NovelToon NovelToon
Pewaris Dewa Pedang

Pewaris Dewa Pedang

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Kebangkitan pecundang / Kelahiran kembali menjadi kuat / Epik Petualangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:9k
Nilai: 5
Nama Author: Agen one

Jian Wuyou, seorang jenius pedang yang disegani, jatuh dari puncak kejayaannya setelah dikhianati oleh orang-orang terdekatnya. Dihina, kedua tangannya diamputasi, dan dibuang ke jurang pembuangan, ia menolak untuk mati.

​Bertahan hidup dari dendam yang membara, ia mengumpulkan kekuatan gelap melalui pengorbanan spiritual yang besar. Seratus tahun kemudian, Hantu Pedang telah kembali. Misinya sederhana: membalas setiap rasa sakit, menghancurkan setiap pengkhianat, dan menuntut harga darah dari setiap orang yang menertawakan kejatuhannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35: Ada yang cemburu

​Jian Wuyou berhenti di sebuah dataran rendah sunyi yang cukup jauh dari hiruk-pikuk Kota Akar Emas. Di bawah cahaya rembulan yang pucat, ia merogoh ke balik jubahnya dan mengeluarkan Akar Emas yang asli.

​Berbeda dengan replika yang ia hancurkan tadi, akar ini memancarkan denyut kehidupan yang hangat. Cahaya keemasannya tidak menyilaukan mata, tetapi terasa menenangkan jiwa, seolah memegang jantung bumi itu sendiri.

​Dia menatap akar emas tersebut dan tersenyum dingin. "Ini baru permulaan dariku. Aku tidak akan membiarkan kalian semua mati begitu saja. Akan kubalas setiap rasa sakit yang kualami di masa lalu dengan bunga yang mekar dari penderitaan kalian."

​Setelah menyimpan kembali harta karun itu, Jian Wuyou sedikit menoleh ke kiri dan ke kanan. Keningnya berkerut. Ia merasa ada sesuatu yang janggal.

​"Aneh! Kenapa aku merasa seperti ada yang ketinggalan, ya? Pedang sudah, Akar Emas sudah, harga diri Klan Long serta sekte pedang Giok sudah dihancurkan... Tapi apa?" Dia mencoba berpikir keras, mengetuk-ngetuk dagunya.

​Setelah termenung beberapa saat, mata Jian Wuyou membelalak. "Oh, iya! Di mana rubah itu?"

​Jian Wuyou menepuk jidatnya dengan keras. "Haah, usia memang tidak dapat dibohongi. Aku lupa bahwa Qing'er kutinggalkan di sana saat mengejar anak Yu Xin."

​Ia membayangkan rubah kecil itu pasti sedang kebingungan atau membuat masalah. "Mungkin aku akan memanggilnya. Lagipula dia kan Makhluk Spiritual yang sudah kuikat kontraknya. Jarak segini masih masuk akal."

​Jian Wuyou mengangkat tangan, meluruskan jari telunjuk dan jari tengahnya, mengalirkan Qi spasial.

​"MANTRA PEMANGGILAN: KEMBALI KE SISI TUANMU!"

​Sementara itu, di pasar malam Kota Akar Emas yang mulai sepi karena kekacauan di hutan.

​Qing'er, yang baru saja menghabiskan tumpukan piring kue bulan terakhir, berdiri dengan bangga di depan pemilik toko. Wajahnya penuh remah kue, tapi matanya berbinar licik.

​"Aku menang, Manusia! Cepat berikan semua uangmu sesuai janji!" tagih Qing'er sambil menggebrak meja.

​Pemilik toko menelan ludah dengan susah payah. Ia menatap tumpukan piring kosong setinggi gunung di sebelahnya. Ia tidak percaya bahwa seorang perempuan muda bertubuh ramping dapat makan sebanyak itu. Ia tidak tahu bahwa perut Qing'er adalah perut siluman berumur dua ratus tahun yang bisa melahap apa saja.

​"Eee... K-kau pasti curang, kan?" Pemilik toko mulai berkeringat dingin, mencari alasan agar tidak bangkrut malam ini.

​Qing'er menyipitkan matanya, pupilnya menajam seperti binatang buas. "Apa kau bilang? Kau mau menipu siluman—maksudku, gadis cantik ini?"

​Melihat tatapan tajam yang seolah siap menerkamnya, pemilik toko itu langsung merinding. Nyawanya lebih berharga daripada koin perak.

​"Iya-iya! Sebentar, Nona! Akan kuambilkan semua uangku hari ini." Pemilik toko tersebut dengan wajah muram mengambil sekantong besar koin perak dari laci. Bunyi kling-kling dari kantong itu membuat telinga Qing'er bergerak senang.

​"Bagus! Sini!" Qing'er menjulurkan tangannya dengan mata berbinar-binar. Uang itu akan ia gunakan untuk membeli baju sutra, perhiasan, dan ayam panggang.

​Namun, tepat ketika jari lentik Qing'er hampir menyentuh kantong itu...

​WHOSH!

​Tubuh Qing'er terdistorsi oleh cahaya biru dan lenyap seketika dari tempat festival tersebut.

​Pemilik toko yang melihat itu ternganga. Tangannya masih memegang kantong uang di udara. Ia melihat ke kiri dan ke kanan. Kosong.

​"K-kemana dia?" Wajah muram pemilik toko perlahan berubah menjadi senyum lebar, lalu tawa terbahak-bahak. "Hahaha! Dia menghilang!baguslah Keberuntungan melindungiku! Syukurlah dia menghilang, uangku selamat! Hahaha!"

​BAM!

​Qing'er mendarat dengan pantatnya terlebih dahulu di rumput dataran rendah.

​"Aduh!"

​Ia mengusap pantatnya, bingung. Pemandangan pasar malam yang ramai dan bau kue bulan yang manis hilang, digantikan oleh wajah keriput Jian Wuyou dan suara jangkrik.

​"Master! Kenapa tiba-tiba aku ada di sini? Kemana manusia tadi? Kemana kantong uangku?!" teriak Qing'er histeris.

​"Aku memanggilmu ke sini dengan mantra pemanggilan. Kita harus bergerak cepat," jawab Jian Wuyou santai tanpa rasa bersalah. "Ayo kita pergi ke gunung di utara itu! Aku harus mendatangi seorang Penempa Senjata kenalanku sebelum fajar."

​Jian Wuyou berbalik badan, bersiap melangkah.

​Qing'er masih mematung, otaknya berusaha mencerna situasi. "Sebentar, Master! Jadi kau memanggilku paksa... tepat saat aku mau menerima hadiahku?"

​Jian Wuyou mengangguk tanpa menoleh. "Ya. Efisien, kan?"

​Hening sejenak. Lalu meledaklah amarah sang rubah.

​"AAAARRG! KENAPA KAU MELAKUKAN ITU DI SAAT YANG TIDAK TEPAT, MASTER?! AKU KEHILANGAN SEMUA UANGKU! TIDAAAAK! KAU HARUS GANTI RUGI! AKU JADI TIDAK DAPAT BERFOYA-FOYA!"

​Qing'er ambruk dan bersimpuh di tanah, memukuli rumput dengan frustrasi. Air mata kekecewaan mengalir. Bayangan baju sutra dan ayam panggang melayang pergi ke langit malam.

​Jian Wuyou menoleh ke belakang, alisnya terangkat sebelah. Ia benar-benar tidak mengerti. "Kenapa sampai segitunya? Lagipula uang tidak penting, kan? Kita kultivator, kita mencari keabadian, bukan koin."

​Mendengar itu, jiwa mata duitan Qing'er meronta-ronta. Ia berdiri dan menunjuk hidung Jian Wuyou.

​"APA KAU BILANG? TIDAK PENTING?! UANG ADALAH HAL YANG SELALU DICARI-CARI OLEH MANUSIA DAN BAHKAN KULTIVATOR ABADI SEKALIPUN! UANG BISA MEMBELI MAKANAN ENAK, BAJU BAGUS, DAN KEBAHAGIAAN! KAU TERLALU KOLOT, DASAR MASTER TUA BANGKA!"

​Jian Wuyou menghela napas panjang, menutup telinganya. "Eee! Sudahlah, serahkan saja, Qing'er. Nanti aku ganti sepuluh kali lipat kalau kita sudah kaya."

​"Kapan kayanya?!" Qing'er kembali duduk dengan lesu, memeluk lutut. Ia merasa kehilangan semangat hidup.

​Melihat Qing'er mogok jalan, Jian Wuyou sadar ia tidak punya waktu untuk berdebat. Ia mendekati Qing'er dan berjongkok membelakanginya.

​"Cepat naik! Aku tidak punya waktu untuk meladeni sifat manjamu ini, Qing'er. Kita harus sampai di tempat Grandmaster Penempa sebelum Klan Long menyadari Akar Emas itu palsu."

​Qing'er mengangkat wajahnya yang cemberut. Melihat punggung lebar Jian Wuyou, kekesalannya sedikit mereda.

​"Awas kalau kau menjatuhkanku,Master menyebalkan!" gumamnya.

​Qing'er langsung melompat ke punggung Jian Wuyou, melingkarkan lengannya di leher pria tua itu. "Gendong aku seharian, dasar Master bodoh! Ini hukuman karena menghilangkan uangku!"

​Meskipun mulutnya tajam, Qing'er diam-diam menyandarkan kepalanya di bahu Jian Wuyou, merasa nyaman dengan kehangatan yang familiar itu.

​Namun, kedekatan fisik itu memicu sesuatu yang lain.

​Yue Sha yang tergantung di pinggang Jian Wuyou kembali bereaksi. Getaran halus yang tidak disadari oleh Jian Wuyou maupun Qing'er merambat di sarung pedang.

​Jauh di dalam dimensi pedang tersebut, di sebuah ruangan merah yang mewah namun sunyi, sosok wanita misterius itu duduk di singgasana tulang. Matanya menatap tajam melalui proyeksi ke arah luar.

​"Ck, untuk sekarang akan kubiarkan kau, dasar rubah genit..." suaranya mendesis seperti ular, penuh bisa. "Nikmatilah punggung itu selagi bisa."

​Wanita itu meremas sandaran tangannya hingga retak. "Tapi setelah kau sendirian... Akan kukasih paham kau! Kenapa juga 'Suamiku' membiarkan wanita rendahan ini naik di punggungnya? Padahal aku sudah hidup dengannya puluhan tahun dalam keputusaasan dan kesedihan."

​Roh pedang tersebut menyeringai, sebuah senyuman yang menjanjikan penderitaan. "Tidak akan kubiarkan siapa pun merebut Suamiku! Tidak Yu Xin, tidak Klan Long, dan terutama tidak Rubah Ekor Dua ini."

1
y@y@
⭐👍🏾💥👍🏾⭐
y@y@
👍🏼🌟👍🏻🌟👍🏼
Nanik S
Wing Xi juga diburu
Nanik S
Krasak hancur sudah pedang Xiao Bu
Nanik S
Lanjutkan
y@y@
🌟👍🏼👍🏻👍🏼🌟
Nanik S
Giliran kalian untuk menerima Hadiah 🤣🤣🤣
Nanik S
Jian Wayou benar benar gila
Nanik S
Laaaaaanjukan 💪💪💪
Nanik S
Dendam yang tak pernah padam
Nanik S
Kejutan untuk Yu Xin
Nanik S
Kejam benar dendam Jian Wwayou
Nanik S
Bantai semuanya
Nanik S
Long Wei.... harus mati
Nanik S
Dendam harus Tuntas
Nanik S
Jimat dari Nenek yang menyelamatkan mereka
Nanik S
Lucu juga cerita ini
Dinata Tea
wkwkwk, lanjutkan thorrrr🔥🔥🔥🔥
Slow respon: pasti🔥🔥🔥🔥🔥
total 1 replies
Nanik S
Dari pada Bingung mending Buang saja pedangnya
Slow respon: 💪💪💪💪💪
total 1 replies
Nanik S
Mampus Jian... Punya Istri Roh Pedang yang Ganas 🤣🤣🤣
Slow respon: /Sob/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!