Prasetya terpaksa menikahi perempuan pilihan orang tuanya karena desakan dari orang tuanya, namun selama pernikahan dia tidak pernah mencintai perempuan yang telah menjadi istrinya itu karena hatinya sudah memilih perempuan lain yang menjadi kekasihnya selama mereka masih sekolah. Namun demi memenuhi keinginan orang tuanya dia rela menikahi perempuan pilihan orang tuanya.
Namun ternyata wanita pilihannya tidaklah sebaik yang dia kira selama ini, kekasihnya ternyata memiliki sifat jahat yang hanya ingin menguasai harta miliknya. Dia pun juga memanipulasi perasaan Prasetya dengan berpura-pura menjadi wanita yang baik di hadapannya. Tetapi, sifatnya berbeda ketika di belakang Prasetya. Dia bahkan memfitnah istri pertama Prasetya agar dia terlihat jelek di mata suaminya dan Prasetya tidak akan pernah menyukai istri pertama itu yang ternyata memiliki hati yang baik seperti malaikat.
Akankah kejahatannya bisa terbongkar dan memperlihatkan sifat aslinya itu?! bisakah Jasmine bertahan?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phoenixsoen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 14 Kebohongan Viona
Selesai melaksanakan sholat Dzuhur Jasmine kembali masuk ke dalam rumah, siapa sangka Viona sudah berdiri di ambang pintu yang menghubungkan halaman belakang dengan dapur. Dia menatap wajah Jasmine dengan tatapan penuh arti, kemudian dia tersenyum remeh saat Jasmine akan melewatinya.
"dengar ya Jasmine, saya dan mas Pras akan pergi berbulan madu. Kamu harus ikut dengan kami kesana" ucap Viona dengan tegas.
"untuk apa mbak, apa untuk menjadi penonton kemesraan kalian yang lebay itu?! Atau mbak mau aku jadi nyamuk yang merongrong kalian?! Maaf mbak, aku menolak. Aku lebih baik mencari kesibukan ku sendiri daripada aku harus menelan rasa sakit melihat kebersamaan kalian" tolak Jasmine dengan tegas.
"apa!! Berani sekali kamu menolak ajakan saya. Saya sudah berbaik hati untuk mengajak kamu ikut dengan kami, itung-itung kamu bisa sekalian liburan bersama kami" kata Viona dengan tatapan tajam.
"hah.. Liburan!! Ha.. Ha.." Jasmine tertawa sumbang mendengar ucapan Viona. "ah.. Sudahlah mbak, tidak usah mbak berpura-pura baik di depan saya. Aku sudah bisa menebak niat hati mbak Viona yang sebenarnya, mbak hanya mau pamer padaku kan, mbak?! Mbak ingin memamerkan kemesraan kalian saat bulan madu kan?! Mbak ingin membanggakan diri sebagai wanita yang dicintai oleh mas Pras, kan mbak?!" tebak Jasmine membaca niat Viona.
Viona tersenyum mengejek dengan tatapan meremehkan, satu sudut bibirnya terangkat ke atas membentuk senyuman miring. Jasmine tidak gentar dengan tatapan mata Viona yang mengarah ke dirinya.
"kenapa diam, mbak! Semua tebakan aku benarkan mbak, mbak Viona merasa bangga karena berhasil mendapatkan hati mas Pras meski mbak hanya istri siri. Ingat, mbak hubungan tanpa restu itu berat, meski mbak mendapatkan cinta mas Pras. Tapi dimata keluarganya mbak hanyalah orang luar yang tidak pernah di akui oleh mereka. Meski sekarang mbak mungkin tampak bahagia, namun kebahagian itu tidak akan berlangsung lama. Ketika ujian datang, ujian itu akan akan lebih besar daripada yang mbak kira" ucap Jasmine menasehati.
"lancang kamu Jasmine, beraninya kamu menasehati saya! Apa hak kamu untuk ikut mencampuri kehidupan saya, hah" ucap Viona dengan kesal.
"aku bukan menasehati mbak, tapi aku bicara faktanya. Sekeras apapun mbak berusaha untuk bisa diterima di keluarga mas Pras, nyatanya itu akan sia-sia karena penolakan mereka begitu keras terhadap hubungan kalian. Sekarang mungkin kalian masih bisa menyembunyikan hal ini dari papa dan mama. Namun lama-kelamaan mereka pasti akan tahu juga, karena serapat rapatnya bangkai di simpan baunya akan terciumnya juga. Begitu juga dengan hubungan kalian" ucap Jasmine penuh penekanan.
"kurang ajar kamu Jasmine! Kamu mendoakan hubungan aku dan mas Pras berakhir, begitu! Dasar wanita kampung, tidak tahu diri" tangan Viona terangkat hendak menampar wajah Jasmine, namun tangan Jasmine sudah lebih dulu menahannya.
"kenapa mbak! Mbak mau menampar aku, atas dasar apa mbak berhak menampar aku. Orang tuaku pun belum pernah sekalipun melakukan hal tersebut, dan mbak bukanlah siapa-siapa bagi aku di rumah ini tapi mbak sudah berani melayangkan tangan mbak padaku?!" kata Jasmine dengan dingin.
"lepas, Jasmine! Lepaskan tangan saya, kamu memang wanita murahan yang pantas untuk saya pukul" Viona meronta meminta Jasmine melepaskan tangannya.
Namun cengkraman tangan Jasmine lebih kuat daripada tenaga Viona.
"ingat mbak, saya adalah istri sah nya mas Pras dan nyonya rumah ini, selama mbak masih tinggal di rumah ini tolong jaga sikap dan prilaku mbak kepada saya jika tidak mau saya usir keluar" Jasmine pun melepaskan tangan Viona dengan sedikit mendorongnya.
Siapa sangka hal itu justru di manfaatkan oleh Viona untuk jatuh di hadapan Jasmine saat Pras berjalan ke arah mereka. Teriakan Viona mampu menarik atensi Pras untuk melihat ke arahnya. Viona pun mulai menangis meraung tatkala Pras datang mendekat. Tangan Viona menahan kaki Jasmine ketika hendak melangkah untuk tidak pergi dari sana. Hal itu membuat Pras menjadi naik pitam dan langsung menampar pipi Jasmine.
"apa yang sudah kamu lakukan pada Viona, Jasmine?!" teriak Pras setelah menampar pipinya.
Jasmine yang kebingungan dengan reaksi Pras lantas melihat kearah Viona yang masih terduduk dilantai. Merasa tidak habis dengan tindakan suaminya yang langsung menuduhnya tanpa melihat kebenarannya membuat Jasmine merasa muak. Dengan cepat dia menarik kakinya yang di pegang oleh Viona, kemudian mendongak menatap wajah Pras.
"kenapa mas, aku tidak melakukan apa-apa pada mbak Viona. Dia sendiri yang menjatuhkan dirinya di depan aku, kenapa kamu menuduh aku tanpa bukti apa-apa?!" jawab Jasmine dengan kesal.
"mas.. Jasmine mendorong aku sampai aku jatuh, padahal aku hanya berniat baik untuk mengajaknya ikut liburan bulan madu kita nanti. Tapi Jasmine malah marah dan mendorong aku hingga terjatuh" ucap Viona membohongi Pras.
"kurang ajar kamu Jasmine! Beraninya kamu mendorong Viona sampai dia jatuh. Dia hanya berniat baik untuk membawa kamu ikut dengan kami. Sebegitu bencinya kah kamu sampai melakukan ini?!" tuduh Pras tanpa mendengar penjelasan Jasmine.
"mbak Viona bohong mas, aku sama sekali tidak mendorongnya. Dia yang jatuh sendiri, memang benar mbak Viona mengajak aku untuk ikut dengan kalian berbulan madu. Tapi aku sudah menolaknya dengan sopan tanpa ada kata-kata kasar sama sekali apalagi marah-marah sampai mendorong mbak Viona jatuh" ucap Jasmine membela diri.
Namun Pras seolah tuli tidak mau mendengarkan penjelasan Jasmine, dia malah semakin marah dan menuduh Jasmine seenaknya tanpa mencari kebenaran yang sesungguhnya.
"bohong kamu Jasmine! Aku lihat sendiri kamu mendorong Viona hingga jatuh, kamu bahkan tega hendak mengusirnya dari rumah ini. Dasar perempuan munafik!" hardik Pras tanpa perasaan.
"mas semua itu tidak benar, aku tidak pernah mendorong mbak Viona apalagi akan mengusirnya. Aku hanya meminta mbak Viona menjaga sikapnya selama mbak Viona tinggal di rumah ini" bela Jasmine.
"Halah.. Alasan kamu! Dasar perempuan rendahan, sekali rendahan tetap saja rendahan walau tubuhmu di tutupi dengan baju syar'i dan cadar seperti itu" tunjuk Pras pada wajah Jasmine.
Merasa pembelaannya tidak di hargai dan suaranya tidak lagi di dengar oleh Pras, Jasmine memilih pergi meninggalkan mereka berdua yang masih berdiri di dapur. Jasmine berlari menuju kamarnya kemudian menutup pintu dengan bantingan yang cukup keras. Jasmine pun meringsut di balik pintu kamarnya dia berjongkok sambil memeluk kedua lututnya yang terasa lemas. Perih dan sakit hatinya yang begitu bertubi tubi menghantam jantungnya dengan begitu keras. Jasmine pun tergugu dalam tangisnya yang tak bersuara.
Sementara Pras yang masih berada dibawah segera membantu Viona untuk duduk di kursi pantry. Pras kemudian berjongkok memastikan tidak luka yang menggores tubuh istri sirinya itu, kemudian dia mendongak melihat wajah sang istri sirinya yang terlihat murung.
"kamu tidak apa-apa Vi, tidak ada luka kan ?! Apa ada yang sakit?!" tanya Pras dengan khawatir.
"disini mas" tunjuk Viona pada dadanya. "dibagian sini terasa sakit mas, sakit karena ucapan Jasmine yang begitu kasar padaku mas. Padahal aku hanya ingin lebih mengakrabkan diri dengan dia, tapi apa balasan dia padaku?! Dia malah mempermalukan aku seperti orang jahat disini" rengek Viona dengan manja.
"sabar ya Vi, biar aku yang balas rasa sakit hati kamu kepada Jasmine berkali-kali lipat" bela Pras pada kebohongan Viona.
Viona merasa dirinya sudah menang dari Jasmine, dia pun tersenyum menyeringai tatkala melihat ekspresi wajah Jasmine yang tampak kecewa pada Pras.
'lihat saja Jasmine ini baru permulaan dariku, aku pasti akan membuat kamu menyerah dengan pernikahan ini dan membuat Pras semakin cinta dengan aku. Sehingga kamu bisa mundur dengan sendirinya' batin Viona bermonolog.