IDOLAKU JODOHKU

Sedangkan Hana dan Rayzell yang di perdebatkan mereka, hanya diam mendengar perdebatan para orang tua itu.

"Menurut kalian gimana?

Mau tunangan dulu apa langsung menikah?" Tanya Nyonya Ana menatap Hana kemudian Rayzell.

"Saya terserah Hana saja Tante, saya akan ngikuti kemauannya." Jawab Rayzell. Kemudian menatap Hana.

"Kalau aku, kita bertunangan dulu Ma. Lagian kita juga belum saling kenal walaupun dia idola Hana dulu...tapi Hana belum tahu sifat aslinya kayak apa." Jawab Hana melirik Rayzell.

"Kok dulu sayang? Emang sekarang udah engga lagi?" Tanya Nyonya Ayumi.

"Kan sekarang kak Ray ngga jadi model lagi Tante."

"Oh iya ya." Ucap Nyonya Ayumi.

"Ya udah kita tentuin kapan dan dimana acaranya berlangsung." Ujar Tuan Yosi.

"Lebih cepat lebih bagus Yos." Lagi-lagi Tuan Nugroho sudah tak sabar. Membuat mereka menggelengkan kepala.

"Papa ini masih saja keras kepala." Kata Nyonya Ayumi.

"Kan usaha Ma. Siapa tau Hana berubah pikiran." Ucap nya terkekeh. "Biar jinak tuh Anaconda, ngga keliaran lagi." Sambung Tuan Nugroho melirik Rayzell kemudian tertawa.

"Sudah jinak kok Pa, semenjak liat Hana." Jawaban Rayzell membuat mereka tertawa kecuali Hana yang tak mengerti maksut perkataan mereka.

"Tuh kan Na, apa aku bilang tadi. Padahal mereka baru bertemu dan belum ngapa-ngapain lho, tapi Ray sudah tidak bisa berpaling dari anakmu." Ucap Nyonya Ayumi.

"Hana sudah di apa-apain kok Tante, dia sudah merenggut kesucian bibir Hana." Celetuk Hana yang membuat mereka kaget.

"Hah!!! Maksudnya apa Ray? Jelaskan!!" Tuan Yosi mulai tersulut emosi. Karena ngga mau terjadi apa-apa pada putri semata wayangnya itu.

"Ray hanya mencium Hana Om. Waktu itu Ray khilaf." Jawab Rayzell seraya menundukkan kepalanya.

"Masak iya ciuman pertama aku di samping toilet? Ngga romantis banget kan Pa." Lagi-lagi Ray tertunduk malu karena ocehan dari calon istrinya itu.

"Kamu sudah ngga tahan ya sayang?" Tanya Nyonya Ayumi membuat mereka tertawa terutama Tuan Nugroho.

Ia tahu putranya ngga akan tahan bila berdekatan dengan perempuan seperti Hana. Rayzell berusaha menguasai dirinya karena rasa malu kemudian ia menatap Hana dengan tatapan penuh arti.

"Ya sudah kalau gitu pertunangan nya di percepat saja Yos, kita adakan minggu depan... " Tuan Nugroho belum sempat menyelesaikan perkataan nya tapi sudah di potong Hana.

"Maaf Om, minggu depan di rumah saja acaranya dan hanya keluarga inti saja yang di undang." Potong Hana.

"Kenapa sayang?" Tanya Nyonya Ana yang tak mengerti rencana Putrinya.

"Hana ngga mau ada yang mengetahui kita bertunangan Ma. Kan Hana masih ingin nerusin kuliah." Jawab Hana.

"Masak iya sang primadona kampus udah punya tunangan, kan ngga lucu Ma. Ntar ngga ada yang deketin Hana lagi karena status Hana sudah tak single lagi." Sambungnya tak masuk akal. Membuat para orang tua menggelengkan kepala.

Rayzell yang sedari tadi diam mendengar ocehan calon istrinya itu. Tak tahan bila ia mendengar lebih lama lagi. Ia segera berdiri di samping Hana kemudian memegang tangan Hana.

"Maaf Om Tante, Ray pinjam Hana dulu. Nanti Ray antar Hana pulang. Masalah tanggal kalian tentukan saja kami nurut." Ucap Rayzell. Kemudian ia membawa Hana pergi keluar dari ruangan tersebut.

"Lhoo Ay!! anak ku mau di culik itu." Teriak Nyonya Ana.

"Biarkan saja Na... Biar mereka mengenal lebih dalam lagi." Kata Nyonya Ayumi.

Kemudian mereka membahas rencana pertunangan Rayzell dan Hana. Dan siapa saja keluarga yang akan mereka undang.

Rayzell menarik tangan Hana sedikit lebih kencang, hingga membuat Hana agak berlari kecil mengikuti langkah Rayzell. Sesampainya di area parkir Rayzell menarik Hana agar masuk kedalam mobilnya. Setelah masuk ia mengemudikan mobilnya keluar dari restoran tersebut. Membelah jalanan yang lumayan ramai. Di dalam mobil Hana yang dari tadi diam di tarik Rayzell, kemudian ia mengeluarkan pertanyaan konyolnya.

"Kita mau kemana kak? Kakak mau apa-apain aku ya?" Seraya menyilangkan kedua tangan di depan dadanya.

"Ngga untuk sekarang, tapi ngga tau nanti." Jawab Ray yang ingin menggoda Hana.

"Iihh apaan sih kak. Ngga lucu tau." Sebenarnya Hana takut bila di apa-apain Rayzell.

Rayzell tersenyum melihat reaksi Hana, kemudian mengacak-ngacak puncak kepala Hana.

"Tenang aja, kita pergi ke cafe X. Daripada berada di sana terus, makin ngga jelas ntar ocehan mu." Rayzell melajukan mobilnya menuju cafe X tempat nongkrong bersama para sahabatnya, Juga merupakan tempat mereka pertama kali berciuman.

Mobil Rayzell memasuki halaman cafe. Lalu ia memarkirkan mobilnya di area parkir yang ada di dalam cafe tersebut.

"Iiihhh kak...ngapain ke cafe ini sih." Protes Hana.

"Kenapa memang?" Tanya Rayzell tak mengerti.

"Jadi inget yang itu." Tanpa sadar Hana mengucapkan kata yang tak mau ia keluarkan.

"Kenapa? Mau lagi?" Goda Rayzell. Kemudian ia melepas safety belt nya, mendekatkan wajahnya pada Hana.

Hana memundurkan tubuhnya disaat Rayzell mendekat padanya. Ia merasa akan ada bahaya yang mengancamnya, bibirnya sedikit gemetar ketakutan. Dan entah mengapa Rayzell yang awalnya hanya ingin menggoda Hana, ia jadi tak tahan dikala melihat bibir seksih Hana. Tak tau mengapa ia ingin menikmati bibir itu lagi, rasa manis yang dimiliki bibir Hana membuat Ray merasakan candu untuk ingin terus menikmati bibir seksih itu.

Benar saja, Ray mendekatkan wajahnya pada wajah Hana hingga tak ada jarak di antara mereka. Ia sekali lagi menyesap bibir Hana, lebih dan lebih lagi. Tak ada balasan dari Hana, ia Hanya diam mematung. Ray kemudian menarik tengkuk kepala Hana lalu menciumnya lebih dalam lagi. Perlahan namun pasti Hana mengikuti pergerakan li*** Ray, walaupun masih kaku.

Tak berselang lama Hana menepuk-nepuk bahu Ray, Ray yang mengerti arti tepukan itu ia melepaskan Hana. Ray mengusap bibir Hana dengan jari jempolnya dengan perlahan kemudian mengecupnya sekilas. Ia merasa tak rela melepaskan bibir seksih itu. Sementara Hana tersengal-sengal karena ia belum terbiasa melakukan ini.

"Udah, turun yuk!" Ajaknya kemudian.

Sementara Hana yang habis di apa-apain itu, merutuki kebodohan nya sendiri. Bisa-bisanya ia terlena dengan Rayzell hingga sempat membalasnya. Ingin sekali ia bersembunyi di lorong semut sekalipun, karena merasa sangat malu. Ia menarik nafas dengan panjang kemudian menghembuskan nya, agar kesadarannya kembali. Kemudian ia melangkah keluar dari mobil lalu mengikuti langkah Rayzell.

"Ngapain kita kesini?" Tanya Hana.

"Tuh menemui mereka." Rayzell menggandeng tangan Hana kemudian melangkah menuju ke tempat di mana para sahabatnya berada.

"Wow wow...ternyata ini alasan lo ngga mau gue ajak tadi!" Seru Ardhan yang melihat Rayzell dan Hana mendekat ke arah dirinya juga Arran.

"Tadi beneran ada urusan gue." Elak Rayzell. Ia menarik kursi kemudian mempersilahkan Hana duduk, begitu juga dengan dirinya duduk di samping Hana.

Benar-benar sikap Ray yang berubah drastis dari pertama kali mereka bertemu.

"Kamu kok bisa bareng sama dia Na?" Tanya Ardhan pura-pura ngga tahu tentang perjodohan mereka.

Hana hanya diam, bingung mau menjawab pertanyaan Ardhan. Masak iya gue bilang kalau kita di jodohin. Gumam Hana. Rayzell yang kemudian melihat Hana bingung pun menjawab pertanyaan Ardhan.

"Ngga usah pura-pura ngga tau deh lo!" Rayzell melempar tempat tisu ke arah Ardhan.

"Haha maaf... Gue suka ngelihat wajah bini lo yang sedang bingung." Ardhan terkekeh.

"Jangan ngelunjak lo!"

Hana yang berada di antara tiga laki-laki tampan itu, hanya diam tak bersuara. Ia tak mengerti obrolan yang mereka bahas. Karena mereka membahas tentang pekerjaan.

lee_yuta^•^