Perempuan berparas cantik manis nan anggun tersebut duduk di teras rumah dengan hembusan angin malam dari pantai yang sejuk sambil merenungkan keluarganya yang hancur sejak ia masih kecil atau bisa di sebut dengan hancur sejak masih di dalam kandungan bundanya. Ia merenungkan kehidupannya yang hancur lembur karena di sebabkan oleh perceraian orang tuanya "Seandainya keluargaku utuh mungkin aku bisa sebahagia mereka yang bisa tertawa puas dengan kehidupan secemara itu". Namun, takdir berkata lain ia gadis berparas cantik nan anggun itu harus menjalani kehidupannya yang seolah-olah biasa saja tanpa melihatkan keorang lain apa yang terjadi di kehidupannya. Namun, dengan ia selalu bersabar Tuhan mempertemukan lelaki yang sangat menyayangi dan bisa disebut pengganti peran ayahnya, akan tetapi dengan seiring berjalannya waktu semua terbongkar dan laki-laki itu ternyata...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agiv_aja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemping 01
"Anak² silahkan kumpul semua" teriak kepala sekolah, mereka berkumpul dan berbaris.
"istirahatnya telah usai ya anak², sekarang kita langsung lanjut mendirikan tenda supaya nanti tidak kesorean! " ucap kepala sekolah.
"siap pak" jawab para murid,
"ibuk/bapak wali kelas tolong awasi anak kalian masing² ya! "
"baik pak" ucap para guru.
"yaudah sebelum kita mulai mendirikan tenda dan melanjutkan kegiatan yang lain sebaiknya kita berdoa bersama² supaya di berikan kemudahan dan kelancaran"
"Amin... " jawab para guru dan murid,
"baik, berdoa menurut kepercayaan kalian masing², berdo'a di mulai".
Para guru dan Murid berdo'a, dan mereka melanjutkan akan mendirikan tenda.
Merekapun menyiapkan peralatan apa saja yang akan di buat mendirikan tenda tersebut.
para murid dan guru bercanda tawa karena keasikan kebersamaan yang mereka lakukan sekarang.
"Chika bantuin gue ini gimana ga bisa "
"iya² bentar... della, syifa, yang sebelah situ tahan ya! "
"Ok guys aman kok! " jawab della sambil mengacungkan jempol.
Della dan syifa adalah teman akrabnya diva dan chika namun mereka jarang bersama saat ke kantin. Karena mereka berdua kalo istirahat di gunakan untuk pergi ke perpustakaan. Wajar kalo della dan syifa suka ke perpustakaan karena mereka termasuk murid yang pandai dan termasuk golongan murid yang memperoleh beasiswa unggul.
"Aduh... ini gimana cara pakunya, gue ga bisa! " ucap chika kepada kelompoknya,
"mangkanya jadi anak kalo di rumah jangan manja, cuman gini lo ngak bisa dasar alay" ucap diva sambil nyengir di depan muka chika.
Diva akhirnya mencoba memaku tali tenda yang seharusnya udah jadi bagiannya chika dan setiap anak pasti akan mendapatkan tugas masing², tetapi entah kenapa chika cuman hal begitu aja menurut diva ia ngak bisa.
Diva tetap ngeyel mencobanya, tetapi udah beberapa kali di pukul pakai batu, ujung paku berukuran lumayan besar yang di gunakan untuk patokan tenda tersebut tidak kujung menancap di tanah.
"bisa ya... hebat sekali bestie akuh" ucap chika dengan nada mengejek ke diva,
"bentar... kok sulit ya, apa ini di dalamnya ada batunya apa gimana sih! "
"mangkanya jadi orang jangan ngeyel pakai ngatain aku anak manja, tuh cobain haha..." mereka tertawa karena sedari tadi tenda milik mereka belum juga berdiri, sedangkan punya kelompok yang lain udah hampir selesai semua.
"Perlu bantuan? "
"ko.. kok lo ada disini? "
"hem... "
deva datang secara tiba² dan menawarkan bantuan, mereka semua hanya bisa melongo, to sedari tadi diva dan chika mencari geng dia ngak nongol².
"kenapa? ngak mau yaudah! " seru deva sambil meninggalkan mereka,
"ehhh... kak deva bantuin, ini nanti gimana kalo tenda kita ngak bisa berdiri! " ucap diva dengan merengek ke deva meminta bantuannya.
"iya.. bantuin ya kak, nanti kalo semisal tenda kita ngak berdiri ntar kelompok kita mau tidur dimana" chika ikut mulai merengek,
"iya bantuin ya kak pliss" di tambah rengekannya syifa.
"tolong ya... bantuin kita mendirikan tenda ini ntar kita traktir kok" ucap dilla
"oke, bentar gue telfon temen² gue dulu" jawab deva dengan santai, kemudian deva call teman²nya supaya merapat dan bisa membantunya agar cepat selesai.
Selang beberapa menit akhirnya yang di tungu² para teman²nya deva ngumpul semua dan langsung mengerjakan tenda tersebut. Para cewek² cuman bisa melongo dan berisik karena menurut mereka cuman hal gini aja cewek ngak bisa, terus kalo di kerjakan cowok bisa sesat-set ini.
Mereka mendirikan tenda bersama² dan membagi tugas, tak lupa para cewek tersebut juga ikut membantu, ya walaupun mulutnya ngak bisa diam.
Mereka membagikan tugas tersebut, ada yang pasang tenda ada juga yang mencari kayu bakar buat nanti malam, untuk menyalakan api yang di buat memasak para kelompok dan sebagain di gunakan untuk di kumpulkan. Karena setiap kelompok wajib mengumpulkan kayu untuk di buat api unggun.
Diva dan chika kebagian mencari kayu, sedangkan syifa dan dilla dia di tugaskan untuk menyiapkan semua peralatan yang akan di buat masak dan lain sebagainya.
"Kayu bakarnya sekalian cari yang banyak, buat ntar kita bagikan ke para cowok itu! " ucap diva,
"ish.. ngapain ngasih kayu ke cowok, biarin aja mereka cari sendiri! " jawab chika dengan nada suara yang tak bersahabat karena ia kelelahan,
"lo ngak boleh gitu, mereka udah bantu kita mendirikan tenda!, to mereka juga pasti capek chika! "
"terus kalo kita nyari yang banyak gimana ngangkatnya.. emang lo kuat? " tanya chika dengan emosi,
"huft.. terserah cari secukupnya, buat kita bagi dua
ntar! ".
Mereka akhirnya melanjutkan mencari kayu bakar tersebut dan mengumpulkannya jadi satu, awalnya mereka ngak bisa membawanya karena kayu bakar yang di kumpulkan-nya cukup banyak.
Akan tetapi mereka bertemu dengan zidan dan alex, kebetulan zidan dan alex juga sedang mencari kayu bakar. pada akhirnya diva memberikan sebagian kayu bakarnya kepada mereka, sedangkan sebagiannya di bawa diva sendiri dan chika.
Di sepanjang perjalanan mereka ngobrol dengan asik, padahal kenal juga engak. To mereka kenal juga sekedar kenal, wajar sih diva dan chika kenal juga karena mereka teman segrombolannya deva dan fauzan.
Jarum jam terus berputar dan menunjukkan pukul 16.30 WIB, Mereka kembali berkumpul ke tenda milik kelompoknya diva, dan ternyata di sana masih ada deva dan fauzan.
Tenda yang awalnya masih belum jadi apa² sekarang sudah berdiri dengan cantik, dan aesthetic, karena jika mereka keluar dari tenda, mereka akan langsung melihat pemandangan yang indah.
Pada saat mereka sedang asik bercanda dan sambil ngemil makanan, tiba² geng menye-menye tersebut datang dan langsung menjambak diva dari belakang.
Mereka kaget, kenapa geng menye-menye itu datang dan langsung menarik rambut diva, ada masalah apa? dan maksudnya gimana?, mereka saling bertanya satu sama lain.
Deva yang melihat diva merengek kesakitan karena di jambak oleh tiara, ia ngak akan diam. Kemudian deva bergegas dari tempat duduknya dan lngsung menghentikan ulah tiara tersebut.
"Lepasin tangan lo, atau gue yang akan berulah
sama lo? " tanya deva dengan dingin,
"oh... cuman karena perempuan gatel ini lo
jadi berubah? " jawab tiara, masih dengan tangan yang menggenggam rambut diva.
Deva ngak banyak bicara dan langsung kembali menjambak rambut tiara, ia sebenarnya ngak mau melakukan itu, tetapi menurut deva ia sudah berlebihan dan bikin muak.
Para teman²nya deva akhirnya bergegas memisahkan tangan deva yang menggenggam rambut tiara yang sangat erat sampai rambut tiara rontok karena sangking kuatnya dan ditambah teman² deva yang berusaha melepaskannya.
"Deva ingat lo cowok jangan kek cewek berantemnya! "
ujar fauzan sambil berusaha melepaskan cengkraman tangan deva di rambut tiara.
"lo sekali lagi bikin ulah gue ngak akan tinggal diam, dan perlu lo ingat, gue punya kartu as punya lo! " ujar deva sambil melepaskan tangannya.
What?.. kartu as apa yang dimaksud deva, mereka saling pandang memandang satu sama lain, Tiara juga kurang ngerti kartu as apa yang di maksud?.
...Next Bab Selanjutnya ya guys...
.... ...
.... ...
...See you babay🥰👋👋...
...Jangan lupa tinggalkan jejak di setiap babnya👏👏...
