Cinta Rahasia

Santiago melanjutkan perjalanan pulang ke apartemennya. Di dalam mobil Santiago senyum-senyum sendiri menggingat tingkah Luma yang takut padanya hingga akhirnya wanita itu hanya diam sambil memasang wajah cemberut, menurut Santiago wajah Luma sangat lucu seperti itu.

“Maafkan aku Luma yang memaksa mu, sungguh aku hanya ingin kau pulang dengan aman” ucap Santiago masih dengan mengendarai mobilnya.

FlashBack.

Santiago memasuki mobilnya yang terparkir di area hotel, selama di dalam mobil Santiago berbicara serius dengan seseorang di seberang telepon, ia hanya menghidupkan saja mesin mobilnya.

Beberapa saat kemudian Santiago melihat Luma dan teman-teman Model ya keluar dari pintu lobby hotel, satu persatu temen-teman Luma pulang karena di jemput oleh kekasih mereka dan tinggal lah Luma sendiri dan beberapa orang lainnya yang tidak di kenal oleh Luma di depan hotel sedang menunggu taxi.

Luma berjalan menjauh dari area hotel dan berdiri di pinggir jalan, melambaikan tangan untuk memanggil taxi, tapi sepertinya malam ini semua taxi di New York sulit untuk di dapatkan kan. hal itu masih di lihat oleh Santiago yang masih sibuk menelepon di dalam mobilnya.

Dan entah kenapa tiba-tiba mata Santiago melihat beberapa pria yang berada tidak jauh dari tempat Luma berdiri, mereka melihat Luma dengan pandangan lapar, dan Santiago menebak mereka pasti sedang mabuk, sangat terlihat dari perilaku mereka yang aneh dan agak teller, tapi bodoh ya Luma tidak menyadari adanya beberapa pria itu, mata Luma hanya fokus mencari taxi.

Santiago langsung mematikan sambungan teleponnya dan mulai menjalankan mobilnya ke arah Luma, Santiago sangat takut dan khawatir kalau sampai terjadi apa-apa pada Luma.

Return to forward flow.

“Ck … dasar pemarah” ucap Santiago tersenyum geli sambil menggelengkan kepalanya yang masih teringat pada Luma.

Setelah menempuh perjalanan cukup jauh, akhirnya Santiago sampai ke apartmennya, jarak antara tempat tingal Santiago dan Luma ternyata berlawan arah, memakan waktu hampir satu jam setengah.

Dan sampai lah ia di Panhaouse nya. Santiago langsung masuk ke ruang kerjanya dan membuka laptop di atas meja kerjanya, ia menekan key untuk menyalakan laptop itu. Setelah beberapa saat kemudian Santiago mencari data-data Luma yang telah tersimpan di file nya, tapi bukan dari data yang Madan Dona kirimkan padanya waktu itu karena data itu hanya sekilas saja, karena Luma sudah menjadi Model kontrak di IMA jelas semua data-data lengkap Luma ada pada perusahaan agensi miliknya.

Setelah membaca ulang data-data Luma, entah mengapa Santiago merasa kurang puas, Santiago ingin tahu semua tentang Luma dari keluarga, teman-teman sampai cerita hidup Luma waktu masih tingal di Brazil mau pun sekarang. Santiago ingin mengetahui semua tentang wanita yang sudah membuat dia jatuh cinta pada pandangan pertama.

Santiago mengambil ponsel di dalam saku celananya, dan mencari nama seseorang di dalam daftar no ponsel yang tersimpan dan mulai menghubungi orang itu.

“Halo Mark” ucap Santiago setelah sambungan telepon di sambut dari lawan berbicara nya di ponsel.

“Ya hallo Bos” sambut ucapan dari seberang telepon.

“Aku ada tugas baru untuk mu, aku ingin kau mencari tahu tentang seseorang nanti aku kirim data pendek nya ke email mu. Aku ingin tahu semua tentang nya tanpa satu yang terlewat dan kau harus memberikan informasi yang akurat tentang orang itu. Dan besok pagi aku ingin semua data lengkapnya sudah kau kirim ke email ku” perintah Santiago untuk mata-matanya.

“Baik Bos, perintah mu akan ku lakukan dengan cepat dan benar hehehe” balas Mark menyangupi keinginan Santiago dengan santai.

Sambungan telepon dimatikan oleh Santiago. Tanganya beralih ke laptop dan mengirimkan data singkat Luma ke email Mark.

“Aku sangat penasaran pada mu Luma, dari sekian banyak wanita kenapa hanya kau yang acuh pada ku” ucap Santiago mengembuskan nafas berat nya sambil melihat foto Luma di layar laptopnya “apa aku kurang tampan bagimu atau aku kurang kaya, katakan aku kurang apa?” ucapnya kembali seakan akan menanyai Luma secara langsung “apa kau tahu, di luar sana banyak wanita yang rela melemparkan tubuh polos ya di kasur hanya untuk memuaskan aku” sambungnya.

********

06:00 Pagi.

Luma yang baru bangun dari tidurnya, melihat di samping nya ada Micky, ya Micky. Memang Luma tidur satu ranjang dengan Micky tapi tidak pernah melakukan S*X, mereka hanya melakukan kecup-kecup saja dan berpelukan tidak pernah lebih, karena Luma tidak ingin lebih dari itu.

“Mic bangun sudah pagi, kau bilang siang ini akan ke kembali ke Lisbon” ujar Luma membangunkan Micky dengan mengguncangkan sedikit bahu pria itu.

“Emmmm, baby ini masih pagi” jawab Micky malas sambil menarik selimut.

“Iya memang kau akan berangkat siang tapi kau kan harus beres-beres pakaian mu” ujar Luma kembali.

“Aku sudah membereskannya tinggal bawah saja” balas Micky yang masih menutupi tubuhnya dengan selimut.

Luma mengangguk mengerti setelah Micky menjawab. Ia pun langsung melangkah meninggalkan tempat tidur dan masuk ke dalam kamar mandi.

Selesai mandi Luma beralih ke dapur untuk membuat sarapan pagi, selagi Luma memanggang roti melalui mesin pemanggang, Luma teringat kejadian semalam yang di lakukan Santiago kepadanya.

“Dasar pria gila pemaksa” umpat Luma dengan wajah kesal mengingat wajah Santiago.

Micky yang berjalan ke arah dapur mendengar Luma mengumpat. Ia pun menyeringit, binggung siapa yang di maksud oleh Luma.

“Baby, siapa yang pemaksa?” tanya Micky sambil memeluk Luma dari belakang.

Luma terkejut mendengar suara Micky dan sentuhan yang di berikan Micky dari belakangnya.

“Astaga Mic, kau mengangetkan saja” ucap Luma masih terkejut.

“Maaf baby, membuat mu terkejut” Micky pun mencium pipi Luma dan bertanya kembali “siapa yang pemaksa?”

“Oh itu anu..” Luma binggung memberi alasan. Ia tidak menyangkah Micky mendengar ia mengumpat untuk Santiago.

“Semalam ada sepasang kekasih bertengkar di pinggir jalan, sewaktu perjalanan pulang, aku lihat si pria memaksa dan menarik tangan si wanitanya masuk ke kedalam mobil” ujar Luma bohong. Ia tidak tahu lagi alasan apa yang mau di katakan pada Micky, sungguh ia sangat buntu pikiran saat ini. Luma kelepasan berbicara pada Micky tentang semalem, tapi alibi orang lain.

Sebelum Micky bertanya lebih lanjut. Luma mengajaknya untuk duduk di depan meja makan.

“Roti panggang sudah siap, ayo” ajak Luma pada Micky sambil membawa piring yang sudah terisi beberapa roti panggang untuk sarapan pagi mereka.

Mereka berdua sarapan pagi bersama, setelah sarapan Micky membuka obrolan.

“Baby, aku di Portugal sekitar dua minggu” ucap Micky.

“Kau bilang kemarin hanya satu minggu saja” balas Luma.

“Iya, tadinya tapi ada suatu hal mendadak yang memuat aku lama disana” balas Micky kembali.

“Apa?” tanya Luma penasaran.

“Semalam di acara, aku di beri tahu kalau foto shot di lakukan di Algarve bukan di Miami dan pemotretan akan di lakukan dalam minggu ini di sana. Jadi setelah dari Lisbon aku langsung ke kota Algarve” Micky menjelaskan pada Luma.

“Oh begitu” sahut Luma singkat mengerti “kalau boleh tahu kau pemotretan dengan siapa, maksudnya siapa Model wanitanya? tanya Luma

“Naomi Grothe” jawab Micky.

Naomi Grothe salah satu Model terseksi jebolan dari agensi BlackWhite Management.

“Oh” ucap Luma singkat.

“Kau tenang saja Baby aku janji aku tidak akan nakal disana, percaya padaku” ucap Micky meyakinkan Luma.

Luma tersenyum mendengarnya.

Tapi di dalam hatinya ragu tapi bukan untuk Micky melainkan untuknya. Luma merasa kenapa sampai saat ini belum ada tumbuh rasa cinta untuk Micky di hatinya.

Bahkan dalam beberapa bulan yang lalu melihat Micky berpose-pose dalam sesi pemotretan dengan Model-Model wanita seksi yang di hadiri oleh Luma di studio, tidak terjadi sesuatu di hatinya biasa yang di sebut denan cemburu, sungguh Luma tidak merasakan hal itu.

Gedung Apartmen Santiago.

“Huuuuu… Santiago mengeluarkan nafas beratnya setelah ia mengangkat barbel dua puluh dua kilo di tangan kanan dan tangan kirinya. Pagi ini Santiago pergi ke tempat GYM yang berada di lantai empat puluh lima gedung apartemennya, ia selalu meluangkan waktu untuk olah raga, menjaga kesehatan dan pembentukan otot.

Setelah satu jam ber olahraga, dengan berbagai pola latihan ia pun duduk sejenak untuk menetralkan pernafasananya dan minum air mineral di dalam botol miliknya.

Dan setelah sesat kemudian, Santiago meninggalkan area GYM dan kembali ke Panhouse ya yang berada di lantai atas gedung.

Santiago masuk ke dalam Panhaouse dan bergegas masuk ke dalam kamar mandinya, melepaskan semua pakaian yang melekat di tubuhnya dan berendam dalam bathtub, yang sebelumnya sudah di siapakan oleh dirinya sendiri sebelum pergi ketempat GYM.

Santiago tingal sendiri di Panhouse nya di New York City sedangkan keluarga ya Ibu dan saudara kembar perempuan nya tingal di Los Angel.

Tiga puluh menit kemudian, Santiago keluar dari kamar mandi, memakai handuk kimono, pria itu mengambil ponselnya di atas nakas samping tempat tidurnya.

Sambil berjalan ke luar kamar menuju dapur untuk membuat kopi hitam, favorit ya.

Santiago mengamati layar ponsel dan membuka pesan masuk melalui email, ternyata Mark sudah mengirim pesan untuk Santiago.

Klik … jari jempol Santiago membuka pesan masuk dari Mark.

Bersambung …

.

.

Hay guys jangan lupa setelah membaca tinggalkan jejaka mu like, komen dan bintang 5 untuk saya. Terima kasih 🙏🏻.

🙌🏻🙌🏻🙌🏻🙌🏻🙌🏻