Pergolakan bathin , antara dendam dan kebenaran seorang anak manusia di masa itu.
Dengan segala kelemahan nya yg membuat diri nya terasa begitu di rendahkan oleh orang sekelilingnya.
Bahkan tanpa kemampuan apa pun , ia amat begitu menderita.
Hingga pada waktu nya , diri nya menemukan keberuntungan yg tidak terhingga,.
Apa yg selanjut nya terjadi ,,..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakaria Faizz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#4 Sebuah rahasia.
Begitu Parta melihat Danurwedha berada di halaman rumah nya, putra Ki Jagabaya itu pun langsung berteriak,
" Bapak ! , ini orang nya yg bapak cari itu " seru nya dengan agak cukup keras.
Ki Jagabaya pun langsung menoleh dan melihat ke arah Danurwedha yg masih diam terpaku pada tempat nya.
" Silahkan naik nak Danur !" ujar Ki Jagabaya kepada anak Nyi Sumi ini.
" Marilah, sedari tadi kami telah membicarakan dan mencari mu Dan, kemana saja kau seharian ini ?" tanya Parta yg turun dari pendopo rumah nya menghampiri Danurwedha.
Ia turut mengajak bocah itu untuk naik.
Danurwedha pun ikut melangkah naik ke atas pendopo rumah Ki Jagabaya itu.
Di atas pendopo rumah tersebut terdapat Ki Demang dan beberapa orang sesepuh kademangan juga beberapa pengawal.
Ki Jagabaya pun mendekati Danurwedha yg masih tampak diam saja.
" Terima kasih atas pertolongan mu itu nak Danur " ucap Ki Jagabaya sambil mengulurkan tangan nya.
Langsung di sambut pula oleh Danurwedha, tanpa mengeluarkan sepatah kata, kelihatan nya ia masih kikuk dan merasa risih bila harus berhadapan banyak orang, terlebih kali ini ada Ki Demang pula.
Ki Jagabaya pun melanjutkan perkataan nya dengan menyebutkan bahwa satu pekan ke depan akan ada pendadaran yg akan di lakukan oleh Pajang guna merekrut para pemuda yg akan berminat untuk menjadi seorang prajurit.
Sehingga ia meminta kepada para pengawal kademangan juga para sesepuh guna menyampaikan pesan tersebut kepada seluruh warga kademangan , agar dapat mentaati nya dan bila ada yg berminat dapat langsung menuju kotaraja agar di daftarkan sebagai calon prajurit.
" Mengingat keadaan kita akhir-akhir ini kurang begitu baik, kami atas nama kademangan meminta kepada siapa saja yg berminat untuk menjadi seorang prajurit agar segera mendaftarkan diri, bukan begitu Ki Demang ?" ucap Ki Jagabaya sambil melihat ke arah Ki Demang.
" Benar sekali , memang kami , terutama diri ku berharap sekali agar ada salah seorang warga kita yg kelak bisa menjadi seorang prajurit di Pajang , agar kademangan yg kita cintai ini bisa tetap dalam keadaan aman dari gerombolan yg ingin merongrong kewibawaan dari Pajang itu, bila kita memiliki utusan yg menjadi prajurit di Pajang tentu akan lebih mudah lagi berhubungan dengan kotaraja , jadi aku sangat berharap agar ada pemuda kademangan ini yg menjadi seorang prajurit Pajang nanti nya ''sambut Ki Demang dengan nada penuh wibawa.
Ia memang sangat berharap sekali agar ada warga nya yg bisa menjadi prajurit di kotaraja Pajang.
Danurwedha yg mendengar nya jadi sangat ingin sekali mendaftarkan diri agar bisa di terima untuk menjadi seorang prajurit.
Cita-cita bocah yg beranjak remaja ini adalah agar ia dapat membantu para warga dari para perampok yg acapkali menyatroni desa nya ini.
Ah!, itu tidak mungkin, pasti diri ku akan di tertawakan bila mengajukan diri sebagai calon prajurit, bukan kah diri ku ini masih seorang anak kecil di mata mereka , begitu lah hati bocah itu berkata-kata.
Padahal sebenar nya keinginan nya sangat kuat untuk bisa menjadi seorang prajurit , ia merasa sangat bangga bila bisa menjadi seorang prajurit.
Pembicaraan di pendopo rumah Ki Jagabaya ini terus berlanjut.
Mereka membicarakan banyak hal , utama nya mengenai keamanan kademangan ini yg belum bisa di katakan atau jauh dari nama nya aman.
" Selain itu pula, kita tetap memperkuat penjagaan di setiap sudut kademangan ini, karena gerombolan rampok masih saja terus datang mengganggu, aku berharap kita semua nya bisa lebih waspada akan ancaman itu " ungkap Ki Jagabaya.
Para sesepuh juga pengawal kademangan pun mengangguk-anggukan kepala nya tanda setuju aras apa yg di ucapkan oleh Ki Jagabaya ini.
Tidak ketinggalan pula ia memberikan penghargaan setinggi-tinggi nya terhadap Danurwedha yg di katakan nya sebagai seorang anak yg pemberani.
" Kita memang harus banyak belajar atas apa yg telah di perbuat oleh nak Danur ini, kita harus lebih berani lagi agar tidak mudah di kuasai oleh para perampok itu " kata nya mengakhiri pembicaraan.
Baru kemudian di sambung oleh Ki Demang, yg akan mengatakan bahwa ia akan memberikan hadiah kepada bocah itu atas keberanian nya yg sangat luar biasa tersebut.
Seorang diri ia mampu membuat orang sekelas Alap-alap Hitam harus lari tunggang langgang ketakutan.
Penghargaan yg di berikan oleh Ki Demang adalah bahwa Danurwedha di terima sebagai salah seorang pengawal kademangan meskipun umur bocah itu masih sangat muda sekali.
" Mulai malam ini jadi lah pengawal kademangan ini dengan tugas untuk mengamankan wilayah kademangan Prambanan ini " kata Ki Demang kepada Danurwedha.
" Mudah-mudahan nak Danur mau menerima nya " sebut Ki Jagabaya .
Yg menjadi kebingungan adalah Danurwedha sendiri , sebab ia merasa masih belum bisa menerima tanggung jawab sebesar itu walaupun diri nya memang telah memiliki keinginan yg besar agar bisa di terima sebagai seorang prajurit atau paling tidak menjadi pengawal kademangan pun jadi.
Danurwedha menunduk kan kepala nya, ia menganggukan kepala nya ketika berulang kali di tanyakan oleh Ki Demang mengenai keputusan nya.
" Baik lah Ki Demang dan Ki Jagabaya , Aku akan ikut dalam penjagaan kademangan ini, akan tetapi diri ku hanya akan turut berjaga pada malam hari saja, sebab pada siang hari aku harus tetap membantu ibu di sawah dan juga mencari ikan di kali " terang Danurwedha.
Penjelasan dari bocah remaja ini dapat di maklumi baik oleh Ki Demang maupun oleh Ki Jagabaya.
Mereka berdua seperti nya memang sudah bersepakat untuk mengangkat bocah ini menjadi pengawal kademangan meskipun ia masih berusia sangat muda.
Tetapi keberanian nya itu lah yg menjadi acuan kedua nya tentang keputusan mereka itu.
Hati Danurwedha menjadi sangat senang sekali setelah di terima oleh warga kademangan termasuk di dalam nya adalah Ki Demang sendiri.
Di lain tempat, pada malam itu terlihat seorang yg berpakaian serba hitam yg duduk menyendiri diantara banyak nya orang yg ada di tempat itu.
Ia seperti nya sedang memikirkan sesuatu.
Ah, siapakah sebenarnya orang itu , mengapa ia bisa mengetahui kelemahanku, apakah ia memang orang Jipang yg ada di Prambanan ini, bila memang demikian , sebaik nya aku harus menyelidiki nya , agar kelak tidak bersinggungan dengan orang-orang Jipang, atau ini memang hanya kebetulan saja, berkata orang itu di dalam hati nya.
Ia adalah Ki Surojiwo yg bergelar Si alap-alap hitam.
Di dalam sarang nya yg ada di tengah alas mentaok , sang pemimpin gerombolan alap-alap hitam ini masih merasa gundah gulana karena yg terjadi di Kademangan Prambanan itu.
Bahkan sampai kini ia merasa tubuh nya pun masih sangat lemah tanpa tenaga.
Bahkan tatkala Ragil dan Tobar menanyakan hal itu kepada Ki Surojiwo, hanya di jawab dengan tatapan yg sulit untuk di artikan.
Sebab tidak mungkin ia menjelaskan mengenai rahasia kelemahan ilmu nya itu kepada anak buah nya itu, yg akan terjadi tentu ia akan menjadi bulan-bulanan mereka nanti nya.
Sehingga Ki Surojiwo pun pergi menyendiri guna menghilangkan rasa pepat di hati nya.
Sedangkan di istana Pajang sendiri , pada saat yg bersamaan pada pagi itu nampak lah Ki gede Pemanahan tengah menghadap Kanjeng Sultan Hadiwijaya.
Salah seorang panglima mandala yg di miliki oleh kesultanan Pajang ini kembali menagih janji sang sultan tentang dua tempat yg akan di berikan kepada mereka bila berhasil mengalahkan Pangeran Haryo Penansang saat pecah perang antara Pajang dan Jipang.
" Mohon ampun Kanjeng Sultan, sebenar nya lah , hamba dan kakang Penjawi merasa sudah cukup lama mengenai apa yg telah di janjikan itu, kami berdua sangat berharap sekali akan hal tersebut "
Ki Gede Pemanahan pun mengungkapkan uneg-uneg nya di dalam hati nya , sebab ia melihat bahwa ada kecendrungan bahwa Sang Sultan hanya mengulur-ulur waktu nya guna menyerahkan tanah Mentaok dan juga Pati itu.
Sementara itu, Kanjeng Sultan sendiri pun masih terdiam.
Terlihat ada beban di dalam benak nya, bukan nya ia ingin ingkar janji, tetapi ada sesuatu yg lain.
Mengapa mimpi itu terus saja menganggu ku, bahwa dari alas Mentaok lah kelak yg akan mengalahkan ku dan juga akan menggulingkan tahta ku ini, berkata dalam hati sang Sultan.
Memang ia telah mengadakan sayembara , bagi siapa saja yg berhasil mengalahkan Pangeran Haryo Penansang , kelak akan di berikan tanah Pelunguhan di Alas Mentaok dan juga Pati.
Dan terbukti benar bahwa , Ki Gede Pemanahan dan juga Ki Penjawi dan dengan di bantu oleh Ki Juri Mertani lah yg telah berhasil mengalahkan Pengeran Haryo Penansang itu hingga menduduk kan nya di puncak kejayaan atas kerajaan Demak yg sempat tercerai berai itu.
Dan karena janji nya itu adalah sabda pandita ratu yg tidak mungkin untuk di cabut lagi , tetapi di saat yg sama pula , ia merasa bahwa kelak dari alas mentaok lah yg akan mengalahkan nya.
Sehingga ia urung memberikan nya kepada Ki Gede Pemanahan dan juga putra nya Raden Loring Pasar atau raden Sutawijaya.
Ia kerap kali menunda-nunda nya, sedangkan bagi Ki Penjawi, tanah Pati telah pun di berikan.
" Kakang , bukan nya aku ingin menunda-nunda nya , tetapi apakah memang kalian akan meninggalkan ku seorang diri saja di Pajang ini setelah kakang Penjawi pergi ke Pati" ucap Sang Sultan.
" Mohon ampun Kanjeng Sultan, tetapi janji adalah janji, bahwa memang alas mentaok itu akan di serahkan kepada kami, maka sebaik nya lah hak itu di berikan kepada kami , sekali mohon ampun kanjeng Sultan " sebut Ki Gede Pemanahan sekali lagi.
Ia memang sudah merasa tidak cocok lagi tinggal di istana Pajang ini setelah keberhasilan dari Adipati Hadiwijaya menjadi sultan.
Banyak sekali penjilat , yg setiap saat akan mencoba memisahkan diri nya dengan saudara seperguruan nya ini.
Sehingga tujuan nya kali ini bukan hanya saja meminta hak nya tetapi guna menjaga hubungan nya dengan sang Sultan yg merupakan saudara seperguruan nya sendiri.
dan pada akhirnya jadi prajurit mataram
nggak sabar juga nunggu kedatangan si alap alap hitam dan ingin tahu bagaimana aksinya