NovelToon NovelToon
Dear Alvin

Dear Alvin

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu / Murid Genius / Keluarga / Bad Boy
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Fantastic World Story

"Heh, anak sialan! Pergi kamu dari

rumah ini. Keluar!! Gak sudi aku

nampungmu lagi!!" usir Bu Elanor.

membuat Alvin yang sedang melamun

segera terperanjat.

"Berhenti bicara yang tidak-tidak

Ela!!" hardik pak Rohman.

"Kamu pilih aku dan anak anak yang

keluar apa anak sialanmu ini yang keluar

pak!?" teriak Bu Elanor membuat pak Rohman terkejut.

Beliau tak pernah berfikir akan

dihadapkan pada situasi se rumit ini.

"Alvin yang akan keluar pak buk"

ucap Alvin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fantastic World Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14 Rencana Ngekos

Sebuah amplop yang telah tersobek

pinggirannya, kini telah berada di tangan

Alvin. Tanpa memperdulikan tatapan

tajam Bu Elanor, Alvin memilih

memeriksa uang yang tersisa di amplop

tersebut.

Selembar slip gaji yang berisi total gaji

1,4 juta untuk masa training. Dipotong

100rb untuk menyicil sepeda yang ia beli

dari haji Maliki. Beserta keterangan bahwa

sepeda tersebut hanya dihargai 300 ribu

oleh haji Maliki, yang berarti bahwa 2

bulan lagi sepeda itu akan lunas.

Alvin hanya bisa menghela nafas

begitu mengetahui isi selain slip gaji yang

telah ia baca, yakni 3 lembar uang seratus

ribuan, yang berati uang Alvin telah berkurang cukup banyak.

Karena lelah dan tatapan tajam Bu

Elanor yang sejak tadi tampak kurang

mengenakkan, Alvin memilih tak

berkomentar. Meski jauh dilubuk hatinya

ia merasa sangat kesal.

Keesokan harinya Alvin tetap

bekerja seperti biasa, hanya saja kali ini ia

membawa sebuah sak, untuk

mengumpulkan sampah yang sekiranya

bisa ia rosokkan. Sesuai dengan saran yang

diberikan oleh Mak Na kemarin.

"Rajin banget nak Alvin" sapa salah

seorang warga RT 2 tempat Alvin

memungut sampah pagi ini.

"Hehe seperti biasa buk" jawab

Alvin sembari tersenyum dan

memasukkan botol plastik ke dalam sak

yang sudah ia bawa, sedangkan sampah yang tak bisa di rosokkan, Alvin

langsung masukkan ke dalam gerobak.

"Iya, jadi anak muda memang harus

rajin begitu, biar gak klemer" canda ibu

ibu tersebut.

"Enggeh buk, mari" jawab Alvin

setelah mengembalikan tong sampah

milik ibu tersebut.

Alvin terus melakukan

pekerjaannya seperti biasa.

"Hmmm lumayan nih, kira kira kalau

di uangkan dapat berapa ya" gumam

Alvin saat melihat setengah karung sak

botol bekas dan kaleng bekas yang ia

kumpulkan pagi ini. Sembari membuang

sampah yang sudah tak bisa dipilah lagi ke

TPA.

Usai menyelesaikan tugasnya, Alvin

mampir ke warung Mak Na, untuk sekedar sarapan dan terkadang mendengar

nasehat tipis yang di ucapkan nenek tua

itu.

"Jadi kamu pilah sampahmu le?" tanya

Mak Na.

"Iya dong Mak, itu dapat setengah sak"

jawab Alvin seraya menunjuk sak yang

ia gantung di pinggiran gerobak

sampahnya.

"Nah gitu bagus, kumpulin aja dulu,

nanti kalau udah penuh bisa kamu jual tuh

ke tukang rosok, yah meskipun gak

banyak, tapi lumayan buat jajan di sekolah

nanti le" nasehat Mak Na.

"Engge Mak, Alvin mau pamit, udah

jam 6 ini Mak, takut telat hehe" jawab

Alvin yang baru sadar saat tak sengaja

matanya melihat jam yang tergantung di

bilik warung telah menunjukkan jam 6 pas.

"Yawes hati-hati, sekolah yang bener"

sahut Mak Na.

"Mak, rokok 1 ya" ucap Alvin seraya

mengambil sebatang eceran di dalam

kaleng.

"Ojo nemen nemen le, inget! Kamu itu

masih sekolah!" Nasehat Mak Na.

"Iya Mak, cuma satu kok. Alvin

pergi dulu Mak, assalamualaikum" pamit

Alvin.

"Waalaikumsalam" jawab Mak Na.

Alvin senang mendengar nasehat

Mak Na, setidaknya saat ini masih ada

orang yang perhatian padanya selain

bapak, ya meskipun bukan anggota

keluarga.

Seperti biasa, sampai di rumah Alvin langsung mandi, bapak dan Dina

sedang sarapan.

"Sarapan sini vin" ajak pak Rohman.

"Nasinya cuma dikit pak, beras habis"

sewot Bu Elanor. Membuat Alvin

menghela nafas.

"Lah bapak kan tiap hari ngasih kamu

uang buk, kok bisa beras habis gak

langsung beli, lagian kamu ambil uang

Alvin sebanyak itu kamu kemanakan"

komentar pak Rohman.

"Yah kan kebutuhan yang lain banyak

pak" sangkal Bu Elanor seperti biasa.

"Alvin langsung berangkat aja pak"

jawab Alvin seraya menyodorkan

tangannya untuk bersalaman. la enggan

mendengar pertengkaran kedua

orangtuanya di pagi hari.

Dengan sepatu usangnya Alvin

mengayuh sepeda pancal ke selkolah. Di

sekolah, kedamaian hidup Alvin

barulah terasa, fokus belajar dan sesekali

bercanda dengan teman, sungguh

menyenangkan.

Andai hidupnya hanya harus menjadi

seorang anak dan pelajar saja, pastilah

Alvin akan sangat bahagia, khayal

Alvin.

"Weh Alvin, sejak punya sepeda

datengnya lebih fresh ya" sapa Mingyu

menyambut kedatangan Alvin.

"Yo lah, kan gak perlu mlakư" jawab

Alvin santai.

"Iyo Ya, eh gimana ibumu? Sudah

beneran berubah jadi baik?" tanya

Mingyu.

Alvin yang sudah merasa dekat dengan Mingyu memang pernah berbagi

cerita, jika ibunya memperlakukan dirinya

dengan cara yang kurang baik.

"Yah gitu deh Ming" jawab Alvin.

"Hmmm kalau ada apa-apa cerita

Vin, jangan di pendem sendiri. Aku ini

temanmu" ujar Mingyu membuat Alvin

menoleh.

"Menurutmu kalau aku ngekos aja

gimana?" tanya Alvin dengan raut wajah

serius.

"Ngekos? Gimana gimana

maksudnya?" respon Mingyu yang masih

belum bisa mencerna pertanyaan Alvin

dengan benar.

"Ah lupakan Ming" jawab Alvin

begitu mendengar bel tanda masuk

sekolah berbunyi.

Pelajaran pun berlangsung,

beberapakali Mingyu berbisik

menanyakan pertanyaan Alvin tadi,

namun Alvin terkesan enggan

menjawab dan meminta Mingyu untuk tak

membahas maupun memikirkan

pertanyaan tadi.

Setelah dirasa tak mampu membuat

Alvin cerita lagi, Mingyu pun terdiam.

Keduanya kini tampak fokus

mendengarkan guru yang sedang memberi

penjelasan, serta mencatat poin-poin

penting yang dijelaskan.

"Masih gak mau ke kantin kamu vin"

ajak Mingyu saat jam istirahat

berlangsung dan Alvin tampak tak

beranjak.

"Nanti aja Ming, istirahat kedua"

jawab Alvin santai.

"Ya Aloh Alvin, jangan terlalu

hemat kenapa sih" ucap Mingyu sembari

menggelengkan kepalanya.

"Aloh aloh, Allah! Tuhanku itu,

ngapain kamu sebut sebut" protes Alvin.

"Ah terserah deh, hadiah lomba

kemarin kan bisa kamu pakai buat jajan ke

kantin vin, itu hak kamu loh" ujar

Mingyu.

"Ya karena itu hak aku, makanya aku

gak mau boros Ming" jawab Alvin.

"Halah terserah kamu lah, mau nitip

gak?" tanya Mingyu.

"Iya deh, nitip gorengan sama es teh

aja biar seger" ucap Alvin seraya

mengeluarkan uang 5 ribu.

Woh arek gendeng, ngomongo ae

males mlaku" jawab Mingyu sambil menyahut uang pemberian Alvin,

kemudian berlalu.

Sementara Alvin hanya menggeleng

sambil terkekeh geli.

Tak lama kemudian Mingyu pun

datang, dengan membawa pesanan milik

Alvin sekaligus miliknya.

"Lah kamu gak makan dikantin

Ming?" tanya Alvin.

"Hehe, mau nemenin kamu disini aja.

Lagian ini juga udah bikin kenyang" jawab

Mingyu sambil nyengir.

"Ngglethek' ucap Alvin.

Keduanya pun asik memakan

gorengan sembari sesekali menyeruput es

teh mereka. Hingga tanpa sadar seorang

guru telah masuk ke dalam kelasnya.

"Alvin! Mingyu! Tidakkah kalian

tahu, jika disekolah ini tidak mengijinkan

muridnya untuk makan di dalam kelas!?"

bentak Bu Desi, wali kelas mereka.

Alvin dan Mingyu pun terperanjat

kaget, kemudian berdiri.

"Maaf Bu, lain kali tidak akan saya

ulangi" jawab Alvin.

"Maaf maaf, kamu itu ketua kelas! Jadi

contoh yang baik!! Jangan malah kasih

contoh yang buruk kayak gini" ujar Bu Desi

memarahi Alvin.

"Maafkan kami Bu" ucap Mingyu

sembari menunduk.

"Kalau masih mau makan, makan

diluar sana, jangan disini!" perintah Bu

Desi.

"Baik Bu" jawab keduanya hampir

bersamaan.

"Satu lagi, point kalian harus

dikurangi" ucap Bu Desi yang kemudian

keluar kelas.

Sedangkan Alvin dan Mingyu

segera keluar dari kelas dengan membawa

makanan dan minuman masing-masing.

"Tumben ya Bu Desi masuk kelas di

jam istirahat gini" ucap Mingyu membuat

Alvin mengedikkan bahu tanda tak

mengerti.

Sementara di belakang tiang dekat

kelas Alvin, tampak seorang anak laki-

laki yang sedang tersenyum, setelah puas

melihat Alvin usai dimarahi.

1
ラマSkuy
thor nama karakter utamanya sebenernya siapa sih thor kok kadang namanya ganti ganti dari Alvin terus Bintang?
ラマSkuy: oh boleh di spill kah thor di PF mana? hehehe
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!