NovelToon NovelToon
The Gold Mountain Of Rae

The Gold Mountain Of Rae

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita
Popularitas:685
Nilai: 5
Nama Author: atika rizkiyana

Putri cantik kerajaan yang bernama Khanina itu memiliki kemampuan mengubah batu menjadi emas pada saat ia dalam keadaan bahagia. Kemampuan Putri Khanina tersebut membuat sang ayah ketakutan akan sesuatu yang menimpanya.
Kemudian Khanina menikah dan menjadi Ratu di kerajaan suaminya. Banyak permasalahan yang menimpanya selama berada di Kerajaan itu, sehingga ia harus menolong suaminya dengan kekuatan yang ia miliki. Namun malang menimpanya. Saat ia mengubah bebatuan menjadi emas, ada seorang yang melihatnya. Masalahpun semakin berat, ia dan suaminya dituduh berkhianat dan harus dipenjara, dan ia harus melarikan anaknya Mahiya yang juga memiliki kemampuan yang sama ke hutan gunung dan terus berada disana hingga akhirnya Mahiya menikah dan memiliki anak bernama Rae. Bebatuan di gunung itupun banyak yang berubah menjadi emas. Rae dan gunung emas menjadi incaran para pengkhianat kerajaan. Apa yang terjadi pada mereka selanjutnya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon atika rizkiyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan Pertama Rae dan Paman Indrana

Pagi ini tak seperti biasanya. Hujan turun dengan deras. Angin terasa dingin menyentuh kulit. Tak terdengar suara burung seperti biasa saat matahari menyapa cerah.

Davin telah lebih dulu duduk di meja makan. Kemudian Rae datang..

“Selamat pagi nak.. tak seperti biasanya, hari ini.. ayah yang lebih dulu berada disini” sapa ayah yang telah lama menunggu Rae untuk sarapan.

Raut wajah yang sedih dan gelisah tak bisa disembunyikan Rae dari ayahnya.

“Ayah, semenjak pembicaraanku dengan kakek Diaru tayang ibu, aku tidak bisa tenang”

“shuuttttt..., (Davin menyela dan memberi isyarat kepada Rae untuk diam). Kita tidak bisa bicara hal itu disini Rae, kau pasti mengerti maksudku” ucap Davin.

Rae terdiam dan baru menyadari bahwa banyak pengawal dan pelayan istana yang berada disitu.

“Baik ayah, maaf...  Emm.. ayo kita makan. Ayah sudah lama menungguku. Setelah ini aku harus menemui kakek Diaru kembali” ucap Rae.

“Bagaimana perkembangan kesehatan kakekmu, Rae ?..” tanya ayahnya Davin.

“Semakin hari, ia semakin membaik, ayah. Aku sangat senang.. perlahan ia terus latihan menggerakkan tubuhnya. Ia sudah bisa duduk dan makan sendiri.”

“Syukurlah.. aku sangat lega mendengarnya.” Ungkap Davin.

Tak lama mereka menyelesaikan sarapannya. Hujanpun mulai reda.

“Baiklah ayah, aku pergi menjumpai kakek. Apa ada yang ingin engkau sampaikan kepadanya, ayah?” tanya Rae.

“Pergilah nak, sampaikan padanya bahwa aku menunggunya untuk bisa sarapan bersama di meja makan utama istana. Semoga ia segera pulih”.

Mendengar hal itu, Rae pun tersenyum lalu pergi menuju kamar kakek Diaru.

Tokkk...tokkk..tokk...

(Bunyi ketukan di depan kamar kakek Diaru)

“kakek.. ini aku, Rae...”

“masuklah sayangku” jawab kakek dari dalam kamarnya.

“selamat pagi kakek..., (lalu Rae terdiam, ia sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya pagi itu)..

“Kakek, kamu bisa berdiri tanpa bantuan apapun” teriak Rae bahagia.

“ya nak, kemarilah”

Rae memeluk kakek dengan erat. Kemudian Rae menuntun kakek untuk duduk. Rae pun duduk disamping kakek.

“Aku senang melihat keadaanmu yang semakin baik, kakek. Oia, ayahku menunggu saat kita bisa makan bersama di meja makan utama istana.”

Kakek Diaru tersenyum dan berkata

“Keinginannya akan segera terwujud. Aku berjanji akan segera pulih dan menemani kalian disana”

Tampak mata kakek sangat berbinar saat itu. Penuh harapan dalam mengisi kehidupannya.

“Oh..ya sayangku, apa kau telah mengunjungi pamanmu Indrana ?” tanya kakek penasaran.

Sesaat Rae terdiam, ia sedikit gugup lalu menghela napas dan berkata

“aku belum pernah bertemu dengannya, kakek. Aku khawatir, ia tidak menerima kehadiranku disini. Terlebih lagi, aku menggantikan posisinya langsung tanpa kerelaan darinya. Aku mengetahui hal ini dari dewan istana” Jawab Rae.

“Kau menggantikan posisinya sebagai raja atas dasar keputusan dewan istana, mengingat sudah bertahun tahun Raja Indrana sudah tidak bisa melakukan apapun lagi. Ia memang memiliki seorang anak laki-laki tapi anak itu masih kecil dan belum bisa menggantikan dirinya. Maka itu, kehadiranmu disini dianggap seseorang yang tepat memimpin kerajaan ini. Dan kenapa bukan ayahmu?, karena ia bukan keturunan di keluarga kerajaan ini. Ia tidak memiliki pertalian darah keluarga kerajaan. Hukum ini berlaku di kerajaan kita, cucuku. Datang dan temuilah pamanmu. Bahkan jika kau tanyakan padaku, aku begitu menyesali perbuatan buruknya terhadap diri dan keluargaku. Tapi.. ia tetaplah adik kandungku. Aku tidak bisa membencinya walaupun begitu kejamnya dia padaku, aku memaafkan dia ”. Kakek memandang wajah Rae dan menunggu jawaban dari Rae.

Rae kemudian menatap mata kakek Diaru dan berkata :

“Baiklah kakek, aku akan menemuinya hari ini. Semoga ia menerimaku dengan baik, kalaupun tidak.. aku akan memaafkannya seperti kakek memaafkan dia.”

Mendengar jawaban Rae, kakek Diaru tersenyum. Dia bangga memiliki cucu yang bijaksana.

“Pergilah sayang, temuilah dia sekarang. Kalau kau ragu pada pamanmu, datanglah pada pengawal pribadinya terlebih dahulu, tanyakan keadaan pamanmu dan apakah ia mau bertemu denganmu atau tidak. Pengawal pribadinya bernama Juna”..

“Baiklah kakek.. aku akan pergi.. sampai ketemu, kakek”..

“ya sayang.. terima kasih..” jawab kakek Diaru

Rae mencium tangan kakek, lalu pergi menuju ruangan pamannya Indrana.

Rae berjalan didampingi beberapa pengawalnya. Sepanjang perjalanan ke ruangan paman, ia sangat gugup. Ia banyak melewati ruangan-ruangan besar dan megah yang terdapat di istana itu. Tak lama, sampailah ia di wilayah istana tempat paman Indrana berada. Rae kemudian bertanya pada pengawal di depan pintu kamar Paman Indrana.

“aku ingin bertemu dengan pengawal pribadi pamanku Indrana, ia bernama Juna” ucap Rae.

“Baiklah, akan kami panggilkan” jawab pengawal.

Tak lama, keluar dari ruangan itu seorang laki-laki dan ia adalah pengawal pribadi paman Indrana semasa menjadi raja dan hingga kini, ia setia bersama tuannya Indrana meski tak lagi menjadi raja dan saat ini dalam keadaan sakit parah.

“Selamat pagi, raja.. ada apa memanggilku” sapa Juna.

“apakah kau adalah Juna, pengawal pribadinya pamanku Indrana ?” tanya Rae.

“Benar, tuanku. Ada apa mencariku?”..

“aku ingin bertemu pamanku Indrana. Apa bisa aku temui dia saat ini?”

Juna terdiam bingung. Ia tau bahwa Indrana sangat membenci Rae. Juna takut kedatangan Rae akan memperparah penyakit Tuan Indrana.

“apa aku bisa bertemu pamanku?” tanya Rae kembali.

“Emm..mm.. tunggulah dulu tuan.. akan aku tanyakan pada Tuan Indrana dulu.” Jawab Juna memalingkan tubuhnya lalu pergi ke arah tuan Indrana yang saat itu sedang berbaring di tempat tidur.

Sambil berbisik, Juna mengatakan pada Indrana,

“Rajaku, Rae ingin menemuimu”

Tampak terkejut terlihat dari raut wajah tuan Indrana. Matanya langsung melotot dan memandang liat kesana kemari.

Indrana tidak bisa berbicara dan hanya bisa mengekspresikan keadaan dirinya melalui gerak matanya saja, tubuhnya juga tidak dapat digerakkannya.

Juna sangat memahami komunikasi tersebut karena Juna lah yang selalu setia menjaga dan merawat tuan Indrana dari awal kejadian kecelakaan dari kudanya sehingga menyebabkan ia seperti itu hingga saat ini.

Kedatangan Rae membuat Indrana terkejut, Juna juga merasa gugup. Namun Juna tak kuasa untuk melarang Raja Rae menjenguk pamannya Indrana. Tanpa bertanya apakah Indrana mau menerima Rae atau tidak, Juna mengambil inisiatif untuk mempersilahkan Raja Rae menemui pamannya. Juna kembali ke depan pintu lalu berkata,

“baiklah raja, temuilah ia..”

“terima kasih,” ucap Rae, langsung ia masuk menuju tempat tidur tuan Indrana.

“Selamat pagi pamanku Indrana, aku Rae anak dari Davin dan Putri Mahiya. Dan aku adalah cucu dari Raja Diaru dan Ratu Khanina. Aku kesini untuk menyapa dan melihat keadaanmu” ucap Rae dengan ramah.

Mendengar perkenalan dari Rae tadi, ternyata mengundang kemarahan dari tuan Indrana. Seketika matanya melotot memandang Rae dengan penuh kebencian. Ia memandang Rae kemudian melempar pandangannya ke arah pintu. Ia terus seperti itu berulang-ulang. Rae terkejut dengan ekspresi Tuan Indrana tersebut. Juna memahami maksudnya kemudian Juna menyela,

“maaf tuan, Rajaku ini.. ehmmm.. maksudku Tuanku Indrana ini sedang tidak ingin menerima tamu, maafkan aku, tapi ku mohon.. pergilah dari sini” ucap Juna gugup dan ketakutan melihat emosi Tuan Indrana yang terlihat dari matanya.

“Baiklah tuan Juna, kami akan segera pergi. Paman Indrana, semoga kesehatannya bisa segera kembali pulih” ucap Rae lembut kepada Indrana, namun Indrana hanya membuang pandangannya ke arah lain dengan penuh kemarahan.

Rae kemudian memalingkan tubuhnya dan pergi menuju pintu untuk keluar dari ruangan itu. Sampai di depan pintu, Rae menarik napas panjang dan menghembuskanya dengan sangat berat sambil mengernyitkan keningnya.

Rae gugup dan bingung kenapa tuan Indrana seperti itu padanya. Banyak pertanyaan dan kebingungan yang muncul dalam benak Rae. Tanpa basa basi Rae kemudian pergi meninggalkan ruangan itu dan kembali ke istana utama.

Rae kemudian menjumpai ayahnya Davin dan menceritakan kejadian yang di alaminya bersama Tuan Indrana. Davin memahami ekspresi yang keluar dari raut wajah Tuan Indrana tersebut. Davin juga memahami bahwa anaknya Rae dalam ancaman besar kebencian Tuan Indrana. Kemudian Davin mengatakan kepada Rae,

“anakku, mulai besok, kau harus melatih instingmu untuk membaca situasi. Dan kau juga harus melatih fisikmu untuk menjadi lebih kuat dan mempersiapkan diri untuk berperang. Kuasailah strategi perang. Serta pelajari tehnik berkuda, memanah dan menggunakan pedang. Keadaan ini menuntutmu untuk menguasai hal tersebut dengan baik. Aku bersedia untuk mengajarimu secara langsung.” Perintah ayahnya Davin.

“Baiklah ayah.  Aku akan melakukan apa yang kamu perintahkan” jawab Rae.

“Terima kasih nak.. Besok ayah akan menunggumu di lapangan untuk berlatih menunggangi kuda." ucap Davin.

Rae tersenyum lebar, sungguh ia sudah lama menginginkan itu.

"ya ayah.. Sampai ketemu besok" jawab Rae.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1
Yuzuru03
Ada banyak emosi dalam cerita ini, aku suka sekali!
atika rizkiyana: Alhamdulillah.. terima kasih Yuzu..
total 1 replies
Sterling
Mantap banget ceritanya!
atika rizkiyana: Alhamdulillah.. terima kasih..
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!