NovelToon NovelToon
Rembulan Yang Dilupakan

Rembulan Yang Dilupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Persahabatan / Fantasi / Fantasi Wanita / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Puvi

Dibesarkan oleh keluarga petani sederhana, Su Yue hidup tenang tanpa mengetahui bahwa darah bangsawan kultivator mengalir di tubuhnya. Setelah mengetahui kebenaran tentang kehancuran klannya, jiwanya runtuh oleh kesedihan yang tak tertahankan. Namun kematian bukanlah akhir. Ketika desa yang menjadi rumah keduanya dimusnahkan oleh musuh lama, kekuatan tersegel dalam Batu Hati Es Qingyun terbangkitkan. Dari seorang gadis pendiam, Su Yue berubah menjadi manifestasi kesedihan yang membeku, menghancurkan para pembantai tanpa amarah berlebihan, hanya kehampaan yang dingin. Setelah semuanya berakhir, ia melangkah pergi, mencari makna hidup di dunia yang telah dua kali merenggut segalanya darinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puvi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Batu Uji dan Persaingan yang Tersulut

Waktu berlalu!

Bulan-bulan pertama di Sekte Qingyun berlalu

bagai air yang mengalir deras di kanal Kota Mata Air. Rutinitas ketat menggantikan kebebasan liar perjalanan mereka. Fajar berarti meditasi kelompok di Aula Utama. Pagi hingga siang diisi dengan teori: pelajaran tentang tingkatan kultivasi, jenis-jenis energi langit dan bumi, dasar-dasar formasi, pengenalan tumbuhan dan binatang spiritual, serta sejarah singkat dunia kultivasi dan sekte-sekte besar. Siang hari, mereka istirahat sejenak di kantin. Sore hari adalah waktu untuk latihan fisik.

Bagi Su Yue, Xuqin, dan Lanxi, kehidupan baru ini melelahkan namun memuaskan. Mereka menghabiskan hampir setiap waktu bersama. Pavilion Bunga Plum Musim Dingin menjadi oasis mereka, tempat mereka berbagi kesulitan, tertawa atas kejadian sehari-hari, dan saling memotivasi.

Hari ini, pelajaran sore khususnya dinantikan sekaligus ditakuti. Mereka telah sampai pada babak praktik langsung: mengendalikan dan mewujudkan Qi.

Senior Luo berdiri di tengah lapangan latihan yang luas, dikelilingi oleh puluhan batu uji setinggi manusia yang permukaannya sudah penuh dengan bekas-bekas pukulan, goresan, dan perubahan warna dari berbagai elemen.

"Sejauh ini, kalian telah belajar menarik dan menyirkulasi Qi," mulai Senior Luo, suaranya seperti biasa datar dan berwibawa.

"Itu adalah dasar. Sekarang, kalian harus belajar mengendalikannya. Mengarahkannya. Dan yang paling dasar, mewujudkannya menjadi serangan."

Dia berjalan mendekati sebuah batu uji.

"Setiap manusia, sejak lahir, memiliki kecenderungan bawaan terhadap satu atau beberapa elemen energi. Api, air, kayu, logam, tanah. Atau varian yang lebih langka seperti es, angin, petir."

Tangannya diangkat, dan dengan gerakan yang tampak mudah, sebuah semburan api sebesar kepalan tangan melesat dari telapaknya dan menghantam batu itu, meninggalkan jejak hitam yang membara.

"Namun," lanjutnya, memandang ke arah murid-murid yang terkesima, "bukan berarti kalian terbatas hanya pada elemen bawaan itu. Dunia kultivasi luas. Ada teknik untuk meminjam, mencampur, bahkan mengubah elemen. Tapi ingat!" Nada suaranya menjadi peringatan.

"Sebelum mencapai tingkat Nascent Soul, dimana Jiwa Bayi kalian telah terbentuk dan memiliki fleksibilitas yang jauh lebih besar, tubuh dan jiwa kalian masih sangat bergantung pada elemen bawaan. Memaksakan elemen yang tidak selaras bisa merusak meridian, bahkan membunuh. Jadi, untuk sekarang, fokuslah pada apa yang alam berikan padamu."

Su Yue mendengarkan dengan saksama. Esensi Musim Dingin Abadi yang dia praktikkan sesuai dengan elemen bawaan dingin/airnya. Itu menjelaskan mengapa dia merasa selaras dengan Air Terjun Embun Beku.

"Latihan hari ini sederhana," kata Senior Luo. "Rasakan Qi dalam dantian kalian. Panggil, kumpulkan di telapak tangan, lalu lepaskan ke arah batu uji. Jangan fokus pada kekuatan. Fokus pada kendali. Aku ingin melihat kemurnian dan stabilitas energi kalian, bukan seberapa dalam kalian bisa menggores batu."

Dia memberi mereka waktu untuk berlatih sendiri. Lapangan langsung dipenuhi oleh konsentrasi dan usaha. Suara desisan, letupan kecil, dan erangan frustrasi memenuhi udara.

Su Yue memusatkan perhatian. Dia menarik napas, merasakan kumpulan Qi es biru pucat di dantiannya berputar. Dia mengarahkannya, melalui meridian lengannya, menuju telapak tangan kanannya. Sensasinya seperti mengalirkan air yang sangat dingin melalui pipa. Di telapak tangannya, kabut putih tipis mulai berkumpul, suhu di sekitarnya turun. Dia mengarahkan tangannya ke batu uji dan melepaskannya.

Syuut!

Sebuah pancaran kabut dingin yang tipis melesat, mengenai batu itu dengan suara 'plak' yang lemah, meninggalkan bercak embun beku seukuran telapak tangan yang segera mencair.

Itu tidak kuat. Tapi terkendali. Dan dinginnya murni.

Di sebelahnya, Lanxi sedang mengerutkan kening. Wajahnya merah karena konsentrasi. Dari telapak tangannya, semburan energi berwarna cokelat kemerahan, campuran tanah dan sedikit api, mungkin, meluncur tak karuan, mengenai tanah di depan batu uji dan menyembulkan debu.

"Fokus, Lanxi! Jangan cuma keluarkan, arahkan!" teriak Xuqin, yang sendiri sedang berusaha menstabilkan semburan energi hijau muda (kayu) dari tangannya, yang terlihat seperti sulur tanaman yang lemah.

Setelah sekitar satu jam latihan persiapan, Senior Luo memanggil mereka.

"Cukup. Sekarang, giliran kalian untuk menunjukkan kemajuan. Satu per satu. Aku akan menilai kendali dan potensi elemen bawaan kalian."

Dia menunjuk barisan batu uji yang lebih terpisah. Para murid mulai bergiliran. Kebanyakan serangan mereka masih lemah dan tidak stabil: percikan api kecil, cipratan air, hembusan angin tipis. Beberapa bahkan gagal mewujudkan apa-apa.

Lalu, tiba giliran kelompok tujuh pria, kelima pria dari ujian ditambah dua anggota baru yang bergabung dengan mereka. Mereka maju dengan langkah percaya diri, memandang rendah yang lain.

Yang pertama adalah si pemimpin, yang kini mereka tahu bernama Gao Feng. Dia menghadap sebuah batu uji, mengambil sikap kokoh. Matanya berbinar. Dengan gerakan mengayun yang kuat, tangannya menembak ke depan.

Whoosh!

Sebuah bola api sebesar kepalan, padat dan berwarna oranye terang, melesat dan menghantam batu itu dengan ledakan kecil. Bum! Jejak hitam yang dalam dan masih berasap tertinggal di permukaan batu. Beberapa murid berdecak kagum.

"Bagus!" puji Senior Luo, mengangguk. "Api murni, padat. Kendali cukup baik untuk tingkatmu."

Gao Feng membusungkan dadanya, menoleh ke arah Su Yue dan kawan-kawannya dengan senyum sombong sebelum kembali ke barisan. Anggota kelompoknya mengikutinya satu per satu, masing-masing menunjukkan elemen yang berbeda namun dengan kekuatan dan kendali yang di atas rata-rata murid baru.

Seorang pria bertubuh besar bernama Dorgu mengeluarkan serangan tanah yang membuat batu bergetar. Yang lain, bernama Li Shan, mengeluarkan semburan angin tajam yang meninggalkan goresan di batu.

Senior Luo terus memberikan pujian singkat. "Logam yang tajam." "Air dengan tekanan baik."

Rasa puas dan keunggulan terpancar jelas dari kelompok pria itu. Mereka saling menyeringai, seolah sudah memenangkan sesuatu.

Giliran berikutnya adalah Lanxi. Gao Feng dan kawan-kawannya melipat tangan, menunggu dengan ekspresi mengejek.

Lanxi maju. Dia tampak gugup, tapi matanya penuh tekad. Dia mengingat nasihat Xuqin: kendali, bukan kekuatan. Dia menarik napas, memusatkan perhatian pada sensasi hangat dan kokoh di dantiannya, elemen tanah dengan percikan api. Dia mengumpulkannya, merasakan aliran yang lebih stabil daripada latihan tadi. "Arahkan," bisiknya pada diri sendiri. Dia mendorong tangannya ke depan.

Bum!

Sebuah proyektil padat berwarna cokelat kemerahan, seperti batu terbakar, melesat dari telapak tangannya dan menghantam batu uji dengan suara gedebuk yang solid. Batu itu bergoyang, dan sebuah lekukan kecil dengan retakan rambut terbentuk di permukaannya, pinggirannya menghitam.

Lapangan menjadi hening sejenak. Lalu, Senior Luo mengangguk, lebih dalam dari sebelumnya.

"Bagus! Kombinasi tanah dan api. Padat, memiliki bobot dan daya hancur. Kendalimu meningkat drastis dari latihan tadi."

Gao Feng dan kelompoknya terpana. Senyum sombong mereka pudar. Ekspresi terkejut dan sedikit terpukul menghiasi wajah mereka. Seorang gadis desa menghasilkan serangan yang bisa menyamai, bahkan dalam hal dampak visual, serangan mereka?

Lanxi, wajahnya berseri-seri karena pujian dan kelegaan, berlari kembali ke barisan, disambut pelukan ringan dari Xuqin.

"Giliranku," kata Xuqin, suaranya tenang.

Dia maju dengan anggun. Konsentrasinya tampak sempurna. Dia tidak terburu-buru. Tangannya diangkat, jari-jarinya membentuk segel sederhana. Energi hijau muda yang lembut namun hidup berkumpul, bukan sebagai semburan, tetapi sebagai tembakan yang terkonsentrasi.

Sywatt!

Sebuah sinar hijau seukuran jari melesat, mengenai batu dengan suara 'tik' yang tajam. Tidak ada ledakan atau goresan besar. Tapi di titik terkenanya, permukaan batu yang keras itu tiba-tiba ditumbuhi lumut hijau kecil dengan kecepatan yang terlihat mata, dan retakan halus menjalar dari situ, seolah batu itu sedang dilemahkan dari dalam.

Senior Luo mengangkat alis, terkesan. "Unik! Elemen kayu dengan fokus pada penetrasi dan pelapukan. Kendali yang sangat baik, sangat presisi. Potensi untuk pengobatan atau serangan yang menggerogoti."

Kali ini, keheningan di antara kelompok Gao Feng lebih berat. Dua wanita berturut-turut menunjukkan kemampuan yang tidak bisa diremehkan. Rivalitas yang awalnya mungkin dianggap sebagai lelucon oleh mereka kini berubah menjadi ancaman nyata terhadap harga diri mereka.

Dan akhirnya, semua mata tertuju pada Su Yue.

Dia melangkah maju dengan tenang, wajahnya datar seperti biasa. Gairah kompetitif yang memanas di udara seolah tidak menyentuhnya. Dia berhenti di depan batu uji. Dia bahkan tidak mengambil sikap khusus. Hanya berdiri, lalu mengangkat tangan kanannya, telapak tangan terbuka menghadap batu.

Tidak ada teriakan, tidak ada gerakan dramatis. Hanya sebuah tarikan napas yang dalam dan perlahan.

Udara di sekitar telapak tangannya tiba-tiba memburam, seperti melihat melalui kaca yang berembun. Kabut putih pekat berkumpul dengan cepat, berputar, memadat. Suhu di sekelilingnya turun drastis, membuat murid-murid terdekat menggigil dan mengeluarkan napas berkabut.

Kemudian, dia mendorong tangannya ke depan, perlahan.

Syuush...

Bukan ledakan. Bukan tembakan. Tapi sebuah aliran. Sebuah sinar berwarna biru pucat, hampir transparan, seperti es yang mencair tapi jauh lebih dingin, meluncur tenang dari telapak tangannya. Saat menyentuh batu uji, tidak ada suara benturan keras. Hanya desisan lembut, seperti besi panas dicelupkan ke air.

Efeknya langsung terlihat. Area seukuran piring di permukaan batu itu langsung berubah warna menjadi putih bersih, tertutup lapisan es yang tebal dan jernih dalam sekejap. Tapi itu bukan akhir. Es itu terus merambat ke dalam batu, dengan cepat. Retakan-retakan halus berwarna biru pucat muncul, menyebar dari titik tengah seperti jaring laba-laba beku.

Krek... krek...

Suara retakan kecil yang dingin terdengar. Kemudian, sepotong batu sebesar kepala anak-anak, yang membeku seluruhnya, terlepas dan jatuh ke tanah, pecah berkeping-keping seperti kaca.

Semuanya diam. Bahkan Senior Luo terdiam sejenak, matanya menyipit menganalisis.

"Es murni," ucap Senior Luo akhirnya, suaranya terdengar lebih berwibawa dari sebelumnya. "Tidak hanya di permukaan. Menembus, membekukan dari dalam, lalu menghancurkan dengan rapuh. Dingin yang sangat terkonsentrasi... dan terkendali dengan sempurna. Kekuatannya," dia memandang Su Yue, "jelas di atas rata-rata murid baru. Fondasimu kokoh."

Pujian itu sederhana, tapi maknanya dalam. Di atas rata-rata. Itu berarti lebih kuat dari Gao Feng dan kawan-kawan.

Wajah Gao Feng menjadi merah padam. Geram, malu, dan kecemburuan yang mendidih bercampur di matanya. Dia menatap Su Yue, lalu ke Xuqin dan Lanxi. Rivalitas yang awalnya berdasarkan insiden konyol di gunung kini telah bermetamorfosis menjadi sesuatu yang lebih serius: persaingan nyata atas bakat, kekuatan, dan pengakuan.

Su Yue, tanpa ekspresi, hanya memberi hormat ringan pada Senior Luo lalu kembali ke barisan. Dia tidak memandang kelompok pria itu. Tapi dia bisa merasakan tatapan mereka seperti panah yang menancap di punggungnya.

Di dalam, dia tidak merasa menang atau bangga. Itu hanyalah demonstrasi dari apa yang telah dia dapatkan dari warisan Han Xing, penderitaan di Air Terjun, dan es di hatinya. Tapi dia tahu satu hal: pertunjukan kecil ini hanya akan membuat jalan mereka di Sekte Qingyun menjadi lebih berliku. Persaingan telah dimulai, dan kali ini, taruhannya bukan lagi tarian serigala atau tendangan di kabut, tetapi posisi, sumber daya, dan jalan mereka di dunia kultivasi yang kejam ini.

1
Melvina Sary
Menangkan suyue
Melvina Sary
Gao Feng jahat
Melvina Sary
Hehee takut dia itu
Melvina Sary
Bagus kerjasamanya 🙏
Mistik 55
Good senior song
Mistik 55
Mantap thor lanjut
Melvina Sary
Lohh udah bab terakhir nya. Perasaan cepat banget. Satu kopi thor ☕
Puvi: Makasih kk🙏
total 1 replies
Melvina Sary
Mari berangkat misi kedua 🏇
Melvina Sary
Gooooo misi kedua 💪
Melvina Sary
Mantap untuk permulaan 👍
Melvina Sary
Tetua aneh
Melvina Sary
Loh. Jumpa tuh orang
Melvina Sary
Mantap thor
HUOKIO
Bagus. Cepat up nya thor
Puvi: Makasih kak
total 1 replies
Melvina Sary
Seru banget ada komedi nya
Puvi: Makasih kakak🙏
total 1 replies
Melvina Sary
UP lagi thor 👍
Melvina Sary
Mantap untung banyak
Mistik 55
Bagus banget 🙏
Puvi: Makasih kak🙏
total 1 replies
Melvina Sary
Pedagang Chen sangat baik☺️
Puvi: iya tuh
total 1 replies
Melvina Sary
Semakin seru thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!