Follow Instagram aku ya : @authoranakkost
Luna Maria, seorang gadis muda yang sudah mengalami kerasnya hidup. Diperlakuan seperti seorang pembantu oleh bibinya merupakan hal yang biasa bagi Luna.
Sampai pada suatu ketika, takdir mempertemukan Luna dengan Winston, seorang pria arogan dan possesive. Dan pada akhirnya Luna menjadi simpanan Winston.
Awalnya semua terlihat baik-baik saja, karena Winston memang tertarik pada Luna. Sampai saat satu persatu rahasia rumit dan masa lalu yang menghubungkan mereka berdua terkuak, menguji hubungan mereka.
Dendam, rasa benci, cinta segitiga dan persahabatan akan mewarnai cerita rumit antara Luna dan Winston, akankah mereka tetap bersama setelah rahasia kelam itu terkuak?
Jika penasaran, ikuti terus ya ceritanya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Kost, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Minta Tolong..
***
Respon Luna benar-benar membuat Hani geram. "Sialan kau perempuan murahan, kau tunggu saja pembalasan ku!" geram Hani dalam hati.
Setelah 30 menit berlalu, Luna akhirnya sampai di rumah paman Beni.
Yang menyambut dirinya hanyalah pamannya seorang. Tapi Luna sudah terbiasa, memang hanya pamannya lah yang menghargai Luna di rumah ini. Dan satu lagi kakak laki-laki Hani yang sekarang sedang kuliah di luar negeri.
Sikap paman dan kakak laki-laki Hani yang bernama Neon sungguh baik pada Luna, mereka menghargai Luna sebagai keluarga.
"Silahkan duduk Luna, maafkan Paman saat ulang tahun Hani, Paman tiba-tiba ada urusan mendadak, jadi Paman pergi. Karena Paman tidak ada, kamu malah mendapatkan perlakuan tidak adil dari bibi mu," sindir Beni melirik kearah istrinya.
"Tidak apa-apa Paman, Luna sudah terbiasa," jawab Luna sopan.
"Oh iya Paman, ada apa memanggil Luna kemari?" selidik Luna.
"Paman hanya khawatir, kamu beberapa hari ini tinggal dimana, nomor mu pun tidak bisa di hubungi. Hampir saja paman menelepon polisi jika kau tidak sekolah hari ini," ucap Beni khawatir, dia lupa atas tujuan utamanya untuk meminta tolong pada Luna masalah pemecatan dirinya tempo hari.
"Ehehhemmm," tiba-tiba Nonik berdehem tidak jelas. Hal tersebut malah menyulut emosi Beni.
"Nonik, cepat minta maaf pada Luna! bisa-bisanya kau malah menyueki dia!" tegas Beni ke Nonik.
"Enak saja kau suruh aku minta maaf padanya, sampai matipun aku tidak rela. gadis murahan seperti dia berani-beraninya berbangga diri," Nonik mengucapkan itu dengan nada yang meremehkan sembari berjalan ke kamarnya.
"Astaga Nonik," hal itu membuat Beni memegangi kepalanya, Beni sudah pusing dan putus asa menghadapi istrinya itu.
"Sudahlah Paman tidak apa apa, jangan sampai paman pusing hanya karena Luna. Luna sekarang baik-baik saja, Paman tidak usah khawatir," ucap Luna sopan.
Mendengar itu benar-benar membuat hati Beni terpukul, betapa teganya istri dan putrinya menghina keponakannya yang sangat baik ini.
"Maafkan Paman, ya Luna, paman tidak bisa melindungi mu. Paman sudah tidak bisa mengangkat wajah Paman jika nanti di alam sana bertemu ayahmu," ucap Beni lirih. Dia sudah tidak punya muka lagi menjadi paman Luna.
Beni benar-benar sedih, bagaimana istrinya memperlakukan putri abangnya ini dengan tidak adil.
"Tidak apa-apa Paman, jangan sedih. Kalau Paman sedih, Luna pun ikut sedih," ucap Luna saat melihat pamannya itu menampilkan ekspresi sedih.
"Maafkan Paman ya Luna, hanya saja paman merasa gagal melindungi mu. Paman hanya berharap kedepannya kau akan dipenuhi keberkahan dan kebahagiaan,"
"Terimakasih paman, sekarang Luna sangat bahagia. Luna punya teman yang sangat baik," Luna berharap agar pamannya tidak terlalu menghawatirkan Luna lagi.
Mendengar itu, paman nya pun teringat dengan niat permintaan tolongnya pada Luna.
"Oh iya Luna, apakah nama teman yang kamu sebutkan bernama Grozav Winston Leeac?"
"Bagaimana Paman tahu namanya?" tanya Luna keheranan.
"Begini Luna, karena kamu mendapatkan perlakuan tidak adil dari bibi mu dan adik sepupumu Hani tempo hari, Pak Winston memberikan pelajaran dengan cara memecat Paman,"
"Apakah kamu bisa bicarakan dengan Pak Winston? paman sudah bingung mencari jalan keluar, Luna tahu sendiri satu tahun lagi Hani akan kuliah dan biaya kuliah Neon di Perancis pun belum paman lunasi. Maafkan paman ya Luna, bahkan sampai saat ini paman tetap merepotkan mu," ucap Beni merasa malu pada Luna, karena tetap saja merepotkan Luna.
"Tidak apa-apa Paman, Luna tidak keberatan. Nanti Luna akan mencoba membicarakan ini dengan Winston, paman tunggu saja disini,"
Luna ingin membantu pamannya, bukan untuk menolong bibi atau sepupu perempuannya itu. Luna hanya khawatir atas kelangsungan sekolah kak Neon di Perancis.