa membuat semua orang pingsan dengan senyumanmu itu,” kelakar Danzel. Ia cubit dengan gemas hidung mancung milik kekasihnya. “Ayo kita makan.”
“Sebentar ... aku ada sesuatu yang harus dibicarakan dengan temanku, kau kesana dulu saja El, aku akan menyusulmu setelah ini.” Usapan lembut Diora berikan pada lengan kekar Danzel.
“Baiklah ... jangan terlalu lama, aku akan memesankan makanan kesukaanmu.” Danzel mengacak-acak rambut curly wanita yang ia cintai itu.
Danzel dan Steve pun pergi meninggalkan Diora. Sedangkan semua orang yang sedari tadi menonton adegan mereka dibuat tercengang dengan kedatangan tuan Danzel Pattinson yang memperlakukan seseorang sangat lembut.
“Tuan Danzel Pattinson?” Mata kedua wanita yang sebenentar lagi akan memutuskan pertemanannya dengan Diora palsu itu pun membelalak tak percaya dengan apa yang ia lihat. “Jadi kau membohongi kami?” sungut mereka kepada Eliana. “Mulai sekarang aku tak sudi berteman dengan pembohong sepertimu!” Mereka melenggang meninggalkan Eliana yang memohon untuk tidak memutus pertemanan mereka.
Sedangkan Gabby tersenyum puas, rubah betina kalah telak. Wanita tak tahu diri memang harus diberi pelajaran.
“Puas kalian mempermalukanku di depan teman-temanku!” seru Eliana.
Gabby berdecak kesal. “Kau sendiri yang mempermalukan dirimu! bergaya seperti anak sultan, bahkan belanjaanmu itu pasti uang hasil kau meminjam Diora! lebih menyedihkan lagi, kau mengaku sebagai Diora kekasih seorang tuan Danzel yang tersohor,” cibirnya.
“Iya ... kau benar ... semua yang kau katakan benar ... aku memang mengunakan uang itu untuk membeli semua ini,” berang Eliana lalu tertawa sinis. “Lalu apa? Kau mau menagihnya? Percumah! Uangnya sudah habis untukku berfoya-foya, dan aku tak memiliki uang untuk menggantimu,” serunya berjalan mendekati Diora. “Jika ingin uangmu kembali ... ambil ini!” Ia melemparkan paperbag ke dada Diora.
“Kau cari mati rupanya.” Gabby merapatkan giginya. Tangannya sudah berada di leher rubah betina siap membunuh saat ini juga.
“Lepaskan ... kau bisa membunuhnya.” Diora mencoba melepaskan tangan Gabby.
Uhuk ... uhuk ...
Diora palsu terbatuk setelah cengkraman di lehernya terlepas.
“Kenapa kau menghalangiku? Orang seperti dia harus di musnahkan dari muka bumi ini, hanya meresahkan saja! Hidup tak bermanfaat tak ada gunanya dia hidup! Keberadaannya hanya mencemari oksigen saja,” ketus Gabby.
“Jika kau membunuhnya, aku tak tahu apa motifnya melakukan itu padaku,” tegur Diora. “Biarkan aku bertanya dengannya.”
“Kau ... kenapa kau membohongiku tentang penyakit ibumu? Kenapa kau mengaku menjadi aku?” cecar Diora. Sudah tak ada rasa iba untuk seorang pembohong seperti Eliana. Semua sudah lebur bersama rasa kecewa.
“Kenapa? Hahaha.” Eliana tertawa lalu diam memberikan tatapan tajam ke Diora. “Kau memiliki segalanya ... kau cantik, kekasihmu tampan dan mapan, kau pintar memiliki bisnis, dan kau memiliki teman yang selalu setia berada di sampingmu tanpa memandang siapa kau dan latar belakangmu!”
“Jadi kau iri denganku?”
“Iri?” Eliana menaikkan sebelah alisnya. “Untuk apa aku iri? Aku hanya ingin menjadi kau!”
my love cocoknya panggilan itu buat Doria bukan sebaliknya ya Thor ....he....
Dannes
baru emak bapak nya 😁
tapi kesemuanya bagus2 thor
lgsg like, subscribe,vite dan d tutup ☕