Rachel, mendapatkan kiriman undangan kekasihnya dengan wanita lain. Saat ingin meminta penjelasan, sang kekasih malah sedang berselingkuh. Patah hati, dia memilih pergi ke klub malam. Namun seorang pria yang dia kenal, adalah mantan kekasih wanita lain itu datang padanya. Memberinya tawaran yang mengejutkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irawan Hadi Mm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 15
Sudah sangat larut malam sebenarnya, tapi Sony benar-benar tidak punya pilihan lain.
Begitu Sony turun dari taksi online yang langsung pergi setelahnya itu. Dua orang penjaga tampak langsung menghampiri Sony.
"Mau apa?" tanya mereka dengan wajah datar.
Wajah Sony memang sangat innocent, tidak akan ada yang berprasangka buruk pada Sony. Karena wajahnya memang sepolos itu. Wajah si tukang pelet Park Jimin, ya persis seperti itu. Siapa yang akan berprasangka buruk pada wajah semanis dan sepolos itu.
"Pak satpam, apa kakak saya tinggal di sini?" tanya Sony panik.
Wajah kedua satpam itu tidak berubah sama sekali. Masih sangat datar cenderung garang.
"Siapa kakak kamu?" tanya salah satu satpam.
Sony memejamkan matanya sekilas dan menepuk keningnya. Memangnya dia Haikal Kamil, yang semua orang akan tahu kalau dia adalah adik Zaskia Mecca.
"Maaf pak, maksud saya. Apakah kakak saya, Rachel Richardson tinggal di sini?" tanya Sony dengan begitu cepat, Sony benar-benar sangat cemas pada kondisi ayahnya.
"Nyonya? kamu benar-benar adiknya?" tanya satpam yang memang tidak segalak penampilannya itu.
Sony mengangguk cepat.
"Iya pak satpam, nama saya Sony Richardson Adiwijaya. Tolong katakan pada kakak saya, ayah kamu masuk rumah sakit. Tolong pak" kata Sony pada satpam itu.
Salah satu satpam langsung terlihat simpati. Dia langsung berkata.
"Baiklah, tunggu di sini dulu. Kalau kamu benar-benar adik nyonya. Kami akan mempersilakan kamu masuk" kata satpam itu yang langsung bergegas ke arah mansion, pintu utama mansion.
Sementara itu di dalam mansion, Rachel masih merapikan tempat tidurnya. Dia sudah ganti piyama dan bersiap untuk tidur. Tapi Sagara yang kebetulan lewat di depan kamar Rachel mendengar suara bagh bugh bagh bugh dari dalam kamar Sheila.
Fabian menghentikan langkahnya dan mendekatkan telinganya ke pintu kamar Rachel.
"Apa yang sedang dia lakukan? apa dia melampiaskan kekesalannya dan kesedihannya karena kekasihnya menikahi sahabatnya?" tanya Sagara bergumam.
Sebenarnya yang sedang Rachel lakukan hanya membersihkan tempat tidur saja. Dia juga hanya menepuk-nepuk bantal dengan gulingnya. Dan menepuk-nepuk tempat tidur dengan selimut tebalnya. Dia memang terkadang melakukan hal itu untuk memastikan tempat tidurnya bersih. Ajaran dari sang ibu yang telah lama tiada.
Dan karena merasa sangat penasaran, Sagara pun membuka pintu kamar Rachel.
"Sedang apa? melampiaskan kekesalanmu pada benda tidak bersalah itu?"
Rachel yang masih memegang guling langsung melemparkan gulingnya itu ke bawah karena terkejut.
"Ya ampun, aku tahu ini rumahmu mas. Tapi bisa kan kalau mau masuk kamar orang itu kamu ketuk pintu dulu?" tanya Rachel yang kembali memungut gulingnya yang jatuh ke lantai.
Sagara malah memasang wajah tidak bersalah.
"Oh, kamu orang?" tanya Sagara yang langsung membuat Rachel tensinya naik.
Bugh
Rachel refleks melemparkan guling yang dia pegang ke arah Sagara. Untung saja Sagara gercep alias gerak cepat menghindar dan pada akhirnya guling yang tidak bersalah itu membenturkan dirinya ke tembok lalu jatuh ke lantai. Begitu malang memang nasib guling yang tidak berdosa itu.
"Memang apa yang terlihat di matamu. Hais, mas aku sedang tidak punya tenaga untuk berdebat denganmu..."
Tok tok tok
"Tuan, Nyonya.. maaf"
Rachel menjeda ucapannya karena Marimar, kepala pelayan di rumah itu mengetuk pintu kamar Rachel yang terbuka dan menyapa Rachel juga Sagara.
"Ada apa?" tanya Sagara.
"Kata pak satpam, di luar ada seorang pemuda bernama Sony..."
"Sony?" sela Rachel.
"Iya nyonya, katanya dia adik nyonya..."
Rachel tidak mendengarkan apa yang ingin disampaikan Marimar sampai habis. Rachel langsung melewati Sagara begitu saja dan berlari keluar dari kamarnya.
Rachel pikir, adiknya tidak mungkin sampai datang larut malam begini kalau tidak terjadi masalah di rumah mereka.
Sagara yang melihat kepanikan di wajah Rachel langsung mengikuti Rachel dengan langkah panjangnya.
Rachel membuka pintu dan berlari menuju ke arah gerbang.
"Sony..."
"Kakak" Teriak Sony dari depan gerbang.
Satpam yang mendengar suara Rachel langsung membuka pintu gerbang yang tergembok itu.
Begitu pintu gerbang di buka, Sony langsung berlari masuk ke dalam, menghampiri Rachel.
Rachel yang memang sudah hampir dua bulan tidak bertemu dengan Sony lantas memeluk adiknya itu karena memang sangat merindukan adik kandung satu-satunya itu.
"Kak, ayah masuk rumah sakit" kata Sony.
Wajah Rachel langsung kembali pucat. Sudah banyak kabar tidak baik dua hari ini dalam hidupnya.
"Rumah sakit? kenapa? apa yang terjadi?" tanya Rachel panik.
"Ibu Amel terus bertengkar dengan ayah. Dokter bilang ayah terkena serangan jantung ringan. Ayah terus memanggil nama kakak..."
"Kita pergi ke rumah sakit. Kamu ada uang tidak? kakak kena jambret saat pulang, kamu cepat pesan taksi online..."
"Memangnya kamu tidak punya suami? mau pesan taksi online?"
Rachel dan Sony menoleh ke arah belakang mereka.
"Naiklah" kata Sagara yang sudah berada di dalam mobil.
Sagara sudah mendengar dari Marimar, kalau adiknya Rachel datang karena ayah mereka berada di rumah sakit.
Sony dan Rachel saling pandang, Rachel sempat lupa memang kalau ada Sagara. Namanya juga panik.
Setelah Rachel mengangguk di depan Sony, baru keduanya membuka pintu penumpang bagian belakang.
"Rachel, apa kamu anggap aku supir. Pindah ke depan" kata Sagara pada Rachel yang lupa kalau mereka itu suami istri statusnya sekarang. Namanya juga orang panik.
Sony masuk ke dalam. Rachel pindah di kursi penumpang bagian depan. Setelah itu mereka pun pergi ke rumah sakit.
Di apartemen, Ravi keluar dari kamarnya setelah memastikan Mela tidur.
Ravi duduk di lantai, di balkon apartemennya sambil menatap luasnya langit malam yang begitu cerah malam itu. Karena terlihat banyak sekali bintang di sana.
Kenangannya bersama Rachel pun kembali terlintas di pelupuk matanya. Kala itu mereka berdua duduk di balkon itu bersama. Bergandengan tangan dan menunjuk banyak bintang serta menggambar garis menyatukan bintang-bintang itu.
Banyak sekali mimpi yang mereka sebutkan saat itu. Rachel selalu mengatakan, dia akan mengumpulkan banyak uang untuk mewujudkan mimpinya menjadi designer utama Perusahaan Gold n Diamond tempatnya bekerja saat itu. Dan saat itu terjadi, dia bisa memastikan kalau kehidupannya dan Ravi nanti akan sangat tenang dan sejahtera. Mereka tidak perlu lagi khawatir masalah apapun, masa depan mereka dan anak-anak mereka akan terjamin.
Mereka mulai berdua mewujudkan mimpi mereka bersama, dari mulai cicilan apartemen dan segala isinya. Investasi bersama. Hati Ravi masih sangat berat pada Rachel. Wanita yang banyak memberikan motivasi dan vibes positif untuknya. Di saat dia ingin menyerah, Rachel selalu menjadi penyemangatnya. Saat dia lelah, Rachel selalu bisa menghiburnya.
Ravi mengusap wajahnya kasar, dia sangat menyesal. Hanya karena terpengaruh ucapan Hani, dan kesalahannya yang tidak bisa menolak godaan Hani saat itu. Dia harus kehilangan wanita yang begitu berharga di matanya. Wanita yang meski pernah tidur satu tempat tidur dengannya, tapi selalu menjaga dirinya dengan baik, dan mengatakan saat Ravi menikahinya nanti, dia ingin memberikan semuanya secara sempurna untuk Ravi.
Hanya karena nafsuu sesaat, Ravi bahkan memilih menyentuh seseorang yang sudah pernah di sentuh orang. Dan melepaskan wanita yang menjaga dirinya dengan baik untuk Ravi.
"Rachel, maafkan aku" lirih Ravi mengusap wajahnya dengan kasar.
Sementara itu, dari balik dinding balkon. Hani yang terbangun karena tidak merasakan kehadiran Ravi mengepalkan tangannya dengan kuat.
Hani mendengar apa yang di katakan oleh Ravi itu.
'Jadi kamu menyesal meninggalkan wanita itu mas. Siall! Masih saja dia belum pergi dari hatimu. Tapi tak apa mas, aku tidak perduli, aku juga tidak butuh cintamu. Yang aku butuhkan hanyalah, kamu bersamaku dan Rachel kehilangan cintanya' ucap Hani dalam hati.
***
Bersambung...