Sebagai seorang putra mahkota Kekaisaran Tang, sudah selayaknya Tang Xie Fu meneruskan estafet kepemimpinan dari ibunya, Ratu Tang Xie Juan.
Namun takdir tidak berpihak kepadanya. Pada hari ulang tahun dan penobatannya sebagai seorang kaisar, terjadi kudeta yang dipimpin oleh seorang jenderal istana. Keluarga besarnya tewas, ibunya dieksekusi mati, dan kultivasinya dihancurkan.
Dengan cara apa Tang Xie Fu membalaskan dendamnya?
Ikuti kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muzu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lorong Rahasia
Kedelapan pria itu bertarung bagai kesetanan. Ayunan pedang mereka berkelebatan mencari sasaran dengan suara berdesir. Namun, yang mereka hadapi adalah murid dari pemilik sekte Bayangan Jingga yang tersohor di alam fana. Ditambah, lawannya itu merupakan seorang kultivator jalur inti yang mungkin saja menjadi satu-satunya yang berada di jalur tersebut, tidak seperti siapa pun yang berkultivasi di jalur dewa maupun jalur iblis. Dengan simbol elemen semesta dan jurus Langkah Bayangan yang dikuasainya, itu lebih dari cukup untuk membuat mereka semua kewalahan menghadapinya.
Terlihat Xie Fu begitu santai dan cekatan menghadapi semua serangan yang tertuju padanya. Sebaliknya, mereka yang menyerangnya tampak semakin agresif dan brutal. Tidak hanya serangan dari tebasan pedang yang mereka layangkan, melainkan juga melalui berbagai jurus yang mereka miliki turut dikerahkan untuk bisa menyentuh Xie Fu yang terus berkelit menghindarinya.
Pertarungan yang terjadi semakin sengit. Serangan yang mereka layangkan begitu menggebu dan susul menyusul bagai hantaman badai yang terus menerjang tubuh lawannya. Sementara Xie Fu yang menjadi lawannya tidak hanya berkelit dari setiap serangan yang dihadapinya, ia memanipulasi udara di sekitarnya untuk mengubah arah serangan dari energi spiritual yang terus menghantamnya tanpa ampun.
“Sialan, kita tidak bisa terus menyerangnya seperti ini! Semua upaya kita tidak sekalipun berhasil menyentuhnya,” rutuk seorang pria yang terlihat frustasi dibuatnya.
Demikian dengan yang lainnya, mereka seperti bertarung melawan angin. Tidak sekalipun upaya yang mereka kerahkan memiliki dampak terhadap musuhnya.
“Gerakan anak ini terlalu cepat, kita harus menekannya dengan perangkap iblis,” cetus salah satu pria setelah menghentikan serangan. Mereka semua mengangguk setuju lalu menghentikan serangan dan membentuk formasi mengelilingi Xie Fu.
“Aku tidak akan menghentikan upaya kalian, cobalah!” tantang Xie Fu. Ia penasaran dengan kekuatan sihir dari sekte Mo Lang yang sampai membuat semua kultivator alam fana memilih menghindari pertikaian dengan sekte aliran sesat itu.
Terdengar suara mendesing ketika aray formasi terbentuk di udara dalam pola jaring laba-laba. Tekanan dari formasi itu cukup kuat untuk membuat sebuah bukit hancur berkeping-keping. Xie Fu yang berada di dalamnya pun merasakan tekanan yang luar biasa.
“Ah …!” Xie Fu meraung keras ketika tubuhnya ia paksakan untuk menahan tekanan yang begitu besar di atasnya. Hampir seluruh tubuhnya bergetar seperti akan meledak.
“Ayo kita hancurkan anak sombong itu!” titah seorang pria yang disambut dengan pengerahan energi spiritual yang semakin besar.
Tekanan yang semakin besar itu membuat Xie Fu tidak sanggup lagi menahannya. Kaki kanannya patah dan lututnya menancap ke dalam tanah. Pun demikian dengan bagian tubuh lainnya yang mengalami kerusakan, terutama tulang-tulangnya yang mengalami pergeseran. Pada akhirnya ia terjerembab di atas tanah berpasir. Bahkan tanah itu pun semakin dalam membentuk cekungan besar seperti sebuah kawah.
“Kerahkan semua kekuatan kalian!” teriak pria yang sama.
Boom!
Tanah yang terkurung dalam perangkap iblis meledak keras, menghamburkan pasir-pasir yang berterbangan di udara. Ledakan keras itu mengguncang sebagian wilayah; membuat semua orang yang berada di sekitar portal terkejut dan menolehkan pandangan ke asal suara dengan berbagai pertanyaan yang terlontar di benak mereka semua. Apa yang terjadi?
Beberapa orang sekte yang penasaran berhamburan untuk melihat kejadian. Sementara kedelapan kultivator aliran sesat terpelanting setelah berhasil meledakkan Xie Fu. Mereka kembali bangkit dengan tergopoh dan tersenyum lebar.
“Kita berhasil menghancurkannya,” ucap sang kekasih Li Shui dengan penuh kepuasan.
Ledakan yang keras itu membuat Xie Fu terjerembab semakin dalam hingga tubuhnya lenyap terkubur tanah. Kondisi Xie Fu terlihat mengenaskan. Hampir sebagian besar dari tubuhnya mengalami kerusakan parah, terutama bagian kepala sampai ke bagian dada nyaris tidak lagi utuh. Kaki kanannya pun tidak terlihat lebih baik, tulang pahanya sampai menonjol keluar dari kulit. Hanya dua bagian tubuh yang masih utuh bahkan tidak ada luka sedikit pun, yaitu, bagian perut dan kaki kirinya.
Meskipun demikian, Xie Fu masih hidup. Aura dari simbol kuno melingkupi seluruh tubuhnya sehingga nyawanya terlindungi dari kematian. Perlahan Xie Fu membuka mata dan mendapati dirinya berada di suatu area yang begitu gelap tanpa ada sedikit pun cahaya di dalamnya.
Namun, begitu kesadaran sepenuhnya telah kembali, ia menjerit sekeras-kerasnya meluapkan rasa sakit yang menyengat di sekujur tubuhnya. Lama ia menjerit sampai membuat simbol kuno yang terukir di keningnya kembali menyala, dan seketika menghisap semua energi yang ada di sekelilingnya. Alhasil, satu simbol kuno yang lainnya bangkit dan memancarkan cahaya putih yang bersinar di sekujur tubuhnya, menerangi area di sekitarnya yang ternyata sebuah lorong panjang.
Ketika rasa sakit di sekujur tubuhnya menghilang, tatapan Xie Fu tertuju ke langit-langit yang berlubang di atasnya. Tampak lubang itu terus mengecil lalu menghilang dengan sendirinya. Ia kemudian bangkit dan terbelalak melihat kedua tangannya yang kini menghilang.
“A … apakah ada simbol yang bangkit?” ucapnya lirih. Sayangnya ia tidak bisa melihat simbol di alam pikirnya.
Sedetik kemudian ia tersadar melihat tubuhnya tidak tertutupi barang sehelai kain. Xie Fu bingung, semua sumber daya dan hartanya tersimpan di cincin spasial. Dengan kondisi kedua tangan yang buntung, ia tidak tahu di mana cincin spasialnya berada.
“Ya ampun, bagaimana ini? Semoga saja tidak ada orang di sekitar sini,” celetuknya merasa malu bercampur kesal.
Ia kemudian bangkit, lalu melangkah dalam kegelapan dengan kedua mata yang tanpa disadarinya telah berubah menjadi putih sepenuhnya. Pupil matanya yang berubah putih itu membuatnya mampu melihat di dalam kegelapan.
Di sepanjang langkah menyusuri ruang rahasia Gerbang Naga Utara, Xie Fu tidak sekalipun menemukan keberadaan sumber daya yang menjadi rebutan semua kultivator. Bahkan tidak ada energi spiritual yang dirasakannya. Adapun yang bisa ditemukannya hanyalah tumpukan tulang belulang dan berbagai senjata yang tidak memiliki energi spiritual di dalamnya, sekadar logam yang berkarat digerus waktu.
“Aneh … sudah sejauh ini aku tidak menemukan apa pun selain tulang dan logam!” ucapnya dengan dagu yang mengernyit.
Xie Fu tidak menyerah sebelum semua area berhasil ia jejaki meskipun melangkah dengan ekor depan yang gondal-gandul seperti belalai gajah, tetapi dalam kondisi menciut kedinginan mirip burung elang bukan burung pipit yang kecil bentuknya. Kedua kakinya terus berayun seirama menelusuri lorong yang panjangnya seperti menempuh dua kota besar di suatu kerajaan. Langkahnya terbilang cepat untuk dapat mengeksplorasi semua area, tetapi seperti sebelumnya, ia tidak menemukan sesuatu yang berharga. Bahkan, cincin spasial yang biasanya terpasang di jemari para kultivator pun tidak ada yang ditemukannya. Mungkin saja semuanya sudah diambil oleh orang-orang yang memenangkan perang.
Sampai pada ujung lorong, samar-samar Xie Fu mendengar keriuhan di balik dinding. Ia kemudian menempelkan telinganya pada dinding dan suara yang terdengar samar itu kini menjadi jelas dan bahkan sangat nyaring.
“Portal gerbang bergerak!” seru seseorang di balik dinding. Tampaknya mereka semua sedang gembira melihat portal yang berhari-hari begitu kokoh tak tergoyahkan, kini bergerak perlahan setelah terus menerus dihantam oleh kekuatan para kultivator sejak kemunculannya.
Xie Fu menjauhkan telinganya dengan mimik wajah yang kebingungan. Bukan karena portal akan terbuka, melainkan karena dirinya tidak memakai apa pun. Apalagi dengan kondisinya yang tidak memiliki tangan, besar kemungkinan ia akan menjadi bulan-bulanan semua orang yang merundungnya.
“Ya ampun, aku harus bersembunyi di mana?” ucapnya resah.
Xie Fu tidak memiliki pilihan selain berlari sejauhnya sampai ada seseorang yang bisa meminjami pakaian untuknya. Maka dari itu sebelum portal gerbang runtuh, Xie Fu berkelebat sejauh mungkin untuk menghindari keterkejutan dari ribuan kultivator yang akan memasuki Gerbang Naga Utara.
jawab gitu si Fan ini tambah ngamuk/Facepalm/