NovelToon NovelToon
Air Mata Terakhir

Air Mata Terakhir

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika
Popularitas:84.3k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Sudah tahu tak akan pernah bisa bersatu, tapi masih menjalin kisah yang salah. Itulah yang dilakukan oleh Rafandra Ardana Wiguna dengan Lyora Angelica.

Di tengah rasa yang belum menemukan jalan keluar karena sebuah perbedaan yang tak bisa disatukan, yakni iman. Sebuah kejutan Rafandra Ardana Wiguna dapatkan. Dia menyaksikan perempuan yang amat dia kenal berdiri di altar pernikahan. Padahal, baru tadi pagi mereka berpelukan.

Di tengah kepedihan yang menyelimuti, air mata tak terasa meniti. Tetiba sapu tangan karakter lucu disodori. Senyum dari seorang perempuan yang tak Rafandra kenali menyapanya dengan penuh arti.

"Air mata adalah deskripsi kesakitan luar biasa yang tak bisa diucapkan dengan kata."

Siapakah perempuan itu? Apakah dia yang nantinya akan bisa menghapus air mata Rafandra? Atau Lyora akan kembali kepada Rafandra dengan iman serta amin yang sama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Kehangatan

Ibu dari Rafandra begitu baik. Tak ada sikap sinis ataupun perkataan yang menyinggung. Ketika bertanya selalu didahului dengan kata 'bolehkah?'.

"Keluarga ini begitu kaya, tapi masih memiliki adab yang luar biasa," gumamnya di dalam hati.

"Masakan Tante gak enak, ya?" Talia segera tersadar mendengar suara mami Aleena.

Talia menggeleng dengan cepat. Dia mulai menatap Rafandra mencoba meyakinkan lelaki yang juga menatapnya.

"Soalnya gak kamu makan," lanjut wanita yang masih cantik di usianya yang sudah tak muda dengan suara sedikit melemah.

"Maaf, Tante. Talia hanya sedang terpana akan sikap baik Tante," katanya dengan begitu jujur.

Kedua alis Rafandra menukik tajam. Ada makna lain yang Rafandra tangkap dari ucapan Talia.

"Kenapa harus terpana? Sudah seharusnya kita bersikap baik kepada siapapun," balas mami Aleena dengan suara yang sangat lembut.

"Tidak semua orang seperti itu, Tante," sanggah Talia. "Ada beberapa orang yang merasa derajatnya lebih tinggi bersikap semena-mena kepada dia yang hanya seorang Upik abu."

Mami Aleena malah tertawa. Sendok yang dia pegang mulai diletakkan. Matanya menatap dalam Talia.

"Di mata Tuhan derajat sang raja juga Upik abu sama kok. Jadi, untuk apa mengagungkan titipan dari Tuhan?"

Talia baru bertemu dengan orang kaya serendah hati ini. Setiap kata yang terucap selalu tertata. Berkata penuh kesantunan juga kelembutan. Setiap kalimat yang keluar pun memberikan kehangatan.

"Jangan berpikir yang aneh-aneh tentanlg Tante juga Andra, ya. Kami bukan spesies seperti itu."

Talia tertawa mendengarnya dan menular kepada mami Aleena. Sedangkan Rafandra hanya tersenyum dengan mata yang masih tertuju pada Talia.

Getaran ponsel membuat pandangan Talia beralih pada lelaki yang ada di seberangnya.

"Iya, Gy."

Sesekali matanya menatap Rafandra yang tengah serius berbincang melalui sambungan telepon. Tak ada bedanya cara bicara Rafandra, penuh kelembutan.

"Ya udah, Abang jemput sekarang."

Atensi sang mami mulai beralih pada Rafandra yang baru saja memasukkan ponsel ke dalam saku celana.

"Abang mau jemput Gyan."

"Loh? Dia pulang?" Mami Aleena kaget.

"Udah di Bandara. Abang jemput dia dulu, ya."

Talia melongo mendengar ucapan Rafandra. Lalu, bagaimana dengan dirinya?

"Pak--"

"Saya cuma sebentar kok." Rafandra seakan tahu apa yang dipikirkan oleh Talia.

"Kamu di sini dulu temani Mami, ya."

Mau tidak mau Talia bertahan di rumah besar tersebut. Hanya dirinya dan ibunya Rafandra. Kecanggungan mulai terasa setelah makan malam usai. Apalagi Talia tak diijinkan untuk membantu mami Aleena.

"Tamu adalah raja," ucapnya.

Diperlakukan sangat baik oleh orang yang begitu kaya adalah hal pertama di dalam hidupnya. Biasanya, dia selalu direndahkan bahkan diinjak-injak bagai keset kamar mandi.

Selang sepuluh menit, asisten rumah tangga datang membawa dua bungkus beraroma khas. Talia sangat hafal wangi itu.

"Mumpung enggak ada Andra," bisik mami Aleena.

"Pak Rafandra ngelarang Tante makan seblak?" Mami Aleena pun mengangguk.

"Dia selalu bilang jika dia ingin Tante hidup lebih lama dan menemaninya sampai punya anak dan cucu."

Talia merasa haru mendengarnya. Rafandra benar-benar spek lelaki yang begitu manis melebihi biang gula. Juga penuh perhatian yang tak dibuat-buat.

"Tolong dampingi Andra terus, ya."

Pandangan Talia segera beralih. Dia menatap mami Aleena dengan sorot mata bingung.

"Dia butuh teman untuk menuntunnya menyembuhkan luka yang masih menganga. Menghilangkan rasa sakit yang mendera." Tatapan penuh harap terpancar.

"Dan bantu Tante untuk kembalikan senyum teduh putra Tante." Tangannya sudah menggenggam tangan Talia. Sebuah anggukan pun menjadi jawaban.

Siluet kesedihan mampu Talia lihat. Ibu mana yang tak sedih mengetahui anaknya disakiti oleh orang lain. Hanya saja, wanita itu tak mau menunjukkan kepada sang putra.

.

Rafandra bergegas masuk ke rumah. Sekarang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Ponselnya juga kehabisan baterai sehingga tak bisa menghubungi Talia, perempuan yang dia tinggalkan di rumah bersama sang mami.

"Ta--"

"Sstt!!"

Mami Aleena sudah meletakkan jari telunjuknya di depan bibir. Kepalanya pun menggeleng pelan.

Senyum teduh sang ibu beri. Dia beranjak dari samping Talia dan menepuk pundak sang putra.

"Pindahkan dia ke kamar kamu."

Rafandra terdiam mendengar ucapan sang ibu. Senyum teduh sang ibu beri. Dia beranjak dari samping Talia dan menepuk pundak sang putra

"Berikan dia tempat ternyaman."

Sang ibu pun mulai pergi meninggalkan Rafandra yang masih berdiri di depan Talia yang terbaring di sofa.

Ditatapnya wajah Talia. Sebuah ketenangan mampu dia rasakan. Hingga tercipta sebuah lengkungan senyum. Rafandra mulai merendahkan tubuh dan mengangkat pelan tubuh perempuan yang terlelap begitu damai. Membawanya menaiki anak tangga perlahan menuju kamar yang dia tempati.

Setelah meletakkan tubuh Talia dengan hati-hati. Cahaya kamar pun mulai Rafandra atur. Serta suhu AC sudah diaturnya agar Talia semakin nyaman. Sebelum keluar, Rafandra mulai menutup sebagian tubuh Talia dengan selimut. Sudut bibirnya mulai terangkat.

"Mimpi indah."

.

Mata Talia mulai terbuka. Matanya mulai menelisik ke setiap sudut ruangan yang sangat asing. Suara pintu terbuka mengalihkan atensinya. Cahaya temaram berubah terang.

"Sudah bangun?"

Lelaki yang sangat tampan dengan wajah segar mulai mendekat dan memberikan sebuah goody bag.

"Itu baju dan perlengkapan make up yang ibu saya belikan untuk kamu."

Masih pagi sudah dibuat terkejut. Dia semakin membeku ketika Rafandra berkata, "kedua orang tua saya sudah menunggu kamu untuk sarapan bersama."

Berarti bukan hanya ibu dari Rafandra yang ada di meja makan. Ada ayahnya juga. Talia terlihat panik.

"Saya tunggu kamu di--"

"Boleh tetap di sini saja enggak, Pak?" Akhirnya Talia membuka suara. "Saya tidak mau ke bawah sendirian."

Rafandra tersenyum melihat wajah ketakutan perempuan yang masih berantakan. Anggukan pun dia berikan.

"Saya di balkon, ya. Kalau kamu sudah selesai panggil saya."

Rafandra menghindari kecanggungan yang akan timbul jika dia masih berada di dalam kamar. Dia tidak ingin membuat Talia risih.

Talia membuang napas dengan begitu kasar. Lalu, membuka goody bag yang dian bawa ke kamar mandi. Baju kerja dan make up yang membuat Talia tak berkedip.

"D!or?"

Dia mulai menampar pelan pipinya. Berharap ini hanya mimpi. Tetapi, semuanya nyata.

"Pak," panggil Talia yang sudah rapi.

Mata Rafandra tak berkedip ketika menoleh. Talia lebih cantik dari biasanya.

"Pak," panggilnya lagi.

Rafandra mulai tersadar dan mengajak Talia untuk turun. Jantung Talia mulai tak aman ketika sudah menuruni anak tangga yang terakhir.

"Pi, kenalin ini Talia, karyawan Wiguna Grup."

Tanpa basa-basi Rafandra mengenalkan Talia kepada sang papi. Talia tersenyum dan menundukkan kepala dengan sopan.

Talia merasakan kehangatan yang nyata berada di keluarga Rafandra. Cara bicara anak serta orang tua begitu lembut dan santun.

Rafandra pamit untuk mengantarkan Talia ke kantor. Mami Aleena seakan tak ingin melepaskan perempuan yang putranya bawa ke rumah.

"Sering-sering ya main ke sini."

Di tengah keterkejutannya, Talia hanya mampu mengukirkan senyum. Sedangakan Rafandra dibuat mematung oleh bisikan papinya.

"Yakin hanya karyawan? Bisa kali naik jabatan."

...*** BERSAMBUNG ***...

Jangan lupa dikomen ya .. Masih suasana lebaran jadi masih banyak gangguan 🙏

1
Wiwin Winarsih
klo makin seru bingung mau komen apa kak fie... pokok'y lanjut....💪💪
ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞
Wow, kalo d penjara bisa seumur hidup nih
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞
Jadi selama ini mereka hidup bahagia dan bergelimang harta dalam penderitaan orang lain..
Nurhartiningsih
jahatnya ardito
N I A 🌺🌻🌹
ternyata keluarga maling dan pembunuh si yudha, beneran iblis si ortu yudha
Salim S
tebakan ku benerkan kalau ortu nya thalia punya sesuatu yg sangat berharga...dan itu sebuah perusahaan besar...enak banget nyuri perusahaan hingga puluhan tahun...jangan kasih ampun thalia...tuan christian masih manggilnya Tuan sama s jambul ya....
Ltfh
ternyata para mantu dan calon mantu keluarga wiguna dan adhitama orang berada,meskipun awalnya tidak tahu dan akhirnya kebongkar kelicikannya ditangan keluarga wiguna dan adhitama....lanjutyt
N I A 🌺🌻🌹
tapi kemaren kan mobil yg di pake ranfandra mobil nya mami nya berarti niat awalnya pengen nyelakain mami nya, salah pilih lawan kalian
AZLAN Hidayat
wah bener2 y keluarga si Yuda, kasihan Talia dan adiknx ,,,,,
Rahmawati Abdillah
saya juga curiga kecelakaan itu adalah sabotase ardito
Madi Virgo
ya allah kok tambah seru ya kak... kan aq jadi kepengen kakak up date trus😘😘
Ida Farida
kebongkar kan kamu /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Kie Riezky
tuh kan ternyata Talia anak orang kaya,jahat dan kejam banget orangtua nya Yudha ..
Rahmawati Abdillah
jangan varsha dan Talia penasaran,kami pembaca gin kepo berat
Santi Simarakayang
lanjut kk
Riris
akhirnya talia dan varsha tau kebenaran nya
Saadah Rangkuti
benar2 keluarga jahannam itu 😡😡😡
nonaleutik
Mak bapak Yudha bener2 yee syaitonnirojim
Ida Lestari
trnyata jahat bnget ya keluarganya si Yudha tu....emang yg mau jdi anggota kluarga Wiguna tu trnyata GK main2,mereka smua tu mutiara yg trpendam.....
lanjut trus Thor
semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!