Mafia Tampan Dan Gadis Manja

Wanita cantik itu langsung menyambut tubuh  indah Sean , dengan kelihaian dan pengalamannya, wanita itu memanjakan milik Sean yang sudah tegang dan keras. 

Mata Sean terpejam seolah menikmati, sambil membayangkan wajah cantik yang membuat miliknya menegang dari tadi " Hana,, aahh,,, " Desah Sean terdengar jelas. 

Wanita yang mendengar nama hana di sebut merasa cemburu , sehingga spontan dia menghentikan aksinya dengan geraman penuh dendam. Membuat Sean seketika tersadar , sehingga dengan kasar menjambak rambutnya dengan kuat. Hingga membiat wanita itu langsung mendongak sambil meringis kesakitan. 

" Ahk, ! " 

" Sudah bosan hidup kamu? " Kata Sean dengan mata seperti setan. 

" Ma,, maaf,, maaf tuan, ,,! " Ucap wanita ketakutan. "Akh ,,,! " Wanita itu kembali meringis, karena Sean yang menghentakkan kepalanya kasar. 

" Keluar,,, panggilkan yang lain.. ! " Kata Sean yang langsung di patuhi wanita itu. 

Sean benar-benar merasakan tubuhnya panas dan tak nyaman, dia benar-benar ingin menuntaskan hasratnya pada hana, tapi dia benar-benar merasa tidak tega, karena hana terlalu muda untuk melakukan itu. 

Dalam hati Sean juga menyadari, kenapa dia bisa merasakan iba yang seperti ini pada hana. Akan tetapi dia masih tidak  menyadari kalau itulah cinta. Cinta yang sesungguhnya , sebuah rasa yang tidak ingin melihat orang yang dia suka menderita. 

Masih terpejam dengan pikiran yang melayang, pada akhirnya beberapa orang datang  dengan tubuh yang sudah bersih dan telanjang. 

Kali ini tidak ada yang protes ketika Sean dengan lantang menyebutkan nama hana dalam desahannya, dan dia juga benar-benar merasa di puaskan dengan permainan ini. Meskipun  butuh waktu yang lama untuk bisa sampai puncak pelepasannya, dan itupun hanya sekali. Setidaknya panas di tubuhnya tidak semendidih tadi. 

Di kamar hana yang baru saja menyelesaikan sholat subuh, menangis sampai terisak. Karena dirinya tidak mendapati Sean di sampingnya. Dia merasa menyesal karena telah durhaka pada suaminya. 

Dia tahu hukum dalam agamanya tentang dosa besar jika dia menolak permintaan suaminya. Dan hana benar-benar menyesal atas tindakannya tersebut. 

Ceklek... 

Sean masuk, dan pandangan pertama yang di tujunya adalah ranjang, tapi ternyata di sana sudah kosong . 

" Seaaannn... Hiksss..! " . Panggil hana dari arah lain. 

Sean langsung menoleh ke sumber suara, dan hana sudah duduk melipat kakinya di atas sofa, dengan mata yang sangat bengkak. 

Dengan penuh kekhawatiran Sean mendekatinya  "ada apa? ,, hah,,? " Paniknya. 

" Maafkan aku,,,! " 

" Ada apa? " Tanya Sean yang tidak paham. 

Hana benar-benar tersedu dengan hebat. Sampai-sampai dia sulit bicara karenanya. "Sebentar, " Kata Sean yang hendak berdiri mengambilkan minuman untuk hana. Tapi dengan cepat hana menahannya dengan tatapan penuh permohonan. 

Sean yang merasa bingung menatap penuh pada hana "ada apa? " 

"Hiks,, hiks,,! ,, Sean,,, sekarang aku mau! " 

Mata dan Alis Sean menyerngit karena bingung "mau apa? " Tanyanya yang benar-benar tidak paham. 

" Aku mau,, bukankah semalam kamu meminta itu dariku? " 

Mata Sean lansung mengendur, dia paham kemana arah pembahasan ini, dan kenapa hana menangis sampai seperti ini. Karena ternyata dia sedang menyesali penolakannya semalam. 

" Tidak apa-apa? ,,, aku tidak marah "  Kata Sean lembut penuh pengertian, tapi hana menggeleng sambil mengayunkan tangannya manja.

Hana berpikir jika Sean tidak mau, berati dia yang akan berdosa, karena bagaimanapun semalaman dia sudah membuat suaminya menahan nafsunya. Dan hana tidak mau semakin berdosa jika tetap membiarkan Sean. 

"Sekarang,,, aku yang mau,,,!" Kata hana yang seperti merengek memintanya.

Sean mengamati hana dengan dalam, dia paham kalau kemauan hana ini karena rasa tidak enaknya. Dan menurutnya, tidak seharusnya juga dia memanfaatkan kesempatan ini, meskipun sebenarnya dia masih belum terpuaskan hasratnya tadi. 

"Tidak,,, aku sudah tidak ingin.! " Bohong Sean. 

Tapi jawaban itu justru membuat hana semakin menangis sedih, dia berpikir kalau Sean sudah marah sampai kecewa padanya. 

Hana langsung memeluk Sean erat , " Jangan seperti ini,,, aku benar-benar menyesal,, sekarang aku tidak mau berdosa karena telah menolak keinginan suamiku.! " . 

Tangan Sean mengusap lembut kepala istrinya "tidak apa-apa?" . 

Hana langsung melerai pelukannya, setelah itu dia menatap dalam pada Sean, dengan tubuh yang masih terjingkat hebat karena isakan, Tiba-tiba dia mencium bibir Sean. 

Tidak ada pergerakan dalam ciuman itu, hana diam dan hanya menempelkannya saja. Sean menahan senyum karena itu. Tapi dia tahu kalau hana sangatlah polos soal ini. Walaupun begitu, Sean merasa sangat bahagia dengan inisiatif hana . 

Lidah Sean terjulur menyentuh bibir hana, dia berniat menggoda hana dengan itu. Tapi tidak di sangka, hana langsung membuka sedikit mulutnya. Dia melakukan apa yang di minta Sean ketika dia berciuman beberapa waktu lalu. 

Sebenarnya sean juga sempat tertegun sebentar dengan itu, tapi lidah Sean masih berputar di bibir hana dengan perlahan. 

Matanya terbuka, dan dengan kesadaran penuh dia melihat pada hana yang memejamkan matanya, Di sertai sesekali isakan . 

" Hana,, aku akan benar-benar sulit untuk menahannya nanti.! " Kata Sean dengan nada yang sangat rendah . Tapi respon hana hanya mengeratkan pelukan, dengan bibir yang semakin di tekan dalam. Sehingga milik Sean langsung bereaksi di bawah sana. Dan kali ini, dia benar-benar tidak bisa menahannya lagi