NovelToon NovelToon
Bibit Unggul Mas Duda

Bibit Unggul Mas Duda

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:15.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Erin FY

Saraswati Anjani, gadis dua puluh dua tahun itu hidupnya mendadak berubah setelah menemukan bayi di semak-semak sekitar indekosnya.

bayi yang dia beri nama Langit itu perlahan tapi pasti merubah hidupnya yang semula selalu sial menjadi sangat beruntung.

mulai dari pekeejaan baru, lingkungan baru bahkan kisah cinta yang baru. temukan kisah lucu dan serunya di sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erin FY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mandi Kembang

Alvin semakin saja mendekat, sedangkan aku yang sudah tersudut di tiang listrik pinggir jalan hanya bisa menelan ludah saat ia semakin dekat. Ingin memejamkan mata, takut dibilang kepedean, tapi kalau nggak tubuh rasanya kesetrum, padahal tiang listriknya anteng-anteng aja.

"Hmm ... Ras, itu, aku mau bilang ...," ucap Alvin terhenti. Bilang kalau kamu cinta sama aku, Vin. Lama bener tinggal ngomong gitu doang.

"Bilang apa, Vin? Ngomong aja langsung, jangan ditahan," ujarku memberi semangat.

"Bukannya ditahan sih, cuma kalau bilang takutnya kamu malah marah." Marah? Kenapa coba mesti marah, orang nyatain cinta sudah pasti bahagia.

"Kenapa mesti marah? Ayo coba katakan!"

"Ehmm ... itu, di mata kamu hitam semua, kayaknya kamu lupa hapus make-up, atau kamu memang belum mandi?" ucapnya yang membuat mataku membulat.

Astaga! Gara-gara si Dini ngajakin muter-muter gak karuan buat nyari angkot, eyelinerku jadi luntur deh. Sialnya lagi, aku lupa cuci muka gara-gara saking lapernya. Emang dasar eyeliner murahan! awas saja, aku buang kamu nanti!

Tanpa banyak kata aku pun ngacir dari hadapan Alvin. Malunya gak seberapa, cuma takut kalau sampai dia batal naksir.

"Ras ... Ras, mau kemana?" teriak Alvin saat aku pergi begitu saja.

"Mandi kembang," jawabku tanpa menoleh ke belakang.

****

Sebuah dering telepon membuatku terbangun dari tidur terpaksa. Iya, terpaksa tidur lagi lebih cepat karena malu jika ingat-ingat kejadian yang tidak menyenangkan kemarin. Sebuah nomor tak dikenal tertera di layar handphone.

Angkat? Enggak? Angkat? Enggak?

"Assalammualaikum," sapaku pada orang di seberang sana.

Aku sebenarnya tipe orang yang tidak suka mengangkat telepon nomor tidak dikenal, karena tidak tahu pasti siapa yang telepon, aku juga takut itu hanya orang-orang iseng kurang kerjaan.

"Waalaikumsalam, Ras. Ini aku Damar." Uwuu mataku terbuka seketika saat tahu siapa yang menelepon. Mood booster banget ini.

"Eh, ada apa, Pak? Kok pagi-pagi telepon? Ada yang bisa kubantu?"

"Ah, iya. Hari ini aku ada meeting di Semarang. Aku butuh bantuanmu buat jagain Langit, keberatan gak?" tanyanya dengan lembut. Baru dengar suaranya yang kriuk-kriuk aja udah seneng banget, apalagi di sapa langsung di depan mata?

"Ouw, sebenarnya gak keberatan sih, Pak. Cuma hari ini aku kan masih kerja di toko, gak papa Langit aku ajak ke toko?" tanyaku memastikan. Bagaimanapun juga, sekarang Langit sudah bertemu orang tuanya, anak orang kaya pula, segala keputusan harus ada persetujuan.

"Sudah, kamu gak perlu lagi ke toko. Aku akan bilang semua ke Pak Jefri. Nanti berapa pun biaya kerugiaannya biar aku bayar," jelasnya dengan sangat tegas. Cocok banget dengan raut mukanya yang cool, makin cocok jika bersama denganku yang begitu hangat. Perpaduan sempurna.

"Ouw, oke kalau begitu, Pak."

"Habis ini saya antar Langit ke kosan kamu sekalian saya berangkat ke Semarang. Kalau nungguin kamu ke rumah bakal kelamaan, saya buru-buru soalnya."

"Terserah Bapak saja. Saya akan menunggu di kosan kalau begitu," ucapku yang tak lama akhirnya panggilan berakhir.

Segera aku bangun dan mandi, akan ada Lee Min Hoo yang datang ke rumah, maka sudah seharusnya jika aku berdandan dengan paripurna. Setelah mandi tak lupa kusemprotkan minyak wangi ke seluru tubuh. Bedak dan lipstik kupoleskan tipis-tipis di wajah. Semoga saja wajah yang manis dan menggemaskan ini bisa memikat hatinya.

Suara pintu kamar diketuk, beberapa saat selanjutnya, terlihat wajah Kepala Dini muncul di balik pintu.

"Ras, ayo berangkat! Eh tapi kok kamu belum pakai seragam?" tanyanya saat melihatku hanya memakai setelan yang biasa aku pakai di rumah.

"Aku sudah gak ke toko, Din. Barusan Mas Damar telepon, Langit mau dititipkan ke sini, dia mau meeting ke Semarang. Masalah kerjaan di toko dia yang bakal urus semuanya, termasuk biaya dendannya," uraiku yang membuat mulut Dini membulat.

"Masih lama, gak? Kalau gak, aku juga pingin ketemu Langit bentaran."

"Mau ketemu Langit atau bapaknya?" tanyaku dengan mata menyelidik.

"Ya kalau bisa dua-duanya kenapa harus milih? Lagian kebetulan aku juga butuh yang seger-seger buat menjalani kerjaan hari ini," jelasnya dengan tampang tanpa dosa. Aku hanya bisa mencibir ucapannya yang menyebalkan itu.

Tak lama suara bunyi mobil berhenti di depan rumah. Aku dan Dini segera keluar melihat siapa yang datang, dan benar saja terlihat Mas Damar turun dari mobil dengan membawa Langit dalam gendongannya.

"Ras, saya gak lama, ya? Di dalam tas itu ada semua keperluan Langit. Baju, susu, diapers semua lengkap di sana," jelasnya sembari menyerahkan Langit kepadaku.

"Ini ada uang kamu pegang aja barangkali Langit butuh sesuatu," lanjutnya seraya menyerahkan uang kepadaku.

"Gak usah, Pak. Langit kan juga belum boleh makan, apalagi beli jajan, jadi kenapa dikasih uang?" tolakku menyerahkan kembali uang itu.

"Sudah bawa saja. Kalau gitu buat kamu beli makan. Kalau ada Langit gini, kan, gak mungkin kamu masak, jadi pakailah uang itu untuk beli makanmu sehari ini." Pengertian banget sih jadi Laki. Benar-benar suami idaman ini.

"Tapi ini kebanyakan, Pak."

"Sudah, jangan banyak protes. Pegang saja. Saya berangkat dulu, ya?" pamitnya seraya mencium kening Langit. Jadi iri sama ini bocah, pingin di sayang juga.

Beberapa saat kemudian, mobil yang dinaiki Pak Damar tak terlihat lagi. Aku melihat uang yang dari tadi dalam genggaman. Lima ratus ribu, jumlah yang fantastik untuk ukuran makan sehari. Terlihat Dini juga melongo melihat uang yang ada di tanganku.

"Sudah sarapan belum?" tanyaku pada Dini. Dia hanya nyengir sembari menggelengkan kepala. "Sana beli! Mumpung hari ini aku lagi kaya," lanjutku sembari menyerahkan selembar uang pada Dini. Tanpa pamit, gadis itu langsung saja ngacir dengan muka berseri.

Aku dan Dini sedang menikmati sarapan saat terdengar seseorang memanggil namaku. Dini tetap melanjutkan makannya, sedangkan aku keluar melihat siapa yang datang. Terlihat Alvin berdiri di depan pagar dengan senyum manis mengembang, baru juga mau sarapan, udah kenyang aja dapat senyuman manis.

"Eh, Vin. Ada apa? Tumben?" tanyaku seraya membukakan pintu pagar untuknya.

"Tadinya aku mau ngajakin berangkat bareng, tapi kayaknya kamu masuk siang, ya?"

"Aku sudah gak kerja lagi, Vin. Harusnya kamu tadi telepon aja dulu."

"Gak kerja? Kenapa? Kamu mau pulang kampung? Jadi dikawinin?" berondongnya dengan raut muka, entahlah.

"Eeh, bukan! Aku dapat kerjaan baru, mangkanya aku keluar dari toko," jelasku yang membuatnya terlihat lega.

"Ouw, kirain. Emang kerja apaan?"

"Jadi baby sitter. Itu anaknya lagi tidur di dalam."

"Hah? Baby sitter? Emang bisa jagain bayi?"

"Bisa dong, jangankan jagain bayi, jagain bapaknya saja aku bi--."

"Jangan!" selanya yang membuat keningku berkerut.

"Maksudku jangan aneh-aneh. Jagain anak orang yang bener, biar gak di marahin orang tuanya," jawabnya dengan gelagapan. Lagian jawaban macam apa itu? Jagain yang bener? Emangnya aku bocah gak bisa jagain bayi? Sepertinya tadi Alvin sarapannya kurang, mangkanya jadi aneh gini.

1
Erina Munir
bagus ceritanya thor
Erina Munir
wooow...kereeen Saras...💕💕💕💕
Erina Munir
ribeeettt
Erina Munir
biasa aja kelleeess...
Deistya Nur
ceritanya bagus, semangat terus ka 👍💪
Fitriana Yusuf
ceritanya bagus banget...
Rizky Rahma Aulia Akbar
Luar biasa
Nina Nurmalasari
bagus
Anna Khairurr
Lumayan
Nadia
sama Zaki saja lah Saras
Nadia
yaah namanya jg laki" meski gak suka, ditempeli yg semok" ya diem aja 🤭😁
Nadia
Saras meski ketokan pintu gak direspon gak usah asal bukak pintu lah, yg part ini aku kurang suka sama Saras, tp selebih nya bagus bikin aku ketawa
Nadia
lucu Saras, tapi baperan
Rina_
😌😌
Rina_
hmm
Endang trisilowati
aiiihhhh deg degan
fiendry🇵🇸
🤣🤣🤣🤣
fiendry🇵🇸
selalu ngakak 🤣🤣🤣🤣
fiendry🇵🇸
🤣🤣🤣🤣🤣
fiendry🇵🇸
lain yg dipikir 🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!