Hidup Naura yang sudah menderita itu, semakin menderita setelah Jessica anak dari Bibinya yang tidak sengaja menjebak Naura dengan seorang pria yang dikenal sebagai seorang preman karena tubuhnya yang penuh dengan tato, berbadan kekar dan juga wajah dingin dan tegas yang begitu menakutkan bagi warga, Naura dan pria itu tertangkap basah berduaan di gubuk hingga mereka pun dinikahkan secara paksa.
Bagaimana kelanjutannya? siapakah pria tersebut? apakah pria itu memang seorang preman atau ada identitas lain dari pria itu? apakah pernikahan mereka bisa bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maafkan Saya!
[Ma-maafkan pelayan saya, saya sungguh minta maaf! Saya tidak tahu tentang kejadian ini, saya akan menghukum pelayan tidak sopan pada Nyonya Andrean? Saya akan segera memecatnya Tuan!]
^^^[Pelayan itu bernama Fatin dan perlakuan tidak sopannya bukan sekadar kurang ramah, tapi pelayan itu menghina cara berpakaian Nyonya Andrean dan meremehkan status beliau. Bahkan, dia menuduh Nyonya Andrean sebagai maling]^^^
[Ya Tuhan! Fatin benar-benar keterlaluan! Saya pastikan Fatin tidak akan bekerja di mana pun lagi. Saya akan meminta maaf secara langsung pada Nyonya Andrean, tolong beritahu saya apa yang harus saya lakukan untuk menebus kesalahan butik saya]
^^^[Nyonya Andrean sangat baik hati, beliau sudah meminta Tuan Andrean untuk tidak memperpanjang masalah ini, karena tidak ingin ada keributan besar. Namun, Tuan Andrean merasa harga diri istrinya telah direndahkan dan beliau tidak akan membiarkan hal itu berlalu begitu saja]^^^
[Saya mohon maafkan pelayan saya, saya membuka butik ini dari nol dan saya berkorban banyak, saya harus melakukan apa agar Tuan Andrean mau memaafkannya?]
^^^[Sangat mudah, Tuan Andrean ingin Fatin bertemu kangsung dengan Nyonya Andrean berlutut meminta maaf. Dan anda harus memecat Fatin, untuk selebihnya saya yang akan menangani masalah Fatin, apa anda bisa melakukannya?]^^^
[Iya, saya bisa! Saya akan meminta Fatin bertemu dengan Nyonya Andrean dan saya pastikan hari ini dia sudah tidak bekerja di butik lagi]
^^^[Bagus]^^^
Setelah itu, Justin pun memutuskan sambungan telepon itu.
.
Bu Evelyn mendatangi butiknya dengan wajah tegang, ia memanggil Fatin ke ruangannya. Fatin yang sudah terbiasa datang pagi, masuk dengan perasaan khawatir setelah mendengar bisik-bisik dari rekan-rekannya tentang kedatangan mendadak Bu Evelyn.
"Fatin, duduk!" panggil Bu Evelyn dengan suaranya dingin dan tajam.
Fatin duduk dengan lutut gemetar, "Iya, Bu," jawab Fatin.
Bu Evelyn tidak basa-basi lagi, ia langsung meletakkan surat pemecatan di meja di depan Fatin. "Mulai sekarang, kau dipecat!" ucap Bu Evelyn.
"Di pecat? Apa karena masalah kemarin? Saya mohon, Bu. Jangan pecah saya! Saya butuh pekerjaan ini," mohon Fatin.
"Kau sudah melakukan kesalahan besar Fatin, kau menghina istri pemilik Andrean Group. Kau hampir menghancurkan bisnisku, kau meremehkan seorang wanita hanya karena sandal jepitnya, kau menuduhnya maling! Kau tahu siapa yang kau tuduh, Fatin? Kau menuduh Nyonya Andrean, istri dari orang yang kekayaannya bisa membeli seluruh butik ini dan semua pegawainya," ucap Bu Evelyn.
"Sekarang, kau harus menuruti permintaanku, Fatin. Ini satu-satunya kesempatanmu agar Tuan Andrean tidak melanjutkan masalah ini ke ranah yang lebih buruk, kau harus bertemu dengan Nyonya Andrean dan berlutut di hadapannya untuk meminta maaf," perintah Bu Evelyn.
Fatin menggelengkan kepala, air matanya bercampur dengan rasa malu yang luar biasa. "Berlutut, Bu? Saya..."
"Kau tidak punya pilihan lain, Fatin! Lakukan atau kau akan tahu bagaimana rasanya berurusan dengan Tuan Andrean! Aku sudah mengatur pertemuan ini. Kau datang ke alamat ini, " ucap Bu Evelyn.
Tepat pukul 10 pagi, Fatin naik bus untuk pergi ke kediaman Aiden dan tak butuh waktu lama, ia pun sampai di rumah mewah itu. Sesampainya di rumah tersebut, Fatin begitu terkesima karena rumah itu bukan sekadar mewah, melainkan sebuah istana yang dibangun dengan cita rasa tinggi. Ia bahkan tidak berani menoleh ke mana-mana saat bertemu Justin.
"Ada apa anda kesini? Apa anda ingin menghina Nyonya lagi?" tanya Justin.
"Bu-bukan, sa-saya datang untuk meminta maaf pada Nyonya Andrean," ucap Fatin.
"Baiklah, silahkan ikuti saya," ucap Justin.
Justin membawanya ke ruang tamu, di mana Naura di sofa. "Nyonya Naura, ada yang ingin bertemu dengan Nyonya," ucap Justin.
"Siapa?" tanya Naura.
Justin pun sedikit bergeser agar Naura dapat melihat Fatin, Naura yang melihat Fatin pun terkejut lalu beralih menatap Justin.
"Justin, apa yang terjadi?" yanya Naura.
"Saya tidak tahu Nyonya, perempuan ini datang dan ingin bertemu dengan Nyonya," ucap Justin.
Belum sempat Naura bersuara, Fatin udah berlari kearahnya dan berlutut dihadapan Naura. "Nyonya, maafkan saya! saya bersalah dan saya menyesal, tolong maafkan saya Nyonya hiks hiks," ucap Fatin.
Naura yang melihat hal itupun terkejut, ia menarik Fatin pelan agar berdiri. Fatin akhirnya bangkit, tetapi kepalanya masih tertunduk, air mata dan rasa malu masih membasahi wajahnya.
"Jangan seperti ini, saya sudah memaafkan kamu kok," ucap Naura.
"Saya benar-benar menyesal Nyonya, saya tidak akan seperti itu lagi," ucap Fatin.
Naura menatap Fatin yang kini berdiri di hadapannya, ia melihat betapa tulusnya penyesalan itu. Naura menghela napas, ia teringat bagaimana perasaannya saat dihina di butik kemarin dan kini ia tahu Fatin telah sadar tentang kesalahannya.
"Iya, saya sudah maafkan. Jadi, kamu tidak perlu berlutut lagi. Saya tidak mau membuat masalah ini menjadi rumit, saya harap kamu belajar dari kejadian ini," ucap Naura.
"Saya janji, Nyonya. Saya tidak akan pernah mengulangi kesalahan ini lagi," ucap Fatin.
"Bagus kalau begitu kamu sudah sadar atas kesalahan kamu, Justin tolong ambilkan segelas air untuk Fatin, dia terlihat sangat lemas," ucap Naura.
Justin terkejut dengan kebaikan hati Naura dan ia pun mengangguk patuh, Fatin semakin merasa bersalah atas kebaikan Naura. "Nyonya, terima kasih. Terima kasih atas kebaikan Nyonya, sekali lagi sa-saya minta maaf Nyonya," ucap Fatin.
"Tidak apa-apa, sekarang kamu harus pulang dan beristirahat. Jangan terlalu menyalahkan dirimu, mulai hidupmu lagi dan jadikan ini pelajaran yang berharga," ucap Naura.
Justin kembali membawa segelas air dan memberikannya pada Fatin, Fatin menerima gelas itu dengan tangan gemetar dan setelah minum, Fatin pun merasa sedikit lebih baik.
Setelah cukup tenang, Fatin pun pamit untuk pulang. "Terima kasih atas kebaikan Nyonya, saya pamit pulang," pamit Fatin.
"Iya hati-hati ya," ucap Naura dan diangguki Fatin.
Setelah Fatin pergi, Naura menatap tajam pria yang sejak tadi menjaganya itu, "Apa kau yang memaksa Fatin untuk meminta maaf?" tanya Naura pada Justin.
"Tidak Nyonya," jawab Justin.
Justin sengaja berbohong karena Aiden yang menyuruh Justin untuk merahasiakannya dari Naura, Justin pun melakukan apa yang diperintahkan sang majikan.
"Terus, masa dia kesini cuma minta maaf kan aneh," ucap Naura.
"Mungkin bosnya tau tentang sikap kasarnya dan menegur dia," ucap Justin.
"Iya, juga sih," gumam Naura.
'Huh untung Nyonya gak tanya lebih dalam,' batin Justin.
"Justin, hari ini Mas Aiden pulang jam berapa?" tanya Naura.
"Kemungkin Tuan Aiden pulang larut Nyonya, karena masih ada urusan di kantor," ucap Justin.
"Ternyata Mas Aiden itu orang sibuk ya," ucap Naura dan diangguki Justin.
.
.
.
Bersambung.....
Naura come on upgrade i now you can do it