Dinikahi Om Dari Sang Penghianat

Malam harinya, Davin menceritakan semuanya pada Alya. Ia tak ingin menyembunyikan apa pun. Alya mendengarkan dengan tenang, meski dadanya bergemuruh.

"Kamu percaya mas? mereka akan benar-benar menjatuhkanmu karena aku?" Tanta Alya

"Sudah pasti. Mereka nggak suka kita bahagia. Dan sekarang kamu sedang mengandung... itu membuatmu jadi sasaran." jawab Davin

"Kalau begitu, aku akan mulai ikut kegiatan sosial lagi yang terhenti beberapa waktu karena awal kehamilan, Aku nggak mau anak kita lahir di tengah ancaman. Aku mau dia lahir dari ibu yang berani, bukan korban." jawab Alya

Davin memeluk Alya erat. "Kita akan hadapi ini bersama. Kamu nggak sendirian."

Keesokan harinya, Alya mulai ikut terlibat lagi dalam beberapa rapat perusahaan, terutama di bidang sosial dan kegiatan perempuan. Ia mulai tampil di publik kembali setelah sekian lama tidak muncul, Wajahnya muncul di majalah dan berita online. Tapi itu juga membuka celah untuk komentar kejam.

"Istri muda pengusaha tua kini tampil bak selebriti. Apa ini bagian dari strategi pengamanan kekuasaan?"

"Ibu hamil yang mendadak jadi tokoh sosial. Citra palsu atau tulus?"

Namun Alya tak gentar. Ia berdiri di podium suatu acara amal dan berkata, "Saya bukan ingin membuktikan apa-apa. Saya hanya ingin menggunakan suara saya untuk hal yang baik. Bukan untuk menjatuhkan, tapi untuk membangun."

Kata-katanya menjadi kutipan yang menyebar cepat di media. Banyak yang mencibir, tapi lebih banyak yang mulai melihat sisi kuat dari sosok Alya.

Malam itu, saat mereka berdua duduk di kamar sambil membacakan buku dongeng untuk calon bayi mereka, Davin mencium kening Alya dengan lembut.

"Hari ini kamu luar biasa." ujar Davin,

"Aku cuma mencoba melindungi rumah kecil kita." jawab Alya

"Dan kamu sudah melakukannya dengan indah." ujar Davin, memuji Alya dengan tulus.

Mereka tertawa pelan, lalu hening, menikmati keintiman yang tenang. Di luar, badai mungkin sedang menunggu, tapi di dalam rumah mereka, hanya cinta yang tumbuh.

Sejak kemunculannya di acara sosial itu, nama Alya kembali mencuat ke permukaan. Tapi bukan karena statusnya sebagai istri Davin semata. Media mulai mengorek kembali masa lalu Alya.

"Alya, wanita yang dulu dikenal sebagai aktivis wanita bersama Davin, kini kembali muncul ke publik sebagai pemimpin lembaga sosial 'Harapan Kita'. Siapa sangka kisah cintanya juga menarik perhatian publik?"

Berita itu tersebar luas di berbagai portal. Foto-foto lama Alya dan Davin, saat mereka memimpin kegiatan sosial, menghadiri seminar, hingga wawancara di TV lokal, kembali muncul. Nama Alya bukan hanya dikenal karena menjadi istri dari pengusaha kaya. Ia dikenal karena kerja kerasnya.

Di kantor pusat lembaga sosial yang dulu ia bangun bersama Davin, para staf terkejut menerima surat dari Alya. Ia ingin kembali aktif, meski tidak sepenuhnya terjun langsung.

"Saya ingin lembaga ini tetap hidup. Kita masih punya banyak yang harus diperjuangkan. Saya mungkin tak bisa hadir setiap hari, tapi saya akan berkontribusi dari balik layar." ujar Alya

Para staf menyambutnya dengan hangat. Banyak dari mereka yang masih menghormati Alya meski ia sempat menghilang setelah beberapa waktu

Di rumah, Davin memperhatikan bagaimana istrinya berubah. Ia tidak lagi hanya duduk menanti keajaiban. Alya mulai menyusun rencana program sosial, menulis artikel, dan bahkan muncul di beberapa podcast daring.

"Kamu kembali jadi dirimu yang dulu," kata Davin saat mereka makan malam bersama.

Alya tersenyum, "Mungkin aku cuma sedang mengingat siapa aku sebelum semuanya berantakan. Dan aku ingin anak kita lahir dari seorang ibu yang tidak hanya kuat secara batin, tapi juga punya kontribusi nyata untuk sekitar."

Davin menggenggam tangan istrinya. "Kamu selalu seperti itu, Sayang. Bahkan sebelum aku mengenalmu. Aku cuma beruntung bisa melihat semua sisi luar biasamu dari dekat."

Tapi tidak semua pihak senang dengan kemunculan kembali Alya. Rey dan Mira. merasa terusik.

"Dia kembali? Setelah semua yang terjadi?" kata Rey pada saat mereka membaca artikel yang menyoroti Alya.

"Kita harus lakukan sesuatu," kata Mira dengan nada cemburu. "Aku nggak suka dia kembali jadi pusat perhatian."

"Dia lebih kuat sekarang... lebih dari yang aku kira," Rey menggumam pelan.

Suatu malam, setelah acara podcast yang membahas isu perempuan dan ibu muda, Alya membuka pesan pribadinya. Ada banyak ucapan terima kasih, doa, dan juga... satu pesan dari akun anonim.

"Kau pikir kau bisa kembali bersinar? Tapi kami belum selesai denganmu."

Alya menatap layar itu lama. Tapi bukannya takut, ia hanya menghela napas dan mematikan ponselnya.

"Orang yang takut padamu, adalah orang yang tahu kamu tak bisa dikalahkan," gumam alya

Davin yang datang dari belakang langsung memeluknya. "Ada apa?"

"Ancaman. Tapi tidak apa-apa. Aku nggak akan gentar. Aku sudah terlalu jauh untuk mundur."jawab Alya

Davin menatap mata istrinya. "Dan aku di sini. Akan selalu di sisimu."

Mereka berdua tahu, jalan di depan mungkin tidak mudah. Tapi sekarang Alya bukan hanya seorang istri, bukan hanya seorang ibu. Ia adalah suara yang didengar banyak orang. Dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama, dia tidak takut lagi.

bersambung