warning!!
terdapat umpatan dan **** ***** bijaklah dalam berkomentar
karya ini merupakan karya asli author!
jika ada kesamaan tempat, nama dan waktu itu bukan kesengajaan!!
Aurora steffani Leandra, seorang gadis yang terpaksa menerima takdir jika dirinya telah dijual oleh sang ibu tiri demi uang, dirinya dilelang pada sebuah perkumpulan mafia dan bos besar. hingga akhirnya seorang mafia kejam bernama Liam Emiliki Kyler membelinya. bagaimana nasib Aurora??
silahkan membaca kelanjutanya berikut..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Storyku_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
"hanya sedikit, laila wajahku terluka, aku tak cantik lagi, aku benar benar malu dengan luka ini" ucap aurora pelan, seolah menyesali semuanya
......................
"jangan kawatir nona, nanti jika lukanya benar benar sembuh, dokter jimmy akan melakukan penanganan bekas luka nya dan wajah anda akan kembali seperti semula"
"benarkah??"
"iya nona"
"laila apa kau tau, jika dulu aku punya kekasih, tapi kami berpisah saat aku melihat nya dengan seorang wanita lain"
"wanita lain? Padahal nona begitu sempurna sungguh bodoh karena dia mencari wanita lain dan meninggalkan nona..."
"tidak laila dia tidak bodoh, wanita itu lebih berkelas dibanding aku, aku hanya wanita biasa"
"apa anda masih mencintainya??"
"tidak, aku sudah mengubur perasaan itu semua"
"baguslah, nona berhak mendapatkan yang jauh lebih baik"
"nona??apa anda suka dengan kamar ini??"
"aku tidak suka laila, kamar ini begitu menyeramkan, semuannya berwarna gelap"
"lalu nona ingin suasana kamar seperti apa??"
"aku ingin kamar dengan warna putih bersih, begitu juga tempat tidurnya, dengan langit langit kamar berwarna biru seperti langit, dipojok kamar ada pohon sakura yang sangat indah dan sebuah lampu proyeksi yang memperlihatkan ribuan bintang dan galaxi nya, tirai berwarna biru langit...aku pasti sangat betah dengan kamar seperti itu"
Setelah mengucapkan itu, aurora kembali memejamkan matanya menikmati pijatan demi pijatan lembut yang diberikan laila, kini sudah berpindah ke kepala nya.
Sementara diruangan berbeda, ruangan khusus milik liam dan tak ada yang boleh masuk selain dirinya sendiri, ruangan dimana ia bisa melihat semua yang terjadi di kamarnya hingga di kamar mandi.
Senyumnya terulas saat melihat pemandangan didalam kamar mandinya...gadis yang ia beli di pelelangan kini berendam dalam jacuzzi miliknya, terlihat sangat menikmati, tubuh yang prosional itu membuat jiwa kelakian nya terasa memberontak.
setelah kedatangan aurora ia belum pernah menyentuh wanita satu pun. Ia seperti lupa dan tengelam dalam kesibukan nya, bahkan wanita lain terlihat tak menarik sama sekali.
Liam mengenggam kalung bermata ruby dengan ribuan berlian yang ia beli pada saat waktu pelelangan itu. Ia berniat memberikan pada aurora. Sebagai identitas jika aurora sudah resmi menjadi wanitanya.
Setelah melihat kegiatan aurora dikamar mandi, liam menutup semuannya dan beranjak keluar ruangan.
Ia melangkah memasuki lift menuju ke lantai bawah. Masih dengan menggengam kalung bermata ruby di tangan nya.
Setelah beberapa saat lift pun terbuka, namu saat ia ingin menemui dori yang ada di ruang baca, langkahnya terhenti karna kedatangan bianca yang sudah pulang dari roma.
"bianca, kau sudah pulang?"
"iya, aku sudah pulang"
Bianca sengaja datang untuk menyelidiki dan mencari tau tentang gadis yang dikatakan oleh asisten pribadinya. ia perlu tau gadis seperti apa yang membuat liam "cukup berubah". Karna ia tak akan membiarkan siapa pun menghalangi langkahnya mendapatkan apa yang ia ingin kan. Liam adalah alasannya bertahan sejauh ini. Menerima semua perlakuan keras dari brixton.
"mau apa kau kesini" tanya liam
"aku hanya ingin membicarakan masalah yang terjadi di roma, apa kau tertarik?"
"tentu saja, tunggulah di ruangan pertemuan aku akan kesana bersama dori"
Kenapa harus menunggu, bagaimana kalau kita langsung saja keatas, kau bisa menghubungi dori dan memintanya ke atas.
Liam menatap kalung yang ia pegang, rencana nya ia mencari dori untuk memintanya, merubah seluruh dekor yang berada dikamarnya seperti apa yang aurora ingin kan. Iya juga berniat memberikan kalung itu pada aurora lewat laila. Karena ia tau jika aurora tak akan menerima jika ia yang memberikannya langsung.
"baiklah ayo.."
Liam mengurungkan niatnya, lalu melangkah memasuki lift bersama bianca. Terlihat fokus bianca pada kalunh yang liam pegang. Ia tau jika kalunh itu adalah kalung yang sangat berharga dan liam sangat suka. Tapi bianca bingung kenapa liam terus mengenggam kalung bermata ruby itu. Karena biasanya liam akan menyimpan ke dalam ruangan yang menyimpanh barang barang berharga dan juga antik.
Liam menghubungi dori dan memintanya untuk keruangan pertemuan. Tak berapa lama mereka pun sampai keruangan itu berada. Liam masuk diikuti bianca dibelakangnya.
Para penjaga yang berdiri didepan pintu sontak membukakan pintu.
Liam dan bianca duduk di posisi masing masing.
"informasi apa yang kau dapat dari roma?"
"ada salah satu mata mata anak buah javis. Hingga mereka berhasil mendapatkan banyak informasi tentang kapan dan dimana kita mengadakan dan menjual semua barang"
"apa kau sudah menyingkirkan nya??"
"aku sudah menghabisi nya dan sepertinya harus ada pengetat an lagi diseluruh anggota"
"aku setuju, kau bisa melakukan itu!"
Tiba tiba pintu terbuka terlihat dori masuk dan duduk tak jauh dari liam.
"dori aku punya tugas untukmu" ucap liam tegas
"siap tuan, siapa yang harus saya singkirkan"
"hahhaah bukan itu, aku ingin kau merubah semua dekor kamar pribaiku"
Dori menyipitkan matanya tak percaya apa yang ia dengar barusan, untuk menganti memang tak sulit. Hanya saja dekor itu keinginan liam dan ia sangat puas dengan dekor warna gelap yang terpancar dalam kamar itu.
Begitu juga dengan bianca yang cukup bingung dan tak menyangka.
"maksud tuan menganti?? Apa tuan ingin menganti dengan warna yang lebih gelap?"
Liam menggeleng " tidak dori, aku ingin kau merubah kamarku dengan warna putih, tempat tidur juga semuanya, ganti dengan warna putih bersih. Langit langit kamar juga berwarna biru langit dan letakkan juga pohon bunga sakura disudut ruangan. Serta tirai kau ganti dengan warna biru langit. Ahh.. Juga letakkan lampu proyeksi yang menyediakan ribuan bintang dan galaxi"
"APAAAAA" teriak dori dan bianca bersamaan.
Liam menatap bingung pada dua orang yang ada di hadapan nya.
"kenapa kalian menunjukkan expresi seperti itu?? Apa yang aneh aku hanya ingin suasanya yang baru saja, bukan kah itu tak masalah?? Tidak ada yang aneh di sini."
"Ahh..anda benar tuan, baiklah saya akan mengantinya besok"
"besokk?? hari ini juga, aku tak mau besok!!"
Kembali dori dibuat bengong, permintaan liam begitu tiba tiba. Namun berbeda hal nya dengan bianca ia mengepalkan tangan nya dibawah meja. Ia tau dan yakin jika warna warni dan juga ornamen itu semua keinginan gadis yang bersama liam. Hatinya semakin terbakar cemburu, tapi ia berusaha untuk tidak gegabah mengambil tindakan.
"baiklah, apa ada yang mau kau katakan lagi bianca ??"
"tidak ada"
"Bagus, karna aku sibuk. Ada yang harus aku lakukan, kau boleh pergi dan dori siapkan semuanya dengan cepat, aku ingin semuanya selesai malam ini"
"baik tuan"
liam melangkah keluar begitu juga dengan dori. Kini tersisa hanya bianca sendirian.
"BRENGSEKKK!" teriaknya kesal lalu dengan cepat keluar dari sana