NovelToon NovelToon
Mantan VS Perfect Husband

Mantan VS Perfect Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: lizbethsusanti

Aylin Buana pergi ke klub malam untuk pertama kalinya karena ajakan dari sahabatnya setelah dia melihat tunangannya berciuman dengan seorang wanita di ruang kerja. Di meja bar ada seorang pria botak yang tertarik akan kecantikannya Aylin dan memasukkan obat ke minumannya Aylin. Namun, ada seorang pria ganteng yang berhasil menyelamatkan Aylin dari niat busuk pria botak hidung belang itu. Keesokan harinya Aylin membuka mata dan menemukan dirinya tidur di atas lengan kokoh dan dirinya memakai jubah mandi lalu dia bersitatap dengan senyuman seorang cowok ganteng. Aylin awalnya benci dengan cowok ganteng itu tapi kemudian menjalin kasih dengan cowok ganteng itu. Sayangnya pada akhirnya mereka berpisah karena ego masing-masing. Lalu Aylin dinikahkan dengan cowok pilihan mamanya. Aylin memiliki suami yang sempurna. Namun, Aylin tidak bahagia. Aylin selalu merindukan mantannya, si cowok ganteng itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Syok

Setelah diperiksa oleh dokter Gionatan, Langit tersenyum senang.

"Jadi, Langit udah boleh jalan-jalan?" Tanya Langit dengan wajah penuh semangat bahkan bocah tampan itu bertepuk tangan beberapa kali dengan senyum yang sangat lebar saking senangnya.

Aylin tersenyum dan mengusap kepala putra tercintanya di saat Gionatan menatap Aylin tak berkedip sambil berkata ke Langit, "Boleh"

"Yeeeaayyyy!" Langit memeluk mamanya dengan tawa riang. Tawa Langit menular ke Gionatan dan Aylin.

Gionatan mengumpat dalam hati, sial! Tawa Aylin cantik banget. Aku sangat ingin memeluknya saat ini, sial!

Aylin mencium wajah putra tampannya di saat Gionatan masih menatap Aylin dan bertanya ke Langit, "Emangnya Langit mau pergi ke mana?"

Langit menarik diri dengan pelan dari pelukan hangat mamanya lalu bocah tampan. Itu menoleh ke Gionatan lalu berkata, "Ke kafe Led Velvet. Langit pengen beli cake. supelhelo yang Ilon man"

"Kafe Red Velvet yang ada di dekat sini?" Tanya Gionatan.

"Iya. Doktel mau ikut? Nanti Langit tlaktil"

Gionatan refleks terkekeh geli.

"Langit, dokter Gio harus kerja dan kita juga harus minta ijin sama Papa kamu dulu" Aylin mengusap lembut pipi Langit.

Langit cemberut dan Gionatan langsung berkata, "Iya, Om Dokter minta maaf nggak bisa ikut. Om Dokter harus kerja dulu. Kapan-kapan aja, ya"

Langit mengangguk kecil masih dengan wajah cemberut.

"Ayo kita ke apotik dulu tebus obat" Aylin mengajak Langit berdiri.

"Lalu, ke kafe?"

"Nanti tanya ke Papa kamu dulu. Salim sama dokter Gionatan dulu" Aylin mengusap lembut kepala Langit.

Langit berlari kecil ke Gionatan saat Gionatan berdiri. Bocah tampan itu mengulurkan tangan, "Telima kasih, Om Doktel sudah menyembuhkan Langit"

"Hahahahaha. Sama-sama anak pinter" Gionatan mengusap pucuk kepalanya Langit tapi pandangannya mengarah ke wajah cantik mantan terindahnya.

"Bye-bye" Langit melambaikan tangan ke Gionatan dan Gionatan membalas lambaian tangan itu, "Bye-bye anak hebat"

Gionatan terus menatap Aylin dan berharap Aylin mengucapkan sesuatu atau paling tidak melempar senyum atau lirikan untuknya, tapi perempuan cantik itu hanya berlalu begitu saja.

"Sial! Dia dingin banget sama aku padahal dia ngigau manggil namaku dan memintaku untuk tidak pergi" Gionatan menghempaskan badannya ke kursi kerjanya.

Pria tampan itu kemudian berdiri dengan wajah kaget, "Sial! Kenapa aku bodoh banget? Kafe Red Velvet yang ada di dekat sini, itu kan kafe milikku? Oke lah, aku bisa ke sana pas jam istirahat"

Setelah beres urusannya di kasir dan apotik, Aylin terpaksa mengiyakan ajakannya Langit pergi ke kafe karena Langit pengen banget kue berbentuk superhero yang bisa dibeli langsung di kafe tersebut. Langit pernah dipamerin temannya makan kue itu.

"Ma, ayolah? Kan deket dali sini, Ma" Rengek Langit untuk yang ke sekian kalinya.

"Oke, Mama telepon Papa dulu boleh keluar apa nggak, ya?"

"Bial Langit yang ngomong sama Papa, Ma. Nanti Mama kena malah kalau Mama yang ngomong ke Papa"

Aylin tersenyum lalu mengusap kepala Langit dengan lembut sambil berkata, "Iya, boleh"

"Halo?" Suara dalam dan bass-nya Theo menggema di telinga Aylin.

"Mas, emm, Langit mau ngomong"

"Oke" Sahut Theo.

"Pa, Langit pengen ajak Mama beli kue belbentuk supelhelo boleh, kan, Pa?"

"Kamu sudah diijinkan pergi jalan-jalan sama dokter kamu?"

"Sudah, Pa. Langit udah baik"

"Oke, boleh. Mau beli yang Iron Man ya?"

"Iya, Pa. Mama mau beli yang bentuknya panda. Mama kan suka banget sama Panda. Papa mah dibeliin yang bentuknya apa?"

"Panda aja sama kayak Mama kamu"

"Oke. Bye-bye, Pa. Ini Mama" Langit mengulurkan telepon genggam ke Aylin.

Aylin menerima telepon genggam itu lalu berkata ke suaminya, "Terima kasih sudah mengijinkan Langit jalan-jalan"

"Hmm, ati-ati"

"Terima kasih juga sudah percaya sama aku. Aku kamu bolehkan pergi tanpa pengawal-pengawal kamu"

"Hmm"

"Baiklah. Aku sama Langit ke kafe dulu"

"Hmm"

Aylin menghela napas panjang lalu menutup panggilan telepon itu.

"Papa kamu emang pelit omong kalau sama Mama, hehehehe" Aylin mengusap kepala Langit.

"Nanti Langit kasih tahu ke Papa supaya Papa nggak pelit omong lagi sama Mama" Sahut Langit sambil mendongak dan tersenyum ke mamanya.

Aylin sontak terkekeh geli.

Beberapa jam kemudian, Langit dan Aylin duduk berdampingan menikmati cake dan es krim yang mereka pilih sambil menunggu cake berbentuk Iron Man dan 2 cake berbentuk panda yang mereka inginkan untuk mereka bawa pulang.

Theodore Herlambang tersenyum saat putranya melakukan panggilan video call. "Papa senang kamu sudah ceria lagi"

"Iya. Ini Mama, Pa, tolong jangan pelit ngomong sama Mama, ya, Pa" Langit mengarahkan layar telepon genggam ke mama cantiknya.

Aylin tersenyum canggung saat dia berhadapan dengan kerutan di kening suami tampannya. Aylin lalu melambaikan tangan ke layar ponsel, "Hai. Sudah makan siang belum?"

"Aku masih rapat"

"Jangan pelit ngomong, Pa" Sahut Langit.

"Papa nggak pelit ngomong cuma nggak tahu mau ngomong apalagi. Salahkan Mama kamu yang pendiam itu" Theodore berdecak kesal lalu memutuskan panggilan video call itu. Bukan karena marah tapi karena dia salah tingkah dan merona malu.

Langit dan Aylin bersitatap lalu menghela napas panjang secara bersamaan.

"Lama-kelamaan Papa pasti bisa ngomong panjang sama Mama" Langit mengusap lembut pipi mamanya dan Aylin mengulas senyum sambil menganggukkan kepala.

Aylin kaget saat salah satu pramusaji kafe mendekati mejanya dan berkata, "Apakah Anda mau melihat proses pembuatan kuenya?"

"Mau!!!!" Pekik Langit sambil melompat dari kursinya.

"Baiklah" Aylin tersenyum ke Langit lalu menganggukkan kepala ke pramusaji itu.

Beberapa menit kemudian Aylin dan Langit asyik mengikuti proses pembuatan kue.

Aylin tersentak kaget saat dia mendengar bisikan, "Kamu cantik sekali hari ini"

Aylin menoleh dan sontak mendorong bahu Gionatan. "Langit mana?" Aylin panik karena Langit tidak ada di sampingnya.

"Langit aman"

"Di mana Langit?!" Aylin berteriak dan melotot.

"Aku akan antar kamu ke sana tapi dengarkan aku dulu. Ada banyak hal yang ingin aku luruskan sama kamu"

"Aku tidak mau dengar! Aku mau Langit" Aylin berjalan melintasi Gionatan dan Gionatan menahan lengan Aylin.

Aylin menghempaskan tangan Gionatan lalu melotot ke Gionatan, "Lepaskan aku dan tunjukan di mana Langit?!"

"For God's sake! Listen to me for once!"

"Percuma! Aku sudah menikah dan jangan ganggu aku!"

Gionatan nekat menarik tangan Aylin dengan berdecak kesal.

"Mau bawa aku ke mana, Gio! Lepasin! Langit masih di dalam, Gio!"

Gio menghempaskan Aylin pelan ke pintu mobilnya dan dengan sigap dia melindungi belakang kepalanya Aylin agar tidak terkena benturan lalu dia mengungkung Yakin.

"Langit bersama Tamara dan Bagas di ruanganku"

"Tam.....Tamara dan Bagas?" Aylin membeliak kaget.

"Iya, mereka balik karena Tamara ngidam masakan Indonesia dan Tamara kangen banget sama kamu. Dia juga pengen lihat dan kenal dekat sama Langit" Gionatan menyelipkan rambut Aylin yang menutupi wajah cantiknya Aylin ke belakang telinga perempuan cantik itu.

Aylin menepis tangan Gionatan, "Jangan sentuh aku!"

"Aku tahu di sana masih ada rasa untuk aku. Kamu juga merindukan aku, Ay" Sorot mata Gionatan tertuju ke dada Aylin.

Aylin mendongak pongah, "Nggak! Kamu salah. Sejak kamu pergi ke wanita itu dan kamu nggak ada pas aku butuh kamu, aku udah hapus nama kamu dari hatiku. Aku udah ngirim pesan text putus ke kamu, kan"

"Aku minta maaf karena aku tiba-tiba ngilang saat Julia nelpon aku. Dia kecelakaan dan kehilangan suami juga anak balitanya. Aku terus mendampingi dia dan lupa mengisi batre handphone aku. Tapi, saat Julia sudah tenang dan stabil, aku kembali mencari kamu dan saat aku menyalakan kembali ponselku yang aku dapatkan pesan text putus dari kamu dan kamu ngilang tanpa jejak. Aku terus mencari kamu dan........"

"Waktu itu aku hamil, Gio. Hamil anak kamu. Aku keguguran karena syok mendengar adik tiriku masuk ICU dan butuh dioperasi secepatnya padahal uangku belum cukup lalu Mama tiriku memaksa aku menikah dengan. pria yang tidak aku kenal karena Mama sudah terima uang satu setengah milyar dari pria itu, pria itu adalah suamiku yang sekarang, Theodore Herlambang"

Gionatan mundur beberapa langkah ke belakang dengan wajah syok. "A....apa kamu bilang tadi?"

"Aku keguguran dan itu anak kamu" Aylin maju ke depan dengan wajah memerah penuh amarah dan kekecewaan. "Aku mau kasih kamu dua garis merah yang aku temukan tapi kamu tidak bisa aku hubungi. Kamu pergi meninggalkan aku pagi itu dan ngilang gitu aja. Aku nggak punya siapa pun karena Tamara udah pergi ke Jepang. Aku butuh sandaran tapi aku tidak punya siapa pun. Kamu pergi demi wanita itu!!!!!" Aylin berteriak kencang di kalimat penghujungnya sambil mengusap kasar airmata di pipinya.

Gionatan menunduk dan mematung. Hatinya seperti dihantam palu besi yang sangat besar.

"Aku tahu kamu pergi ke wanita yang bernama Julia itu karena aku lihat kamu di televisi. Kamu merangkul model cantik itu dan kamu diam saja waktu wartawan memberikan statement bahwa kamu itu kekasih barunya Julia. Kamu bahkan tidak mengklarifikasinya. Apa waktu itu kamu memang ingin menjadi pengganti suaminya Julia?"

Gionatan mengangkat wajahnya secara perlahan sambil menggelengkan kepalanya.

"Apa?! Kenapa menatapku seperti itu? Aku bener, kan? Nggak usah ngeles lagi. Saat itu aku beneran sedih Gio, aku hamil anak kamu tapi aku lihat kamu merangkul mesra cewek lain dan secara tidak langsung kamu mengakui hubungan kamu dan cewek itu sebagai kekasih. Lalu, di saat aku syok dan sedih banget karena pengkhianatan kamu, aku ditelpon mamaku kalau adikku masuk ICU dan harus dioperasi secepatnya. Mama menuntut aku menyediakan uang satu setengah milyar padahal tabunganku hanya ada tiga ratus juta. Aku limbung dan pingsan. Saya bangun, aku melihat ada ada darah di sekitar pantatku. Aku pergi sendiri ke rumah sakit dan aku kehilangan anak kita"

Gionatan melangkah maju lalu menarik Aylin ke dalam dekapannya dan sambil menangis, cowok tampan itu berkata, "Maafkan aku, Ay. Maafkan aku"

Aylin tidak membalas pelukannya Gionatan. Perempuan itu menangis tergugu lalu berkata di sela isak tangisnya, "Mamaku lalu membawa aku operasi untuk mengembalikan segel kesucian karena aku harus menikah dengan pria yang sudah memberikan dana untuk operasi jantung adikku. Aku hanya bisa nurut karena saat itu aku hanyalah robot yang hanya bisa melakukan perintah tanpa berpikir. Aku bahkan berniat bunuh diri saat itu"

Gionatan semakin mempererat pelukannya dan sambil menciumi pucuk kepalanya Aylin, pria tampan itu terus berkata, "Maafkan aku, Ay! Maafkan aku!"

Aylin mendorong Gionatan lalu menahan dada cowok ganteng di depannya sambil menatap nyalang cowok itu dan berkata, "Jangan dekati aku lagi! Aku tidak ingin mengingat lagi masa lalu kita yang sangat menyakitkan itu"

Saat Gionatan ingin menggengam tangan Aylin, dengan cepat Aylin menarik tangannya lalu bergegas mundur beberapa langkah sambil berkata, "Dan jangan sentuh aku lagi!"

Gionatan menatap Aylin dengan isak tangis.

"Aku harus menjemput Langit dan pulang" Aylin berlari meninggalkan Gionatan yang mematung.

Setelah tersadar dari keterpurukannya, Gionatan berbalik badan dengan pelan lalu melangkah dengan lemas dan wajahnya masih penuh airmata.

1
Syhr Syhr
kalau terlalu brutal boleh nolak
Syhr Syhr
Kok ngancam Paksu ini.
Syhr Syhr
Memaafkan, tapi masih sering bertemu itu lebih menyakitkan.
Syhr Syhr
Iya, iya. aku tahu
Syhr Syhr
Nggak bau. Tapi karena kamu terlalu tampan. /Smile/
Aksara_Dee
kirim iklan Kaka
Aksara_Dee
rezeki gak boleh di tolak Gio
Aksara_Dee
gimana perasaan aylin ya
R 💤
nyesek deh Gio....
Syhr Syhr
Enak loh, meski banyak debunya. 😂😂
Syhr Syhr
Ini namanya habis di orang lama. Benar-benar belum bisa move on.
R 💤
nonton iklan dulu kak hehehe simingitt
Aksara_Dee
aylin cinta bgt suaminya ya?
Aksara_Dee
pasrah deh gio
anggita
iklan like untuk author 👆👍
〈⎳ FT. Zira
cuma bisa komen di akhir..keterusan bacanya sampe gak sadar.

☕️ dulu buat ka author
Syhr Syhr
cemburu /Sneer/
Syhr Syhr
Aku pikir baik, ternyata suaminya...???
Syhr Syhr
Wah...wah...perawatnya manas-manasin. /Applaud//Applaud/
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
dr caranya ngomong udah keliatan banget ciri² cewek manja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!