Namanya Rahayu yasmina tapi dia lebih suka dipanggil Raya. usianya baru 17 tahun. dia gadis yang baik, periang lucu dan imut. matanya bulat hidungnya tak seberapa mancung tapi tidak juga pesek yah lumayan masih bisa dicubit. mimpinya untuk pulang ketanah air akhirnya terwujud setelah menanti kurang lebih selama 5 tahun. dia rindu tanah kelahirannya dan diapun rindu sosok manusia yang selalu membuatnya menangis. dan hari ini dia kembali, dia akan membuat kisah yang sudah terlewatkan selama 5 tahun ini, tentunya bersama orang yang selalu dia rindukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana_nanresje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14_Gagal Dinner
Seminggu telah berlalu hubungan Dirga dan Raya semakin dekat. Sedikit demi sedikit tanpa Raya sadari diapun mulai menjauh dan tak memperdulikan tentang Hito seperti sebelumnya. Kini gadis itu tengah berkutat di depan meja riasnya, dia melihat pantulan wajahnya yang sedikit dia poles dengan make up. Rambutnya tergerai dengan bibir tipis berwarna merah delima. Tanpa olesan lipstik ataupun lainnya bibir tipisnya itu memiliki warna yang cantik dan alami.
Matanya melirik ke jam weker yang ada dinakas. Pukul tujuh kurang lima belas menit. Raya bisa memanfaatkan waktu lima belas menit itu untuk meminta pak Joko mengantarkannya ke depan komplek, Dirga akan menunggunya disana. Bukannya Dirga tidak mau menjemput Raya di depan rumah Hito, Raya takut jika kedua pria itu bertemu akan terjadi perang dunia ketiga. Kalian tahu sendiri bukan, Hito tidak menyukai Dirga. Maka dari itu Raya memilih jalur aman dan meminta Dirga untuk menunggunya di depan komplek saja.
Raya mengambil tas selempeng yang sudah dia siapkan sebelumnya, tak lupa ponselnya pun dia masukkan kedalam tasnya itu. Kakinya mulai melangkah keluar dari kamar, dua langkah dari pintu kamarnya langkah Raya terhenti saat tiba tiba Hito masuk kedalam kamar dan menghalangi jalannya.
" Mau kemana lo?" Tanya-nya datar. Kedua tangannya dia masukkan kedalam saku celana matanya berwarna hitam, terlihat tajam dan menghunus.
" Malam mingguan gue. Biar nggak ketauan jomblonya!" Jawabnya asal. Kakinya mulai melangkah kembali namun lagi Hito menghalanginya.
" Nggak ada malam mingguan." Kata Hito memperingati.
" Ck. Besok Weekend jadi terserah gue dong. Gue mau main sama temen gue. Lo bisa minggir nggak? Badan lo ngehalangin jalan gue tau!"
Hito melangkah, mengikis jarak antara dirinya dengan Raya. Gadis itu sedikit memundurkan kakinya mendongakan kepala membalas tatapan Hito" L....lo ma..mau ngapain?" Raya bersuara dengan gugup " HITOO!" Hito merampas tas selempeng Raya lalu mengambil benda pipih berbentuk persegi miliknya.
Raya tak tinggal diam, diapun berusaha mengambil ponselnya itu " Cung balikin cung, lo mau ngapain sih?" Terjadi aksi kejar kejaran antara keduanya, Karena tinggi tubuh Raya lebih pendek dari Hiti, pergerakkan dan pertahanan Raya pun tak sebanding dengan pria itu.
" Di bawah ada Ciko sama Rian. Berhubung Mbok Jum nggak ada jadi lo cewek satu satunya dirumah ini Lo harus siapin cemilan atau makanan buat kami. Lo paham kan?!"
" Ck. Lo pikir gue pembantu apa? Sini, Siniin ponsel gue!" Pinta Raya berusaha merebutnya kembali.
Hito tersenyum sinis lalu menyerahkan ponsel itu pada Raya dengan sukarela. Nafas Raya sedikit memburu matanya berubah menjadi garang " CUNGKRING!" Teriaknya " lo apa apaan sih, ngapain lo ngebatalin ajakan Dirga huh? Brengsek!" Makinya tersulut emosi.
" Salah lo sendiri kenapa ponsel lo nggak masih pake password lama, Ck. Udah sana kedapur mereka udah nungguan lo!"
" Nggak. Gue nggak mau. Males gue ngurusin lo lo pada!" Raya merengut membuang asal tasnya keatas kasur. Gagal sudah dinnernya malam ini dengan Dirga. Andai saja Dirga tak membalas pesan Raya yang dikirim tadi mungkin Raya bisa mengirim ulang pesan pada pria itu. Tapi Dirga sudah membalasnya, dan mengatakan ' Mungkin lain waktu' sial. Ini semua gara gara Hito.
" Arrrggghhh!" Teriak Raya kesal " Ngapain lo masih disini? Keluar!" Usirnya. Raya enggan untuk melangkahkan kakinya, justru dia tetap berdiri di tempatnya dan menatap Raya dengan datar.
" Pergi kedapur sekarang," Ucap Hito kembali.
" Gue nggak mau." Balas Raya mempertahankan pendiriannya.
" Lo pikir Cewek tiap malem keluar itu baik huh? Tiap hari jalan sama Cowok itu bagus? Keluyuran sampe Sore lupa waktu lupa segala galanya. Lo pikir itu pergaulan yang baik? Ini rumah Gue, lo inget aturan gue bukan? Sudah cukup kemarin kemarin gue biarin lo pulang sore atau keluar malem. Tapi nggak mulai detik ini. Selama lo tinggal di rumah ini, lo itu tanggung Jawan gue Raya."
" Hidup hidup gue, kenapa lo yang repot?"
" Hidup Lo? Lo punya otak nggak? Emang di dunia ini lo hidup sendiri doang gitu? Ck. Lebih baik lo sekarang kedapur."
" Gue nggak mau!"
" Raya." Panggil Hito dingin. Jika sudah seperti ini Raya hanya bisa mengesah pelan. Yang di ucapkan Hito memang benar, baru kali ini dia mencegah dirinya untuk pergi. Tidak di hari kemarin dan kemarinnya lagi pria itu acuh tak acuh padanya.
Meskipun kesal Raya tetap menuruti perkataan Hito kakinya mulai melangkah menuruni anak tangga di ikuti Hito dari belakang " Sia sia gue maskeran dari sore kalo ujung ujungnya suruh kedapur,"
" Kenapa harus sekarang lo ngelarang gue keluar? Kenapa nggak besok besok aja? Aisss wajah cantik gue, tega banget sih lo sama gue." Raya terus mengomel, mendumel dalam hati dan memaki Hito berkali kali.
" Wih Ray cantik bener mau kemana?" Sapa Ciko yang menyadari kehadiran mereka.
" Mau kedapur,"
" Kedapur aja pake make up segala, emang mau siaran langsung kaya Chef chef di TV?" Tanya Ciko kembali.
Raya melirik Hito sekilas lalu mendengus tepat di hadapannya " Gara gara Lo nih."
Hito mengangkat bahunya acuh lalu ikut bergabung bersama Ciko dan Rian yang sedang main PS " Udah kaya ibu tiri Lo To, Kasian anak orang mau jalan malah suruh kedapur." Ucap Rian yang merasa iba pada Raya.
" Biarin, lagian harus tiap malam gitu dia keluar? Udah kaya kupu kupu malam aj... Awwwsss sakit dodol." Maki Hito pada Rian karean pria itu baru saja menyentil telinganya.
" Lagian Lo ngomong nggak pake di saring dulu. Kupu kupu malam, kalo Raya denger pasti dia sakit hati bego,"
" Tapi yang dilakukan Hito itu nggak sepenuhnya salah Yan, Ini demi kebaikan dia juga. Kalo aja gue ada di posisi Hito gue juga bakal melakukan hal yang sama." Kali ini Ciko menyetujui keputusan Hito. Bagaimanapun juga Raya itu perempuan tidak baik jika tiap malam keluyuran.
Raya sudah berada berada di dapur, dia mengesah pelan sebelum menggulung rambutnya asal. Raya mengambil beberapa bahan di dalam kulkas lalu mulai mengolah bahan bahan itu menjadi makanan.
" Jangankan buat ngapus make up buat ganti bajupun gue nggak sempet. Sayang banget, udah kaya model gini malah suruh kedapur. Ck. Cungkring peang dasar, Awas aja gue bales nanti."
Tiga puluh menit berlalu waktu yang Raya butuhkan untuk menyiapkan menu makan malam mereka. Nasi goreng mata sapi dan empat porsi mie instan sudah Raya siapkan, Raya pun membuat just Orange untuk minuman mereka. Dia mulai membawa makanan itu ketempat Hito berada, dengan sedikit peluh di keningnya Raya si gadis cantik itu terlihat semakin cantik dan mempesona.
" Ehemm!" Semuanya menoleh mendapati Raya yang membawa nampan berisikan makanan. Rian yang memang sedang tidak main, pria itu segera membantu Raya untuk menyajikan menu makan malam mereka.
Tidak ada makan di meja makan. Malam ini mereka akan makan di ruang keluarga dengan beralaskan permadani " Baunya enak Ray, bikin perut gue makin laper." Raya tersenyum mendapati pujian dari Rian.
" Bisa aja lo, dasarnya aja perut lo udah minta di isi." Saut Raya terkekeh pelan. Semuanya sudah siap, empat porsi nasi goreng dan mie instan sudah Raya buatkan untuk mereka.
" Banyak banget, Habis nggak nih?" Tanya Ciko saat melihat dua menu untuk satu orang.
Raya mengambil posisi duduk diantara Hito dan Rian lalu dia menatap pada Hito yang tengah menaikkan satu alisnya " Kalo nggak abis, gue jejelin ke mulut lo masing masing." Ucap Raya mengintimidasi mereka, gara gara lo pada gue gagal dinner. Hiks. Lanjutnya
Mereka mulai makan dengan tenang. Raya yang memang doyan makan terlebih dulu selesai menghabiskan makanannya. Dia membawa piring kotor itu kedapur meninggalkan mereka bertiga yang masih menikmati makan malam mereka " Si Raya makannya cepet amat ya?" Celtuk Ciko.
" Lemes banget mulut Lo Ko. Tingal makan aja comment mulu udah kaya netizen!" Seru Rian " To, minta maaf gih sama Raya, Kasian anak orang nggak tega gue gara gara kita dia gagal dinner."
" Nggak apa apa. Tar juga baik sendiri!" Sahut Hito.
" nggak gitu lah To, Ll tau nggak secara tidak langsung lo ngegagalin orang yang lagi Pedekate." Balas Rian.
" Pedekate? Yakin lo Cowok sialan itu suka sama Raya?" Sahut Hito lagi. Ciko dan Rianpun terdiam, tidak punya jawaban untuk pertanyaanya.
" Duuttt ambilin puding gue," Teriaknya Hito.
" Lo punya kaki ambil sendiri."
" Gue hitung sampe tiga kalo lo belum juga bawain puding gue, gue bakal aduin ke tante Helma kalo lo keluyuran mulu. Satu.... dua... tig..
" Iya bawel. Nih gue bawain, Jadi cowok kok hobinya ngadu, dasar cungring. Berasa jadi babu gue kalo gini mah. Aisss!" Rian dan Ciko hanya bisa menggelengkan kepala. Hito yang sadis dan Raya si penurut mungkin jika kisah mereka di filmkan akan menjadi sebuah drama yang romantis. Ketika benci menjadi cinta karena benci dan cinta itu beda tipis. Katanya ya!
Setelah membereskan piring kotor bekas mereka Raya duduk di sofa dan kembali bergabung bersama mereka. Tangannya tak henti untuk mencomot cemilan yang dia bawa tadi. Kekesalannya pada Hito membuat gadis itu melampiaskan pada cemilannya. Membayangkan jika cemilan itu Hito yang sedang dia makan.
" Yah yah kok kalah lagi sih. Apes banget dah!" Ucap Rian. Untuk yang ketiga kalinya dia kalah dari Hito.
" Kapan sih lo menang? Biasanya juga kalah mulu!" Ledek Ciko
" Apaan. Kalah juga kalo main sama Hito kalo sama lo mah gue selalu menang."
" Ck. Mimpi kali lo!" Cibir Ciko.
" Yaudah ayo kita buktiin!" Rian yang tak terima dengan perkataan Ciko mengambil alih stik dari Hito dan memberikannya pada Ciko. Hito mundur dari posisinya karena kali ini Ciko dan Rian lah yang bermain.
Ketika menoleh ke belakang Hito melihat Raya yang sudah terlelap. Dia memperhatikan wajah gadis itu, terlihat tenang dan damai. masih ada sisa kotoran cemilan pada tangan ara karena gadis itu tertidur dengan tangan yang memegang bungkusan cemilan. Hito mengambil tissu lalu membersihkan jari jari Raya yang kotor. Diapun menyimpan cemilannya yang masih tersisa setengah. Bibir Raya pun tak luput dari mata Hito, dengan hati hati Hito pun membersihkanya.
" Lo cewek apa cowok? Tidur kok asal aja. Untung aja ini di rumah kalo di tempat lain abis lo." Lihat saja meskipun di rumah itu ada tiga pria Raya masih mampu terpejam dengan santai. Ketika melihat ke arah jam dinding yang terdapat di ruang keluarga, kepala Hito hanya menggeleng pelan. Pantas saja Raya sudah masuk dalam dunia mimpinya ternyata sekarang sudah pertengahan malam. Waktunya untuk gadis itu istirahat, Hito menggendong Raya dan memindahkan gadis itu ke kamarnya.
" good night ndutt!" Hito menarik selimut itu sebatas dada Raya lalu keluar dengan pelan takut jika langkah kakinya akan membangunkan Raya dari tidurnya.