Alana harus menerima takdirnya yang menjadi istri secara mendadak. Alana menikah dengan Raymond, pria dingin yang tidak mempunyai pilihan untuk menjaga nama baik keluarganya yang harus menikah dengan Alana karena calon pengantinnya yang lari di hari pernikahan itu.
Posisi Alana benar-benar sangat sulit. Apalagi posisinya di kaitkan dengan hutang Budi pada keluarga calon istri Raymond. Mau tidak mau Alana menerima takdirnya.
Masuk kedalam keluarga Raymond bukanlah hal yang mudah dan apalagi Alana adalah gadis sederhana. Raymond juga menolaknya dan menekankan tidak menginginkannya sebagai istri.
Alana berusaha untuk berdamai dengan keadaan dan ternyata banyak rahasia yang dia ketahui dalam keluarga Raymond yang memiliki latar belakang baik-baik saja yang bertolak belakang pada kenyataannya.
Bagaimana Alana menjalani pernikahannya?
"Apakah simpatik Alana akan tumbuh menjadi cinta?"
"Lalu bagaimana Raymond menghadapi pernikahannya dengan wanita yang tidak dia cintai?"
Ig. ainuncefeniss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14 Mabuk
"Mas sudah hentikan!" barulah Lastri berdiri saat suaminya itu ingin kembali melayangkan pukulan pada Raymond.
"Kamu jangan memukul Raymond lagi di hadapanku! cukup semuanya!" tegas Lastri.
"Anak kurang ajar seperti dia yang sudah tidak menghormati orang tua!" tegas Anthony.
"Aku sudah mengatakan tidak perlu menghormati orang sepertimu. kau sendiri tidak pernah menghormati orang yang di rumah ini dan terus berperilaku dengan sesuka hatimu!" tegas Raymond yang benar-benar tidak bisa mengendalikan dirinya.
"Lihatlah, kakek hanya diam saja melihat semua ini, sampai kapan diam saja dan Mama sampai kapan terus diam dengan semua ini. Aku benar-benar sangat muak berada di dalam keluarga ini!" umpat Raymond.
"Kau!" Anthony kembali ingin memberi pelajaran kepada Raymond dan tetap Lastri menahannya, karena membela putranya yang membuat Anthony menggeser tubuh Lastri yang akhirnya terjatuh.
"Mah!" Alana barulah dengan cepat berdiri yang membantu Lastri.
"Sudah hentikan semua ini!" bentak Bagaskara dengan suara menggelegar.
"Aku tidak ingin ada keributan di sini!" tegas Bagaskara dengan penuh penekanan yang langsung berlalu.
"Kakek hanya mengatakan seperti itu saja tanpa mengambil tindakan!" langkah Bagaskara terhenti.
"Apa Kakek tidak punya inisiatif untuk mengambil tindakan?" tanya Raymond.
Ternyata tidak ada respon dari Bagaskara yang malah melanjutkan langkahnya.
"Urusan kita berdua belum selesai!" tegas Anthony dengan menunjuk-nunjuk Raymond.
Raymond mengepal tangannya yang tampak kekesalan yang tidak bisa meluapkan kemarahannya kepada pria yang telah berkhianat kepada ibunya itu. Raymond melihat ibunya yang dibantu oleh Alana. Raymond tidak mengatakan apa-apa dan langsung pergi.
"Mama tidak apa-apa?" tanya Alana.
"Saya tidak apa-apa," jawab Lastri dengan tersenyum.
"Alhamdulillah jika tidak apa-apa," ucap Alana
"Kamu lupakan apa yang terjadi hari ini, apa yang kamu dengar tidak perlu kamu cari tahu kesimpulannya!" tegas Lastri yang lagi-lagi memberikan peringatan kepada Alana.
"Kamu mengerti?" tanya Lastri memastikan.
"Baiklah!" jawab Alana yang memang tidak mungkin protes.
****
Alana yang berada di kamar yang sedang tertidur dengan selimut yang menuntup tubuhnya dan lampu kamar yang biasa cukup gelap dan hanya lampu tidur yang hidup. Alana sendirian di dalam kamar itu yang memang seperti biasa dia hanya sendirian menguasai tempat tidur tersebut yang mana Raymond pasti memilih beristirahat di tempat kerjanya.
Tetapi pada kenyataannya sejak tadi yang ternyata Raymond belum kembali setelah bertengkar dengan Anthony.
Alana tiba-tiba mengerutkan dahinya saat mendengar suara berteriak dengan kencang. Alana langsung bangun dari tidurnya. Wanita cantik itu tidur tetap saja menggunakan hijabnya.
"Ada apa lagi itu?" tanyanya penasaran. Alana menghela nafas dan langsung turun dari ranjang.
Alana yang berada di ujung anak tangga melihat ke bawah yang ternyata suaminya membuat onar dengan Lastri yang berusaha mengendalikan Raymond.
"Kenapa Mama tidak berpisah saja dari laki-laki itu hah! Mama takut miskin?" tanya Raymond yang berbicara sembari tersenyum dengan tubuhnya yang sempoyongan.
Raymond terlihat seperti orang mabuk dan memang sedang mabuk yang sejak tadi berusaha untuk dikendalikan Lastri.
"Kamu kecilkan suara kamu dan bagaimana jika Kakek turun melihat kamu seperti ini? Kamu jangan mencari masalah!" tegas Lastri.
"Apa! aku yang mencari masalah. Aku tidak pernah sama sekali mencari masalah. Biarkan saja situa bangka itu keluar dan mendengarkan membicarakan putranya!" ucap Raymond.
"Raymond cukup!" Lastri benar-benar panik dengan perkataan Raymond sampai menutup mulut Raymond.
"Mama jangan terus membela mereka!" Raymond melepaskan tangan Lastri dari mulutnya.
"Aku bener-bener capek dengan semua ini! kenapa Mama harus mengorbankanku untuk nama baik keluarga ini hah! jika Mama ingin menderita sendiri maka menderita saja!"
"Aku cukup mengalah bertahun-tahun dan menuruti perintah Mama itu karena aku kasihan pada Mama," tegas Raymond menunjuk dirinya sendiri yang tanpa kesedihan dari matanya.
"Mama dan semua keluarga ini tidak ada yang peduli dengan perasaanku. Mama menutup mata akan kehancuran hubunganku dengan Naomi. Mama hanya diam saja dah tanpa bertindak apapun ketika laki-laki bajingan itu mengambilnya dariku!" teriak Raymond.
"Kamu jangan hanya menyalahkan papa kamu saja tentang wanita itu. Tapi sesungguhnya wanita itu yang bersalah yang sudah menggoda Papa kamu!" tegas Lastri.
"Lihatlah! Mama masih saja membela laki-laki itu," sahut Raymond.
"Mama tidak membela siapapun. Kamu harus tahu yang mau mempertahankan untuk semua ini. Jika Papa kamu menjalin hubungan dengan mantan kekasih kamu, itu sepenuhnya juga kesalahan wanita itu yang tidak pernah bersyukur. Jadi kamu jangan lagi menyebut namanya di depan Mama dan mencampuri urusan Papa kamu!" tegas Lastri dengan suara yang pelan yang berusaha membuat putranya mengerti.
"Mama benar-benar sangat lucu!"
"Ha-ha-ha-ha-ha-ha!" Raymond tertawa terbahak-bahak yang mungkin sudah tidak bisa mengerti dengan jalan pikiran ibunya.
"Kehidupan ini benar-benar sangat gila!" ucapnya dengan mengangkat kedua tangannya yang sudah tidak mampu berkata-kata lagi.
Lastri hanya diam saja yang juga tidak tahu harus berkomentar apa kepada putranya itu.
Raymond meninggalkan Lastri yang terlihat sempoyongan menaiki anak tangga dan Lastri melihat ke arah Alana yang sejak tadi sudah dapat dipastikan mendengar semua pembicaraan itu.
Lagi-lagi Alana mendapatkan banyak sekali fakta yang terjadi pada keluarga itu.
Raymond hampir saja tersungkur yang membuat Alana buru-buru menahan tubuh suaminya itu. Alana mengurutkan dahinya saat mencium aroma alkohol yang begitu sangat menyengat. Bagaimana tidak Raymond yang sudah dapat dipastikan mabuk.
"Kamu bawa dia ke kamar dan tenangkan!" titah Lastri dengan suara berat yang membuat Alana menganggukkan kepala.
"Semua orang benar-benar aneh!" Raymond terus saja bergerutu dengan geleng-geleng kepala.
Alana kesulitan membawa suaminya itu yang memapahnya membawa masuk ke dalam kamar.
Sampai akhirnya mereka berdua memasuki kamar dan Alana tidak tahan dengan beratnya tubuh Raymond yang membuat keduanya jatuh ke lantai dengan Alana yang jatuh pada dada bidang Raymond.
"Astagfirullah!" ucap Alana yang langsung duduk dan mengecek kepala Raymond.
"Bagaimana jika dia sampai geger otak," ucap Alana seketika menjadi panik karena mendengar suara benturan yang cukup keras.
"Aku rasa tidak," ucap Alana yang berusaha berpikir positif.
"Semua orang di dunia ini benar-benar aneh. Aku sangat membenci dunia ini. Akhhh sial semuanya!" umpat Raymond yang kembali bergerutu.
Alana berusaha untuk membantu suaminya kembali berdiri.
"Kau mau apa?" tanya Raymond menatap mata istrinya itu dengan mata yang memerah.
"Ayo berdirilah! Kamu setengah sadar," ucap Alana yang tampak kesulitan bahkan sudah ngos-ngosan mengangkat tubuh besar itu.
"Apa kau pikir aku mabuk?" tanya Raymond.
"Orang mabuk tidak akan memikirkan bahwa dirinya mabuk," jawab Alana.
"Tapi aku tidak mabuk Alana. Aku baik-baik saja. Kamu saja yang berpikiran terlalu aneh," ucap Raymond dengan tersenyum miring.
"Kalau memang kamu tidak mabuk, maka berdirilah!" ucap Alana.
Raymond yang tidak peduli dan bahkan memejamkan matanya yang membuat Alana terus menunggu suaminya itu agar bergerak.
Alana tidak mungkin membiarkan Raymond tidur di lantai yang membuatnya semakin berusaha untuk membuat Raymond kembali berdiri.
Usaha Alana yang ternyata tidak sia-sia yang mampu membawa Raymond dan akhirnya membaringkan di atas tempat tidur walau secara kasar jatuhkan suaminya itu yang penting sudah aman saja.
Bersambung.
Harusnya kamu bersyukur punya putra Raymond dan bertemu dr Furman laki2 yg tulus mencintaimu?
Berceraioah dg Anthony dan menikah dg Firman, supaya kamu punya harga diri dan demi kebaikan mental putra Raymond??
jangan sampai dia mengetahui perselingkuhan mu juga?? 🤔😇😇
dan jika suatu hari nanti Raymond mengetahui perselingkuhan ortunya , dia bisa meninggalkan keluarganya dan tinggal bersama Alana 🤔🤔🤔
biar dia mentalnya gak down saat nanti dia harus mengetahui kenyataan pahit tentang kebejatan tingkah laku mereka??🤔😇😇