Nadia harus mengalami cobaan begitu berat. Kehilangan anak dan pernikahannya kandas di hari yang sama saat bayinya menghilang. Ditengah keterpurukannya, ia bertemu dengan mantan tunangannya yang memiliki seorang bayi laki-laki. Tanpa sengaja ia akhirnya menjadi seorang ibu susu dari anak mantan tunangannya.
Apabila cerita tidak sesuai keinginan kalian, silahkan tinggalkan tanpa meninggalkan pesan yang kasar. Sekian dan terima kasih.
Selamat Membaca..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 - Mencurigai Aryo
Marcell mengantarkan Nadia pulang ke rumah namun tak membawa Mario karena hari larut malam.
Nadia menceritakan hasil pertemuannya dengan orang suruhannya Marcell kepada kedua orang tuanya dan Delon yang kebetulan menginap.
"Jika Kak Nadia dan para pelayan tertidur pulas malam itu. Apa Kak Aryo dan ibunya juga merasakan hal sama?" tanya Delon kepada kakaknya.
"Malam itu cuma aku dan para pelayan yang menyantap mi goreng buatan salah satu pelayan," jawab Nadia.
"Tidak mungkin ada orang lain yang masuk ke rumah. Sedangkan kamera pengawas ada di setiap sudut rumah," kata Delon.
"Kamera rusak," ucap Nadia.
"Aryo dan ibunya bersekongkol menculik anakmu!" Nella mencoba menerka.
"Buat apa Aryo menculik anaknya sendiri?" tanya Bagas.
"Mungkin ingin bercerai dari Nadia dan penculikan menjadi alasannya," jawab Marcell menyahut.
"Tepat sekali!!" Delon setuju dengan jawaban Marcell.
"Kalau memang Aryo ingin bercerai dariku, kenapa dia tidak mengajukan gugatan? Bahkan tadi siang Tante Melly tak mau Aryo menceraikan aku?" tanya Nadia menatap bergantian keluarganya dan Marcell.
"Sangat aneh!" Delon melipat kedua tangannya dan menyandarkan punggungnya di sofa.
"Aku harus bisa menemukan Dion agar mudah bercerai darinya. Persyaratan yang sungguh aneh!" kata Nadia heran.
"Kita harus mencari Dion. Apapun caranya, aku tidak peduli dengan ancaman dari dia!" tegas Delon.
"Benar. Kita harus menemukan Dion. Kalau perlu kita tekan Aryo untuk berkata jujur!" ucap Bagas.
"Bagaimana kalau bukan dia pelakunya?" tanya Nadia.
"Kita belum mencoba bertanya padanya!" jawab Marcell.
Sejam berada di rumah Nadia, Marcell lalu pamit pulang. Selama di luar rumah, tak ada panggilan telepon yang mengabarkan tentang Mario yang rewel.
Diperjalanan pulang, mobil yang dikendarai Marcell mendadak berhenti karena ia melihat Aryo baru saja keluar dari sebuah kafe dengan seorang wanita. Tetapi, bukan wanita yang pernah ditemuinya bersama Nadia di salah satu restoran waktu itu.
"Merebut Nadia dariku hanya untuk menyakitinya. Jangan harap kamu bisa merebut Nadia dariku lagi!" seringai Marcell dari balik jendela mobilnya.
Sesampainya di rumah, Marcell membersihkan diri dan mengganti pakaiannya. Sebelum tidur, ia masuk ke kamar putranya dan melihat wajah bayi mungil yang begitu nyenyak tidurnya. Duduk di sampingnya dan menatap secara lekat. Membuka ponselnya, melihat wajah bayi Nadia dalam galeri foto.
"Wajahnya sangat mirip dengan anaknya. Apa mungkin....."
"Tidak mungkin!" Marcell menutup ponselnya dan berdiri.
"Kata orang-orang wajah bayi bisa berubah-ubah dan sama. Jadi, tidak mungkin Mario adalah anaknya Nadia!" gumam Marcell.
****
Seminggu berlalu....
Aryo tak terima Nadia menggugatnya kembali mendatangi rumah mantan mertuanya. Di sana dia mengamuk dan mengatakan jika Nadia telah melakukan perselingkuhan.
Tentunya kedua orang tuanya Nadia tak terima karena Aryo menuduh putrinya berselingkuh.
"Jangan membalikkan fakta!!" bentak Nella.
"Kamu yang berselingkuh tapi menuduh Nadia!!" Bagas berkata penuh emosi.
"Memang layak Kak Nadia meninggalkanmu!" ucap Delon juga tersulut amarah.
"Aku akan membuat kalian menderita!!" ancam Aryo.
"Silahkan!!" Delon menantang mantan kakak iparnya.
"Ingat, sebentar lagi kamu akan dipecat dari pekerjaanmu itu!!" Aryo menatap tajam ke arah adiknya Nadia.
"Aku tidak takut!!" ucap Delon.
Aryo yang kalah berdebat karena jumlah memilih pergi, ia terus memikirkan cara agar secepatnya menemukan bayinya dan melepaskan Nadia.
Aryo yang sudah mengetahui Nadia bersama Marcell lantas pergi ke rumah mantan temannya itu. "Nadia!" ia berteriak memanggil nama mantan istrinya.
Nadia yang sedang menyusui Mario tersentak terkejut bahkan Mario menangis mendengar suara nyaring dan lantang.
Nadia bangkit dan mendiamkan Mario namun bayi itu tak kunjung diam. Apalagi Aryo terus teriak-teriak memanggil namanya.
Nadia keluar membawa Mario sangking kesalnya dengan Aryo yang sudah membuat waktu tidurnya Mario terganggu. "Apa kamu tidak malu teriak-teriak di rumah orang lain, hah??" bentaknya.
Aryo melihat bayi di gendongan Nadia. "Bayi siapa itu?"
"Ini anaknya Marcell!"
"Anaknya Marcell?" Aryo mengernyitkan dahinya.
"Kamu tidak percaya?" tanya Nadia.
"Sejak kapan dia menikah?" Aryo balik bertanya.
"Kamu tidak perlu tahu kapan dia menikah!" jawab Nadia.
"Aku tidak percaya itu anaknya!" kata Aryo.
"Terserah kamu percaya atau tidak!" kata Nadia.
"Kenapa bayinya bisa bersamamu?" tanya Aryo.
"Aku menjadi ibu susunya!" jawab Nadia.
"Hah! Apa??" lagi-lagi Aryo tercengang.
"Kamu sudah membuat aku kehilangan anakku. Maka, biarkan Asi yang ku punya diberikan kepada bayi lain!" kata Nadia beralasan.
"Apa kamu gila, hah??" Aryo tampak marah. "Bisa-bisanya kamu asyik dengan anak orang lain tapi anak sendiri entah di mana!" lanjutnya.
Nadia menyerahkan Mario kepada pengasuhnya dan menyuruhnya membawanya masuk ke rumah.
"Kamu pikir aku tidak sedih kehilangan Dion, hah!!" Nadia berkata secara lantang dengan tetesan air mengalir dari pelupuk matanya.
"Bayi Marcell itu obat rinduku pada Dion. Apa kamu mengerti, hah??"
"Kamu yang telah membuatku kehilangan Dion. Jadi, jangan seolah tak tahu di mana keberadaan Dion!" Nadia menuding jika Aryo terlibat dalam hilangnya anaknya.
"Dion bersama malam itu dan kamu yang harus bertanggung jawab!!" Aryo menyangkal.
"Aku ingin mencarinya tapi kamu melarangnya. Apa kamu sengaja biar Dion tak bisa ditemui?" Nadia mengingatkan ucapan pria yang ada dihadapannya agar tak perlu ikut dalam pencarian.
Aryo terdiam dan memang dirinya meminta Nadia beserta keluarganya tidak ikut campur karena akan membuat saingan bisnisnya mengetahui masalahnya.
"Apa kamu tidak cukup merebut Nadia dariku dan membuatnya terluka?"
Aryo dan Nadia serentak menoleh ke arah suara.
"Kedatanganmu sudah membuat keributan di sini dan bayiku menangis!" geram Marcell kepada Aryo.
"Kami belum berpisah dan kamu sudah berani membawanya ke rumahmu lalu menjadikannya sebagai ibu susu anakmu!" tuding Aryo.
"Dia sendiri yang bersedia menjadi ibu susunya anakku!" kata Marcell.
"Tidak mungkin, pasti kamu sengaja mengancamnya agar dia bersedia!" tuduh Aryo lagi.
"Marcell tidak pernah memaksa, mengancam bahkan memberikan imbalan. Aku ikhlas menjadi ibu susu bagi anaknya!" tegas Nadia.
"Kamu dengar sendiri 'kan kalau dia tidak pernah aku paksa!" sahut Marcell tersenyum seringai.
"Aku akan melaporkan kalian karena berselingkuh!" ancam Aryo.
"Lalu kamu dan Tania, bagaimana? Apa bukan perselingkuhan juga? Aku bakal melaporkan balik!" Nadia tak tinggal diam diancam mantan suaminya.
"Sebelum keputusan pengadilan maka kamu masih tetap menjadi istrinya Aryo Triyadi!" kata Aryo kemudian berlalu.
Mobil yang dikendarai Aryo telah menghilang seketika tubuhnya Nadia ambruk. Marcell dengan cepat mendekatinya dan membantunya berdiri.
"Kenapa hidupku seperti ini, Cell? Mengapa dia tak bisa membuat hidupku tenang?" air mata Nadia deras mengalir.
"Aku yakin ada orang lain yang sengaja menjadikan hubungan kalian rumit buat menekannya!" kata Marcell menerka.
"Tapi siapa? Buat apa dia melakukan itu? Dan mengapa aku yang harus dilibatkan?" cecar Nadia seraya menyeka air matanya.
knp jg marcel pake bohong klo nadia tau itu ank x tak tau lah apa akan marah taau gmn