NovelToon NovelToon
Kumpulan Cerita HOROR

Kumpulan Cerita HOROR

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Dunia Lain / Kutukan / Kumpulan Cerita Horror / Tumbal
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ayam Kampoeng

Sebuah novel dengan beragam jenis kisah horor, baik pengalaman pribadi maupun hasil imajinasi. Novel ini terdiri dari beberapa cerita bergenre horor yang akan menemani malam-malam mencekam pembaca

•HOROR MISTIS/GAIB
•HOROR THRILLER
•HOROR ROMANSA
•HOROR KOMEDI

Horor Komedi
Horor Psikopat
Horor Mencekam
Horor Tragis

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayam Kampoeng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 15 TEROR LEAK Part 15

Dengan bantuan Gede Raka, mereka akhirnya tiba di Pura Kahyangan tepat saat matahari mulai menyembul dari balik punggung bukit, namun suasana yang menyambut mereka bukanlah kehangatan pagi yang biasa, melainkan hawa mencekam yang menusuk hingga ke tulang.

Pura tua itu, yang berdiri kokoh di puncak tertinggi, kini terbungkus oleh kabut pekat yang bergerak seperti makhluk hidup, seolah-olah menghembuskan napas lembap dari dunia lain. Kabut itu membentuk tembok pembatas yang memisahkan dunia suci dari dunia kacau di bawah, tapi yang lebih mengerikan adalah kenyataan bahwa batas itu tampak rapuh, retak-retak, bahkan ternoda oleh kehadiran kegelapan.

Ketika mereka melangkah masuk, pandangan mereka langsung tertuju pada pelinggih yang hancur. Pelinggih itu bukan rusak oleh waktu, melainkan seperti diterkam oleh kekuatan jahat yang ganas dan tidak berperikemanusiaan. Pelinggih itu pecah berantakan, sementara coretan di dinding pura mengeluarkan aroma busuk yang menjijikkan, seperti darah yang mengering. Di tanah, terhampar jejak-jejak kaki yang tidak wajar, tapak tangan terbalik, berlekuk seperti cakar, yang membentuk lingkaran di sekitar area utama pura. Di tempat paling suci sekalipun, kegelapan sudah menyerang tanpa ampun.

Mang Dirga dan lainnya bergerak dengan cepat, membawa Marni yang masih lemah dan gemetar ke dalam bangunan utama pura yang masih berdiri, meski penuh retakan dan bercak hitam mengerikan. Mang Dirga segera memerintahkan Gede Raka mengumpulkan bunga-bunga yang masih segar dan air suci dari pancuran kecil di belakang pura.

"Sementara aku mempersiapkan sesaji, kau harus menjaga Marni. Kekuatan ibunya yang gelap akan berusaha menguasainya lagi, terutama saat dia paling rentan. Pegang erat tangannya. Bicaralah padanya. Ingatkan dia akan cintamu, akan kehidupan yang masih menunggunya. Itu satu-satunya tameng yang bisa melindunginya dari kehancuran." titah Mang Dirga dengan tenang.

Bagus mengangguk, tapi dadanya bergejolak. Ia duduk di samping Marni, menggenggam tangan gadis itu yang dingin dan lemah. Di luar, suara langkah Mang Dirga dan Gede Raka yang sibuk membersihkan pura dan menyiapkan segala kebutuhan ritual malam nanti semakin menambah kecemasan.

Sepanjang hari, Bagus tak beranjak dari sisi Marni. Ia berucap lembut, suaranya bergetar oleh campuran harapan dan ketakutan. Dia bercerita tentang hidupnya di Jakarta, tentang impiannya menjadi antropolog, tentang betapa ia mengagumi kekuatan dan kebaikan yang dulu terpancar dari Marni. Bagus berjanji, jika mereka selamat, akan membawa Marni melihat laut.

Marni sesekali mengerang pelan, kelopak matanya bergetar hebat, seolah sedang berperang melawan sesuatu yang tak terlihat, sesuatu yang berusaha merenggut dirinya dari dalam. Sekali, matanya terbuka, Bagus melihat sekilas sosok Marni yang asli penuh ketakutan, sebelum akhirnya mata itu tertutup lagi.

Menjelang sore, Mang Dirga memanggil Bagus keluar. Persiapan ritual hampir selesai. Tempat ritual telah diatur dengan sesaji yang rapi, lilin menyala dengan cahaya bergetar. Sang dukun tua tampak sangat letih, tubuhnya gemetar oleh kelelahan, tapi matanya masih menyala dengan tekad yang tidak tergoyahkan.

"Aku harus memberitahumu sesuatu," kata Mang Dirga, menatap tajam ke mata Bagus yang penuh kecemasan. "Ritual ini berisiko tinggi. Bahkan dengan pengorbananku, ada kemungkinan gagal. Jika itu terjadi... jika Marni tidak bisa mengendalikan kekuatannya dan ibunya berhasil mengambil alih, kau harus mengambil keputusan yang paling berat."

Mang Dirga menyerahkan sebuah benda kecil kepada Bagus. Sebuah pisau kecil dari tulang, ukiran rumit mengelilinginya, tampak seperti artefak kuno yang menyimpan kutukan.

"Ini adalah Tulang Penusuk Jiwa. Hanya digunakan sebagai jalan terakhir. Jika Marni benar-benar berubah menjadi ancaman yang tidak bisa dikendalikan, tusukkan ini ke jantungnya. Itu akan membebaskan jiwanya tanpa menyakiti tubuhnya, dan mengurung roh ibunya selamanya dalam kegelapan." ucap Mang Dirga.

Bagus menatap pisau tulang itu dengan ngeri, "Tidak! Aku tidak bisa! Aku tak akan pernah mampu melakukan itu!"

"Kau harus siap!" bentak Mang Dirga, suaranya yang tenang berubah menjadi keras dan memaksa. "Ini bukan lagi soal cintamu, Bagus! Ini soal menyelamatkan nyawa ratusan orang di desa Banjaran!"

Kata-kata itu menghantam Bagus seperti palu godam, membuatnya terduduk lemas, tangan gemetar saat memungut pisau tulang itu kembali. Beban yang harus dia tanggung tiba-tiba terasa seperti neraka yang membakar jiwa.

Malam pun tiba dengan kehadiran bulan purnama yang naik perlahan di langit memancarkan cahaya suram dan dingin yang menghidupkan sosok roh di sekitar pura. Ritula pun dimulai. Mang Dirga, mengenakan pakaian adat putih, melantunkan mantra-mantra kuno dengan suara yang menggema di malam yang sunyi dan mencekam.

Mantra itu bergetar, menembus keheningan, menyebar ke segala penjuru, memanggil kekuatan tak terlihat.

Marni dibawa ke tengah lingkaran sajen, tubuhnya yang kurus dan lemah kini berdiri, tapi wajahnya kosong, seperti boneka yang dikendalikan oleh kekuatan tak kasat mata. Matanya tertutup rapat, namun aura dingin dan suram mengelilinginya, seakan ia sedang berkomunikasi dengan sesuatu yang datang dari alam lain.

Ritual berlangsung dengan hening. Angin berhembus kencang di sekitar mereka mengejutkan karena daun-daun di sekitar sana tidak bergerak sedikit pun. Bayangan-bayangan di sekitar pura mulai meregang dan bergerak sendiri, berubah menjadi sosok-sosok yang menyeramkan, menari-nari dalam kegelapan.

Suara bisikan dan tawa rendah bergema. Lalu, teror yang paling mengerikan terjadi. Saat Mang Dirga mencapai puncak mantra, mempersembahkan dirinya sebagai pengorbanan, sebuah bayangan hitam besar muncul dari dalam pura. Sosok itu adalah wujud asli Balian Rawa, makhluk gaib yang dikenal sebagai penguasa roh jahat. Sosoknya mengerikan, tubuhnya berbalut kabut hitam yang berputar-putar, matanya menyala merah seperti bara api neraka, dan taringnya yang panjang seperti pisau siap mencabik.

Dan dia bukan satu-satunya ancaman. Dari arah berlawanan, muncul sosok wanita cantik namun menakutkan dengan mata api biru yang menyala. Ida Rengganis, roh penasaran yang dikenal sebagai pembawa malapetaka. Ia berjalan anggun dengan senyum dinginnya menusuk jiwa. Di belakangnya, puluhan sosok leak dalam berbagai bentuk mengerikan datang, dari yang setengah manusia setengah hewan hingga bayangan tanpa rupa yang bergerak dengan cepat mengelilingi pura, menutup jalan keluar mereka.

Mereka dikepung. Ritual yang seharusnya menjadi jalan penyelamatan berubah menjadi jebakan maut. Balian Rawa dan Ida Rengganis telah bersatu, memanfaatkan kesucian pura sebagai pintu gerbang untuk menembus dunia manusia secara permanen, membawa malapetaka ke desa Banjaran.

Mang Dirga berhenti, matanya melebar penuh ketakutan, suara mantranya tercekat dan terputus. "Tidak... ini... tidak mungkin..." katanya dengan napas tersengal dan tubuh gemetar hebat.

Balian Rawa tertawa, suaranya menggelegar seperti gemuruh batu yang runtuh. "Kau pikir kami akan membiarkanmu menang, Dukun tua? Pengorbananmu hanyalah makanan lezat bagi kami!"

Ida Rengganis melangkah mendekati Marni, yang kini berdiri kaku dengan mata tertutup. "Anakku, akhirnya waktunya datang," ucapnya dengan suara lembut yang menusuk, penuh ancaman.

Mang Dirga berteriak kepada Bagus, "Lindungi Marni! Jangan biarkan dia menyentuhnya!"

Namun terlambat. Ida Rengganis menyentuh dahi Marni dengan jari-jarinya. Seketika tubuh Marni melengkung dengan gerakan yang tidak alami, seperti terkejut oleh sengatan listrik gaib. Energi hitam dan putih meledak dahsyat, menerjang area pura dengan kekuatan yang mengguncang bumi dan langit.

Bagus, Mang Dirga, dan Gede Raka terseret oleh gelombang kekuatan itu, terlempar ke tanah dengan benturan keras. Suara jeritan gaib dan benturan energi memenuhi pura, membuat telinga berdenging.

Di tengah pusaran cahaya yang berputar liar, Marni melayang di udara, wajahnya berkerut dalam pergulatan batin. Perang antara jiwa yang masih tersisa dan kegelapan yang merasukinya. Tubuhnya bergetar hebat, suara-suara asing bergemuruh dalam pikirannya, mencoba merobek kesadarannya.

Ritual yang semula diharapkan menjadi penebusan kini berubah menjadi bencana yang melampaui mimpi buruk terburuk mereka. Teror mencapai puncaknya, dan di tengah kekacauan itu, Bagus terbaring di tanah, tangannya gemetar menggenggam pisau tulang yang terasa seperti satu-satunya harapan sekaligus kutukan.

Pilihan mengerikan membebani dirinya. Menyelamatkan kekasihnya atau menyelamatkan desa Banjaran. Pilihan yang sulit, namun kini harus dihadapi dengan seluruh keberanian dirinya...

*

1
Mini_jelly
Rasain lu ndra!!!
Ayam Kampoeng: Ndra...
ato Ndro? 🤣🤣
total 1 replies
Mini_jelly
seruuu, 🥰🤗
Mini_jelly: sama2 kak 🥰
total 2 replies
Mini_jelly
Bully itu emg bukan cuma fisik. Ejekan kecil yang diulang-ulang, pandangan sinis, atau diasingkan perlahan-lahan juga membunuh rasa percaya diri. Sadar, yuk."
Sebelum ikut-ikutan nge-bully, coba deh tanya ke diri sendiri. Apa yang akan aku rasakan jika ini terjadi padaku atau adik/keluargaku?
☺️🥰
Ayam Kampoeng: 😊😊😊........
total 3 replies
Mini_jelly
😥😭😭
Ayam Kampoeng: nangis .. 🥲
total 1 replies
Mini_jelly
🤣🤣🤣
Ayam Kampoeng: hadeh ..
total 1 replies
Mini_jelly
me too 🥰❤️
Ayam Kampoeng: ekhem 🙄🤭
total 1 replies
Mini_jelly
udh lama gk mampir, ngopi dlu 🥰
Ayam Kampoeng: kopi isi vanila. kesukaan kamu 🤤🤸🤸
total 1 replies
Mini_jelly
🤣🤣🤣🤣
Ayam Kampoeng: malah ketawa... 😚😚😚💋
total 1 replies
Mini_jelly
semangat nulisnya pasti seru nih 🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!