Terpaksa Menikah

Debby sudah bersiap untuk pulang karena jadwal kerja magangnya sudah selesai, saat membereskan barang-barangnya Debby melihat ponselnya menyala dan sebuah pesan WA masuk di ponselnya

📩 Kak Dave

"Aku sudah di parkiran!"

Saat membaca pesan itu, debby mendesis sendiri

"Kirim pesan aja jutek banget!!!" Ucap Debby monolog

Kemudian Debby membalas pesannya

📨Kak Dave

"Ya, tunggu sebentar, lagi beres-beres"

Setelah itu Debby memasukkan ponselnya di saku, lalu ia meninggalkan ruangannya. Tak lupa ia pun berpamitan kepada Bidan Mira selaku pembimbingnya.

Debby sudah sampai di parkiran dan ia melihat Dave yang sudah menunggunya, Lalu Debby membuka pintu dan masuk kedalam mobil. Tanpa berbasa basi Dave pun menjalankan mobilnya meninggalkan Klinik. Sementara itu Dokter Bima yang baru saja sampai di kliniknya melihat Debby masuk kedalam sebuah mobil dan meninggalkan kliniknya

"Debby di jemput siapa?" ucap Dokter Bima penuh tanya.

Dave dan Debby masih sama-sama enggan bicara, tapi kemudian Debby pun memecah kesunyian

"Mau jemput dokter Dinda dulu?" tanya Debby

"Enggak, dia lembur" jawab Dave singkat

"Ohh,,, Sepertinya kak dave dan dokter Dinda masih sama-sama saling cinta" Ucap Debby

"Anak kecil gak usah ikut campur!" ucap Dave

"Ish, siapa juga yang ikut campur! Debby tuh cuma bilang apa yang debby lihat! Jelas kok terlihat kalau kalian masih saling mencintai!! tapi ingat ya kak Dave, kalau kak Dave mau balikan lagi sama dokter dinda, kak Dave harus ceraikan Debby dulu!! Debby gak mau di madu!" Ucap debby sedikit tajam

"Ya" Jawab Dave singkat

Debby pun langsung menghidupkan murotal dan mendengarkan melalui headsetnya karena tidak ingin berbicara lagi kepada Dave. Sementara Dave sesekali melihat kearah Debby

"Bisa-bisanya ni anak ngomongin cerai!! sampai kapanpun aku gak akan pernah melakukan itu!!" Ucap Dave didalam hati.

Tak lama Kemudian mereka pun tiba di rumah, Saat baru sampai mereka berdua dikejutkan dengan keberadaan mobil papa dan mamanya Dave yang sudah terparkir di halaman rumah itu.

"Itu kan mobil papa!" ucap Dave

"Kamar kita!!" ucap Debby dan Dave bersama dan langsung panik.

Begitu mobil berhenti, dave dan juga Debby segera turun dari mobil dan masuk kedalam rumah. Saat baru masuk kedalam, mereka sudah di sambut oleh kedua orang tua mereka . Dave dan Debby mengucap salam dan menyapa keduanya dengan ramah namun sedikit gugup. Kemudian mereka duduk diruang tamu dan berbincang

"Gimana Debby,, kamu betah tinggal disini??" Tanya papa

"Be..betah kok pak,," jawab Debby sedikit gugup

"Dave gak jahatin kamu kan??" tanya mama

"Enggaklah ma,, ya kan sayang??" ucap Dave yang kemudian merangkul bahu debby dan sedikit meremasnya sehingga membuat Debby menjawab

"Enggak kok bu,, kak dave baikk sama Debby" Ucap Debby nyengir kuda

"Bagus deh kalau gitu,,, kalian tidur diatas ya??" Tanya mama

"Iyah, Ibu dan bapak udah dari tadi ya sampainya??" Tanya debby

"Belum lama sihh,, tadi mama sekalian dari rumah temen mama. Gak jauh dari komplek ini, jadi sekalian mampir. Ya kan pa??" ucap mama Tika

"Iya ma,, oh iya debby,, harusnya kamu itu panggil papa dan mama, sama seperti dave memanggil kami" ucap papa dave protes

"Emm baik pa" Ucap Debby gagu

"Nah gitu kan enak dengernya, Oh iya malam ini papa dan mama bakal nginep disini, kalian gak keberatan kan???" Ucap mama tika

"Nginep ma?" tanya Dave

"Iya,, mama dan papa kan bisa tidur di kamar tamu, gak masalah" Ucap mama

"Iya ma" Jawab Dave pasrah

Kedua anak itu pun pamit sebentar untuk membersihkan diri mereka, sementara papa dan mama Dave masih duduk di ruang tamu sembari berbincang. Dengan cepat Debby membereskan kamarnya agar tidak terlihat ia tidur ditempat itu, kemudian ia mengambil beberapa lembar pakaian untuk di pindahkan ke akamr dave dan tersisa buku-buku debby saja yang ada di kamar itu. Takutnya nanti papa dan mama Dave curiga jika mereka berdua tidur terpisah.

Setelah selesai semuanya, mereka pun turun kebawah dan menemui kedua orang tua mereka.

"Kamu udah masak Deb??" tanya mama

"Belum ma,," jawab Debby

"Kita masak dulu yuk buat makan malam ini, kalian udah belanja bahan makanan kan??" tanya mama

"Udah ma,, dan disini sebenernya sudah ada bik Rina istrinya mang teddy yang bantuin bersih-bersih rumah, tapi kalau masak masih tetap debby ma" ucap Debby

"Emm gitu,, kita mau masak apa??" tanya mama

"Gurame goreng asam manis, tumis kangkung sama tempe goreng gimana ma?? kurang gak?" tanya Debby

"Mama rasa udah cukup" Jawab mama Tika

Kemudian mereka pun mengambil semua bahan didalam kulkas, lalu debby membersihkan ikannya sementara mama memotongi kangkung dan juga mengiris tempe. Tak lama kemudian Debby selesai membersihkan ikannya lalu menyiapkan bumbu-bumbunya. Keduanya pun di kagetkan saat Dave tiba-tiba muncul di dapur.

"Masak apa ma?" tanya dave saat berdiri diantara debby dan mamanya

"Ish kamu ini ngagetin aja!! cuma masak gurame sama tumis kangkung! itupun debby yang masak" Ucap mama

"Ohh,, masak yang enak yah" ucap dave saat melihat kearah debby yang tengah menggoreng ikan. Lalu dengan tidak sopannya tangan dave merangkul bahu debby dan membuat debby menoleh kaget kearah Dave sementara dave hanya tersenyum penuh arti. Mama melihat kedekatan kedua anak itu pun jadi senyum sendiri.

"Udah dave jangan ganggu debby!! biarin dia masak dulu!!!" ucap mama

"Baiklah ma" ucap Dave yang kemudian melepaskan rangkulannya dan secara tiba-tiba dave mendaratkan kecupan kecil di pipi Debby yang saat itu seketika merona karena sangking terkejut dengan serangan dadakan.

"Dasar anak nakal!!!" Ucap mama Dave saat Dave sudah berlari meninggalkan mereka.

Bagaimana debby sekarang????

Ntahlah bagaimana menjabarkan bagaimana perasaan debby sekarang, semua rasa campur aduk didalam hatinya, semua bercampur menjadi satu. Debby kesal dan juga malu sekaligus karena disana ada mama tika yang sedari tadi senyam senyum melihat debby yang terlihat tegang juga tersipu.

"Udahh biasa aja sama mama" Ucap mama Tika memecah ketegangan debby

Debby pun jadi gagu dan ia lebih memilih melanjutkan aktivitas masaknya. Tentunya dengan jantung yang terus berdebar hebat saat itu.

.

.

.

.

***