bercerita tentang seorang gadis buruk rupa bernama Nadia, ia seorang mahasiswi semester 4 berusia 20 tahun yang terlibat cinta satu malam dengan dosennya sendiri bernama Jonathan adhitama yang merupakan kekasih dari sang sahabat, karna kejadian itu Nadia dan Jonathan pun terpaksa melakukan pernikahan rahasia di karenakan Nadia yang tengah berbadan dua, bagaimana kelanjutan hidup Nadia, apakah ia akan berbahagia dengan pernikahan rahasia itu atau justru hidupnya akan semakin menderita,,??? jangan lupa membaca 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qwan in, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
Nadia terbangun dari tidurnya karena merasakan ada sesuatu yang berat sedang menindih perutnya. Perlahan matanya terbuka , dan bayangan samar di ruangan yang remang-remang mulai membentuk sosok yang familiar. Jantung nya berdegup kencang, saat ia menyadari bahwa lengan kekar milik seseorang tengah melingkari tubuhnya. Pandangan nya bergerak naik, mengikuti lengan itu hingga matanya bertemu dengan wajah tampan milik Jonathan, yang sedang tertidur pulas di sampingnya.
Nadia menghela nafas, perlahan ia singkirkan lengan kekar Jonathan dari atas tubuhnya. Mencoba untuk bangun meki tubuhnya terasa sangat remuk akibat ulah Jonathan semalam. Waktu itu ia sangat ingin menolak permintaan dari laki laki yang tengah tertidur di samping itu, namun ia sadar bahwa Jonathan berhak atas tubuhnya. Nadia duduk di tepi ranjang, dengan tubuh polos yang hanya tertutup oleh selimut, melirik ke arah jam dinding sudah menunjukan pukul 05:30 pagi. Ia bangkit untuk mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai, lalu berjalan pelan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Jonathan yang merasakan ada pergerakan di samping tempat ia tidur pun menggeliat, dan merubah posisi tidurnya menjadi terlentang.
...
Kini, Nadia tengah berada di dapur, mencoba menenangkan pikirannya dengan aktivitas rutin. Ia membuka kulkas, mengambil beberapa bahan sederhana, nasi sisa semalam, telur, bawang, dan sedikit sayuran. Dengan gerakan perlahan namun teratur, ia mulai memotong bahan-bahan itu satu per satu, menyiapkannya untuk dibuat menjadi nasi goreng, menu andalannya setiap pagi.
Tak berselang lama, dua porsi nasi goreng lengkap dengan terur ceplok pun telah terhidang di meja makan.
“Buatkan aku kopi,” ujar Jonathan sambil berjalan mendekati Nadia, lalu menarik kursi dan duduk dengan santai di salah satu sisi meja.
Nadia menoleh sekilas ke arah Jonathan tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Tanpa ekspresi, ia berbalik dan mulai menyiapkan secangkir kopi hitam untuk pria itu. Setelah selesai, ia meletakkan cangkir tersebut di hadapan Jonathan dengan sedikit hentakan, lalu duduk di seberangnya, menatapnya tajam tanpa mengalihkan pandangan.
" Terimakasih," ucapnya sembari menyeruput kopi itu secara perlahan, " pas," itu yang ada dalam benaknya saat merasakan kopi hitam buatan Nadia.
" Setelah ini, kita akan pergi untuk memeriksakan kandungan mu," ucap Jonathan sembari mulai memasukan nasi goreng kedalam mulutnya.
" Tidak usah, aku bisa melakukan nya sendiri. Lebih baik pak Nathan segera pulang, Dewi pasti sedang mencari keberadaan bapak saat ini," ucap Nadia dengan suara datar.
" Jangan mengatur ku," ucap Jonathan sembari menghentakkan sendok yang ia genggam ke atas meja. Ia merasa tidak suka karena Nadia selalu membantah apa yang ia katakan.
" Aku beri waktu tiga menit untuk kamu menyelesaikan makanan mu," ucap Jonathan sembari beranjak dari duduknya, tanpa menghabiskan nasi goreng yang baru saja ia makan.
Nadia menghela nafas kasar dan menggelengkan kepalanya, entah mengapa dirinya harus terjebak dalam situasi yang tidak mengenakkan ini.
Dengan cepat ia menghabiskan nasi goreng yang tersisa di piring nya, lalu meletakkan piring kotor ke tempat mencuci piring. Lalu berjalan menghampiri Jonathan yang telah menunggunya di ruang tamu.
" Kita berangkat sekarang," ucap Jonathan.
" Tunggu sebentar, aku ambil tas dulu," ucap Nadia sembari bergegas menuju kamar untuk mengambil tas selempang andalannya.
....
Kini mereka telah berada di dalam mobil. Tidak ada percakapan diantara mereka, hanya suara deru mesin mobil yang terdengar mengusir keheningan. Melaju membelah jalanan yang ramai oleh kendaraan menuju ke sebuah klinik kesehatan ibu dan anak yang letaknya tak jauh dari kediaman Nadia.
Mereka turun dari mobil dan berjalan beriringan menuju loket pelayanan, untuk mengambil nomor antrian. Mereka duduk di kursi tunggu, menunggu nama mereka di panggil untuk melakukan pemeriksaan.
Ting...
Suara notifikasi pesan masuk yang berasal dari ponsel milik Jonathan. Sebuah pesan yang disertai dengan foto dirinya sedang bersama Nadia tengah menunggu antrian di dokter kandungan.dari nomor tak dikenal.
( Rupanya istri rahasia mu tengah mengandung,?. apa dia juga akan bernasib sama seperti wanita yang 15 tahun lalu kau campakkan.)
Mata Jonathan melebar saat membaca pesan tersebut,
" Orang itu ada disini,? Dimana dia,? Apa orang itu ada sangkut pautnya dengan sintia,?" Gumam Jonathan bertanya tanya dalam hati, sembari mengamati sekitar, mencari keberadaan orang yang telah mengirim kan nya pesan misterius itu.
Jantung Jonathan berdegup kencang. Telapak tangannya mulai berkeringat saat ia menggenggam ponselnya erat-erat. Pesan itu singkat, tapi menusuk. Bukan hanya karena ancaman yang tersirat, tapi karena menyebutkan nama yang telah lama ia kubur dalam-dalam di lubuk hati,Sintia.
Ia berdiri dari bangku tunggunya perlahan, matanya menyapu seluruh area klinik. Pasien-pasien lain duduk tenang, sibuk dengan ponsel atau obrolan pelan. Tak ada yang tampak mencurigakan, tak ada yang sedang menatapnya terlalu lama.
Namun ia tahu, seseorang sedang mengawasinya.
"Siapa kamu... dan kenapa sekarang?" gumamnya, pelan tapi penuh tekanan.
Nama Sintia membawa Jonathan kembali pada luka lama. Gadis yang dulu begitu ia cintai, namun harus ia tinggalkan karena tekanan keluarga dan keadaan. Waktu itu ia masih remaja, tak berdaya melawan orang tuanya yang memaksanya pindah sekolah, meninggalkan semua yang ia kenal, termasuk Sintia.
" Sepertinya orang itu hanya mengincar Nadia. Apa orang itu tidak mengetahui hubungan ku dengan Dewi,? Tapi itu tidak mungkin, karena aku tidak pernah merahasiakan hubungan ku bersama Dewi.." Gumam Jonathan pelan.
" Ayo..nama mu sudah di panggil," ucap Jonathan sembari menggenggam tangan Nadia saat memasuki ruangan.
Nadia berbaring di atas ranjang pasien dan dokter mulai melakukan pemeriksaan pada kandungan nya.
" Kandungan ibu sudah memasuki usia 8 Minggu, janinnya berkembang dengan baik, detak jantungnya juga normal," ucap sang dokter yang sedang melakukan pemeriksaan USG pada perut Nadia.
Jonathan hanya diam, memandangi layar monitor yang memperlihatkan buah hati nya. Hati nya seketika menghangat ketika mendengar suara detak jantung dari janin yang dikandung oleh Nadia. Dan tanpa ia sadari, senyumnya mengembang menghiasi wajahnya yang biasa nya terlihat kaku.
Setelah pemeriksaan selesai, dokter mencetak hasil USG dan menyerahkannya kepada Nadia. Lembar hitam-putih itu kini berada dalam genggamannya, seperti potongan masa depan yang masih buram, tapi nyata.
Mereka keluar dari ruang pemeriksaan dalam diam. Di lorong, suasana terasa lebih sepi. Tapi di dada Jonathan, suara pesan misterius itu masih bergema. Ia tahu kebahagiaan ini tak bisa dinikmati begitu saja. karena ada bayangan dari masa lalu yang sedang mengintai, menunggu waktu untuk menyerang.
Saat mereka duduk kembali di bangku tunggu untuk menyelesaikan administrasi dan mengambil vitamin untuk Nadia.
Pesan baru masuk lagi.
Kali ini disertai sebuah foto lain. foto mobil mereka yang terparkir di depan klinik, diambil dari kejauhan.
(“Manis, ya. Sayang, semuanya nggak akan bertahan lama.”)
Jonathan meremas ponsel nya kuat, bahkan hampir menghancurkan nya.
" Ada apa," tanya Nadia, merasa heran dengan sikap pria itu.
" Tidak ada, ayo kita pergi," ajaknya setelah selesai melakukan pembayaran. Sembari terus menggandeng tangan Nadia saat berjalan menuju parkiran.
" Pak Nathan, sebaiknya bapak melepaskan tangan ku... Aku takut jika ada yang melihat kita seperti ini," ucap Nadia, tetapi tidak didengarkan oleh Jonathan, pria itu justru mengeratkan genggaman tangannya pada tangan Nadia.
mungkinn
jgn bodoh trlalu lm jo.... kekuasaan jga hrtamu slm ini tk mmpu mngendus jejak musuhmu yg trnyata org trsayangmu🙄🙄
klo nnti nadia bnyak uang.... bkalan balik lgi tuh wujud asli nadia....
krna sejatinya nadia dlunya cantik... hnya krna keadaan yg mmbuat dia tak mungkin merawat dirinya....
jdi kurang"i mncaci & merendhkn ibu dri ankmu....