Alexa Alvarez, seorang gadis yang tomboi, ceria, ahli bela diri, jenius tapi sangat ceroboh.
Javier Hernandez, tunangan asli Alexa yang belum pernah ditemuinya, Zaidan Hernandez, pria datar, kejam dan arrogan, Dia CEO ZH, Crops, yang juga Paman Javier, dan pria yang tidak sengaja tidur dengan Alexa.
Sampai suatu saat, Alexa salah mengenali, Zaidan sebagai tunangannya dan Javier sebagai CEO ZH, Crops.
Kisah mereka pun dimulai, antara Alexa, Zaidan dan Javier yang salah target.
Bianca, adik sepupu dari Javier, musuh dalam selimut Alexa.
Bianca orang yang hidup kembali, jadi Dia tahu cerita selanjutnya, yang selalu berusaha untuk membunuh Alexa agar bisa menjadi Nyonya besar Hernadez.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vhiy08, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Misteri dibalik Dirga Alvares
"Alexa... Dua hari lagi acara lamaran resmi dihotel kejora, kau harus hadir, sekaligus penanda tanganan berkas pengalihan saham 10% untukmu." Ucap Dirga saat menemui Alexa dicaffe.
"Akan aku usahakan, share lock saja." Sahut Alexa sambil menghirup kopi late pesanannya.
"Apa kau penyuka coffe late?" Tanya Dirga sambil terus menatap wajah Alexa yang tampak datar.
"Tidak juga, hanya ingin mencicipi saja." Sahut Alexa cuek.
"Mommy Mu penyuka kopi late. Setiap kami pergi ke caffe, Dia pasti akan memesan kopi late." Ucap Dirga sambil mengalihkan pandangannya keluar, memandangi bunga-bunga yang sedang berkaran dari balik dinding kaca itu.
Alexa hanya diam tanpa merespon sedikitpun, Dia hanya mengetuk-ngetuk meja dengan menggunakan ujung jari telunjuknya. Tak lama setelah mendengar ucapan Dirga tampak senyum miring tercetak dibibir mungil itu.
"Apakah tidak ada lagi hal penting yang ingin Anda bicarakan? Jika tidak ada, maka, aku akan pergi," Ucap Alexa sambil meraih tas punggung yang diletakkannya diatas kursi yang ada disampingnya.
"Lexa... Tidak bisakah kau menemani Daddy sedikit lebih lama lagi? Daddy sangat merindukannya?" Ucap Dirga sendu dengan sorot mata yang penuh dengan permohonan.
"Waktu Anda untuk bersama ku mungkin sudah habis, sudah banyak kesempatan yang anda lewatkan... Nikmati saja apa yang sudah Anda pilih saat ini, bukankah itu sangat manis?" Ucap Alexa sambil berdiri lalu melangkah meninggalkan Dirga yang masih menatap ke arahnya pergi.
"Ada begitu banyak cerita yang hanya bisa aku telan sendiri, Nak... Kau tidak tahu, apa yang sudah Daddy perjuangan kan... Tunggu Sayang... Sebentar lagi..." Ucap Dirga dengan pelan dan tatapan mata yang rumit.
"Mungkin kau benar, Daddy sudah banyak melewatkan kesempatan untuk bersama dengan mu... Tapi ada yang tidak kau tahu, bagaimana cara Daddy menikmati siksanya melewatkan kesempatan itu," Lanjutnya lagi dengan mata yang berkaca-kaca.
Lalu, tampak Dirga mengeluarkan ponsel dari dalam saku jasnya, setelah itu tampak Dirga membuka beberapa folder, dan berhenti di satu folder yang selalu menemaninya saat dirinya sendiri.
Disana tampak ratusan foto seorang wanita cantik dan seorang anak perempuan dengan berbagai gaya.
"Sayang... My Honey... Aku rindu." Ucapnya lagi sambil tersentum manis dan terus menatap layar ponselnya dengan jari yang tampak mengelus layar itu.
*
*
*
"Kak... Apakah Kakak akan datang ke acara itu?" Tanya Zio.
"Tentu... Kak Lexa harus datang, bukankah acara itu adalah momen yang paling kak Lexa tunggu, karena bukan sekadar pertunangan biasa, itu juga akan menjadi terlepasnya satu simpul yang mengikat hati dan beban kak Lexa." Sahut Han panjang.
"Kalian benar, gue harus datang, bagaimana dan apapun caranya." Ucap Alexa.
'Tapi mengapa Javier belum juga ngasih kabar? Apakah Dia mau bikin kejutan buat gue?' Ucap Alexa dalam hatinya.
"Kak Lexa harus berhati-hati, aku yakin jika mereka tidak mungkin akan melepaskan kesempatan itu dengan mudah," Ucap Zul khawatir.
"Benar, apa yang dikatakan oleh Zul, tidak akan semudah ituereka melepaskan apa yang mereka perjuangkan selama ini," Timpal Zio cepat.
"Kak... Biarkan kami menemani Kakak..." Ucap Axel merayu.
"Baik, kalian bisa ikut semua... Mari Kita lihat apa rencana mereka," Ucap Alexa.
*
*
*
"Tuan... Apa yang akan Tuan lakukan jika kebohongan itu terbongkar?" Tanya Aland hati-hati pada Kenzo yang tampak berwajah kusut.
"Tidak masalah, aku juga tidak akan mungkin selamanya menyembunyikan ini, kurasa lebih cepat terbongkar itu lebih baik, jika satu jalan ini tidak ada akhirnya maka aku sudah menyiapakan rencana cadangan." Sahut Kenzo yang tiba-tiba bersemangat sambil membuka laci mejanya.
Disana tampak satu kotak perhiasan kayu kecil yang berukir indah, saat melihat kotak itu Kenzo tersenyum hangat, lalu kenzo mengulurkan tangannya meraih kotak itu, sesaat kemudian tampak kenzo membuka kotak yang ternyata berisi satu kalung berliontin berlian yang berbentuk satu tetesan air.
"Bagaimana penyelidikan kalian? Apa ada kemajuan nya?" Tanya Kenzo sambil menatap kalung yang ada ditangannya itu.
"Gadis itu ternyata sepupu Tuan muda pertama, Dia baru saja pulang dari luar negeri, tapi ada yang aneh pada gadis itu, mengapa Dia terkesan sangat mendukung bahkan sangat memaksakan Tuan muda Javier yang sedang berusaha mendekati Nona Alexa." Ucap Aland sambil menunjukan satu rekaman CCTV di satu ruangan.
"Padahal, mereka bahkan tidak saling kenal ataupun pernah bertemu sebelumnya," Lanjutnya lagi.
"Sepertinya aku mulai bisa mengerti trik apa yang sedang ular itu mainkan." Sahut Kenzo datar.
"Tuan, Javier yang semula ragu-ragu menjadi terburu-buru, bahkan mereka sampai memajukan tanggal pertunangan itu, Tuan." Ucap Aland sambil menunjukan satu undangan pada Kenzo.
"Dimana mereka akan mengadakan acara itu." Tanya Kenzo sambil mengalihkan perhatiannya pada undangan yang baru saja diberikan oleh Aland.
"Hotel kejora... Ballroom hotel kejora." Sahut Aland lagi.
"Awasi saja ular itu," Perintah Kenzo sambil tersenyum licik.
"Bagaimana dengan Nona Alexa, apa tuan akan memberi tahu siapa Anda sendiri atau tunggu mereka memainkan drama itu." Ucap Aland.
"Kita lihat saja, setelah itu kita akan tahu apa yang harus kita lakukan" Sahut Kenzo dengan datar.
"Oh ya... Awasi juga Kak Laras, jangan sampai Dia menyakiti kucing kecilku." Ucap Kenzo sambil mengangkat jari telunjuknya.
"Baik, Tuan," Sahut Aland sambil meninggalkan ruangan itu.
'aku jadi tidak sabar melihat ekspresi wajah mu, jika tahu kalau orang yang kau jelek-jelek kan itu adalah aku' Ucap Kenzo sambil tersenyum geli.
*
*
*
"Tuan... Apa Anda yakin dengan rencana ini?" Tanya Gara kembali menyakinkan Javier.
"Yakin..." Sahut Javier singkat.
"Hallo Kak!" Ucap Bianca sambil mendorong pintu.
"Ada apa..." Sahut Javier tanpa menoleh.
"Kak... Apa ada yang bisa aku bantu?" Tanya Bianca sambil menjatuhkan pantatnya lalu duduk santai disofa.
"Tidak ada, semua sudah ditangani Gara." Sahut Javier singkat.
"OOO... Apakah Kakak sudah mengirimkan gaun pertunangan pada Kak Lexa?" Tanya Bianca lagi.
"Hemmm," Sahut Javier hanya dengan deheman saja.
"Bagaimana dengan cincinnya?" Tanya Bianca lagi.
" Hemm," Sahut Javier dengan malas.
"Apakah Kak Kenzo akan datang juga?" Tanya Bianca semangat.
"Mungkin...." Sahut Javier sambil menghentikan gerakan tangannya karena mendengar Bianca yang menyebutkan nama Kenzo.
'Mengapa... setiap mendengar nama itu, sekarang aku menjadi sedikit emosi? Aku malah berharap Dia tidak datang keacara itu,' ucap Javier dalam hatinya sambil melanjutkan kembali pekerjaannya yang tertunda sejenak.
"Semoga saja datang, jadi aku bisa mengenal Dia lebih dekat, dan ada alasan agar aku bisa lebih akrab lagi..." Ucap Bianca pelan seolah sedang berbicara pada dirinya sendiri.
"Kak... Mengapa setiap aku kesini aku tidak pernah bertemu dengan kak Kenzo? Bukankah Dia bekerja di perusahaan ini juga?" Tanya Bianca lagi dengan lesu.
"Tuan Kenzo berada dilantai teratas, dan memang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan Tuan Javier, mereka bertemu hanya jika ada sedang rapat saja, selebihnya tidak ada interaksi apapun lagi." Sahut Gara dengan datar menerangkan pada Bianca.
"Akh... Rasanya percuma saja aku datang kesini, akh tapi setidaknya aku bisa bertemu dilantai bawah, atau dalam lift." Ucap Bianca lagi dengan wajah yang berbinar.
"Itu lebih tidak mungkin lagi, Nona, karena Tuan Kenzo selalu menggunakan lift khusus CEO." Ucap Gara lagi sambil menatap wajah Bianca sekilas dengan dahi yang berkerut.
"Kak... Ayo temani aku cari gaun untuk acara pertunangan kalian... Aku disini baru beberapa hari, jadi belum begitu akrab dengan suasana kota ini." Ucap Bianca sambil berdiri dan mendekati meja Javier.
"Aku sibuk..." Sahut Javier singkat.
"Ayolah Kak... Sambil makan siang..." Rayu Bianca sambil menarik ujung jas Javier membuat Javier seketika menoleh.
"Temani aku ya... Please..." Ucap Bianca lagi sambil menangkupkan kedua tangannya dengan wajah yang dibuat memelas dan mata yang berkedip-kedip.
"Gara yang akan menemanimu," Sahut Javier lagi sambil melanjutkan kembali pekerjaannya memeriksa berkas-berkas yang terlihat menumpuk diatas mejanya.
"Akh... Baiklah..." Ucap Bianca seolah pasrah sambil melirik Javier dengan kesal.
"Tapi..." Ucap Bianca lagi karena melihat Javier yang tampak cuek.
"Kak... Bisakah kau pinjamkan kartumu, aku sedang tidak punya uang..." Ucap Bianca lagi sambil menengadahkan tangan dihadapan Javier.
"Hanya, satu kali ini saja." Ucap Javier sambil menarik salah satu kartunya dan menyerahkannya pada Bianca.
"Terima kasih Kakkk! Kak Javier memang yang terbaik..." Ucap Bianca girang sambil bergerak ingin memeluk Javier, tapi gerakan tangannya langsung terhenti saat melihat raut wajah Javier yang telah berubah menjadi sangat datar dan sorot matanya yang tampak tidak suka.
"Baiklah... Terima kasih," Ucap Bianca dengan canggung.
*
*
*
"Bagaimana ini Mom?" Tanya Arleta dengan suara yang bergetar.
"Mommy juga sedang bingung, seperti yang sudah kita rencanakan sebelumnya, untuk mengganti Alexa terpaksa kita tunda..." Sahut Serly sambil menatap wajah putri semata wayangnya itu dengan iba.
"Tapi Mom... Aku tidak rela jika Kak Javier bertunangan dengan jalang itu." Ucap Arleta ketus.
"Iya... Mommy mengerti, tapi kau harus tahu dengan istilah mundur satu langkah untuk maju, kita hanya menunda saja, bukannya membatalkan." Ucap Serly sambil tersenyum.
"Untuk sekarang kau lebih baik fokus saja pada pelajaran mu, dengan begitu kau akan mendapatkan jalan." Ucap Serly lagi menasehati Arleta yang tampak sedih.
"Nanti, bukan hanya Javier saja yang akan menjadi milik mu, tapi seluruh asetnya dan juga saham itu tentunya." Ucap Serly dengan senyum liciknya.