NovelToon NovelToon
Theresia & Bhaskar

Theresia & Bhaskar

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Teen Angst / Diam-Diam Cinta / Keluarga / Romansa
Popularitas:489
Nilai: 5
Nama Author: Elok Dwi Anjani

Menyukai Theresia yang sering tidak dianggap dalam keluarga gadis itu, sementara Bhaskar sendiri belum melupakan masa lalunya. Pikiran Bhaskar selalu terbayang-bayang gadis di masa lalunya. Kemudian kini ia mendekati Theresia. Alasannya cukup sederhana, karena gadis itu mirip dengan cinta pertamanya di masa lalu.

"Setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya. Aku yang bodoh telah menyamakan dia dengan masa laluku yang jelas-jelas bukan masa depanku."
_Bhaskara Jasver_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elok Dwi Anjani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Erga

Sang ketua kelas Mona baru saja kembali ke kelas setelah dipanggil seseorang di depan kelasnya dengan membawa kartu ujian di tangannya. Saat ia berdiri di depan, banyak yang tidak memperdulikannya dan malah banyak yang tidur di bangku serta fokus pada layar ponselnya masing-masing. Ia pun menepuk tangannya untuk menarik perhatian mereka dan menatapnya.

"Ujian di Minggu depan harus semangat ya, guys. Ini ada kartu ujian yang bakal gua bagiin ke kalian tapi kalian balik dulu ke tempat duduknya sendiri-sendiri. Jangan ke belakang buat mabar..." Mona menatap gerombolan laki-laki di kelasnya yang justru ke belakang dengan membawa ponsel. "Oh iya, Bu Wulan hari ini nggak datang karena lagi lahiran. Jadi kalian dikasih tugas ngerjain paket halaman 157."

Mona memberikan kartu ujian tersebut pada teman-temannya satu persatu, namun saat akan menyerahkannya pada Bhaskar. Mona sengaja memberinya kartu ujian milik Theresia. Ia menukarkan keduanya karena melihat Bhaskar yang tadi pagi tidak seperti biasanya dekat dengan Theresia.

Ketika memberikannya pada Theresia, Mona mengacungkan jempolnya dan meneruskan membagikannya. Theresia yang bingung langsung paham dengan maksud Mona saat melihat kartu ujian di tangannya bukan miliknya, melainkan Bhaskar.

"Kartu ujiannya ketukar." Theresia dan Bhaskar menoleh bersamaan dengan mengucapkan hal yang sama. Sehingga hal itu membuat seisi kelasnya melihat keduanya dengan tatapan biasa-biasa saja, namun ada pula yang tidak suka.

Mereka bertatapan sebentar. Akan tetapi, Bhaskar langsung tersadar dan menyahut kartu ujiannya di tangan Theresia. Ia juga langsung meletakkan kartu ujian Theresia di meja bangku gadis itu tanpa meliriknya lagi.

Ternyata keinginan Mona untuk mendekatkan mereka tidak seperti yang diharapkan. Bhaskar semakin dingin pada Theresia, bahkan tatapan laki-laki itu tadi sangat datar. Seakan-akan tidak peduli lagi.

Sementara itu, Theresia hanya menghela napasnya sembari menatap kartu ujiannya.

...••••...

Setelah bell istirahat berbunyi, Theresia membereskan bukunya di meja untuk dimasukkan ke dalam tas belakangnya. Ia terkejut, saat mendapati Erga yang tiba-tiba ada di bangku belakang dengan duduk santai sembari tersenyum tipis kearahnya.

"Ngapain ke sini?" tanya Theresia.

Erga melirik Bhaskar yang menatap keluar jendela ke langit yang mendung sebentar, lalu berganti ke Theresia. "Ikut gua ke gerbang depan."

"Ha? Kenapa?" Theresia lagi-lagi dikejutkan dengan sikap Erga yang tiba-tiba menarik tangannya keluar.

Bersamaan dengan itu, para siswi di kelas Theresia berbisik-bisik membicarakannya. Terdapat dua gadis di belakang Bhaskar yang pembicaraannya bisa ia dengar, namun raut wajahnya seolah-olah tidak memperdulikan.

"Kayak bukan Theresia yang kita kenal pendiam."

"Btw murahan nggak sih? Abis sama Bhaskar, sekarang sama kak Erga."

"Mungkin setelah dihujat kemarin dia nggak deketin Bhaskar lagi dan malah deketin kakak kelas biar ada yang jagain dia, gua lihat tadi pagi kak Erga nyahutin cewek yang ngomongin There."

Bhaskar terdiam karena ucapan mereka. Apa Theresia seburuk itu sekarang?

Ia pun muak mendengarnya dan melenggang pergi keluar kelas.

Sementara itu, Erga tersenyum kepada Bundanya yang berdiri di samping pos satpam dengan membawa sesuatu di tangannya. Ia langsung mencium punggung tangan wanita itu dengan diikuti Theresia setelahnya.

"Tante kenapa ke sini? Ada sesuatu?" Theresia menatap Bunda yang tersenyum ke arahnya.

Bunda juga mengelus rambut Theresia setelah gadis itu mencium punggung tangannya. "Kamu baik-baik aja, Re?"

"Aku? Ohh... nggak apa-apa kok, Tan," jawab Theresia.

"Bagus deh, ini Tante bawain bekal buat kalian. Kamu makan ya? Kalau ada apa-apa bilang aja ke Tante atau ke Erga." Wajah Bunda terlihat sangat tulus. Bahkan wanita itu menatap Theresia dengan mata sendu yang membuat gadis itu merasa tenang di dekatnya.

"Makasih, Tan."

Saat Theresia akan mengambil tas berisikan bekal di tangan Bunda, Erga lebih dulu mengambilnya. "Makasih, Bun."

"Kalau gitu kalian baik-baik ya? Bunda mau pulang. Terima kasih, Pak." Bunda tersenyum sebentar sebelum berbalik untuk berterimakasih kepada satpam yang duduk di bawah pohon.

"Oh, iya, Bu. Hati-hati," balas satpam tersebut dengan tersenyum ramah dan menundukkan kepalanya.

Lagi dan lagi, Bhaskar menjadi saksi interaksi mereka. Yang lebih mengejutkannya adalah kedekatan wanita itu dengan Theresia. Bahkan saat Erga menyebutnya "Bun" ia sangat kaget.

Bun? There deket sama nyokapnya cowok itu? batin Bhaskar yang terus bertanya-tanya tentang kedekatan mereka.

Ketika Theresia dan Erga akan kembali, gadis itu melihat Bhaskar yang menatapnya. Tatapan mereka bertabrakan dan Erga juga menyadarinya.

"Kalau lo mau ngomong sama dia, gua duluan. Bekalnya gua taruh di meja."

Erga langsung pergi terlebih dahulu, membiarkan Theresia dan Bhaskar untuk berbicara. Namun saat Theresia mendekat, Bhaskar mengambil langkah mundur meskipun tatapannya masih menatap mata gadis itu.

"Bhas-"

Suara petir yang mengejutkan mereka membuat Theresia kaget hingga tidak bisa melanjutkan ucapannya.

"Neng! Nggak masuk? Kayaknya mau hujan ini," tanya pak satpam ke arah Theresia.

"Se-sebentar, Pak."

Saat akan menoleh ke arah Bhaskar lagi, laki-laki itu sudah pergi. Malahan punggungnya sudah mulai menjauh dari pandangan Theresia.

Ini bukan Bhaskar yang gua kenal sebelumnya.

Rintik air hujan mulai turun dengan angin yang tiba-tiba datang. Entah kenapa, terkadang kondisi cuaca mengikuti perasaan seorang insan. Namun juga bisa merusak perasaan seseorang.

Tatkala Theresia memasuki kelasnya, Bhaskar sudah ada di bangku dengan menenggelamkan kepalanya di lipatan tangan. Laki-laki itu menghindarinya, bahkan sekarang berbicara dengan Bhaskar terasa susah untuk Theresia.

Tiba-tiba Theresia terlintas sebuah ucapan Erga saat ia sewaktu SMP.

"Kalau susah bicara sama orang, pakai aja metode menulis dan kasih ke orangnya."

Ya, Theresia bisa mencobanya. Gadis itu langsung mengeluarkan bukunya dan menulis sesuatu di sana. Padahal ia bisa mengirim pesan kepada Bhaskar, tetapi Theresia lebih memilih ini karena pesannya belum dibalas oleh laki-laki itu sejak tadi malam.

Setelah menulisnya. Ia kembali memasukkan bukunya dan akan memberikannya kepada Bhaskar saat pulang sekolah nanti. Sekarang yang harus ini lakukan adalah memakan masakan bekal Bunda yang sejak tadi di mejanya.

...••••...

Seusai bel sekolah berakhir, kelas Theresia langsung kosong dan hanya terdapat dirinya serta Bhaskar yang membereskan buku di meja.

"Bhas-"

"Apa?" sahut Bhaskar dengan tatapan datar.

Theresia terlihat kikuk saat mata laki-laki itu berubah menjadi serius. Buru-buru ia mengeluarkan bukunya dan memberikan kepada Bhaskar dengan menarik tangannya dan meletakkannya.

"Baca di halaman belakang."

Theresia langsung berlari keluar kelas karena tidak ingin Bhaskar membaca buku itu sewaktu ada dirinya. Dan tepat ketika itu, Erga melihat Theresia berlari keluar dari kelas dengan kencang.

Ia mengerutkan keningnya, sebab bingung dengan sikap Theresia yang bisa berubah dengan jangka waktu dekat. Namun sekarang terjawab, Erga melihat Bhaskar yang duduk dengan membaca sebuah buku.

"WOI!" Tiba-tiba emosi Erga naik dan memukul salah satu meja di baris depan untuk mengalihkan perhatian Bhaskar. "Lo apain There? Kok dia keluar lari-lari kayak gitu? Kalau lo nggak bisa jagain dia, mending nggak usah deket-deket atau ngasih harapan basi yang bikin dia tiap hari nangis malam-malam."

Bhaskar langsung terkejut. Belum juga ia selesai membaca tulisan Theresia Erga sudah marah di hadapannya.

"Gua nggak bermaksud ngelakuin itu!" Sontak Bhaskar berdiri.

Mendadak laki-laki itu mencengkram kerah baju Bhaskar, lalu keduanya bertatapan dengan emosi yang sama-sama naiknya. Tatapan mereka tajam. Seakan-akan terdapat sebuah kebencian yang terpendam.

"Terus apa? Gua pernah minta jagain dia, tapi nyatanya gua sendiri yang lempar There ke masalah itu sendiri. Lo nggak becus! Cuman gara-gara postingan itu lo jauhin There? Bego! Justru itu lo harus jagain dia dan jangan biarin There direndahim sama orang lain."

Terdapat hal yang sangat mengejutkan. Bahkan Bhaskar terdiam saat tatapan Erga tiba-tiba berubah di luar dugaannya.

...••••...

...Bersambung....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!