Ditindas, dijual oleh keluarga sendiri, dimanja dan dibela oleh keluarga suami
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15. Penyesalan Ayu
Pagi hari ini terlihat begitu indah, mentari bersinar begitu hangat, namun kalah dengan kehangatan dua insan yang saling berpelukan dalam keadaan tanpa sadar.
Jarak yang tadi malam mereka buat, kini hilang dan terganti dengan saling berpelukan.
Mata April terbuka dengan pelan, tubuhnya terasa berat, tangan April bergerak ingin menyingkirkan benda yang membuat tubuhnya berat.
Namun betapa terkejutnya dia ketika menyadari benda yang membuat tubuhnya berat, ternyata tangan Juni yang memeluknya erat.
April ingin menjerit, tapi dia cepat sadar kalau yang memeluknya adalah Juni suaminya. "Dia suamiku, aku sudah menikah kemaren, jadi wajar dia memelukku." Monolog April.
April membiarkan Juni memeluknya, pelukan Juni memberikan kehangatan tidurnya semalam. "Pantas tidurku nyenyak dan hangat, ternyata dipeluk pangeran." Gumam April dalam hati sembari tersenyum lembut menatap tampannya wajah didepannya sekarang.
"Kamu begitu tampan, baik hati dan kaya, ternyata masih ada orang baik seperti mu, aku bersyukur dipertemukan denganmu," April mengagumi Juni, rasa yang belum tau itu apa mulai tumbuh dihati April.
Tetapi gadis itu belum tau rasa apa itu, yang pasti April sangat senang dan bahagia berada disini bahkan dalam pelukan Juni seperti sekarang ini.
Tubuh Juni mulai bergerak, matanya terbuka pelan, April yang melihat Juni akan membuka mata, dia langsung memejamkan matanya agar tidak ketahuan kalau dia sedang menikmati wajah tampan Juni.
Juni tersenyum saat melihat tubuh mungil April berada dalam pelukannya, Juni tidak tau kalau April sudah terbangun, Juni pikir April masih tertidur.
"Kamu sangat cantik, maaf jika pernikahan ini memberatkan mu, aku tau kamu terpaksa menerima hanya demi Ibuku, tapi aku tidak akan melepaskan mu, aku akan membuat kamu jatuh cinta padaku, aku akan melakukan apapun untukmu." Gumam Juni tentu saja semua itu terdengar jelas oleh telinga April yang berpura-pura masih tidur.
April bukannya marah, dia senang, hatinya menghangat mendengar Juni berkata seperti itu, April ingin menjawab kalau dia tidak terpaksa, awalnya memang iya, tapi sekarang tidak lagi, namun April urungkan karena dia masih pura-pura tidur dan tidak mau Juni tau kalau dia sudah terbangun.
Cup, Juni mendaratkan satu kecupan singkat di kening April yang Juni kira masih tertidur, ternyata sebenarnya April hatinya sudah meronta-ronta.
"Selamat pagi istriku, semoga pagi ini menyenangkan." Ujar Juni sembari mengecup kening April.
April menahan diri, dia menahan semuanya, menahan agar tidak membuka mata, menahan tidak menjawab, dan yang lebih berat lagi menahan debaran jantung yang begitu cepat akibat ciuman Juni tadi.
Sedangkan Juni dia beranjak dari tempat tidur dengan penuh semangat, bagai mana tidak tidurnya sangat nyaman tadi malam, dan paginya saat terbangun pertama kali yang dia lihat wajah cantik seorang gadis yang dia peluk, yang memberikan kehangatan dalam tidurnya.
Juni segera kemarin mandi, senyum di wajah tampannya tidak pudar, Juni sudah bertekad akan membuat April sebagai istri untuk selamanya, dia tidak peduli April mau atu tidak, yang pasti Juni akan membuat April jatuh cinta padanya dan menjadikan keduanya saling mencintai sampai akhir hidupnya nanti.
Setelah Juni masuk kekamar mandi, April membuka matanya, tangannya menekan jantung yang berdebar kencang tadi.
"Mas, aku tidak terpaksa, sekarang aku merasa nyaman berada bersama mu." Gumam April juga tersenyum senang.
Kalau dipagi hari ini April begitu senang, namun berbeda dengan pagi hari ditempat lain.
Dilain tempat seorang gadis membuka matanya, mata itu terasa berat, tubuhnya juga terasa sakit di seluruhnya.
Belum siap serpihan nyawa gadis itu terkumpul, terdengar suara pintu terbuka dengan keras.
"Ini sarapannya, cepat makan dan mandi, sebentar lagi ada yang datang merias mu." Ujar salah satu lelaki tegap sembari meletakkan sarapan dimeja kecil disebelah tempat tidur.
Setelah meletakkan sarapan, lelaki itu keluar dan mengunci kembali pintu itu.
Gadis yang tidak lain adalah Ayu, hanya bisa menelan saliva nya susah, dia tidak bisa melawan, dia hanya bisa menangis, matanya terlihat masih sembab karena terlalu lama menangis kemaren.
Ayu tidak pernah menyangka kalau ayahnya tega menyerahkannya pada juragan Sofyan sebagai pelunasan hutang.
Ayu sangat membenci ayahnya sekarang, dia tidak pernah lupa perbuatannya ayahnya padanya.
Ayu begitu senang saat melihat April dibawa secara paksa oleh juragan Sofyan tempo hari, namun sekarang itu semua berbalik padanya.
Ayu sadar, ternyata seperti ini ni yang dirasakan April waktu itu, Ayu menyesal, kalau saja dia tau seperti yang dialami sekarang ini olehnya, dia akan membantu April waktu itu, apa lagi April selalu membantunya ketika ada masalah saat masih dirumah Bu Martha.
Ayu sangat menyesal, walaupun Ayu tidak melakukan kekerasan fisik pada April, tapi dia sering membuat April dimarahi oleh Alan karena aduannya.
"April maafkan aku, aku begitu senang melihat kamu menderita, sekarang semua itu aku yang rasa, aku menyesal, sekarang aku ikhlas asal mereka tidak mencari mu lagi." Ayu sebenarnya gadis baik, dia selalu di ajarkan kebaikan oleh Bu Martha, sama seperti April, tapi Ayu selalu menuruti apa kata ayahnya yaitu Pak Alan.
"April, jika suatu saat kita bertemu, aku ingin sekali meminta maaf, walaupun kita bukan sedarah tapi kita pernah hidup di satu atap, ayah yang sama dan Ibu yang sama, aku harap kamu akan memaafkan aku." Ayu sangat menyesal.
Dengan mata sembab dan tubuh lelah dan sakit, Ayu meraih sarapan yang diletakkan oleh anak buah juragan Sofyan tadi.
Ayu langsung melahap sarapan itu, dia sudah sangat lapar, dari semalam dia tidak makan, bukannya tidak ada makanan, tapi Ayu yang tidak mau makan.
Selesai sarapan Ayu langsung membersihkan diri, dia sudah pasrah dengan hidupnya, pasrah bukan berarti menerima tapi dia terpaksa.
Ayu menerima jadi istri juragan Sofyan yang ke tujuh, tetapi tanpa Ayu tau dia bukan dijadikan istri ke tujuh oleh juragan Sofyan, tapi akan dijual ke lelaki hidung belang dan setelah itu akan di bawa ketempat hiburan malam.
Ayu akan dijadikan wanita yang melayani para lelaki yang membutuhkan untuk menyalurkan hasrat birahi.
Tidak lama kemudian, pintu terbuka, terlihat seorang wanita dan seorang lelaki tubuh tegap, wanita itu yang akan merias Ayu.
***
"Wah, wajah kalian cerah bangat, kalau begini Ibu akan cepat dapat cucu." Goda Bu Lusi saat melihat dua pasutri sedang berjalan beriringan kemeja makan.
April tersipu malu, dia menunduk, sedangkan Juni bersikap biasa saja, Bu Lusi tersenyum melihat April malu-malu seperti itu.
Bu Lusi merangkul lengan April dan menuntun menantunya itu duduk di kursi meja makan.
Ketiganya sarapan dengan sesekali Bu Lusi masih menggoda April.
"Sebentar lagi Ibu ingin mengajak April ke mall, Ibu akan mengajaknya membelikan beberapa baju." Ujar Bu Lusi.
Bersambung.
kisah nya sama dengan April karena April juga awal nya ditolong sama Juni dan akhirnya mereka menikah ibu Juni pun sosok yang baik dan sayang serta perhatian sama April.. semoga ibu nya Agus pun demikian juga dengan Ayu
Blum y thor..🤣🤣🤣