NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Tetangga Tampan

Mengejar Cinta Tetangga Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Murni / Romansa / Idola sekolah
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Story Yuu

Kiara dan Axel berteman sejak kecil, tinggal bersebelahan dan tak terpisahkan hingga masa SMP. Diam-diam, Kiara menyimpan rasa pada Axel, sampai suatu hari Axel tiba-tiba pindah sekolah ke luar negeri. Tanpa memberitahu Kiara, keduanya tak saling berhubungan sejak itu. Beberapa tahun berlalu, dan Axel kembali. Tapi anak laki-laki yang dulu ceria kini berubah menjadi sosok dingin dan misterius. Bisakah Kiara mengembalikan kehangatan yang pernah mereka miliki, ataukah cinta pertama hanya tinggal kenangan?

*
*
*

Yuk, ikuti kisah mereka berdua. Selain kisah cinta pertama yang manis dan menarik, disini kita juga akan mengikuti cerita Axel yang penuh misteri. Apa yang membuatnya pindah dan kembali secara tiba-tiba. Kenapa ia memutus hubungan dengan Kiara?.

MOHON DUKUNGANNYA TEMAN-TEMAN, JANGAN LUPA LIKE, DAN KOMEN.

Untuk menyemangati Author menulis.

Salam Hangat dari tanah JAWA TENGAH.❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Story Yuu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 Battle Axel dan Dika

Di kelas, Axel hanya duduk termenung. Pelajaran berlalu tanpa ia pahami, pikirannya masih terikat pada bayangan tangis Kiara pagi tadi.

Ada apa dengannya? Sial, ini sangat mengganggu. batinnya masih seputar Kiara.

Axel melirik ke luar pintu kelas. Tepat saat itu juga, Kiara lewat dengan senyum tipis, seolah pagi tadi tak ada tangis sama sekali. Bibir Axel terangkat sedikit, tapi segera ia menepis senyum itu dan kembali menatap dengan wajah kaku.

“Ara!” suara Dika memanggil dari kelasnya.

Axel reflek menoleh, sorot matanya mengikuti langkah Dika yang menghampiri Kiara.

“Sudah merasa baik?” tanya Dika dengan nada lembutnya.

Kiara tampak mengangguk pelan, sudut bibirnya terangkat setiap menatap Dika.

Axel mengerutkan keningnya, sorot matanya menajam. Tapi tubuhnya tetap diam, seolah menahan gejolak yang meronta dalam hatinya, ia masih tak beranjak dari duduknya.

“Ayo, Ara. Aku traktir makan siang,” ucap Dika tanpa basa-basi.

“Ayo, Aku juga laper. Yess! Ditraktir ketua kelas,” sahut Kiara antusias.

Axel hanya menghela napas berat, pandangannya tak lepas dari mereka.

“Axel, ayo ke kantin,” ajak Jessica tiba-tiba.

“Axel mana mau ke kantin sama kita, Jess,” bisik Rani di sampingnya.

Jessica tak menggubris, ia masih tetap berdiri dengan senyum sok manisnya, menunggu jawaban.

“Ayo,” jawab Axel datar sambil bangkit dari kursinya.

Jessica dan Rani sontak melongo, seolah tak percaya Axel menanggapi ajakan mereka, kejadian langka. Biasanya Axel akan langsung menolak dengan ketus.

Axel melangkah keluar kelas, sementara Rani dan Jessica buru-buru mengekor di belakangnya.

“Jess, sana majuan,” bisik Rani mendorong bahu temannya agar berjalan sejajar dengan Axel.

Jessica langsung maju, “Axel, mau makan apa siang ini?” tanyanya, suaranya kikuk.

“Apa aja,” jawab Axel datar.

“Hmm… oke, ayo makan apa saja yang ada di sana,” ucap Jessica, kehabisan kata-kata.

Mereka berjalan berdampingan, sementara para siswa dan siswi yang melihat, kompak bersorak menggoda mereka berdua.

Jessica melangkah percaya diri di samping Axel, bahunya ditegakkan seolah bangga jadi pusat perhatian. Axel tetap menatap lurus ke depan, tak peduli dengan kehebohan seisi sekolah. Hanya satu hal yang memenuhi pikirannya, senyum Kiara saat menatap Dika.

Tiba di kantin, Axel melihat Kiara yang tampak tertawa di samping Dika. Ia menyeringai pahit, Dia lupa sudah menangis tadi pagi? batinnya.

“Axel, sebelah sini aja,” ujar Jessica menunjuk kursi kosong di kantin.

Tak menjawab, Axel malah melangkah menuju kursi kosong di samping Kiara.

“Boleh kami duduk di sini?” tanyanya datar, namun sorot matanya menusuk.

Kiara, Dika dan Via mengangkat wajah bersamaan, mereka melongo sebentar. Kemudian Dika menoleh ke sekitar, lalu ia mengangkat alisnya.

“Dari sekian banyak bangku kosong, kenapa harus disini?” tanyanya dengan wajah masam.

“Memangnya ada larangan?” sahut Axel langsung menjatuhkan bokongnya di kursi.

Dika menyeringai, “Kalau tak mau dilarang, kenapa repot-repot bertanya.”

“Axel, kamu sehat?” tanya Kiara heran.

Axel hanya menoleh sekilas, “Aku lapar, bukan cuma kamu saja yang ingin makan,” cetusnya datar.

Kiara memiringkan kepala, “Kamu aneh hari ini,” gumamnya.

“Aneh? Kamu yang lebih aneh,” sahut Axel dari samping.

Kiara menoleh cepat, “Aku…” belum selesai dengan kalimatnya, Jessica tiba-tiba menyela.

“Axel, di sana banyak yang kosong, ngapain duduk di sini?” tanyanya mendekati Axel.

“Di sini saja, lebih dekat tempat pemesanan,” sahut Axel dingin.

“Kalian… datang bersama?” tanya Via menatap Axel dan Jessica.

Rani menjawab cepat, “Iya, Axel mengajak Jessica makan siang.”

“Axel yang ngajak?” tanya Via sambil terbelalak seolah tak percaya.

“Rani… nggak perlu di jelasin ke mereka,” timpal Jessica dengan pede, jemarinya terus memainkan rambutnya.

Kiara yang mendengar langsung tertunduk. Axel ngajak Jessica? Dia menolak ajakanku kemarin. batinnya kesal. 

Kiara menggenggam erat sendok di tangannya, dengan wajah kesal ia terus mengaduk es dawet di gelasnya.

Axel melirik, menyadari tingkah Kiara yang terus menyiksa es di gelasnya. Belum sempat bicara, lagi-lagi Dika mendahuluinya.

“Ara, kamu nggak apa-apa?” tanya Dika.

Kiara mengangkat wajahnya, “Hah? Nggak apa-apa,” jawabnya sambil menggeleng kepala.

“Apa esnya membuatmu kesal? Kenapa terus menyiksa minuman yang tak bersalah,” ucap Axel dengan ketus di hadapan gadis yang sudah terbakar api cemburu.

“Ah, itu… apa masalahmu? ini minumanku. Suka-suka aku lah,” sahut Kiara, bibirnya mengerucut.

Belum sempat Axel menjawab, Kiara buru-buru bangkit dari kursinya. 

“Aku udah kenyang, Dika, makasih ya traktirannya,” ucapnya tiba-tiba.

“Hah? Itu makan mu belum habis,” sahut Dika.

“Udah kenyang, ayo Via,” ujarnya, mengajak Via pergi.

Via mengangkat alisnya, kemudian ikut berdiri. “Ya udah, kita duluan ya. Thank’s Dika.”

Dika mengangguk pelan, meski sedikit bingung. “Ya udah, sampai nanti,” jawabnya akhirnya.

Kiara dan Via meninggalkan kantin, sementara Axel masih terdiam di sana.

“Aku tidak yakin alasanmu datang hanya untuk makan,” sarkas Dika menatap Axel, sebelum berbalik pergi.

Axel masih diam, kemudian berdiri menegakkan bahunya, menatap tajam ke arah Dika. “Ketua kelas? Ayo kita tanding basket. Kita berdua,” ucapnya tiba-tiba menantang Dika.

Dika menghentikan langkahnya, ia berbalik melihat Axel. “Tanding? Ayo, siapa takut!” jawabnya mantap menerima tantangan.

“Axel, bukanya kita mau makan?” sela Jessica memegang tangan Axel.

Axel menoleh, segera menepis tangan gadis itu. “Ini untuk traktiran makan siang,” ujarnya sambil meletakkan selembar uang di atas meja.

“Axel…”

“Aku ada urusan,” jawab Axel, meninggalkan Jessika dan bergegas menuju lapangan.

“Axel! Kamu pikir aku rakyat jelata? Aku nggak butuh uangmu,” ucap Jessica, mendengus kesal.

Axel berhenti sebentar, tak menoleh, ia hanya berkata singkat. “Kalau kamu nggak butuh, kasih saja kepada yang membutuhkan.”

“Axel…” geram Jessica meremas selembar uang kertas pemberian Axel.

“Udah Jess, sabar,” ucap Rani di sampingnya.

“Aisshh, sial!” cetus Jessica, menggertakkan kakinya.

****

Di lapangan, tampak sudah ramai kerumunan para siswa dan siswi menyaksikan battle Axel dan Dika.

Disana, Axel dan Dika berdiri berhadapan, saling beradu tatapan tajam.

Dika menyeringai, “Aku ragu ingin mengatakannya, tapi aku yakin alasanmu menantangku… karena Kiara, kan?”

“Apa maksudmu, dia tidak ada urusannya dengan ini,” tegas Axel.

“Benarkah? Kalau begitu, aku ingin menyampaikan sesuatu padamu.”

Axel mengangkat alisnya, “Apa itu?”

Dengan percaya diri, Dika maju selangkah mendekati Axel, “Dengar, aku menyukai Kiara. Kalau aku menang, kuharap kamu tidak akan menghalangi langkahku untuk mendekatinya,” bisiknya mantap di depan Axel.

Axel terkejut mendengar ucapan Dika, ia menelan ludah, gelisah. “Sudah ku tegaskan, ini tidak ada hubungannya dengan gadis itu,” ucapnya penuh penegasan.

“Baiklah, kalau kamu akan terus denial.”

“Aku tidak mengerti dengan omong kosongmu.”

“Axel… kita sesama pria, aku tahu betul kamu menyukai Kiara.”

Axel menyeringai, sudut bibirnya terangkat tipis. “Jangan sok tahu.”

“Oke, kita lihat saja. Aku akan bertindak terus terang mulai sekarang, ayo bersaing dengan sehat.”

“Kamu, bukan lawanku.”

Merasa geram, Dika langsung memulai pertandingan.

**Siapa Nih yang bakal menang?**

...****************...

Bersambung...

Mohon Dukungannya Teman-teman Sekalian...

Jangan Lupa Like, Vote dan Coment! Untuk Menyemangati Penulis.

Salam Hangat Dari Author, 🥰🥰

1
Anna
alahh modus ee si Axel ..
Anna
cerita nya fress, alur nya simple sukaa pollll ..
Yuu: makasih kakak sudah mampir🥰🥰
total 1 replies
Fausta Vova
thor, bisa ga yah up tiap hari???
🤣
ak pasti menunggunya thor
Fausta Vova
jangan ribet-ribet thor
otakku baru bangun nih
Yuu: Terimakasih sudah mampir, 🥰
total 1 replies
Duane
Gila, endingnya bikin terharu.
Yuu: Terimakasih ka. nantikan update selanjutnya ya🥰
total 1 replies
Maris
Plot yang rumit tapi berhasil diungkap dengan cerdas.
Yuu: Terimakasih 🥰🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!