NovelToon NovelToon
Perjalan Cinta Kembar Ezara

Perjalan Cinta Kembar Ezara

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Kantor / Romansa / Dokter
Popularitas:44.5k
Nilai: 5
Nama Author: farala

Ini adalah perjalanan cinta kedua putri kembar Ezar dan Zara.

Arsila Marwah Ezara, si tomboy itu akhirnya berhasil bekerja di sebuah perusahan raksasa yang bermarkas di London, Inggris, HG Corp.
Hari pertama nya bekerja adalah hari tersial sepanjang sejarah hidupnya, namun hari yang menurutnya sial itu, ternyata hari di mana Allah mempertemukan nya dengan takdir cintanya.

Aluna Safa Ezara , si gadis kalem nan menawan akhirnya berhasil menyelesaikan sekolah kedokteran dan sekarang mengabdikan diri untuk masyarakat seperti kedua orang tuanya dan keluarga besar Brawijaya yang memang 90% berprofesi sebagai seorang dokter.
Bagaimana kisah Safa sampai akhirnya berhasil menemukan cinta sejatinya?


Karya kali ini masih berputar di kehidupan kedokteran, walau tidak banyak, karena pada dasarnya, keluarga Brawijaya memang bergelut dengan profesi mulia itu.

Untuk reader yang mulai bosan dengan dunia medis, boleh di skip.🥰🥰

love you all


farala


💗💗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 11 : Tidak ada pilihan lain

Barra duduk manis di kursi penumpang. Pesawat pribadi milik perusahaan HG siap membawanya terbang ke Indonesia.

" Bagaimana Liam? Apa kau sudah menemukannya?"

" Sudah tuan, ternyata dugaan tuan memang benar. Mereka saudara kembar."

Barra tersenyum smirk.

" Nomor telponnya, kau sudah aman kan ?"

" Sudah tuan."

" Bagus, begitu mendarat, aku akan membuatnya menderita."

Liam bungkam dengan sejuta pikiran pikiran anehnya.

' Menderita?' Bukankah itu terdengar lebih menyeramkan dari pada menonton film horor? Begitulah otak Liam mendeskripsikan kata itu.

Apalagi melihat bagaimana kepribadian Barra, Liam jelas mengkhawatirkan kelangsungan hidup Marwah.

*

*

Seminggu setelah tiba di Indonesia.

Barra benar benar melancarkan serangan nya.

Arsila Marwah, gadis cantik yang menjadi DPO nya selama beberapa bulan, kini sudah berdiri di hadapannya.

Barra tersenyum puas.

" Hai , kita bertemu lagi. Bagaimana dengan tawaran ku beberapa bulan lalu, nona Marwah?"

Marwah mengangkat kepala. Sejujurnya, sampai detik ini, dia tidak bisa menerima keinginan Barra untuk menjadi sekertaris pribadinya.

Namun, dia tidak punya pilihan selain mengiyakan.

Sehari yang lalu.

Marwah menatap ponselnya yang sejak tadi berdering, dan dia tidak berencana sama sekali untuk mengangkatnya.

Marwah mondar mandir sesekali melirik ponselnya yang menari kesana kemari karena bergetar cukup kuat.

" Haruskah aku mengangkatnya?" Gumamnya sembari menggigit kukunya.

Safa sudah menghubungi Marwah tentang siapa sebenarnya pemilik Bentley bentayga itu. Saat mendengar nya, Marwah histeris. Tidak pernah dia membayangkan akan kembali berurusan dengan Barra. Baginya cukup sekali saja , tidak untuk lain kali. Tapi sepertinya takdir sedang bermain main dengannya.

Sepuluh kali panggilan tidak terjawab, begitu yang tertulis di layar ponselnya .

Di saat saat genting dalam hidupnya, datang Azima mengurai ketakutan Marwah.

" Assalamualaikum mbak Ara yang cantik." Ucapnya tersenyum sumringah.

" Waalaikumsalam." Marwah menjawab sekenanya .

" Ih,,kok ketus gitu."

" Aku lagi badmood. Kenapa kau datang?"

" Tidak ada, bosan saja di rumah." Azima membuang tubuhnya di atas tempat tidur Marwah.

" Bocah stress..anak FK tau bosan juga, ya. Ku pikir taunya hanya belajar kayak Safa." ( FK : Fakultas Kedokteran)

Azima cekikikan.

" Azzam mana?"

" Mbak ada bisnis apa sih sama si A?"

" Anak kecil tidak usah kepo."

" Anak kecil, kami itu seumuran tau. Kenapa sih mbak suka membedakan ku dengan mas A."

Marwah menghampiri Azima dan memperbaiki jilbab besar yang di kenakan sang adik.

" Itu karena , kamu memang masih kecil."

Azima protes." Apa sih, mbak. Ini juga aku sudah tinggi, bahkan tinggi ku hampir sama dengan mbak Marwah. "

Marwah tertawa. " Itulah, kenapa aku menganggap mu masih kecil . "

Agaknya Azima kurang paham maksud Marwah. Meski berada di umur yang sama, Azzam terlihat jauh lebih dewasa ketimbang Azima. Azima punya sifat manja dan kekanak-kanakan. Karakter itu terbentuk tidak lepas dari sikap umi Retha dan Abi Zayn yang sangat memanjakan Azima.

Mereka masih berdebat, mempermasalahkan hal yang sebenarnya tidak ada gunanya. Dan benda segi empat miliknya Marwah di atas nakas kembali berdering.

Marwah Kemabli waspada, dia mengintip, kita kira itu panggilan dari siapa.

Dan Jantungnya hampir copot kala melihat jika itu nomor yang sama yang menghubungi nya sampai sepuluh kali.

Bukannya mengangkat, Marwah malah merebahkan tubuhnya di samping Azima.

" Kenapa tidak di angkat, mbak?"

" Telpon salah sambung itu."

" Oo..."

Azima kembali bermain ponsel. Beberapa menit kemudian , ponsel Marwah berdering lagi, dan itu berlanjut hingga beberapa kali.

Azima mulai terganggu. Tapi sepertinya, Marwah cuek cuek saja dan memilih tidur tengkurap di sampingnya.

Yang kesekian kalinya, Azima mulai kesal, tanpa ijin, dia mengangkat panggilan itu.

" Halo."

layaknya tersengat tawon betina, Marwah meloncat dari atas tempat tidur mendengar kata ' halo.'

Suara teriakan dari seberang membuat Azima menjauhkan ponsel itu dari telinganya.

Barra masih marah marah ketika Azima angkat bicara.

" Anda siapa, Pak tua? " Ujarnya lembut namun mengejek.

Marwah menutup mulutnya dengan kedua tangan. Dalam hati, Marwah ingin sekali membungkam mulut adiknya itu.

" Apa kau bilang?? Pak tua?" Barra tidak terima dan kembali meneriaki Azima.

" Ngomong nya pelan pelan saja, pak Tua. Nanti tensi mu naik dan kau kena setruk." Lanjut Azima santai.

Marwah sudah tidak tahan , kalau terus berlanjut, Marwah takut nyawanya juga akan ikut melayang karena kemarahan Barra.

Secepat kilat, dia merampas ponsel itu dari tangan Azima.

" Selamat siang, Pak Barra." Ucapnya pelan dengan tangan gemetar.

" ARSILA MARWAH, kau sedang bermain main dengan ku, hah!!"

" Ti, tidak pak. Saya minta maaf."

" Sekarang juga, aku menunggu mu di kantor !!"

" Tapi, pak....."

" Kenapa? Kau mau aku jemput?"

" Tidak pak, saya akan segera datang."

Panggilan berakhir.

Marwah menghela nafas berat sembari menatap ponselnya. Setelah itu, netranya beralih menatap Azima, sorot matanya bak pisau belati yang sangat tajam.

Azima waspada, dia mulai paham situasi.

" A..aku tidak salah, aku hanya mengangkat telpon mbak Ara, itu karena telinga ku sakit mendengar ponsel mu berbunyi terus." Ujarnya surut perlahan-lahan menuruni tempat tidur.

" Kenapa kau dengar? Tutup saja telingamu." Geram Marwah.

" Bagaimana mungkin? Allah memberikan telinga padaku untuk mendengar, masa aku tutup." Kilahnya membela diri.

" ZIZI...... KELUAR !!!"

Azima lari terbirit-birit meninggalkan kamar Marwah.

" TUTUP PINTUNYA !! " Pekik Marwah.

Azima muncul dengan senyum manisnya dan menarik daun pintu kemudian menutupnya.

Di balik pintu , Azima terengah.

" Astaghfirullah, apa mbak Ara kesurupan?" Gumamnya lalu berlalu menuju dapur dan mencari sesuatu yang bisa mengganjal perut laparnya.

Sementara itu , Marwah uring uringan sendirian di dalam kamar.

" Kalau sampai nyawaku terancam hari ini, aku akan membuat perhitungan dengan mu, Azima Zanitha....." Geram Marwah.

Segera setelah Azima keluar, Marwah berganti pakaian dan bersiap menuju ke kantor HG, sesuai permintaan Barra.

" MasyaAllah , cantiknya... mau ngedate ya, mbak? " Azima menghampiri Marwah dengan segudang cemilan di kedua tangannya.

Marwah menggeleng. " Untung kau anaknya aunty Retha. Andai bukan, sudah aku buang juga kau ke laut hitam."

Azima melongo." Bukankah untuk ke laut hitam , mbak harus punya banyak uang. Itu jauh loh mbak."

Marwah menghela nafas kasar." Habiskan saja cemilannya lalu pulang ."

Azima tersenyum dan mengangguk mengiyakan.

" Aku pergi. Assalamualaikum."

" Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, hati hati ya, mbak."

" Iya."

" Oiya, Kalau pak tua itu mengganggumu , jangan sungkan katakan padaku, aku akan melaporkannya pada umi grandma, dan aku yakin, pak tua itu akan mendapatkan balasannya." Ujarnya penuh penekanan.

Meski sempat membuatnya kesal, Marwah tetap tidak bisa marah pada adik kesayangannya itu.

Marwah akhirnya terkekeh." Baiklah."

*

*

 HG Corp.

Marwah melangkahkan kakinya ke dalam gedung mewah itu. Seorang resepsionis menyambut kedatangannya.

" Ada yang bisa saya bantu, nona."

" Saya ingin bertemu dengan tuan Barra."

" Ooo, mari saya antar."

Kening Marwah mengernyit. Bukankah seharusnya resepsionis itu bertanya sudah buat janji atau belum? ada perlu apa menemui seorang CEO yang note bene adalah jabatan tertinggi di perusahaan? Atau yang paling umum, minimal bertanya soal nama. Tapi semua rancangan itu tidak satupun yang di realisasi oleh resepsionis yang berjalan di depannya.

" Atau, mungkinkah dia memang menungguku?" Bulu kuduk Marwah bergidik ngeri membayangkan wajah seorang Barra Arion.

" Silahkan , nona."

Resepsionis itu pergi setelah Marwah berdiri di depan pintu sebuah ruangan.

Marwah menghela nafas. Semacam Dejavu, begitu yang di pikirkan Marwah ketika wanita cantik itu mengetuk pintu ruangan.

Tok..tok..tok..

Ceklek. Suara pintu di buka.

" Silahkan masuk, nona Marwah, dan selamat berjumpa kembali." Sambut Liam dengan senyum manisnya.

...****************...

1
SasSya
Oooo
SasSya
hayo siapa 😃🤔
SasSya
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Dea Yunia
haiiish
sedih nian rasanya,dua manusia berbeda jenis kelamin memendam cinta dalam diam,Claudia + Arhan,Arga + Safa,,hm
yud Thor,jodohin aja mereka lah drpd merek nanti berpotensi k hal yg tidak baik ,,hihi
lanjut
Tiah Fais
lanjut kak
Srie Handayantie
tpi ntah knpa pas baca arhan dan Safa GK menggebu2 kaya Marwah dan bara, apa krna inginnya sama Arga yah 🤔
Srie Handayantie
gak tau mau ngomong untuk Arga dan Claudia , krna memang cinta itu gak bisa dipaksakan 😔
darsih
ga ada yg greget KA
lanjut ka
Khadijah Nafisah
walah ku kira siapa ternyata dia ini to dokter itu 😁
riri
Penasaran pada akhirnya Safa menjatuhkan hatinya pada siapa ya Arhan atw Arga...
Fittar
Arga cinta dalam diam pada Safa dan Claudia cinta dalam diam juga pada Arhan. kok sedih amat sih

Safa kayaknya lempeng aja saat bicara pada Arhan. gak seperti Arhan yang terlihat menggebu. Apa sebenarnya Safa masih berat menerima Arhan sebagai calon suaminya ya
gathem Toro: semoga Claudia jodohnya arhan....dan Arga jodohnya safa
total 1 replies
aisyhana lupsh
/Cry/Knapa y aq baca kisah arahan Safa kok sedih gk bahagia kyak baca kisahnya Marwah n Bara...knpa yakkk/Grievance/
ir: kita lihat aja episode selanjutnya, aku sih berharap kayak Zayn yaa, tapi ga tau juga sih nanti sama kaka penulis nya Safa di buat janda kan ga tau 😁
aisyhana lupsh: iya kakk..coba klo sama Arga mgkin seru kali critanya yakk...tnggu gebrakan dari author ajh kak,klu ajh jdohnya safa arga🥰
total 3 replies
Bak Mis
kayaknyk gak sesederhana itu itu ya si arhan iruuj
Dea Yunia
apa iya Safa jodohnya Arhan,ko kaya ragu y hatiku,,hm
bisakah Arhan membuat Safa tersenyum??
Thor,piye Iki..
yellya
kejar dong ga, masa.udh nyerah aja 💪💪😁
Naftali Hanania
sesederhana itu ya Arga...aku yg baca aja nyesek rasanya...mangat
Naftali Hanania
haiiisss ....itu sih nafsu...emang pengen ne si barra ..../Facepalm/
Elma Wati
kok q LBH srek Arga sama Safa y 🤗🤗🤗🤗
Naftali Hanania
waahhh...penyakit barra nggak mempan pas sentuhan sama marwah
buat pak saga...aku tim kamu berjodoh sm safa
Tiah Fais
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!